NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
RIMBA KHUSUS
Perhutani Raih BUMN
Marketeers Award 2021
M A JA L A H
P E R H U TA N I
WISATA RIMBA:
Konsep Wisata Alam di Buper Pleseran
Tawangmangu
BENAH DIRI
Kembali dan
Menang
WARISAN RIMBA
Menjaga Situs
Mbah Gandrung Wicaksono Tetap Lestari ENSIKLO RIMBA:
Sawo Duren
si Apotik Hidup
BERBAGI BAHAGIA
MENJALIN SILATURAHMI
SALAMREDAKSI
ISSN: 2337-6791 PENGARAH Wahyu Kuncoro Direktur Utama Perum Perhutani PENANGGUNG JAWAB Asep Dedi Mulyadi Sekretaris Perusahaan PEMIMPIN REDAKSI Yuswan Hendrawan Kepala Departemen Komunikasi Perusahaan REDAKTUR PELAKSANA Rizka Amalia SEKRETARIS REDAKSI Hendra Jaya Dwi Saputra REDAKTUR Adehika Intan, Ardya Setya Nurvrandita, Nanjar Munandar, Aga Prasetya SCRIPT EDITING AND LAYOUT Duta Rimba Art Work PERWAKILAN - Expert Komunikasi Perusahaan Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah - Expert Komunikasi Perusahaan Perhutani Divisi Regional Jawa Timur - Expert Komunikasi Perusahaan Perhutani Divisi Regional Jawa Barat & Banten ALAMAT REDAKSI
Departemen Komunikasi Perusahaan Perhutani Graha Perhutani, Lantai 11 Jl. TB Simatupang No.22, RT 01/RW 08, Jati Padang, Ps. Minggu, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12540 Telp: 021 - 7805730, Fax: 021 - 7805731 E-mail : humas@perhutani.co.id www.perhutani.co.id
Naskah & Advertensi DUTA RIMBA adalah majalah dua bulanan yang diterbitkan Perum Perhutani untuk berbagi informasi korporasi kepada internal dan para pihak. Redaksi menerima tulisan, artikel, naskah, dan fotofoto menarik yang sesuai dengan visi dan misi tema penerbitan DUTA RIMBA edisi berikutnya. Artikel ditulis dengan spasi ganda, maksimal lima halaman dan dikirim melalui e-mail (softcopy). Redaksi berhak melakukan editing sesuai dengan kebutuhan penerbitan. Majalah Duta Rimba dapat diakses di www.perhutani.co.id
Perum Perhutani
@PerumPerhutani
Perum Perhutani
PerumPerhutani
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
K
Pembaca yang budiman. ami berbahagia sekali dapat kembali menyapa Anda semua. Semoga Anda selalu sehat wal’afiat dan senantiasa sukses dalam menjalankan seluruh aktivitas. Edisi 90 Duta Rimba ini hadir dalam momentum Hari Raya Idul Fitri. Salah satu hari besar agama Islam. Di hari Idul Fitri, umat Islam merayakan kemenangan setelah puasa Ramadhan selama satu bulan. Idul Fitri berasal dari dua kata. Id yang berakar pada kata aada-yauudu yang artinya kembali. Dan fitri yang diambil dari kata fathoro-yafthiru dan diartikan sebagai suci dan bersih dari segala dosa atau kesalahan serta keburukan. Jadi, Idul Fitri berarti kembali kepada asal kejadian manusia yang suci. Umat Islam yang telah lulus melaksanakan ibadah puasa di Bulan Ramadhan akan diampuni dosanya, sehingga menjadi suci kembali seperti bayi yang baru dilahirkan dari kandungan Ibunya. Hakikat Idul Fitri itu dikemukakan oleh Direktur Utama Perum Perhutani di rubrik Benah Diri. Idul Fitri juga menjadi momen yang tepat untuk saling berbagi. Hal itu juga mengemuka di antara insan-insan Perhutani. Info tentang aktivitas di seputar hari Fitri dapat Anda simak di rubrik Prima Rimba dan Rimba Utama. Serta di rubrik Socio Rimba yang mengangkat aksi sosial Perhutani membagikan 600 paket bingkisan Idul Fitri untuk Ponpes, Ormas, dan Masyarakat Umum, lewat Program Sembako Idul Fitri 1442 H. Di rubrik Rimba Khusus, Anda dapat menyimak informasi tentang prestasi dan penghargaan yang diraih insan-insan Perhutani. Misalnya, Perum Perhutani dinyatakan sebagai Bronze Winner kategori BUMN di ajang BUMN Marketeers Awards 2021 yang diberi nama BUMN Marketing Day 2021, Perhutani KPH Saradan dan KPH Madiun yang mendapat Zero Accident Award 2021 dari Gubernur Jawa Timur, serta seorang Milenial Perhutani menjadi pemenang kedua Presenter Award dalam ISATROP 2021. Jangan juga lewatkan info-info lain di rubrik-rubrik Duta Rimba edisi ini. Misalnya, di rubrik Pojok KPH ada Perhutani KPH Lawu Ds yang mendukung masyarakat desa hutan mengembangkan Hijauan Makanan Ternak. Atau info tentang Wana Wisata Pleseran di wilayah kerja Perhutani KPH Surakarta di rubrik Wisata Rimba. Juga info tentang upaya pelestarian Situs Mbah Gandrung Wicaksono oleh Perhutani KPH Kedu Selatan di rubrik Warisan Rimba. Serta di rubrik Enviro Rimba ada info tentang Perhutani KPH Kebonharjo bersama stakeholders menggelar penanaman pohon di Bukit Dewi Rengganis. Dan info tentang sawo duren di rubrik Ensiklo Rimba. Bukan hanya itu. Masih banyak lagi info-info lain di rubrik-rubrik Duta Rimba edisi kali ini. Tentu saja semua itu kami hadirkan untuk memenuhi dahaga keingintahuan Anda, pembaca yang budiman. Jadi, jangan buang waktu lagi. Segera saja simak halaman demi halaman Duta Rimba edisi ini. Salam! • DR
Dok. Kom PHT®2020
Kembali Fitri
DUTA Rimba 1
SEMAIRIMBA
SALAM REDAKSI 1 BENAH DIRI • Kembali dan Menang 4 PRIMA RIMBA • Bingkisan Lebaran Untuk Puluhan Ribu Mitra Kerja Perhutani
6
RIMBA UTAMA
• • •
Berbagi Bahagia Menjalin Silaturahmi Dari Lapangan Kunjungan Kerja Direktur Utama Wana Wisata di Tengah Wabah Pandemi Covid-19 • Perhutani Terus Bangun Sinergi dengan LMDH • Perhutani Peringati Hari Lingkungan Hidup
RIMBA KHUSUS
12
12
18 24 28 32
Nihil Kecelakaan Kerja di Perhutani 36 Perhutani Raih Penghargaan BUMN Marketeers Award 2021 40 Di Ajang ISATROP 2021, Milenial Perhutani Raih Presenter Award 44 LENSA • Kinerja, Berbagi, Peduli Sosial 48 Dan Lingkungan 54 SOBAT RIMBA 58 LINTAS RIMBA • • •
36
WARISAN RIMBA
• Menjaga Situs Mbah Gandrung Wicaksono Tetap Lestari
70
• Sawo Duren Si Apotik Hidup
74
ENSIKLO RIMBA RIMBA DAYA
• Pemberdayaan Warga Binaan di Tuban Lewat 78 Produksi Minyak Kayu Putih
BISNIS RIMBA
• Wisata Bukit Kayoe Putih Di Mojokerto Dikelola Lebih Profesional
82
• Bingkisan Idul Fitri dari Perhutani untuk Ponpes
86
• Membina Generasi Penerus Cinta Hutan di TK Tunas Rimba
88
• Bersama Stakeholder, Perhutani Gelar Penanaman di Bukit Dewi Rengganis
90
• Konsep Wisata Alam di Buper Pleseran, Tawangmangu
92
SOCIO RIMBA OPINI RIMBA
ENVIRO RIMBA
WISATA RIMBA
INOVASI
70 92
• Di Cikole, Perhutani Hadirkan Wisata Kuliner 96 Inovatif Bernuansa Hutan
POJOK KPH
• Di Ponorogo dan Magetan, Ketersediaan Pakan Ternak Terjaga 2 DUTA Rimba
100 NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
SOBATRIMBA
Lebih Mudah! Ajukan permohonan informasi publikmu melalui formulir online
Layanan Informasi Publik Perum Perhutani
www.perhutani.co.id
Cepat, Tepat, Murah, Sederhana
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
DUTA Rimba 3
BENAHDIRI
Kembali Menang
S
etelah berpuasa satu bulan lamanya di Bulan Suci Ramadhan, umat Islam merayakan Hari Raya Idul Fitri. Sebelum merayakan Idul Fitri, umat Islam terlebih dahulu menunaikan zakat fitrah. Semua itu merupakan salah satu perintah agama. Selanjutnya, umat Islam pun merayakan Idul Fitri sebagai hari kemenangan. Menang dari pertarungan mengendalikan hawa nafsu. Dan setelah menang dari upaya mengendalikan hawa nafsu selama satu bulan penuh, pada hakikatnya umat Islam akan kembali ke fitrah. Kembali suci dan bersih. Itulah makna Hari Raya Idul Fitri yang di tahun 2021 kita rayakan di bulan Mei. Insan-insan Perhutani yang saya cintai. Di Indonesia, kita mengenal Hari Raya Idul Fitri juga dengan sebutan Lebaran. Nama “Lebaran” itu berasal dari bahasa Jawa. Kata dasarnya adalah “lebar” yang artinya tuntas atau selesai. Jadi, maksudnya di hari “Lebaran” itu kita telah menuntaskan ibadah
4 DUTA Rimba
puasa Ramadhan dan di hari “Lebaran” itu kita merayakan kemenangan kita karena telah menuntaskan perjuangan melawan hawa nafsu selama puasa. Di bahasa Sunda, sebagian masyarakat menyebut hari itu “Boboran” atau “Boboran Shiyam” (Shiyam artinya adalah puasa). Maknanya sama, yaitu “tuntas sudah puasa”. Dan inilah hari kemenangan. Ada satu hal yang perlu diperhatikan. Bangsa Indonesia tidak hanya memaknai Idul Fitri atau Lebaran sebagai hari raya atau hari kemenangan saja. Tetapi umat Islam Indonesia juga memaknainya sebagai bentuk penguatan silaturrahim di antara keluarga, tetangga, dan masyarakat. Hal itu diwujudkan dengan saling memaafkan dari lubuk hati yang paling dalam. Tradisi maaf-memaafkan ini tidak lepas dari makna Idul Fitri itu sendiri. Kelapangan dada untuk meminta maaf dan memberi maaf untuk kemudian memulai hidup dari kebersihan hati dan jiwa. Tradisi saling berkunjung
Dok. Kom PHT®2020
dan
Wahyu Kuncoro Direktur Utama Perum Perhutani
dan bersilaturrahim ini tidak terdapat pada umat Islam di negara lain. Di negara lain, setelah menunaikan ibadah shalat Idul Fitri, mereka langsung beranjak ke rumah masing-masing dan hanya merayakannya dengan keluarga. Berbeda dengan di Indonesia yang masyarakatnya mampu menciptakan harmonisasi kehidupan untuk memaknai Idul Fitri sebagai hari kemenangan dan kembali suci bersama masyarakat banyak. Alasan kuatnya menyambung silaturrahim di momen Idul Fitri turut menciptakan tradisi mudik atau pulang kampung menjelang lebaran tiba. Berkumpul bersama keluarga, saudara, dan handai taulan di kampung kelahiran. Bahkan yang belum sempat pulang kampung menjelang lebaran karena tidak mendapatkan tiket mudik maupun masih harus bertugas di kota, mereka melakukannya pasca lebaran. Suasana seperti itu tahun ini dan tahun lalu sedikit berbeda. Masyarakat tidak mudik dan berkumpul bersama keluarga di kampung halaman karena kondisi
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
kita masih di tengah berjangkitnya pandemi Covid-19. Tetapi, silaturrahim tetap dijalin lewat telepon atau video call. Insan-insan Perhutani yang saya banggakan. Idul Fitri sebagai salah satu hari besar agama Islam ini menyatukan berbagai unsur, yaitu nilai-nilai agama, penguatan identitas bangsa, serta penumbuhan tradisi dan budaya positif melalui silaturrahim. Muara dari hari kemenangan selain meningkatkan kesalehan transedental, juga menguatkan kesalehan sosial sebagai tujuan utama manusia dalam beragama. Kesalehan sosial ini akan membentuk keterbukaan pola pikir,
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
keluasan pandangan, tenggang rasa, dan toleransi terhadap seluruh umat manusia, apapun suku, etnis, budaya, ras, dan agamanya. Hal itu juga terlihat dari penganan khas Hari Raya Lebaran. Misalnya ketupat yang dalam bahasa Jawa disebut kupat. Secara filosofis, kupat merupakan kepanjangan dari “ngaku lepat” yang berarti “mengakui kesalahan”. Mengakui segenap kekhilafan, dosa, dan kesalahan, merupakan hakikat dari makna “kembali kepada kesucian” sesuai esensi Idul Fitri. Sebab itu, meminta maaf dan memberi maaf harus menjadi kesadaran bersama untuk memaknai hakikat Idul Fitri dalam
arti yang sebenar-benarnya. Insan-insan Perhutani yang saya cintai dan banggakan. Berpijak dari makna Idul Fitri itu, perkenankan saya untuk mengucapkan “Selamat Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriyah. Mohon Maaf Lahir dan Batin.” Semoga kita semua dapat memahami makna hari kemenangan. Sekaligus kian mengerti hakikat kemanusiaan kita. Semoga ibadah puasa Ramadhan juga dapat lebih memanusiakan kita semua. Hakikat kemenangan itulah yang perlu kita tanamkan di dalam diri kita semua. Maka, kita telah kembali dan menang. • DR
DUTA Rimba 5
Foto : Nanjar Munandar/Kompersh Kanpus
PRIMARIMBA
6 DUTA Rimba
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
Bingkisan Lebaran Untuk Puluhan Ribu Mitra Kerja Perhutani
Idul Fitri adalah momen kemenangan. Bagi umat Islam, hari raya Idul Fitri menjadi saat meraih kemenangan setelah sebulan penuh berjuang mengalahkan hawa nafsu dengan menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Idul Fitri juga merupakan momen yang tepat untuk berbagi kepada sesama. Agar semua orang dapat merasakan suka cita menyambut hari raya. Dan Perhutani pun berbagi di momen menjelang Idul Fitri. Bingkisan Lebaran dibagikan kepada pekerja non-karyawan di seluruh wilayah kerja Perhutani. Inilah tanda jalinan tali kasih Perhutani kepada seluruh mitra kerja.
S
ecara simbolis, Direktur Utama Perum Perhutani, Wahyu Kuncoro, memberikan langsung bingkisan tersebut kepada penerimanya. Acara itu berlangsung pada Kamis, 29 April 2021, di Kantor Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Sukabumi. Selanjutnya, seluruh pekerja nonkaryawan di seluruh wilayah kerja Perum Perhutani juga mendapatkan bingkisan lebaran itu. Hadir di dalam kegiatan tersebut, Direktur Utama Perum Perhutani, Wahyu Kuncoro; Sekretaris Perusahaan Perum Perhutani, Asep Dedi Mulyadi; Kepala Divisi Regional Jawa Barat dan Banten, Amas Wijaya; Administratur Perhutani KPH Sukabumi, Asep Setiawan, beserta perwakilan jajaran KPH Sukabumi; serta perwakilan para penyadap getah pinus.
