SEMARANGAN
Tilik Kepedulian Masyarakat, Akankah Tahun 2021 Semarang Bebas Virus? Oleh: Ayu Anggraeni | Ilustrator: Riris Metta | Desainer: Zakiyah
B
icara mengenai pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) pasti sudah tak asing lagi. Virus yang berasal dari Negeri Tirai Bambu ini, membuat hampir satu tahun masyarakat di dunia terkena dampaknya. Di Indonesia sendiri, dimulai dari satu kasus merambah menjadi ratusan ribu kasus pasien Covid-19. Setelah tiga bulan sejak awal tahun 2020, barulah dinyatakan bahwa transmisi yang ada di Indonesia sudah menjadi transmisi lokal yang berarti paparan virus dari suatu lingkungan masyarakat itu sendiri. Ari Udijono, dosen Epidermiologi Universitas Diponegoro (Undip), mengungkapkan jika transmisi lokal bisa terjadi kepada orang-orang yang tidak bepergian. Melalui droplets dan tetesan cairan yang berasal
36
MAJALAH DIMENSI 64
dari batuk dan bersin, virus dapat dengan mudah berpindah. Setelah tujuh hari ter pa par, tubuh akan menunjukkan gejala Covid-19 meli puti demam, sesak napas, batuk kering, diare, sampai kehilang an indra penciuman. Namun, tak sedikit pasien Covid-19 yang tidak menunjukkan gejala sama sekali atau sering disebut de ngan Orang Tanpa Gejala (OTG). Seberapa aware masyarakat Semarang terhadap Covid-19?
Kota
Kota Semarang sempat dikabarkan seba gai daerah yang cukup banyak kasus positif Covid-19 (red: Agustus 2020). Mengetahui hal ini, Slamet Rahayu salah satu warga Kota Semarang mengungkap kan ke khawatirannya jika Semarang akan