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
Para penerima bingkisan lebaran tersebut adalah para mitra kerja Perhutani di seluruh wilayah kerjanya. Mereka adalah mitra pekerja hutan (penyadap getah pinus, kopal, pemetik daun kayu putih, pekerja lak, kru tebangan, kru tempat penimbunan kayu, kru industri), dan guru Taman Kanak-Kanak (TK) Tunas Rimba. Total nilai bingkisan lebaran yang dibagikan di hari itu adalah 5,3 milyar rupiah. Di masing-masing bingkisan lebaran tersebut terdapat 2,5 kg beras, 1 kg gula pasir, dan 1 liter minyak goreng. Pemberian bingkisan lebaran tersebut dilakukan di masing-masing satuan kerja Perhutani se-Pulau Jawa dan Madura. Prosesnya dilakukan melalui sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Saat memberikan bingkisan tersebut secara simbolis, Wahyu Kuncoro menyampaikan, pemberian
bingkisan lebaran tersebut merupakan satu bentuk apresiasi kepada mitra kerja Perhutani. Yaitu masyakarat sekitar hutan, yang telah banyak membantu Perhutani dalam melakukan proses bisnis. Ia berharap, bingkisan lebaran dari Perhutani itu dapat kian mempererat jalinan kerja sama dan kolaborasi dengan mitra kerja. “Semoga bantuan ini dapat meringankan kebutuhan seharisehari di tengah bulan suci Ramadhan yang masih dalam kondisi pandemi Covid-19 ini,” kata Wahyu Kuncoro.
Kolaborasi Harmonis Di dalam kesempatan yang sama, Amas Wijaya mengatakan, penyadap merupakan mitra Perhutani yang sangat berkontribusi terhadap proses bisnis perhutani. Terutama dalam bidang produksi getah pinus. Maka,
DUTA Rimba 7
Foto : Nanjar Munandar/Kompersh Kanpus
PRIMARIMBA
ia berharap kolaborasi yang selama ini sudah terjalin dengan baik dan harmonis di antara penyadap dengan Perhutani dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan. “Semoga kolaborasi kita dapat semakin harmonis,” ujarnya. Sementara itu, salah satu penerima bingkisan lebaran tersebut, Tedi, menyampaikan rasa terima kasih kepada Perhutani atas pemberian bingkisan lebaran tersebut. Tedi yang berasal dari RPH (Resort Pemangkuan Hutan) Ciguha itu menyatakan senang dan bangga menerima bingkisan tersebut. “Terima kasih atas kepedulian Perhutani kepada kami. Bingkisan ini sangat membantu bagi kami. Dan saya merasa senang dan bangga sekali karena yang memberikan bingkisan ini adalah langsung oleh Pak Dirut Perhutani,” katanya. Total jumlah mitra kerja Perhutani yang menerima bingkisan lebaran tersebut adalah 76.505 orang. Mereka tersebar di tiga wilayah Divisi Regional (Divre). Yaitu Divre Jawa Tengah sebanyak 34.398 orang, Divre Jawa Timur sebanyak 32.926 orang, serta Divre Jawa Barat dan Banten sebanyak 9.181 orang.
8 DUTA Rimba
Makna Idul Fitri Di dalam kalender Islam atau Qomariah, ada dua hari raya bagi umat Islam. Yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Di dalam sejarah umat Islam, pada dua hari raya umat Islam itu ada dua peristiwa yang berbeda yang melatarbelakanginya . Idul Fitri berarti hari raya berbuka puasa. Setelah umat Islam menjalani ibadah puasa wajib bagi umat Islam selama satu bulan penuh, setiap hari sejak matahari terbit hingga matahari terbenam. Selain itu, Hari Raya Idul Fitri juga untuk memeringati turunnya Al Quran kepada Nabi Muhammad SAW. Perayaan Idul Fitri akan berlangsung selama dua hingga tiga hari, sejak tanggal 1 Syawal dalam kalender Islam. Pada pagi hari di hari pertama Idul Fitri yang jatuh di tanggal 1 Syawal, umat Islam akan melakukan sholat Ied. Di saat yang bersamaan, umat Islam akan saling mengucapkan selamat Idul Fitri dan saling bermaafan dengan berjabat tangan dan pelukan formal. Tidak berhenti di situ. Di rumahrumah umat Islam juga akan disediakan hidangan-hidangan manis serta hadiah-hadiah yang
kerap diberikan kepada anak-anak dan mereka yang membutuhkan. Di situlah terlihat makna dari saling berbagi. Umat Islam pada hari Idul Fitri akan saling bermaaf-maafan. Tradisi ini akan bervariasi di tiap-tiap negara. Di banyak negara dengan populasi Muslim yang besar, Hari Raya Idul Fitri akan menjadi hari libur nasional. Sekolah-sekolah dan perkantoran akan diliburkan sehingga pada hari raya tersebut, umat Islam dapat berkumpul dengan keluarga mereka, teman-teman, dan para tetangga. Di Amerika Serikat dan Inggris, umat Islam dapat meminta cuti sekolah dan cuti kerja. Sehingga, mereka dapat bepergian atau merayakannya bersama keluarga dan teman. Sementara di negaranegara seperti Mesir dan Pakistan, umat Islam menghiasi rumah mereka dengan lentera, lampu kelap-kelip, atau bunga. Makanan khusus pun akan disajikan. Lalu para teman, tetangga, maupun keluarga besar akan diundang untuk berkumpul bersama. Di Yordania yang mayoritas populasinya adalah muslim, beberapa hari sebelum Hari Raya
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
Makna spiritual yang terdapat di dalam Idul Fitri, selain refleksi dan kegembiraan, juga sebagai waktu untuk amal, yang dikenal sebagai Zakat al-Fitri. Idul Fitri dimaksudkan sebagai waktu suka cita dan penuh berkah bagi seluruh umat muslim, dan waktu untuk membagikan sebagian harta kekayaan seseorang kepada mereka yang tidak mampu dalam bentuk zakat. NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
Al Qur’an, menggambarkan upaya setan untuk menggoda Ibrahim agar tidak menjalankan perintah Allah. Namun, Ibrahim tetap tidak tergerak dan justeru memberi tahu Ismail perihal perintah tersebut dan Ismail pun bersedia dikorbankan. Saat Nabi Ibrahim AS memantapkan hatinya hendak menyembelih putranya demi melaksanakan perintah Allah, di saat itu Allah pun mengutus malaikat untuk segera mengganti Ismail dengan seekor domba jantan. Karena itulah, umat Islam berkurban di Hari Raya Idul Adha sebagai upaya untuk mengenang pengorbanan Nabi Ibrahim yang tunduk terhadap perintah Allah SWT. Idul Fitri dirayakan pada hari pertama bulan ke-10 dalam kalender Islam (Syawal) sedangkan Idul Adha dirayakan pada hari ke 10 di bulan terakhir dalam kalender Islam (Dzulhijjah). Kalender Islam adalah kalender lunar, dan tanggal dihitung berdasarkan fase lunar. Karena
tahun kalender Islam (Hijriyah) lebih pendek dari tahun kalender matahari (Masehi), terdapat perbedaan antara 10 hingga 12 hari. Karena itu, tanggal untuk awal Ramadhan dan Idul Fitri pada kalender Gregorian atau masehi dapat bervariasi dari tahun ke tahun. Idul Fitri menandakan berakhirnya waktu puasa Ramadhan. Makna spiritual yang terdapat di dalam Idul Fitri, selain refleksi dan kegembiraan, juga sebagai waktu untuk amal, yang dikenal sebagai Zakat al-Fitri. Idul Fitri dimaksudkan sebagai waktu suka cita dan penuh berkah bagi seluruh umat muslim, dan waktu untuk membagikan sebagian harta kekayaan seseorang kepada mereka yang tidak mampu dalam bentuk zakat. Di dalam perkembangannya, banyak kalangan yang mampu juga memberikan bingkisan Idul Fitri kepada masyarakat khususnya yang kurang mampu. Isinya bisa berupa sembako atau kue-kue untuk dikonsumsi saat Hari Raya Idul Fitri tiba. • DR/PR/2021-V-12
Foto : Nanjar Munandar/Kompersh Kanpus
Idul Fitri tiba, mereka akan berburu hadiah di mal-mal lokal dan pasar Ramadhan. Mereka akan bersiap untuk bertukar hadiah pada saat Idul Fitri. Sedangkan di Turki dan di tempat-tempat yang pernah menjadi bagian dari kekaisaran Ottoman-Turki semisal Bosnia dan Herzegovina, Albania, Azerbaijan, dan Kaukasus, juga dikenal kegiatan “Lesser Bayram” atau “festival” di Turki. Sedangkan Hari Raya Idul Adha adalah perayaan pengorbanan. Hari Raya Idul Adha disebut juga hari raya besar. Waktunya adalah saat umat Islam melaksanakan ibadah haji di kota suci Makkah di Arab Saudi. Ibadah haji sendiri bagi umat Islam adalah wajib minimal sekali seumur hidup bagi mereka yang mampu. Idul Adha merupakan hari raya untuk memeringati peristiwa ketika Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim AS untuk mengorbankan putranya, Nabi Ismail AS, sebagai ujian iman. Kisah tersebut, sebagaimana diriwayatkan dalam
DUTA Rimba 9
PRIMARIMBA
10 DUTA Rimba
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
WBS Whistle Blowing System
Perum Perhutani berkomitmen menerapkan Prinsip GCG
MELIHAT, MENGETAHUI DAN MENGALAMI TINDAK KECURANGAN?
LAPORKAN!!! MELALUI WBS PERUM PERHUTANI
layanan.perhutani.co.id/wbs/ NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
DUTA Rimba 11
RIMBAUTAMA
Berbagi Bahagia Menjalin Silaturahmi
P
Idul Fitri adalah salah satu hari raya bagi umat Islam. Di hari itu, semua umat Islam berbahagia. Maka, menjelang hari raya Idul Fitri merupakan saat yang tepat untuk saling berbagi. Mereka yang telah punya kecukupan harta membagi sebagian hartanya untuk sesamanya yang lebih membutuhkan. Sehingga, di hari raya semua orang dapat merasakan suka cita yang sama. Nah, menyikapi hal itulah insan-insan Perhutani di seluruh wilayah kerjanya melakukan kegiatan berbagi bingkisan lebaran. Selain merupakan salah satu program Perhutani setiap tahun, hal itu juga menjadi wujud kepedulian terhadap sesama.
uluhan anak yatim piatu dan masyarakat kurang mampu (duafa) hadir di Masjid At Taqwa, Kantor Perhutani KPH Ciamis, Jumat, 7 Mei 2021. Di hari itu, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Ciamis mengadakan kegiatan pemberian santunan untuk puluhan anak yatim piatu dan duafa yang tinggal di sekitar lingkungan kantor Perum Perhutani KPH Ciamis. Administratur Perhutani KPH Ciamis, Sukidi, beserta jajaran hadir di acara tersebut. Hadir pula Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) At Taqwa Perhutani KPH Ciamis, Aan Herliaman; Tokoh Masyarakat Wilayah Kantor Perhutani KPH Ciamis, Adang dan Ustadz Asep Nurulloh; serta Para penerima santunan.
12 DUTA Rimba
Saat menyampaikan kata sambutan, Sukidi mengucapkan terima kasih kepada DKM At Taqwa Kantor Perhutani Ciamis dan masyarakat lingkungan sekitar Kantor Perhutani KPH Ciamis khususnya. Ia pun berpesan kepada seluruh yang hadir agar senantiasa memakmurkan masjid. “Melalui kegiatan pembagian santunan kepada 35 orang anak yatim, taushiyah dari Ustadz Asep dan doa bersama ini, semoga kita senantiasa mendapatkan keberkahan, kelancaran di segala bidang pekerjaan, serta diberikan hidayah dan kekuatan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab kita sebagai insan Perhutani,” katanya. Sementara itu, Aan Herliaman mengharapkan agar kita semua
dapat memanfaatkan sebaikbaiknya momen di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dengan semangat bersedekah, dan dapat membahagiakan anak yatim, melalui program Santunan Yatim dan Dhuafa. “Terima kasih kepada para donatur yang selama ini peduli terhadap anak yatim, sehingga walau di masa pandemi ini masih bisa menyantuni anak yatim dan membantu membahagiakan anak yatim,” katanya.
Paket Lebaran Divre Jateng Dua hari sebelumnya, Rabu, 5 Mei 2021, pemandangan nyaris sama juga terlihat di serambi Masjid Al Hidayah, Semarang. Masjid di Jalan Pahlawan, Semarang, itu menjadi lokasi pemberian bingkisan lebaran dari Perhutani Divisi Regional
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
Foto : Kompesh KPH Ciamis
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
DUTA Rimba 13
RIMBAUTAMA
Foto: Tantida Isa/Kompersh Divre Jateng
Jawa Tengah (Divre Jateng). Di hari itu, Perhutani Divre Jateng menyerahkan bantuan sebanyak 10 paket bingkisan lebaran yang masing-masing berisi beras, gula, minyak goreng, susu, biskuit, dan mie instan, kepada penjaga rumah dinas dan penjaga kebersihan halaman Kantor Perhutani Divre Jateng. Paket lebaran tersebut diserahkan langsung oleh Kepala Perhutani Divre Jateng, Budi Widodo, kepada penerimanya. Sejumlah tokoh hadir menyaksikan penyerahan bingkisan itu. Di antaranya adalah Kepala Seksi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), Kepala Seksi
14 DUTA Rimba
Anggaran, dan Expert Komunikasi Perusahaan. Di kesempatan itu, Kepala Divre Jateng, Budi Widodo, mengatakan, pembagian paket bingkisan lebaran ini merupakan salah satu program Perhutani yang dilakukan setiap tahunnya. Hal itu sekaligus menjadi wujud kepedulian serta ucapan terima kasih kepada penjaga malam dan tenaga kebersihan, khususnya yang bertugas di Kantor Perum Perhutani Divre Jateng. “Perhutani berharap paket lebaran yang disampaikan hari ini dapat membantu dan menjadi sebuah kebahagiaan bagi temanteman dan keluarga. Semoga hal ini juga menjadi tali penyambung
silaturahmi di antara Perhutani dan teman-teman semuanya,” tegas Budi. Mewakili rekan-rekannya, tenaga kebersihan Gedung Rimba Graha Semarang, Tofik, mengucapkan terima kasih kepada Perum Perhutani Divre Jateng yang telah memberikan paket lebaran kepada mereka. “Semoga bantuan ini menjadi berkah dan dapat meringankan beban keluarga kami di Hari Raya Idul Fitri tahun ini,” kata Tofik.
Bingkisan Lebaran di Purwodadi Sehari sebelumnya, penyerahan bingkisan lebaran juga berlangsung di Purwodadi, Jawa Tengah. Perhutani KPH Purwodadi menyambut Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah bersama Pengurus Yayasan Taruna Rimba Perhutani (YTRP) Cabang Purwodadi, dengan menyerahkan bingkisan lebaran, pada Rabu, 4 Mei 2021. Bingkisan lebaran diberikan kepada para pengajar dan tenaga kebersihan di Taman Kanak-Kanak (TK) Tunas Rimba Purwodadi. Tujuannya untuk berbagi berkah dan kebahagiaan kepada sesama di masa lebaran. Bingkisan lebaran itu diserahkan langsung oleh Administratur Perhutani KPH Purwodadi yang sekaligus sebagai Pembina YTRP Cabang Purwodadi, Dian Rakhmawati. Bingkisan lebaran yang diberikan di hari itu berupa tiga paket, yaitu paket dari Perhutani Kantor Pusat, Manajemen KPH Purwodadi, dan dari YTRP Cabang Purwodadi. Paket-paket itu diberikan untuk masingmasing penerima, yaitu para pengajar dan tenaga kebersihan. Kegiatan penyerahan bingkisan tersebut dilakukan dengan tetap memerhatikan protokol standar pencegahan Covid-19.
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
Foto: Kompersh KPH Purwodadi Foto: Iman Nurdin/Kompersh KPH Garut
Di kesempatan itu, Dian Rakhmawati menyatakan, penyerahan bingkisan lebaran tersebut merupakan bentuk perhatian dari pimpinan Perhutani untuk para pengajar dan tenaga kebersihan. “Mudah-mudahan barokah dan bermanfaat, baik untuk pemberi maupun penerimanya,” ucap Dian. Sementara itu, di kesempatan yang sama, Kepala Sekolah
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
TK Tunas Rimba, Mariyatun, menyampaikan terima kasih kepada Perhutani atas perhatiannya selama ini. Terutama terima kasih kepada tenaga kerja yang ada di TK yang dipimpinnya.
Pekerja Hutan di Garut Sementara itu, Petak 50k Tempat Pengumpulan Getah Cirorek, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Karangpawitan,
Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Cibatu, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Garut, menjadi lokasi pemberian bingkisan lebaran di Garut, Jawa Barat. Pada Kamis, 6 Mei 2021, Perhutani KPH Garut membagikan bingkisan lebaran menjelang Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriyah. Sebanyak 634 paket sembako mereka bagikan kepada para mitra kerja Perum Perhutani. Mereka adalah mitra kerja tebangan, sadapan getah pinus, dan sadapan kopal. Masing-masing bingkisan tersebut berupa paket sembako yang terdiri dari 2,5 kg beras; 2 kg gula pasir; dan 1 liter minyak goreng dengan kemasan goodybag berlogo. Administratur Perhutani KPH Garut, Nugraha, mengatakan, kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk apresiasi dan upaya meningkatkan motivasi pekerja non-karyawan Perum Perhutani yang telah membantu Perhutani mencapai target produksi dan pendapatan perusahaan. “Bingkisan sembako ini kami serahkan kepada mitra pekerja tebangan sebanyak 20 orang, kru TPKH sebanyak 5 orang, penyadap getah pinus sebanyak 599 orang dan penyadap kopal sebanyak 10 Orang. Semoga bingkisan ini dapat bermanfaat bagi para mitra Perhutani,” ucap Nugraha. Sementara itu, penyadap getah Pinus, Eros, mengucapkan banyak terima kasih kepada Perhutani yang telah memberikan bantuan sembako tersebut menjelang Hari Raya Idul Fitri. “Lebih daripada itu, Perhutani telah memberikan kontribusi tambahan penghasilan keluarga dengan bekerja sebagai penyadap,” ucap Eros yang merupakan warga Kampung Pangadegan, Desa Cilawu, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, Jawa Barat itu.
DUTA Rimba 15
RIMBAUTAMA KPH Pekalongan Timur
Foto: Eko Supriyono/Kompersh KPH Banyumas Barat
Foto: Kompersh KPH Pekalongan Timur
Kegiatan penyerahan bingkisan lebaran juga dilakukan oleh Perhutani KPH Pekalongan Timur. Pada Rabu, 7 Mei 2021, mereka membagikan 3.800 paket sembako yang masing-masing berisi 2,5 kg beras, minyak goreng, dan 1 kg gula pasir, kepada para pekerja hutan. Mereka adalah tenaga penyadap getah pinus dan produksi kayu Perhutani. Bantuan tersebut diserahkan secara simbolis oleh Administratur Perhutani KPH Pekalongan Timur kepada para penerimanya di kantor Perhutani KPH Pekalongan Timur. Di kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Pekalongan Timur,
16 DUTA Rimba
Didiet Widhy Hidayat, berharap bantuan paket sembako tersebut dapat meringankan kebutuhan sehari-hari para penerima dan keluarganya, dalam rangka merayakan Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriyah di tengah berjangkitnya masa pandemi Covid-19. “Semoga tidak dilihat dari banyaknya bantuan, tetapi bentuk kepedulian Perhutani untuk dapat memberikan manfaat bagi mitra kerjanya,” ujar Didiet. Kano, salah satu penerima yang merupakan seorang penyadap getah pinus, menyampaikan rasa syukur dan ucapan terima kasih kepada Perhutani. Menurut dia, Perhutani masih memerhatikan kehidupan para pekerja di lapangan,
terutama menghadapi Hari Raya Idul Fitri di tengah situasi saat ini yang masih dalam kondisi pandemi. “Bantuan ini sangat bermanfaat bagi saya dan keluarga. Terima kasih Perhutani, meski bukan karyawan tetapi kami selalu diperhatikan. Semoga ke depan Perhutani semakin jaya,” harapnya.
TK Tunas Rimba 3 Purwokerto Pemberian bingkisan lebaran juga dilakukan Perhutani KPH Banyumas Barat. Mereka menyerahkan bantuan berupa bingkisan lebaran dan paket sembako kepada TK Tunas Rimba 3 Purwokerto. Acara itu diadakan di Ruang Administratur Perhutani KPH Banyumas Barat, Selasa, 4 Mei 2021. Wakil Administratur sub Majenang Perhutani KPH Banyumas Barat, Haska, didampingi Pembina TK Tunas Rimba, Wulan Rahmawati, menyerahkan 11 (sebelas) bingkisan lebaran dan paket sembako tersebut kepada pimpinan TK Tunas Rimba 3 Purwokerto, Retno. Di kesempatan itu, menyampaikan pesan Administratur KPH Banyumas Barat, Haska mengatakan, penyerahan paket bingkisan dan sembako tersebut merupakan salah satu wujud kepedulian Perhutani kepada pengajar dan karyawan di TK Tunas Rimba 3, khususnya untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriyah. Sementara itu, pimpinan TK Tunas Rimba 3 Purwokerto, Retno, dalam kesempatan itu mengucapkan banyak terima kasih atas kepedulian Perhutani khususnya KPH Banyumas Barat, yang telah memberi bantuan kepada TK yang dipimpinnya. Ia menyebut, bingkisan itu sangat bermanfaat, terutama di saat menjelang hari raya. Ia pun yakin, selanjutnya jalinan silaturahmi di antara mereka pun akan semakin erat. • DR/Cms/Bun/DivreJateng/Ayk/Pwd/Ndr/Grt/ Imn/Pkt/Hwr/Byb/Eko
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
DUTA Rimba 17
RIMBAUTAMA
Dari Lapangan Kunjungan Kerja Direktur Utama
Salah satu agenda kerja Direktur Utama Perum Perhutani adalah melakukan kunjungan kerja ke unit-unit kerja perusahaan. Turun ke bawah, meninjau lapangan, merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Bukan sekadar mengontrol kinerja seluruh personel di lapangan, tetapi lebih jauh dari itu, kehadiran pemimpin di tengah karyawan senyatanya memberikan motivasi besar untuk meningkatkan kinerja optimal dan meraih prestasi kerja yang tinggi. Begitulah yang terlihat dalam rangkaian kunjungan kerja Direktur Utama Perum Perhutani dalam dua bulan terakhir.
S
ejumlah pemangku kepentingan hadir bersama Direktur Utama Perum Perhutani, Wahyu Kuncoro, di Departemen Riset dan Inovasi Perhutani Forestry Institute (PeFi), pada Selasa, 15 Juni 2021. Di hari itu, Direktur Utama Perum Perhutani melakukan kunjungan kerja di Departemen Riset dan Inovasi Perhutani Forestry Institute (PeFi), dalam rangka koordinasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Blora, serta mengikuti Paparan terkait Kelestarian Pengelolaan Hutan Jawa bersama Universitas Gajah Mada. Kunjungan kerja tersebut juga dihadiri oleh Bupati Blora, Jajaran Pemerintah Daerah Kabupaten Blora, Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Blora, Komandan Distrik Militer (Dandim) Blora, Komandan
18 DUTA Rimba
410 Alugoro Blora, Kepala Perhutani Forestry Institute, Pengajar dari Universitas Gajah Mada (UGM), serta segenap Jajaran Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Cepu dan KPH Randublatung. Rangkaian kegiatan didahului pembahasan tentang kerja sama pengelolaan hutan bersama Pemerintah Kabupaten Blora. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan rapat bersama tim dari Universitas Gajah Mada (UGM), yang membahas mengenai “Kelestarian Pengelolaan Hutan Jawa”. Kegiatan tersebut bertempat di meeting room Café Djati, Departemen Riset dan Inovasi Perhutani Forestry Institute. Setelah pelaksanaan rapat bersama dengan tim dari Universitas Gajah Mada, acara pun dilanjutkan dengan kunjungan lapangan ke beberapa
titik lokasi di wilayah Perhutani KPH Cepu. Di kesempatan itu, Wahyu Kuncoro menyampaikan rencana kerja sama dalam pengelolaan hutan di Kabupaten Blora. Menurut dia, pada pelaksanaan pengelolaan hutan tersebut, nantinya akan dilakukan penyiapan lahan-lahan yang dapat dikelola atau dimanfaatkan oleh para pemuda Kabupaten Blora. Wahyu juga mengungkapkan, kunjungan kali ini bertujuan ingin mendengarkan secara langsung paparan tim Universitas Gajah Mada mengenai proses budidaya hingga produksi tanaman pinus. “Lahan yang akan dipergunakan dalam kerja sama pengelolaan hutan tersebut berada di sekitar kawasan hutan, dan berdekatan dengan aliran Sungai Bengawan Solo. Terkait mekanisme kerja samanya, nanti
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
Foto: Reza Bima/Kompersh PeFi Blora
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
DUTA Rimba 19
RIMBAUTAMA dia, tanaman-tanaman tersebut memerlukan penanganan lebih serius dan strategi yang khusus, agar ke depannya dapat menjadi salah satu produk yang mampu menghasilkan pendapatan besar. Sehingga, tanaman-tanaman tersebut mampu menambah profit perusahaan.
Tetap Semangat Capai Target Beberapa hari kemudian, Direktur Utama Perum Perhutani juga melakukan kunjungan kerja ke Perhutani KPH Banten. Kunjungan kerja itu berlangsung pada Rabu, 23 Juni 2021. Di dalam kunjungan tersebut, Dirut Perhutani Wahyu Kuncoro didampingi oleh Sekretaris Perusahaan, Asep Dedi Mulyadi; Kepala Divisi Pemasaran, Eka Wahyu Sukartiko; Wakil Kepala Divisi Regional (Wakadivre) Sumber Daya Hutan (SDH), Sudarwanto; Wakadivre Bisnis, Purwanto; Kepala Departemen (Kadep) Pemasaran, Tedi Sumarto; Kadep Produksi dan Ekowisata (PE), Dadan Wahyu Wardana; dan General Manager (GM) Pemasaran Kayu, Aras Agus. Rangkaian acara kunjungan kerja tersebut diawali dengan pertemuan di Kantor Perhutani KPH Banten. Selanjutnya, rombongan
menuju Kantor Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Sobang dengan waktu tempuh ± 3 jam. Di dalam pertemuan di Kantor BKPH Sobang yang berlangsung selama kurang lebih 1 jam tersebut, Dirut Perum Perhutani, Wahyu Kuncoro, menyampaikan arahan tentang perlunya meningkatkan etos kerja sesuai Tata Nilai Perusahaan. Lebih lanjut, Wahyu Kuncoro menjelaskan perlunya meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas. Wahyu pun mengharapkan insan-insan Perhutani tetap semangat dalam berusaha untuk mencapai target, dan terus berkomunikasi, berkoordinasi, serta selalu membangun sinergi antar jajaran dalam menjalankan tugas. “Saya diminta tetap menjaga cashflow operasional Perhutani agar tetap positif, dan kita harus terus meningkatkan potensi pendapatan. Ada keyakinan, pendapatan kita belum optimum. Sebisa mungkin mandiri di DivreDivre,” ungkapnya. Wahyu menyampaikan rasa terima kasih kepada segenap jajaran petugas lapangan yang telah bekerja maksimal. Ia juga berpesan untuk
Foto: Asep Senjaya/Kompersh KPH Banten
akan dibahas lebih lanjut antara Perum Perhutani bersama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Blora,” tuturnya. Sementara itu, Bupati Blora, H. Aries Rohman, menyatakan dukungan secara langsung terhadap pelaksanaan pengelolaan hutan di wilayah Kabupaten Blora. Pihaknya mengusulkan agar anak-anak muda yang memiliki talenta dapat mengikuti kegiatan penanaman di sekitar hutan, dengan tujuan untuk membantu perekonomian masyarakat daerah. Misalnya, menanam porang dan lain-lain. Sedangkan Kepala Perhutani Forestry Institute, Yahya Amin, mengatakan, sebelumnya pihaknya telah merekomendasikan beberapa calon peneliti yang memang telah menguasai bidangnya kepada Direktur terdahulu, terkait pelaksanaan penelitian. Misalnya Peneliti Tanaman Jati Plus Perhutani (JPP), kayu putih, pinus bocor getah, dan lain-lain. Di tempat yang sama, Guru Besar Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada (UGM), Prof. Muhammad Naiem, menyampaikan beberapa hal terutama mengenai kayu putih, sengon, jati, dan pinus. Menurut
20 DUTA Rimba
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
Foto: Kompersh KPH Sukabumi
tetap bersemangat dalam melakukan pekerjaan, serta menjaga kesehatan, terlebih lagi di tengah kondisi pandemi saat ini. Sementara itu, Administratur Perhutani KPH Banten, Noor Rochman, di kesempatan tersebut menyampaikan, produksi tebangan jati dan rimba telah memberikan kontribusi pendapatan yang sangat besar. Jumlahnya hampir 87% dari pendapatan Perhutani KPH Banten. “Kami sangat berharap dengan adanya kunjungan Direktur Utama Perhutani ini, dapat memberikan semangat bagi jajaran petugas lapangan di KPH Banten,” ujarnya. Setelah pertemuan tersebut, rombongan melanjutkan kunjungan kerja ke lokasi tebangan tahun 2020. Tujuannya untuk melihat kondisi jalan angkutan dan sisa persediaan kayu tahun 2020 di Petak 2d Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Sobang, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Sobang, KPH Banten. Yang unik, mereka pergi ke lokasi tersebut dengan menggunakan kendaraan roda dua.
Sadapan dan Persemaian Pinus Awal Mei 2021, Perhutani KPH Sukabumi menerima kunjungan kerja
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
Direktur Utama Perum Perhutani, Wahyu Kuncoro. Tepatnya pada Selasa, 4 Mei 2021, Wahyu Kuncoro melakukan kunjungan kerja ke Wisata Alam Gua Buni Ayu di Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Ciguha, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Cikawung, KPH Sukabumi. Administratur Perhutani KPH Sukabumi, Asep Setiawan, beserta jajaran manajemen KPH Sukabumi menyambut kedatangan Dirut Perhutani yang dalam kunjungan tersebut didampingi oleh Sekretaris Perusahaan, Asep Dedi Mulyadi; serta Kepala Divisi Regional Jawa Barat dan Banten, Amas Wijaya. Di dalam kunjungan kerja tersebut, Dirut Perhutani berkesempatan melihat secara langsung kegiatan pengelolaan hutan bidang sadapan pinus dan pembuatan persemaian jenis pinus di RPH Ciguha. Dan di kesempatan tersebut, Wahyu kuncoro menyerahkan secara simbolis bingkisan lebaran kepada sepuluh orang perwakilan tenaga penyadap getah pinus. Di kesempatan itu, Wahyu Kuncoro menyampaikan rasa terima kasih kepada segenap jajaran petugas bidang kegiatan sadapan pinus. Terutama para
penyadap getah pinus yang ia sebut merupakan garda terdepan dalam proses produksi getah pinus. Ia juga berpesan kepada para penyadap untuk tetap bersemangat dalam melakukan pekerjaan serta menjaga kesehatan, terlebih pada kondisi pandemi saat ini. “Sadapan pinus ini memberikan kontribusi pendapatan yang sangat besar bagi Perusahaan. Untuk itu, kepada segenap petugas serta penyadap selaku mitra Perhutani, agar menjaga semangat serta kesehatan dalam bekerja untuk menjaga kestabilan pendapatan bagi Perusahaan,“ ujarnya. Di sela kunjungan tersebut, Wahyu Kuncoro juga melakukan diskusi bersama jajaran manajemen KPH Sukabumi. Diskusi itu terkait dengan kegiatan pengelolaan hutan. Dia berharap hasil diskusi tersebut dapat menjadi bahan masukan bagi Perusahaan. Sementara itu, Asep Setiawan pada kesempatan tersebut menyampaikan, sadapan getah pinus di KPH Sukabumi memberikan kontribusi pendapatan yang sangat besar. Ia menyebut, hampir sekitar 70% dari pendapatan Perhutani KPH Sukabumi ditunjang dari sadapan pinus.
DUTA Rimba 21
RIMBAUTAMA “Kami sangat berharap, dengan adanya kunjungan Direktur Utama Perhutani, dapat memberikan semangat bagi jajaran petugas dan mitra sadapan getah pinus di KPH Sukabumi,” ujarnya.
LMDH Percontohan Nasional
Foto: Djel Mohamad/Kompersh Divre Jatim
Kunjungan kerja Direktur Utama Perum Perhutani terus berlanjut. Senin, 7 Juni 2021, Wahyu Kuncoro menyerahkan bantuan senilai 60 juta rupiah kepada tiga Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Ketiga LMDH penerima bantuan itu adalah LMDH Sukowono, LMDH Rimba, dan LMDH Wono Lestari. Kegiatan penyerahan bantuan tersebut dilakukan bersama Asisten Deputi Bidang Industri Perkebunan dan Kehutanan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rachman Ferry Isfiyanto, dalam kunjungan kerja ke Wisata Siti Sundari. Wisata Siti Sundari terletak di Desa Burno, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Lokasi Wisata Siti Sundari yang dikelola oleh LMDH Wono Lestari
22 DUTA Rimba
Rangkaian kunjungan kerja Direktur Utama Perhutani tersebut berdampak positif bagi karyawan. Sebab, mereka merasakan, kehadiran pemimpin di tengah karyawan sebagai pembawa motivasi besar bagi karyawan. itu tepatnya berada di wilayah RPH Senduro, BKPH Senduro, KPH Probolinggo. Menurut Wahyu Kuncoro, Desa Burno merupakan salah satu Desa yang menjadi pusat percontohan nasional dalam program Pengelolaan Perhutanan Sosial. Kabupaten Lumajang dianggap berhasil karena memiliki LMDH Wono Lestari dengan usaha yang bisa mendorong dan meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya di sekitar hutan. Ia pun menuturkan, ada dua LMDH yang dijadikan program pemerintah sebagai percontohan atau pilot project dalam pengembangan Perhutanan Sosial dan pengelolaannya di bawah Perhutani. “Salah satunya di sini, yakni di KPH Probolinggo. Serta satu
lokasi lainnya di Garut, Jawa Barat,” terangnya. Keberhasilan LMDH Wono Lestari dalam mengembangkan tanaman Hijauan Makanan Ternak (HMT) berupa rumput gajah, budi daya pisang, lebah madu, hingga pemerahan susu sapi dan pengembangan wisata, menjadikannya salah satu dari 9 kelompok Perhutanan Sosial terbaik di Indonesia berdasarkan penilaian Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sementara itu, Asisten Deputi Bidang Industri Perkebunan dan Kehutanan Kementerian BUMN, Rachman Ferry Isfiyanto, berpesan agar potensi hutan dapat dikelola dengan sebaik-baiknya dengan selalu memerhatikan keberlanjutan fungsi kawasan dalam pemanfaatannya. LMDH Wono Lestari memiliki jumlah anggota sebanyak 367 orang yang mengolah lahan hutan seluas 940 hektare. Bahkan kini seluruh anggotanya sudah mendapatkan Surat Keputusan (SK) Pengakuan dan Perlindungan Kemitraan Kehutanan (Kulin KK) yang diharapkan membuat petani tergerak untuk turut menjaga hutan. Rangkaian kunjungan kerja Direktur Utama Perhutani tersebut berdampak positif bagi karyawan. Sebab, mereka merasakan, kehadiran pemimpin di tengah karyawan sebagai pembawa motivasi besar bagi karyawan. Tentu, diharapkan muaranya adalah agar seluruh insan Perum Perhutani dapat meningkatkan kinerja optimal dan meraih prestasi kerja yang tinggi. • DR/ PeFi/Rb/Btn/AJB/Skb/Tfk/DivreJatim/Mnr
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
DUTA Rimba 23
RIMBAUTAMA
Wana Wisata di Tengah Wabah Pandemi Covid-19
H
Sudah lebih dari satu tahun wabah pandemi Covid-19 berjangkit di Indonesia. Upaya pencegahan terus dilakukan. Salah satunya dengan terus mendengungkan penerapan prosedur kesehatan dalam aktivitas sehari-hari. Pemerintah pun terus melakukan upaya-upaya untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Selama berjangkitnya pandemi Covid-19, banyak sektor industri pun terkena dampak. Sektor wisata adalah salah satu yang paling terkena dampak itu. Dan pengelolaan wana wisata pun termasuk yang terkena imbas tersebut.
ari demi hari, angka penularan virus corona penyebab Covid-19 masih tetap tinggi. Upaya memutus rantai penularan Covid-19 pun dilakukan. Langkah-langkah sebagai upaya memutus mata rantai penularan Covid-19 diambil. Termasuk di level perusahaan. Hal itu terlihat dari kegiatan Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara yang bersama Kepolisian Sektor (Polsek) Cileunyi, Selasa, 22 Juni 2021, menutup sementara Obyek Wisata Alam Batu Kuda. Kegiatan penutupan sementara obyek wisata tersebut dihadiri oleh Wakil
24 DUTA Rimba
Administratur Perhutani KPH Bandung Utara, Diki HM; Pengelola Wisata Alam Batu Kuda; Kapolsek Cileunyi, Komisaris Polisi Wahyo, beserta anggota; Bintara Pembina Desa (Babinsa) Cileunyi Kulon, Sapaat; Babinsa Cibiru Hilir, Deden; Babinsa Cinunuk, Akili; Babinsa Cibiru, Wetan Edi; Perwakilan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kecamatan Cileunyi; Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), Yusuf Supriatna; dan Ketua Rukun Warga (RW) 01 Desa Cikoneng I, Heri. Kegiatan penutupan sementara obyek wisata tersebut dilakukan sesuai Surat Administratur KPH Bandung Utara Nomor 0366/043.7/
BDU/2021 perihal perpanjangan penutupan Wisata Bandung Utara terkait Covid-19. Langkah penutupan sementara ini diambil sebagai upaya memutus mata rantai penularan Covid-19 yang melonjak, khususnya di wilayah Kabupaten Bandung. Langkah tersebut juga sejalan dengan kebijakan Pemerintah Daerah. Menanggapi kegiatan tersebut, Kapolsek Cileunyi, Kompol Wahyo, mengatakan, penutupan obyek wisata itu merupakan upaya mereka mencegah terjadinya penularan Covid-19 di lokasi wisata. “Kita berupaya mencegah terjadinya klaster Covid-19 di kawasan wisata alam. Kebetulan obyek wisata ini
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
Foto: Aep Saefudin Kompersh KPH Bandung
berada di wilayah hukum Polsek Cileunyi. Tidak hanya Wisata Alam Batu Kuda, namun terhadap Wisata Cantigi Camp dan Wisata Tangga Seribu juga dilakukan penutupan sementara,” katanya. Sementara itu di tempat terpisah, Administratur Perhutani KPH Bandung Utara, Usep Rustandi, mengatakan, Perhutani akan terus bersinergi dengan Pemerintah Daerah dalam berbagai kegiatan demi keamanan dan kemaslahatan umum. Terutama dalam menghadapi merebaknya Pandemi Covid-19 yang jumlahnya saat ini masih terus meningkat. Sinergi yang mereka jalin dengan para pemangku kepentingan itu antara lain dengan
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
ikut meminimalkan kemungkinan terjadinya kerumunan orang. “Upaya penutupan obyek wisata ini bertujuan untuk menghindari kerumunan yang sering terjadi pada obyek wisata. Diharapkan, mata rantai penyebaran Covid-19 bisa terputus dan keadaannya dapat berangsur normal,” katanya.
Wana Wisata di Mantingan Dampak lonjakan kasus Covid-19 terhadap pengelolaan wisata juga terjadi di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Perhutani KPH Mantingan mengambil langkah antisipatif dengan memberlakukan kebijakan penutupan kembali Wana Wisata di Mantingan, Rabu, 16 Juni
2021. Penutupan sementara itu diberlakukan sampai batas waktu yang belum ditentukan. Wakil Administratur Perhutani KPH Mantingan, Dwi Anggoro Kasih, mewakili Administratur, menyampaikan, kebijakan tersebut diberlakukan usai menerima surat edaran Bupati Rembang Nomor 440/1247/2021 perihal Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) per tanggal 7 Juni 2021. Perhutani mendukung kebijakan pemerintah untuk meminimalkan kegiatan-kegiatan yang menimbulkan keramaian. “Munculnya klaster baru tentunya sangat disayangkan, mengingat Rembang di bulan April
DUTA Rimba 25
kemarin masih aman. Namun, usai liburan Idul Fitri, perkembangan dan penularan Covid-19 di Rembang menjadi sangat cepat. Selain penutupan obyek wisata, Pemkab Rembang juga melakukan penutupan pasar setiap hari Jumat, melarang perayaan atau pesta pernikahan dan khitanan yang menimbulkan keramaian, bahkan kegiatan di alun-alun Kota Rembang setiap akhir pekan Sabtu dan Minggu juga ditiadakan,” jelasnya. Sementara itu, di tempat terpisah, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Rembang, melalui Kabid Destinasi Pariwisata, Purwono, mengimbau masyarakat agar tetap mematuhi dan menerapkan protokol kesehatan. Caranya dengan selalu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas, serta membatasi pergerakan penduduk. Harapannya, langkahlangkah itu akan dapat mengurangi penularan Covid-19. Ia pun berharap bahwa ke depannya kasus Covid-19
26 DUTA Rimba
Foto: Kompersh KPH Mantingan
RIMBAUTAMA
dapat mereda dan lokasi-lokasi wisata bisa berkembang kembali.
Wana Wisata di Kuningan Di Kuningan, hal tersebut juga terjadi. Destinasi wisata yang berada di dalam kawasan hutan Perhutani KPH Kuningan ditutup sementara waktu untuk umum. Hal
tersebut disampaikan Administratur Perhutani KPH Kuningan, pada Senin, 21 Juni 2021. Menurut Administratur Perhutani KPH Kuningan, Mamun Mulyadi, terdapat lima destinasi wisata yang ditutup untuk sementara waktu. Kelima destinasi wisata tersebut adalah Situ Wulukut, Bukit
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
Foto: Kompersh KPH Kuningan
Panembongan, Bumi Perkemahan (Buper) Pakembangan, Paralayang Warujimun, dan Bukit Bintang Capar. Penutupan destinasi wisata itu sesuai dengan Instruksi Pemerintah Daerah dikarenakan adanya lonjakan Covid-19, khususnya di Kabupaten Kuningan. “Ini sesuai dengan Instruksi Bupati Kabupaten Kuningan Nomor 2 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akibat adanya lonjakan kasus positif Covid-19 di sejumlah daerah di Kabupaten Kuningan yang sudah termasuk kategori zona merah,” katanya. Lanjut Mamun, Perhutani KPH Kuningan juga telah membentuk tim pencegah dan penanggulangan Covid-19. Tugas tim itu adalah untuk menyosialisasikan dan mengedukasi masyarakat, sehingga dapat memberikan rasa aman, baik untuk karyawan, pengelola wisata, maupun para pengunjung. “Semoga wabah ini cepat berakhir, sehingga para pengunjung dari berbagai pelosok dapat kembali menikmati keindahan pesona alam yang ada di kawasan hutan,” tutupnya. Sementara itu, Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Manunggal Rasa yang juga sebagai pengelola obyek wisata Situ Wulukut, Sarman, menuturkan bahwa adanya penutupan tersebut merupakan langkah preventif untuk berjaga-jaga dan berhati-hati di masa pandemi Covid-19. Maka, pihaknya mendukung kebijakan tersebut. “Guna menghindari risiko penyebaran Covid-19, kami sangat setuju dengan adanya penutupan sementara wisata-wisata yang ada di kawasan hutan milik Perhutani, karena kami dan para pengunjung juga ingin selamat dari virus yang mematikan itu,” katanya.
Dukungan atas langkah yang diambil para pemangku kepentingan itu menunjukkan bahwa kita semua, termasuk masyarakat banyak, sangat berkeinginan agar wabah pandemi Covid-19 segera berakhir. Semoga saja, langkah-langkah antisipasi dan pencegahan yang dilakukan,
termasuk menutup sementara obyek wisata, akan menjadi salah satu upaya efektif untuk mencegah penularan Covid-19. Semoga pula wabah pandemi ini segera berlalu, dan kita kembali ke kehidupan normal seperti sebelum Covid-19 berjangkit. • DR/Bdu/Hem/ Mnt/Sgt/Kng/Ddi
DUTA Rimba 27
RIMBAUTAMA
Perhutani
Terus Bangun Sinergi dengan LMDH Di dalam pengelolaan hutan, Perum Perhutani selalu menjalin dan membangun sinergi dengan masyarakat di sekitar hutan. Khususnya dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Pemberdayaan masyarakat melalui LMDH pun menjadi agenda yang selalu dijalankan di semua wilayah kerja Perhutani.
28 DUTA Rimba
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
S
dihadiri oleh Kepala Sub Seksi (KSS) Komunikasi Perusahaan KPH Semarang, Suharno; Kepala Desa Jragung, Edy Susanto; serta Ketua LMDH Wargo Manunggal, Mochammad Soni. Mereka hadir di kesempatan itu bersama jajaran masing-masing. Administratur Perhutani KPH Semarang, Khaerudin, melalui KSS Komunikasi Perusahaan KPH Semarang, Suharno, menyampaikan, kerja sama dan sinergi dengan LMDH akan terus mereka jalin. Ia menambahkan, semua lembaga yang bekerjasama dengan Perhutani dan memiliki usaha harus segera membentuk KUPS dengan klasifikasi Blue, Silver, Gold, dan Platinum. Masing-masing
klasifikasi tersebut menunjukkan pencapaian serta terdapat indikator dan eviden yang harus dipenuhi. “Untuk klasifikasi Blue, indikatornya sudah ditetapkan sebagai KUPS, potensi usaha sudah teridentifikasi, sudah mempunyai eviden yakni Surat Keputusan (SK) Kelompok tentang KUPS dan list potensi usaha. Sedangkan klasifikasi Silver, indikatornya ditambah dengan sudah tersusunnya Rencana Kerja Usaha (RKU), Rencana Kerja Tahunan (RKT), Dokumen RKU/RKT, serta Surat Keputusan (SK) Pengurus Unit Kerja,” jelasnya. Menanggapi hal itu, Ketua LMDH Wargo Manunggal,
Foto: Suharno Harno Kompersh KPH Semarang
inergi yang terjalin harmonis di antara Perum Perhutani dengan LMDH terlihat di semua wilayah kerjanya. Misalnya di Demak, ketika Perhutani KPH Semarang melakukan kegiatan pembinaan dan pendampingan kepada LMDH Wargo Manunggal dalam rangka pembentukan Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS), Sabtu, 8 Mei 2021. LMDH Wargo Manunggal tersebut terletak di Desa Jragung, Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Kegiatan pembinaan dan pendampingan itu dilakukan di lokasi Wisata Sendang Wuluh, Desa Jragung. Kegiatan tersebut
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
DUTA Rimba 29
RIMBAUTAMA
Mochammad Soni, menyatakan, pihaknya akan segera membentuk KUPS untuk wisata Sendang Wuluh. Diupayakan, KUPS yang dibentuk dengan minimal klasifikasi Silver. Di kesempatan yang sama, Kepala Desa Jragung, Edy Susanto, menyatakan, sangat mendukung pengembangan Wisata Sendang Wuluh bersama dengan LMDH Wargo Manunggal. Seraya berharap, pengembangan wisata Sendang Wuluh akan terlaksana dan berjalan dengan baik. “Kami akan kembangkan dan sudah kami usulkan untuk menggunakan dana desa. Semoga pengembangannya dapat terlaksana dengan baik dan sukses,” pungkasnya.
Porang di Malang Kerja sama Perhutani dengan LMDH juga terlihat di Malang. Perhutani KPH Malang bekerja sama dengan LMDH Wana Lestari, Desa Rejosari, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kerja sama itu dalam rangka memerluas pengembangan budi daya tanaman porang.
30 DUTA Rimba
“Porang mampu hidup dan tumbuh dengan baik di bawah tegakan kayu pada hutan produksi yang rindang maupun di tanah lapang, perawatan dan pemeliharaan sangat mudah, serta tidak bersifat merusak struktur hara tanah sehingga kesuburan dari hutan dapat tetap terpelihara,” imbuh Administratur Perhutani KPH Malang, Hengki Herwanto. Ihwal kerja sama itu dijelaskan Administratur Perhutani KPH Malang, Hengki Herwanto, Senin, 21 Juni 2021. Hengki mengatakan, perluasan budi daya tanaman porang tersebut berada di Petak 18AD, 19A, 20A, wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Rejosari, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Sengguruh, KPH Malang. “Umbi porang sudah menjadi salah satu komoditi yang memiliki nilai ekonomi yang sangat bagus. Untuk itu, diharapkan dari hasil panen porang nantinya dapat menambah penghasilan masyarakat,” ujarnya. Hengki Herwanto menambahkan, pihaknya telah lama
mengembangkan tanaman porang di beberapa tempat. Misalnya di RPH Rejosari dan lainnya. Sebab, porang adalah salah satu tanaman yang sangat mudah dipelihara dan ditanam, baik berupa umbi porang ataupun katak dari porang. “Porang mampu hidup dan tumbuh dengan baik di bawah tegakan kayu pada hutan produksi yang rindang maupun di tanah lapang, perawatan dan pemeliharaan sangat mudah, serta tidak bersifat merusak struktur hara tanah sehingga kesuburan dari hutan dapat tetap terpelihara,” imbuhnya. Sementara itu, Ketua LMDH Wana Lestari, Kasidi, mengatakan, pihaknya sangat berterima kasih
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
Foto: Yayat Sudrajat/Kompersh KPH Purwakarta
kepada Perhutani karena Perhutani sudah memberi kesempatan kepada mereka untuk mengelola lahan di kawasan hutan untuk kegiatan agroforestry porang yang akan dikembangkan di pangkuan desanya. “Tanaman porang ini memiliki risiko rendah dan sangat mudah perawatannya. Maka dirasa perlu untuk dikembangkan. Pemasarannya juga sangat mudah. Pengembangan tanaman porang ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat desa setempat,” ungkapnya.
Porang di Purwakarta Pengembangan budi daya tanaman porang juga menjadi obyek kerja sama Perhutani KPH Purwakarta bersama LMDH Wanasari dan Kelompok Tani Porang Lestari. Rabu, 21 Juni 2021, kerja sama Perhutani KPH Purwakarta bersama LMDH Wanasari dan Kelompok Tani Porang Lestari mulai mengembangkan budi daya tanaman porang di Petak 1b RPH Campaka-Cibungur, BKPH Sadang, KPH Purwakarta.
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
Administratur Perhutani KPH Purwakarta, Uum Maksum, menyambut baik dan mendukung budi daya tanaman porang yang telah dirintis oleh LMDH Wanasari dan Kelompok Tani Porang Lestari. “Pengembangan tanaman Porang di KPH Purwakarta dilaksanakan dalam bentuk kerja sama pemanfaatan kawasan hutan dengan sistem pemanfaatan lahan di bawah tegakan (PLDT), terutama pada tegakan jati. Tanaman porang ini mempunyai sifat khusus, yaitu toleran terhadap naungan 40%–60%, sehingga cocok untuk pertumbuhannya. Dengan adanya pengembangan tanaman porang di lahan Perhutani, semoga bisa menjadi harapan baru untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar hutan,” katanya. Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Porang Lestari, Wagiyanto, mengucapkan terima kasih kepada Perhutani yang telah menyetujui kerja sama kemitraan pemanfaatan kawasan hutan dengan budi daya tanaman porang. “Mudahmudahan kerja sama ini saling menguntungkan dan bisa
mengangkat perekonomian petani sekitar hutan,” katanya. Wagiyanto menambahkan, dalam pengelolaan budi daya tanaman porang ada tiga aspek yang harus diperhatikan. Pertama, aspek pengelolaan kesuburan tanaman. Kedua, aspek nutrisi untuk tanaman. Serta yang ketiga adalah aspek pengelolaan hama dan penyakit tanaman. Porang sendiri merupakan tanaman umbi-umbian dengan nama latin Amorphophallus muelleri yang saat ini tengah menjadi primadona petani di Tanah Air. Sebab, harganya cukup menjanjikan serta komoditi ini diminati oleh pasar ekspor dengan negara tujuan semisal Jepang, China, Taiwan, dan Korea. Ditambah budi daya tanaman umbi-umbian ini yang cukup mudah, banyak petani hutan tertarik mengembangkan budi daya tanaman porang. Begitu pula yang membuat kerja sama pengembangan budi daya tanaman porang dengan LMDH di sejumlah wilayah Perum Perhutani menjadi hal yang juga menjanjikan. • DR/Smg/ Sho/Mlg/Spy/Pwk/Ai
DUTA Rimba 31
RIMBAUTAMA
Perhutani
Peringati
Hari Lingkungan Hidup Hari Lingkungan Hidup Sedunia diperingati setiap tahun pada tanggal 5 Juni. Peringatan hari lingkungan hidup dimaksudkan demi meningkatkan kesadaran global akan kebutuhan untuk mengambil tindakan lingkungan yang positif bagi perlindungan alam dan planet Bumi. Perhutani sebagai perusahaan yang bergerak di bidang kehutanan dan lingkungan hidup juga turut memeringati hari lingkungan hidup tersebut. Seperti apa saja peringatan Hari Lingkungan Hidup di Perhutani?
K
egiatan memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2021 dilakukan Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Jombang bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jombang. Peringatan Hari Lingkungan Hidup itu diadakan dengan menggelar sarasehan pada Minggu, 6 Juni 2021. Penyelenggaraannya dilakukan di Dusun Segunung, Desa Carangwulung, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Administratur Perhutani KPH Jombang, Mukhlisin, mengatakan, kegiatan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia itu digelar dengan harapan masyarakat ikut berperan serta secara aktif untuk selalu menjaga kelestarian
32 DUTA Rimba
hutan. Jangan sampai masyarakat hanya mengambil manfaat dari hutan tetapi tidak memerhatikan kelestariannya. “Di dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia sesuai dengan tema ‘Restorasi Ekosistem untuk Masa Depan Lingkungan yang Berkelanjutan’, saya selaku Administratur berharap kepada masyarakat di Dusun Segunung, Desa Carangwulung, dan sekitarnya, untuk selalu menjaga kelestarian hutan. Desa Segunung ini tempatnya di hulu. Jadi jangan sampai gundul,” katanya. Menurut Mukhlisin, hutan punya banyak manfaat. Manfaat secara ekonomi, hutan mampu menjadi sumber pendapatan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan membantu warga atau penduduk yang di sekitarnya, yang
tidak punya lahan milik pribadi, bisa menanam kebutuhan pokoknya di bawah tegakan melalui kerja sama pemanfaatan lahan di bawah tegakan. “Selain itu, kegiatan kehutanan lainnya sebagai penyedia tenaga kerja. Misalnya sebagai penyadap getah pinus, pemanen kopi, pemungutan daun kayu putih, dan lainnya,” imbuh Mukhlisin. Sementara itu, perwakilan dari DLH Kabupaten Jombang, Mohamad Amin, menyampaikan, pihaknya siap membantu Perhutani maupun masyarakat yang ada di sekitar hutan dengan tetap memertahankan keberadaan sumber mata air. Caranya melalui penanaman bambu petung atau pohon yang lain di sekitar mata air. Di tempat yang sama, Ketua Kampung Adat Dusun
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
Foto: Sugionohugra/Kompersh KPH Jombang
Segunung, Desa Carangwulung, Kecamatan Wonosalam, Supi’i, menyampaikan terima kasih kepada Perhutani maupun DLH yang telah meluangkan waktu untuk melaksanakan Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Kampung Adat Segunung. “Semoga pertemuan dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini bisa merekatkan kekeluargaan kita, sehingga ke depan bisa membawa keberkahan bagi masyarakat di sekitar hutan wilayah Wonosalam,” tutupnya.
Lepasliarkan Owa dan Lutung Jawa Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia juga dilakukan oleh Perhutani KPH Bandung Selatan. Bersama The Aspinal Foundation (TAF) dan Balai
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat, Perhutani KPH Bandung Selatan melepasliarkan satwa primata endemik jenis Owa Jawa (Hylobates moloch) dan Lutung Jawa (Trachcypitherus auratus) pada Sabtu, 5 Juni 2021. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Cagar Alam Gunung Tilu (CAGT) Blok Dewata, yang berbatasan dengan kawasan hutan Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Dewata, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Ciwidey, KPH Bandung Selatan. Administratur Perhutani KPH Bandung Selatan melalui Wakilnya, Nurul Anwar yang hadir pada kesempatan tersebut, mengatakan, Perhutani sangat mendukung kegiatan pelepasliaran Owa Jawa dan Lutung Jawa untuk pelestarian satwa endemik Jawa. Lokasi
pelepasliarannya berdekatan dengan kawasan hutan Perhutani, yaitu di Petak 9, 10, 11, dan 68, RPH Dewata. “Diharapkan, habitat Owa Jawa dan Lutung ini nantinya akan menyebar ke kawasan hutan sekitarnya, termasuk wilayah hutan Perhutani. Dengan adanya pelepasliaran ini, Perhutani akan ikut berperan dalam menjaga habitatnya secara langsung ataupun tidak langsung, serta memberikan edukasi kepada masyarakat sekitar tentang pentingnya menjaga habitat dari satwa tersebut,” katanya. Menurut data dari The Aspinal Foundation, saat ini ada masingmasing tiga ekor Owa Jawa dan Lutung Jawa yang dilepasliarkan bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia itu. Owa Jawa yang dimaksud itu bernama Femi (betina
DUTA Rimba 33
RIMBAUTAMA
Foto: Gandi Sugandi/Kompersh KPH Bandung
4,5 tahun) yang berasal dari sitaan BBKSDA Jawa Timur, Doni (jantan 6 tahun) dari Pusat Penyelamatan Satwa Tegal Alur Jakarta, dan Lola (betina 4,5 tahun) yang berasal dari penyerahan sukarela dari warga Garut. Sedangkan 3 ekor Lutung Jawa itu masing-masing bernama Ocid (7 tahun), Moni (5 tahun), dan anak mereka yang bernama Natalia, yang lahir pada 18 Desember 2019. Setelah menjalani proses rehabilitasi dan pengecekan kesehatan terakhir, individu-individu tersebut dinyatakan dalam kondisi kesehatan yang baik oleh tim medis dan siap untuk dilepasliarkan di hari itu.
Lain lagi kegiatan yang mengisi Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2021 di Madura. Guna memeringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Perhutani KPH Madura melakukan kegiatan bersih-bersih sampah di kawasan hutan di wilayah RPH Arjasa, BKPH Kangean Barat, KPH Madura, pada Minggu, 5 Juni 2021. Kegiatan tersebut diikuti oleh jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Arjasa, Gerakan Pramuka Dewan Kerja Ranting (DKR) Arjasa, dan Lembaga Masyarkat Desa Hutan (LMDH). Administratur Perhutani KPH Madura melalui Asisten Perhutani (Asper) Kangean Barat, Marinus, dalam arahannya menyampaikan bahwa setiap tangal 5 Juni, seluruh komponen masyarakat dunia bergandengan tangan dengan instansi pemerintah bersama-sama menunjukkan partisipasinya dalam mengurusi isu-isu lingkungan hidup. Untuk itu, Perhutani mengajak kepada segenap elemen masyarakat Kecamatan Arjasa untuk bekerja sama dalam melakukan pembersihan sampah di areal kawasan hutan.
34 DUTA Rimba
Foto: Hartono Kompersh/KPH Madura
Bersihkan Sampah di Kangean
“Adanya pembuangan sampah di areal hutan dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Kami sering memberikan edukasi kepada masyarakat melalui pemasangan plang larangan membuang sampah di kawasan hutan,” tambah Marinus. Sementara itu, Camat Arjasa, Khusaeri Husin, menyatakan, pihaknya sangat mendukung kegiatan bersih-bersih sampah di wilayah pangkuannya. Momen ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya agar tidak membuang sampah sembarangan. Menurut Khusaeri, pihaknya
selalu melaksanakan evaluasi serta antisipasi agar lingkungan tetap terjaga kebersihannya. Untuk mengantisipasi secara lisan dilakukan dengan kegiatan pemasangan papan larangan agar masyarakat bisa lebih mengenal kebersihan dan tidak membuang sampah sembarangan. “Saya mengimbau kepada seluruh masyarakat Arjasa untuk hidup bersih dan menjaga lingkungan agar selalu lestari, dengan tidak membuang sampah ke sungai, selokan, dan persawahan,” pungkasnya. • DR/Jbg/Gn/Bds/Sgy/Mdr/Mbl
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
DUTA Rimba 35
Foto: Suwarno Kompersh KPH Saradan
RIMBAKHUSUS
36 DUTA Rimba
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
Nihil Kecelakaan Kerja
di Perhutani
Kembali, komitmen Perhutani untuk selalu memerhatikan dan menjamin keamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja mendapatkan apresiasi dari pihak luar perusahaan. Kali ini, Gubernur Jawa Timur yang memberikan apresiasi atas prestasi insan-insan Perhutani menjaga kesehatan dan keselamatan kerja itu. Perhutani KPH Saradan dan KPH Madiun meraih penghargaan tersebut di awal Mei 2021. Hal tersebut menunjukkan pengakuan terhadap kesungguhan Perhutani menjaga kesehatan dan keselamatan kerja.
K
abar gembira bagi insan-insan Perhutani Divisi Regional Jawa Timur hadir mengiringi Peringatan Hari Buruh Internasional tahun ini. Tepat di Hari Buruh Internasional, Sabtu, 1 Mei 2021, dua Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) di Divre Jawa Timur, yaitu KPH Saradan dan KPH Madiun menerima Penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident Award) dari Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia dan Gubernur Jawa Timur. Penghargaan tersebut diterima saat berlangsungnya kegiatan Peringatan Hari Buruh Internasional yang diadakan di The Sun Hotel, Madiun, 1 Mei 2021. Penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident Award) tersebut diserahkan secara langsung oleh Walikota Madiun, Maidi, dari Kementerian Ketenagakerjaan RI dan Gubernur Jawa Timur. Kepala Sub Seksi (KSS) SDM dan
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
Umum Perhutani KPH Saradan, Tik Soehindrarti, hadir menerima penghargaan tersebut, mewakili Administratur Perhutani KPH Saradan. Penghargaan itu menjadi kian bergengsi, karena ini adalah tahun kesembilan berturut-turut mereka menerima penghargaan tersebut dari Gubernur Jawa Timur. Di dalam sambutannya di acara pemberian penghargaan tersebut, Walikota Madiun, Maidi, menyampaikan, perlu kesadaran untuk menjaga kesehatan dan keselamatan kerja. Sebab, salah satu penyebab kecelakaan kerja adalah kurangnya kesadaran di kalangan masyarakat, baik dunia industri, usaha, maupun pekerja. “Untuk itu, penerapan sistem manajemen K3 harus dioptimalkan dan sekaligus pengawasan ketenagakerjaan yang lebih kuat agar K3 benar-benar menjadi budaya dan perilaku masyarakat Industri,” terangnya.
Buat Perhutani KPH Saradan sendiri, raihan penghargaan tersebut tahun ini kian mengukuhkan komitmen dan kerja keras mereka dalam menjamin keamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja di lingkungan kerja mereka. Dan komitmen itu mendapatkan pengakuan serta apresiasi dari pihak luar perusahaan. Hal itu dikatakan Administratur Perhutani KPH Saradan, Bambang Cahyo Purnomo, dalam keterangannya secara terpisah, menanggapi diraihnya penghargaan tersebut. “Dua penghargaan yang diterima ini merupakan hasil kerja keras bersama untuk menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebagai upaya menekan terjadinya kecelakaan kerja di lingkungan Perhutani KPH Saradan,” ujarnya. Bambang pun merinci penghargaan Zero Accident yang mereka terima dari Gubernur Jatim
DUTA Rimba 37
RIMBAKHUSUS
Foto: Yudi Triyanto/Kompersh KPH Madiun
itu sudah diperoleh sejak tahun 2013 sampai 2020 secara berturutturut. Artinya, sudah sembilan tahun berturut-turut mereka menerima penghargaan itu. Sedangkan penghargaan dari Kementerian Tenaga Kerja RI mereka peroleh di tahun 2013, 2014, 2015, 2016, 2017, 2018, dan 2020. Bambang melanjutkan, Perhutani KPH Saradan memeroleh prestasi dalam pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang mencapai 10.111.624 jam kerja tanpa kecelakaan kerja (Zero Accident) terhitung sejak tanggal 1 Oktober 2019 sampai 31 Oktober 2020. Hal yang tentu membahagiakan.
Penghargaan untuk KPH Madiun Bukan hanya KPH Saradan yang meraih prestasi nihil kecelakaan kerja itu. Perhutani KPH Madiun juga menerima penghargaan Zero Accident Award dari Gubernur Jawa Timur. Di waktu dan tempat yang sama, mereka menerima penghargaan yang diserahkan langsung oleh Walikota Madiun bersamaan dengan peringatan Hari Buruh Internasional itu. Kepala Sub Seksi (KSS) SDM dan Umum Perhutani KPH Madiun, Sulistyorini, hadir menerima penghargaan tersebut mewakili Administratur Perhutani KPH Madiun. Saat memberikan kata sambutan di kesempatan itu, Walikota Madiun, Maidi, menyampaikan selamat kepada para penerima penghargaan tersebut. Ia juga mengimbau agar semua instansi yang ada di Kota Madiun, baik instansi pemerintah, BUMN, BUMD, maupun swasta, yang sudah mendapatkan Penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), baik dari Gubernur Provinsi Jawa Timur maupun dari Kementerian Ketenagakerjaan
38 DUTA Rimba
RI, agar memertahankan prestasi tersebut. “Sebab, untuk mendapatkan penghargaan ini tidaklah mudah,” ujarnya. Sementara itu, Administratur Perhutani KPH Madiun, Imam Suyuti, di kesempatan terpisah, mengatakan, Perhutani KPH Madiun telah kesepuluh kalinya berturut-turut menerima Penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Tingkat Provinsi Jawa Timur. Sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2020 mereka meraih penghargaan tersebut, dengan total pencapaian sebanyak 7.424.060 jam kerja orang tanpa kecelakaan kerja. “Penghargaan ini diperoleh berkat kerja keras dan disiplin para karyawan dan karyawati, dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sehari-hari dengan menaati aturan dari keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Ke depan, agar bisa dipertahankan dengan kesadaran
untuk terus meningkatkan disiplin diri dalam bekerja sehari-hari,” ujarnya.
Zero Accident Award Zero Accident Award (penghargaan kecelakaan nihil) adalah tanda penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang diberikan oleh pemerintah kepada manajemen perusahaan yang telah berhasil dalam melaksanakan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja, sehingga mencapai kondisi nihil kecelakaan (zero accident). Yang dimaksud dengan zero accident atau nihil kecelakaan adalah tidak adanya kecelakaan yang menyebabkan fatality atau kematian dan tidak terdapat kecelakaan yang menyebabkan hilangnya hari kerja selama 2×24 jam. Menanggapi momen pemberian penghargaan tersebut di tahun ini, Gubernur Jawa Timur, Khofifah
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
Foto: Suwarno Kompersh KPH Saradan
Indar Parawansa, menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pemerintah daerah. Begitupun terima kasih disampaikan kepada perusahaan yang berada di Jawa Timur yang selalu mengutamakan keselamatan kerja pada setiap pekerjaan yang dilakukan. Selain itu, Gubernur Jawa Timur pun menyampaikan apresiasi kepada seluruh perusahaan yang tetap memertahankan karyawannya di tengah berjangkitnya pandemi ini, di saat banyak perusahaan di tempat lain yang melakukan PHK. Di tingkat nasional, Penghargaan Kecelakaan Nihil merupakan tanda penghargaan K3 yang diberikan pemerintah kepada perusahaan yang telah berhasil mencegah terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja mereka tanpa menghilangkan waktu kerja. Tujuan pemberian penghargaan tersebut adalah untuk memberikan apresiasi
kepada perusahaan yang telah berhasil menerapkan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), serta memberikan motivasi kepada yang lain. Kecelakaan kerja yang menghilangkan waktu kerja adalah kecelakaan yang menyebabkan seorang pekerja tidak dapat melakukan pekerjaannya setelah terjadi kecelakaan kerja selama dua kali dua puluh empat jam. Atau kecelakaan yang menyebabkan terhentinya proses produksi dan atau rusaknya peralatan tanpa korban jiwa, jika melebihi dua shift kerja. Kecelakaan kerja tidak menghilangkan waktu kerja apabila terjadi kecelakaan sebagai akibat perang, bencana alam, dan halhal lain yang berada diluar kontrol perusahaan. Apabila di suatu perusahaan terjadi kecelakaan yang menghilangkan waktu kerja,
maka jam kerja nihil kecelakaan kerja yang telah dikumpulkannya dianggap hilang. Meskipun jam kerja nihil kecelakaan kerja itu telah dikumpulkan selama bertahun-tahun dan dalam jumlah jam kerja yang besar. Jika hal itu terjadi, perusahaan harus memulai menghitung dari awal atau nol kembali setelah terjadinya kecelakaan kerja tersebut.
Kriteria Penilaian Penghargaan Zero Accident Award dari pemerintah Republik Indonesia diberikan kepada Pimpinan Perusahaan dengan sejumlah ketentuan dan kriteria penilaian. Pertama, di perusahaan tersebut tidak pernah terjadi kecelakaan kerja yang menghilangkan waktu kerja selama minimal tiga tahun berturut-turut. Kedua, telah tercapai jam kerja tanpa kecelakaan yang menghilangkan waktu kerja sesuai dengan besar-kecilnya perusahaan serta bobot risiko pekerjaan. Ada tiga kriteria perusahaan berdasarkan besar-kecilnya perusahaan. Yaitu perusahaan besar, perusahaan menengah, dan perusahaan kecil. Perusahaan besar apabila memekerjakan tenaga kerja sebanyak lebih dari seratus tenaga kerja. Perusahaan menengah apabila memekerjakan tenaga kerja lebih dari lima puluh tenaga kerja tetapi kurang dari seratus tenaga kerja. Perusahaan kecil apabila memekerjakan tenaga kerja paling banyak lima puluh tenaga kerja. Maka, menyimak hal-hal yang mendasari penilaian pemberian penghargaan tersebut, Raihan Zero Accident Award itu adalah prestasi yang bergengsi. Jadi, prestasi KPH Saradan dan KPH Madiun mendapatkan penghargaan nihil kecelakaan kerja adalah prestasi yang patut diacungi jempol. Bravo! • DR/Srd/ Swn/Mdn/Yd
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
DUTA Rimba 39
RIMBAKHUSUS
Perhutani
Raih Penghargaan BUMN Marketeers Award 2021 Insan-insan Perhutani kembali mendulang prestasi. Kali ini, Perum Perhutani kembali dinyatakan sebagai pemenang dalam ajang BUMN Marketeers Awards 2021. Di gelaran yang diberi nama BUMN Marketing Day 2021 itu, Perum Perhutani dinyatakan sebagai Bronze Winner kategori Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Prestasi itu lagi-lagi menunjukkan pengakuan dari pihak eksternal perusahaan terhadap kinerja Perhutani. Sekaligus harus menjadi motivasi bagi insan-insan Perhutani untuk terus mengukir prestasi dan memberikan kinerja unggul yang optimal.
P
enyelenggaraan BUMN Marketeers Awards 2021 masih seperti gelaran di tahun lalu. Seperti penyelenggaraan tahun lalu, ajang yang diberi nama BUMN Marketing Day 2021 itu juga diselenggarakan secara online melalui Zoom dan live streaming via Youtube di channel Marketeers TV pada Rabu, 9 Juni 2021. Dan yang membanggakan adalah, di ajang BUMN Marketeers Awards 2021, itu Perum Perhutani kembali meraih penghargaan. Di dalam ajang yang digelar oleh Markplus, Inc tersebut, Perhutani berhasil mendapat penghargaan
40 DUTA Rimba
“The Most Promising Company in Enterpreneurial SOEs Bronze Winner” kategori Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Penghargaan tersebut diserahkan oleh CMO dan Dewan Juri BUMN Marketeers Award 2021 yang diterima oleh Direktur Komersial Perum Perhutani, Ahmad Ibrahim. Ajang tahunan yang diselenggarakan oleh Markplus, Inc ini merupakan kali kesembilan penyelenggaraan BUMN Marketeers Awards 2021. Proses seleksi dan penilaian pemenangnya melibatkan dewan juri dari anggota Jakarta CMO Club, Indonesia Marketing Associaton, serta International
Council for Small Business di Indonesia. Yang menarik, seluruh proses tersebut dilakukan secara online. Mulai dari sosialisasi, seluruh proses pelaksanaan perhelatan tersebut, hingga penjurian, seluruhnya dilakukan secara online. Hal itu dilakukan untuk menghindari terjadinya kerumunan. Sebab, saat ini kondisi Indonesia masih berada di tengah masa pandemi Covid-19. Di kesempatan itu, Direktur Komersial Perum Perhutani, Ahmad Ibrahim, menyampaikan, Perhutani telah mengembangkan sistem penjualan online. Bahwa dalam bidang pemasaran yang dijalankan
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
Foto: Nanjar Munandar/Kompersh Kanpus
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
DUTA Rimba 41
RIMBAKHUSUS
sehari-hari, Perum Perhutani saat ini telah mengembangkan sistem Penjualan Online Toko Perhutani dan aplikasi mobile “Toko Perhutani” yang merupakan mobile apps pertama platform produk kehutanan. Aplikasi tersebut menurut Ahmad Ibrahim akan terus diperkaya dengan fitur-fitur yang memudahkan proses interaksi dan transaksi produk Perhutani. Harapannya, aplikasi itu dapat memudahkan konsumen dalam berbelanja produk-produk Perhutani, baik industri kayu maupun non kayu.
Jiwa Entrepreneur Selain itu, Ahmad Ibrahim juga menegaskan, Perhutani memberikan jaminan terhadap mutu, asal usul, serta legalitas produk kayu yang dihasilkan. Jadi, setiap konsumen yakin bahwa produk hasil hutan Perhutani berasal dari hutan yang lestari. “Hal ini sesuai dengan tuntutan pasar dunia akan produk yang berasal dari hutan yang dikelola secara lestari,” ujarnya. Ibrahim melanjutkan, Perhutani juga selalu memerhatikan prinsipprinsip pengelolaan hutan lestari. “Perhutani menerapkan
42 DUTA Rimba
“Kami berkeyakinan bahwa semua pihak, baik Swasta maupun BUMN, harus memiliki jiwa entrepreneur. Pemerintah mengharuskan bagi perusahaan BUMN dan BUMD untuk mampu menyeimbangkan dua peran utama, yaitu sebagai value creator dengan menujukkan Business Growth Strategy untuk memenuhi Good Risk Management, dan sebagai agent of development dengan memerlihatkan eksistensi BUMN dan BUMD dalam memenuhi Public Welfare, sekaligus bersedia menjadi Pioneering Agent,” jelas Hermawan Kertajaya. Sustaianbility Forest Management. Terbukti, Perhutani sebagai pemegang 49 sertifikat FSC Controlled Wood dan delapan sertifikat FSC FM-CoC. Selain itu, dalam mengelola sumber daya hutan, Perhutani juga melibatkan 5.289 Lembaga Masyarakat Desa HUtan (LMDH) se-Pulau Jawa dan Madura,” terang Ibrahim. Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Founder & Chairman MarkPlus Inc, Hermawan Kertajaya, menjelaskan bahwa tahun ini BUMN dan BUMD Marketeers Awards kembali hadir
dengan gelaran yang tetap menarik disimak. Tahun ini, mereka hadir dengan tema yang tak kalah menarik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tema tahun ini melekat pada situasi new normal yang saat ini tengah kita hadapi. Yaitu dengan tema “Digital Transformation in Marketing” untuk BUMN Marketeers Award 2021. “Kami berkeyakinan bahwa semua pihak, baik Swasta maupun BUMN, harus memiliki jiwa entrepreneur. Pemerintah mengharuskan bagi perusahaan BUMN dan BUMD untuk mampu
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
menyeimbangkan dua peran utama, yaitu sebagai value creator dengan menujukkan Business Growth Strategy untuk memenuhi Good Risk Management, dan sebagai agent of development dengan memerlihatkan eksistensi BUMN dan BUMD dalam memenuhi Public Welfare, sekaligus bersedia menjadi Pioneering Agent,” jelas Hermawan.
BUMN Marketeers Awards BUMN Marketeers Awards adalah ajang penghargaan bagi BUMN yang berprestasi di bidang pemasaran, sebagai bentuk apresiasi terhadap BUMN serta anak perusahaannya yang memiliki strategi pemasaran efektif dalam mengelola produk, merek, dan konsumen. Penyelenggaranya adalah MarkPlus Inc. Selain memertimbangkan profitability, dilakukan pula penilaian ekstra bagi BUMN yang memberikan manfaat bagi masyarakat, baik sosial maupun lingkungan. Menurut Hermawan, MarkPlus Inc mengadakan BUMN dan
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
BUMD Marketeers Award 2021 dengan tujuan untuk memberikan penghargaan bagi perusahaan BUMN maupun BUMD se-Indonesia yang berhasil menerapkan transformasi digital dalam strategi marketing mereka. MarkPlus Inc telah menggelar ajang pemberian penghargaan itu sejak tahun 2011. Ajang yang kemudian dilaksanakan setiap tahun itu merupakan salah satu dari rangkaian acara Jakarta Marketing Week. Tahun ini, Jakarta Marketing Week diselenggarakan secara OMNI atau kolaborasi antara online dan offline pada 9 Juni 2021. Tahun ini, tema yang diangkat dalam ajang BUMN dan BUMD Marketeers Awards cukup menarik dan sesuai dengan kondisi new normal saat ini. Tema itu adalah “Digital Transformation in Marketing” untuk BUMN Marketeers Award dan “Transformasi Digital Pemasaran untuk Kolaborasi Jakarta” untuk BUMD Marketeers Award. BUMN dan BUMD Marketeers Awards hadir sebagai bentuk apresiasi bagi perusahaan dan anak
perusahaan BUMN maupun BUMD yang mengedepankan kreativitas, inovasi, entrepreneurship, dan leadership dalam meningkatkan daya saing di era new normal. Di tahun ini, terdapat beberapa sub-kategori sebagai penilaian, yaitu Brand Management, Product Management, Customer Management, Sales, Service, Marketing 3.0. Dan untuk BUMN Marketeers Award terdapat dua tambahan sub-kategori penilaian, yaitu Entrepreneurial State-Owned Enterprises (SOEs), dan Branding Campaign of the Year. Kehadiran acara BUMN dan BUMD Award 2021 diharapkan akan menjadi motivasi bagi perusahaan dan anak perusahaan BUMN dan BUMD agar senantiasa berprestasi dengan penerapan strategi di masa tranformasi digital saat ini. Hal itu sekaligus juga diharapkan akan memancing kreativitas perusahaan BUMN dan BUMD agar tetap bertahan bahkan berjaya walau di tengah masa berjangkitnya wabah pandemi. Selamat!• DR/PR/2021-VI-13
DUTA Rimba 43
Foto: Rizka Amalia/Kompersh Kanpus
RIMBAKHUSUS
44 DUTA Rimba
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
Di Ajang ISATROP 2021,
Milenial Perhutani Raih Presenter Award Insan-insan Perhutani kembali mendulang prestasi. Kali ini, perwakilan milenial Perhutani yang menyabet penghargaan itu. Sang Milenial Perhutani itu meraih juara kedua Presenter Award dalam gelaran The International Symposium on Arboriculture in the Tropics (ISATROP) 2021. Di ajang yang diikuti ratusan peserta dari enam negara, prestasi Juara Kedua tentu bukan hal yang biasa. Maka, prestasi Milenial Perhutani itu pantas ditepuktangani.
G
elaran The International Symposium on on Arboriculture in the Tropics (ISATROP) 2021 terasa bergelora bagi insaninsan Perhutani. Khususnya mereka yang mendapat sebutan Milenial Perhutani. Sebab, dalam ajang yang diadakan secara virtual pada Selasa, 22 Juni 2021 itu, perwakilan Milenial Perhutani dinyatakan meraih juara kedua Presenter Award. Perwakilan milenial Perhutani tersebut adalah Bella Baroqah. Sehari-hari, Bella adalah Staf Pelaksana Kesatuan Bisnis Mandiri Ecotourism Jawa Barat. Di ISATROP 2021, Bella tampil bersama R. Ganjar Gardiaputra Sudjata sebagai co author 1 dan Doddy Juli Irawan sebagai co author 2. Sebagai peserta ISATROP 2021, Bella tampil mengenalkan konsep
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
healing forest. Ia mengusung konsep healing forest lewat presentasi berjudul “The combination between natural forest and stress relieving treatment on Healing Forest Program (Pilot Project at Ranca Upas, Ciwidey, West Java)”. Di dalam presentasinya, Bella menyampaikan, Perhutani sebagai perusahaan negara yang bergerak di bidang kehutanan menjadi pemeran utama dalam mengelola hutan yang lestari dan menjaga agar hutan tetap asri dan lestari dalam balutan rerimbunan pohon yang alami. Penampilan Bella itu menjadi warna tersendiri dalam acara ini. Sebab, acara tersebut notabene pesertanya berasal dari kalangan akademis yang rata-rata bergelar doktor. “Berpartisipasi dalam kegiatan ini menjadi salah satu bukti bahwa Perum Perhutani sangat aware dengan program Research and
Development (RnD), khususnya di bidang arboriculture. Juga, dapat menjadi jembatan untuk sharing dan problem solver dari mengenal perwakilan arborist, baik di Indonesia sendiri maupun di berbagai negara lainnya”, demikian Bella berkisah.
Sangat Mendukung Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Perum Perhutani, Asep Dedi Mulyadi, sangat mengapresiasi keberhasilan Bella meraih juara kedua ISATROP 2021. Asep juga menyampaikan, Perum Perhutani sangat mendukung partisipasi milenial dalam kegiatan tersebut. “Lebih luas, tentunya dapat menjalin networking dengan para stakeholders di bidang kehutanan dan pemerhati lingkungan, baik dalam negeri maupun internasional, dengan tujuan untuk terus melestarikan alam bagi kelangsungan hidup,” tutur Asep. Ajang ISATROP sendiri bertujuan untuk menghimpun informasi dan sekaligus memerkuat komitmen para stakeholders terhadap pentingnya peran pepohonan, ruang hijau, taman kota, dan hutan kota, dalam mendukung kesehatan. Selain itu, juga memerkuat komitmen untuk peduli terhadap alam. Di tahun ini, ISATROP dilaksanakan selama 2 hari. Yaitu 21 – 22 Juni 2021. Gelaran ISATROP tahun ini memiliki 2 topik pembahasan, yaitu Urban Trees for Human Health dan Tree Health:
DUTA Rimba 45
Foto: Rizka Amalia/Kompersh Kanpus
RIMBAKHUSUS
Regulation, Innovation, Capacity Building. Kegiatan tersebut diikuti oleh 145 peserta yang berasal dari 6 negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Thailand.
Terapi Hutan Di dalam ISATROP 2021, Bella Baroqah mengangkat tema Healing Forest. Healing forest atau terapi hutan saat ini sedang menjadi tren dunia sebagai cara baru untuk memulihkan stres, baik fisik maupun mental. Jadi, hutan punya manfaat besar untuk digunakan sebagai medium terapi kesehatan. Terapi hutan mengemuka setelah peneliti bernama Matther P. White memopulerkan istilah itu berdasarkan penelitiannya. Di dalam penelitian Matther P. White yang dipublikasikan jurnal Scientific Report volume 9 edisi 12 Juni 2019, terbukti bahwa tegakan pohon, ekosistem hutan, dan alam terbuka bisa memulihkan kesehatan fisik dan mental. White menganalisis kondisi fisik dan kejiwaan hampir 20.000
46 DUTA Rimba
responden di Inggris. Ia dan timnya lantas menyimpulkan bahwa daya tahan tubuh para responden terhadap serangan virus ternyata naik setelah mereka berjalan di alam terbuka, di taman, atau pantai, selama 120 menit hingga 300 menit. Penelitian White memopulerkan istilah “forest bathing”. Istilah itu diserap dari istilah Jepang “shinrinyoku”. Adalah Qing Li, Presiden Kelompok Pengobatan dari Hutan di Tokyo, yang memopulerkan istilah tersebut dalam bukunya “ShinrinYoku: The Art and Science of Forest Bathing”. Menurut dia, berjalan di bawah hutan dan menjumpai kehijauan alam adalah faktor penting dalam memerangi penyakit di tubuh dan pikiran. Setiap hari, Qing berjalanjalan di taman kota di dekat Nippon Medical School di Tokyo. Di dalam satu bulannya, Qing menghabiskan tiga hari berjalan di hutan alam Jepang yang sebenarnya. Dari sana, ia menyimpulkan peran penting hutan dan hijauan pepohonan dalam memerangi penyakit bagi manusia.
Di dalam buku yang terbit tahun 2018 itu, Qing Li membuat panduan “mandi hutan”. Panduan mandi hutan tersebut diawali dengan meninggalkan rutinitas sehari-hari di tengah kehidupan kota, lalu kembali ke alam. “Tinggalkan ponsel dan kamera. Berjalanlah tanpa tujuan dan perlahan. Biarkan tubuhmu yang menuntun arahmu. Dengarkan ke mana ia ingin membawamu. Ikuti hidung dan panca indramu. Tidak masalah jika kamu tidak berjalan dan hanya diam. Nikmatilah suara, aroma, dan pemandangan alam dan biarkan alam memasukimu dan kamu memasukinya,” urainya. Di Indonesia, konsep healing forest sangat potensial untuk dikembangkan. Sebab, Indonesia dikenal sebagai salah satu negara di dunia yang memiliki hutan yang luas. Maka, menjaga agar hutan tetap asri dan lestari kini menjadi tugas kita semua. Sebab, hutan punya banyak manfaat untuk kehidupan. Jadi, mari kita jaga hutan kita. • DR/Kanpus/RA
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
DUTA Rimba 47
KINERJA, BERBAGI, PEDULI SOSIAL DAN
LINGKUNGAN
48 DUTA Rimba
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
LENSA
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
DUTA Rimba 49
50 DUTA Rimba
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
LENSA
NO. 90 55 •• TH. TH. 915••NOVEMBER MEI - JUNI •-2021 DESEMBER • 2014
DUTA Rimba 51
KEBIJAKAN ANTI PENYUAPAN PERUM PERHUTANI ISO 37001:2016
1 Mematuhi peraturan perundang-undangan anti penyuapan baik Internasional maupun Nasional, melakukan pengelolaan manajemen anti penyuapan secara berkelanjutan serta memberikan sanksi terhadap penyimpangan yang terjadi.
Menerapkan secara konsisten dan meningkatkan secara berkelanjutan sistem manajemen anti penyuapan sesuai standar ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan untuk mencapai Visi Misi Perusahaan
2
3
INTIKU Integritas Inovatif Fokus pada
pelanggan
Unggul
Membangun budaya anti penyuapan melalui tata nilai INTIKU (Integritas, Inovatif, Fokus pada pelanggan, Unggul) secara berkelanjutan dengan dilandasi itikad baik dan keyakinan yang wajar, tanpa takut terhadap tindakan balasan
4
Melarang dan menolak praktik penyuapan, pemberian komisi, gratifikasi, hadiah dan jamuan yang berlebihan.
5 Membentuk Fungsi Kepatuhan Anti Penyuapan yang memiliki kewenangan dan kemandirian yang memadai.
SOBATRIMBA
54 DUTA Rimba
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
DUTA Rimba 55
SOBATRIMBA
56 DUTA Rimba
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
DUTA Rimba 57
LINTASRIMBA
Perhutani dan PT Green Field Indonesia Kerja Sama Penanaman
HMT di Blitar PT Green Field, Heru Prabowo, mengatakan, pihaknya sangat berterima kasih kepada Perhutani yang telah mendukung untuk memasok pakan ternak berupa tanaman tebon jagung. “Saat ini kami masih disuplai oleh perorangan atau petani lokal, serta mendatangkan dari beberapa kota terdekat. Mengingat biaya transport yang tinggi, kami berharap bisa bekerjasama dengan Perhutani dalam penanam HMT dengan melibatkan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) setempat,” katanya.
Sedangkan Administratur Perhutani KPH Blitar, Teguh Jati Waluyo, mengatakan, rencana kerja sama penanaman HMT sebagai pakan ternak dengan PT Green Field Indonesia sangat bagus, dan pihaknya sangat mendukung. Selain karena lokasi dekat kawasan hutan di wilayah kerjanya, tanaman jagung sangat cocok ditanam di sebagian besar wilayah Perhutani KPH Blitar. “Kami akan menindaklanjuti arahan Kepala Divisi regional Jawa Timur dalam rangka kerja sama ini untuk menentukan lokasi-lokasi dan demplotnya,” pungkasnya. • DR/Btr/Agg
Foto : Agung Budiyono/Kompersh KPH Jember
Blitar - Kepala Divisi Regional (Kadivre) Perhutani Jawa Timur, Karuniawan Purwanto Sanjaya, Selasa, 25 Mei 2021, melakukan kunjungan kerja ke PT Green Field Indonesia. PT Green Field Indonesia adalah perusahaan penghasil susu sapi yang berkantor di Desa Ngadirenggo, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Kunjungan tersebut dalam rangka menjajaki kemungkinan kerja sama penanaman Hijauan Makan Ternak (HMT) di dalam kawasan hutan Perhutani, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Wlingi, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Blitar. “Besar kemungkinan, Perhutani bisa bekerjasama dalam penanaman pakan ternak dengan PT Green Field Indonesia, berupa tebon jagung (jagung muda) di kawasan hutan seluas 1.200 hektare di wilayah BKPH Wlingi,” kata Karuniawan. Di kesempatan itu, Head Manager Deary Farming Indonesia
58 DUTA Rimba
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
DUTA Rimba 59
LINTASRIMBA
Mahasiswa Instiper Yogyakarta Praktik Kerja di Perhutani
KPH Indramayu bulan, mulai tanggal 14 Juni sampai 14 September 2021. Di dalam arahannya, Asep Saepudin mengatakan, para mahasiswa tersebut akan mendapat bimbingan dan materi pembekalan untuk praktik lapangan dari petugas Perhutani, baik yang berada di kantor maupun di lapangan. “Kegiatan PKL ini merupakan upaya agar mahasiswa dapat meningkatkan pemahaman, wawasan, dan keterampilan. Selama PKL, mahasiswa dapat membandingkan antara teori yang telah didapat selama menjalani
kuliah dengan praktiknya di lapangan,” katanya. Salah satu mahasiswa, Agung, mewakili rekan-rekannya, mengucapkan terima kasih kepada Perhutani KPH Indramayu yang dengan tangan terbuka telah menerima mereka untuk melaksanakan PKL. “Tujuan dari PKL ini adalah untuk membandingkan antara teori di perkuliahan dengan praktik kerja di lapangan, serta untuk mendapatkan gambaran seutuhnya tentang pengelolaan hutan, khususnya di Perum Perhutani,” ujarnya. • DR/Idr/SH
Foto : Saeful Hakim Kompresh KPH Indramayu
Indramayu - Administratur Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Indramayu, Asep Saepudin, secara resmi menerima kedatangan mahasiswa Fakultas Kehutanan Institut Pertanian (INSTIPER) Yogyakarta, di Kantor Perhutani KPH Indramayu, Kamis, 10 Juni 2021. Kedatangan mereka dalam rangka Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Kantor Perhutani KPH Indramayu. Para mahasiswa itu akan melakukan PKL di wilayah KPH Indramayu, di lingkungan kantor maupun di lapangan (hutan), selama tiga
60 DUTA Rimba
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
DUTA Rimba 61
LINTASRIMBA
Perhutani
Foto : Kompersh KPH Pemalang
dan Bupati Pemalang Kembangkan Kawasan Industri
Pemalang - Perhutani KPH Pemalang melakukan rapat koordinasi (rakor) dengan Bupati Pemalang dan stakeholder terkait di Kantor Bupati Pemalang, Jumat, 18 Juni 2021. Rakor itu digelar guna membahas rencana pengembangan kawasan industri di Kabupaten Pemalang. Selain Administratur Perhutani KPH Pemalang, Akhmad Taufik; dan Bupati Pemalang, Mukti Agung Wibowo; hadir pula di acara itu Wakil Bupati Pemalang, Mansur
62 DUTA Rimba
Hidayat; Perwakilan Kementerian Investasi / Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Edwan; Direktur Promosi Daerah, Saribuah Sihahang; Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu, Khaeron; Kepala Dinas Pemberdayaan dan Pemerintahan Desa Kabupaten Pemalang, Tutuko Raharjo; Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Mohamad Seu; Kepala Dinas Pekerjaaan Umum dan Penataan Ruang, Hery Firmatio;
dan perwakilan Anggota DPRD Kabupaten Pemalang. Akhmad Taufik dalam kesempatan itu menyampaikan, Perhutani KPH Pemalang siap mendukung program Pemerintah Kabupaten Pemalang guna meningkatkan taraf perekonomian masyarakat. “Semoga ke depan, dengan terbangunnya industri di Kabupaten Pemalang, dapat menambah lapangan pekerjaan dan memberi pendapatan asli daerah Kabupaten Pemalang,“ tuturnya. Di kesempatan itu, Mukti Agung Wibowo mengucapkan terima kasih kepada seluruh stakeholder dan jajaran Perhutani KPH Pemalang yang hadir dalam rakor perencanaan pengembangan kawasan industri di Kabupaten Pemalang itu. “Kawasan industri di Kabupaten Pemalang rencananya akan dibangun di lokasi perbatasan dengan kawasan hutan. Pemerintah Kabupaten Pemalang berharap dukungan dari berbagai pihak terkait,“ jelasnya. • DR/Pml/Eko
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
DUTA Rimba 63
LINTASRIMBA
Perhutani Jalin Kerja Sama
Budi Daya Porang
Majalengka - Pada Jumat, 30 April 2021, Perhutani KPH Majalengka bersama CV Karomah Jaya Mandiri dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Tanjung Wiru, melakukan penandatanganan kerja sama Budi Daya Tanaman Porang di kawasan hutan seluas 20 Hektare, di Petak 5, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Sukaya, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Cibenda, KPH Majalengka. Secara administratif, kawasan itu termasuk wilayah Desa Mekarmulya, Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Acara yang berlangsung di Aula Kantor KPH Majalengka tersebut dihadiri Administratur Perhutani KPH Majalengka, Andi Mulya, beserta jajaran. Hadir pula Direktur CV Karomah Jaya Mandiri, Momo Sutarma, beserta jajaran. Juga hadir Ketua LMDH Tanjung Wiru, Dadang, beserta anggota. Penandatanganan kerja sama itu adalah dalam rangka optimalisasi fungsi dan manfaat kawasan hutan dengan melakukan kegiatan budi daya penanaman porang di bawah tegakan jati, dan meningkatkan rasa tanggung jawab para pihak terhadap keberlanjutan fungsi dan manfaat sumber daya hutan. Juga menyelaraskan kegiatan pengelolaan sumber daya hutan dengan pembangunan wilayah desa hutan sesuai dinamika sosial masyarakat desa hutan. Andi Mulya menyampaikan, kerja sama budi daya itu diharapkan dapat meningkatkan pendapatan bagi masyarakat Desa Mekarmulya dan LMDH, Perhutani selaku Badan
64 DUTA Rimba
Foto : Asep Wahidin/Kompersh KPH Majalengka
dengan Stakeholder di Majalengka
Usaha Milik Negara (BUMN), serta Investor sebagai pemilik modal. “Adanya kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat desa hutan dengan adanya sharing. Kami berharap hak dan kewajiban para pihak untuk disepakati dan dipatuhi bersama,” kata Andi. Sementara itu, Momo Sutarma mengharapkan kerja sama dengan Perhutani dan LMDH dalam pelaksanaan budi daya tanaman porang dapat menghasilkan keuntungan, sehingga kegiatan budi daya tanaman porang ini dapat
berdampak dalam menciptakan dan menyerap tenaga kerja masyarakat sekitar hutan, dari kegiatan penanaman sampai pemanenan. “Prospek pemasaran porang saat ini sangat menjanjikan. Apalagi prospek pemasaran ekspor porang ini masih relatif rendah dibanding kebutuhan porang dunia. Kami mengajak semua pihak, jangan raguragu untuk menanam porang. Pihak kami siap menampung dan membeli produk porang, baik berupa umbi maupun katak. Kami berharap pabrik porang nantinya bisa didirikan di Majalengka,” katanya. • DR/Mjl/Aw
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
DUTA Rimba 65
LINTASRIMBA
Tim Forest Programme III-Sulawesi Tengah
Studi Banding di Perhutani Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Palu Poso, Muhammad Malik; Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (BPSKL) Wilayah Sulawesi, Mucklis; Kelompok Masyarakat Desa Dolo Selatan, Gafur; Fasilitator Desa dan Koordinator Bonar Adrian Barau; Implementing Konsultan, Hanom Bashari; dan Direktorat PIKA/PEA, Hilmayetti. Di dalam rangkaian kegiatan studi banding tersebut, Tim Perhutani memaparkan juga sejarah Wana Wisata Goa Terawang yang memiliki panjang sekira 190 meter, kedalaman 5 – 11 meter, dan berada di Petak 45 d. Kawasan seluas 15,7 hektare itu berada di BKPH Kalonan, KPH Blora. Administratur Perhutani KPH Blora, Agus Widodo, yang juga hadir pada kesempatan itu, mengharapkan agar studi banding itu nantinya memberikan nilai positif dalam
kegiatan di masyarakat, khususnya di Sulawesi Tengah. “Dengan adanya kegiatan ini juga diharapkan Wana Wisata Goa Terawang akan lebih dikenal di Indonesia, khususnya di Sulawesi Tengah, sebagai tujuan wisata,” ujarnya. Di dalam kesempatan itu, Kepala Bidang Pengelolaan DAS dan RHL Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tengah, Susanto Wibowo, menerangkan, kunjungannya bersama tim itu selain dalam rangka mendukung program Pemerintah Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah, untuk memotivasi masyarakat agar tidak merambah hutan, juga ingin menjalin kerja sama tanaman. Khususnya tanaman kelor, sereh wangi, madu, dan ekowisata. Sulawesi Tengah termasuk penghasil pendapatan terbesar dari Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), yaitu rotan, damar, dan kulit kayu. • DR/Blr/ Wsn
Foto : Kompersh KPH Blora
Blora - Perhutani KPH Blora menerima kunjungan Tim Forest Programme III-Sulawesi (FP III) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Jumat, 28 Mei 2021. Bertempat di Wana Wisata Goa Terawang, Desa Kedungwungu, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, kunjungan itu dalam rangka studi banding terkait pemberdayaan masyarakat, pengembangan tanaman kelor, dan ekowisata. Rombongan Tim FP III-Sulawesi dipimpin Susanto Wibowo asal Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tengah. Tim itu terdiri dari sejumlah perwakilan di antaranya Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kulawi, Darwis; Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Sigi Miar Permana Arifiyanto; Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sigi, Muhammad Nafiri Akbar; Balai
66 DUTA Rimba
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
Bupati Jember Apresiasi Perhutani
Atas Kontribusi
Jember - Bupati Jember, Hendy Siswanto, mengapresiasi sinergitas yang dijalin Perhutani KPH Jember dengan jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jember, saat menghadiri serah terima jabatan Administratur Perhutani KPH Jember, di Wana Wisata Agroforestry dan Cluster Durian PPG Sidomulyo, Kamis, 3 Juni 2021. Kegiatan tersebut juga dihadiri Wakil Bupati Jember dan jajaran Forkopimda lainnya, yaitu Komandan Kodim 0824 Jember, Kepala Kepolisian Resor Jember, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam wilayah Jember, Kepala Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Wilayah Jember, Perwakilan Taman Nasional Meru Betiri, Rekanan dan Mitra Kerja, Forkopimcam Silo, Paguyuban LMDH Jember, serta Wakil Kepala Divisi Regional Jawa Timur. Di dalam sambutannya, Hendy Siswanto mengatakan, selama bertugas di wilayah administrasi Kabupaten Jember, Administratur Perhutani KPH Jember, Rukman Supriatna, telah berhasil membangun sinergitas dengan jajaran Forkopimda dan stakeholders lainnya. Selain itu, menurut Hendy, pengelolaan hutan di Jember juga turut memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi masyarakat, khususnya bagi warga sekitar hutan. Antara lain dalam mendukung program Perhutanan Sosial yang dalam pelaksanaannya Perhutani sudah menanam jenis tanaman kayu putih di lahan hutan seluas 300 hektare.
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
Foto : Agus Sulaiman/Kompersh KPH Jember
Pembangunan Ekonomi Warga
“Untuk mendukung tanaman kayu putih ini, Pemkab Jember siap membangun pabrik pengolahan kayu putihnya di Jember,” ujar Hendy. Sementara Rukman Supriatna yang akan meninggalkan tugasnya di KPH Jember, dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada seluruh jajaran Forkopimda Jember dan instansi terkait, yang selama ini
telah menerima dan mendukung Perhutani dalam pengelolaan sumber daya hutan, khususnya dalam pelaksanaan Perhutanan Sosial. “Tanpa ada dukungan dan kerja sama dengan semua pihak, tentunya keberhasilan tidak akan diraih seperti yang Perhutani dapatkan selama ini,” kata Rukman. • DR/Jbr/As
DUTA Rimba 67
LINTASRIMBA
Perhutani Kembangkan
Tanaman Biomassa di KPH Sukabumi
Foto : Nanjar Munandar/Kompersh Kanpus
Sukabumi - Sejak tahun 2013, Perum Perhutani telah merintis bisnis berbasis biomassa hutan. Saat itu, Perhutani melakukan uji coba penanaman tanaman energi di lahan seluas 2.000 hektare. Di tahun 2019, Perhutani mulai mengembangkan bisnis biomassa dengan menyiapkan klaster tanaman energi seluas 70.000 hektare dan rencana industri turunannya yaitu wood chip dan wood pellet. Pengembangan bisnis biomassa itu pun telah menjadi program dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 20202024. Salah satu lokasi pengembangan tanaman biomassa itu berada di wilayah Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Sukabumi. Sejak 2019, Perhutani KPH Sukabumi menjadi salah satu lokasi pengembangan tanaman
68 DUTA Rimba
biomassa sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. Lokasinya tersebar di empat Resort Pemangkuan Hutan (RPH) yang berada di wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Lengkong, yaitu RPH Hanjuang Barat, RPH Hanjuang Timur, RPH Hanjuang Tengah, dan RPH Hanjuang Selatan. Pada 2019, luas tanaman biomassa yang dikembangkan adalah 700,35 hektare. Pada 2020, ditambah seluas 1.443,94 hektare. Sehingga, total keluasan tanaman biomassa di Perhutani KPH Sukabumi adalah 2.134,29 hektare. Terdapat 2 (dua) jenis tanaman biomassa yang ditanam, yakni jenis Gamal (Gliricidia) dan Kaliandra. Gamal (Gliricidia sepium) adalah tanaman sejenis perdu dari kerabat polong-polongan
yang sering digunakan sebagai pagar hidup atau peneduh. Perdu atau pohon kecil ini merupakan salah satu jenis Leguminosa multiguna yang terpenting setelah lamtoro (Leucaena leucocephala). Sedangkan Kaliandra adalah marga sekelompok tumbuhan berbuah polong (Legum), dengan anggota sekitar 200 jenis. Wujudnya berupa pohon berukuran sedang dengan bunga tersusun majemuk. Administratur Perhutani KPH Sukabumi melalui Asisten Perhutani (Asper) BKPH Lengkong, Dede Sutisna, mengatakan, saat ini tinggi tanaman biomassa tahun tanam 2019 telah mencapai 2 meter lebih. Bahkan ada yang mencapai tinggi 3 meter dengan pencabangan yang cukup rapat. Prosentasi tumbuh tanaman biomassa itu rata-rata mencapai 95%. “Sedangkan untuk tanaman biomassa tahun tanam 2020, tingginya sudah mencapai 1,5 sampai 2 meter. Bahkan ada yang lebih. Prosentasi tumbuh rata-rata tanaman biomassa itu mencapai 98%,” kata Dede Sutisna. Dede yang akrab dipanggil “Ojoy” itu juga menjelaskan, untuk masyarakat di sekitar lokasi tanaman biomassa yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), juga disediakan lahan khusus untuk garapan. Luasnya adalah 30% dari luas baku tanaman biomassa yang dialokasikan secara demplot (satu hamparan). “Tentunya lokasi mayarakat tersebut berdampingan dengan masing-masing petak lokasi tanaman biomassa,” tutupnya. • DR/PR/2021-I-2
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
DUTA Rimba 69
WARISANRIMBA
Menjaga Situs Mbah Gandrung Wicaksono
Tetap Lestari
Situs budaya yang termasuk ke dalam kawasan bernilai konservasi tinggi (High Conservation Value Forest) kembali ditemukan di kawasan hutan Perum Perhutani. Kali ini, situs budaya tersebut ditemukan di wilayah hutan Perhutani KPH Kedu Selatan. Situs peninggalan budaya masyarakat yang ada di Desa Gunung Jati, Kecamatan Pagedongan, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, itu adalah Situs Mbah Gandrung Wicaksono. Dan Perhutani KPH Kedu Selatan pun ikut melestarikan situs peninggalan budaya itu, sebagai salah satu identitas budaya masyarakat lokal di dalam kawasan hutan. Hal itu sangat penting untuk mewujudkan pengelolaan hutan lestari.
W
ilayah kerja Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Selatan cukup banyak memiliki lokasi situs budaya tradisi masyarakat. Di wilayah hutan Perhutani KPH Kedu Selatan sejauh ini telah teridentifikasi sebanyak 33 situs, yang tersebar di 5 Kabupaten, yaitu Purworejo, Wonosobo, Banjarnegara, Kebumen, dan Banyumas. Kebanyakan dari situs tersebut berupa situs ekologi dan budaya. Salah satunya adalah situs Mbah Gandrung Wicaksono.
70 DUTA Rimba
Perhutani KPH Kedu Selatan ikut melestarikan peninggalan budaya masyarakat, yaitu Situs Mbah Gandrung Wicaksono, yang terdapat di Desa Gunung Jati, Kecamatan Pagedongan, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Aktivitas pemeliharaan situs itu antara lain terlihat pada Kamis, 17 Juni 2021. Situs Mbah Gandrung Wicaksono masuk dalam kawasan bernilai konservasi tinggi (High Conservation Value Forest). Sebab, situs itu dinyatakan sebagai salah satu identitas budaya tradisi masyarakat lokal di dalam kawasan hutan yang sangat penting untuk mewujudkan pengelolaan hutan lestari.
Administratur Perhutani KPH Kedu Selatan, Komarudin, menyampaikan, di dalam kawasan hutan Perhutani terdapat beberapa tempat yang digunakan oleh masyarakat setempat untuk melaksanakan kegiatan spiritual maupun budaya. Komarudin menambahkan, kawasan hutan yang merupakan kawasan budaya, ekologi, ekonomi, dan agama bagi masyarakat lokal perlu dijaga. Dan hal itu sesuai dengan visi Perhutani. “Seperti halnya Situs Mbah Gandrung Wicaksono yang secara administratif berada di Desa Gunung Jati, Kecamatan Pagedongan, Kabupaten Banjarnegara, masuk ke
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
Foto : Niken Angraini/Kompersh KPH Kedu Selatan
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
DUTA Rimba 71
dalam Petak 2J, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Watubelah, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Banjarnegara, merupakan bukti bahwa Perhutani peduli kepada kepentingan masyarakat, di antaranya masyarakat Gunung Jati dan Pondok Pesantren Al-Irsyad Gunung Jati,” jelas Komarudin. Sementara itu, juru kunci Punden Mbah Gandrung Wicaksono, Turohman, menceritakan bahwa Ki Gandrung Wicaksono adalah keturunan Prabu Brawijaya. Dahulu kala Ki Gandrung Wicaksono pernah melakukan tirakat di daerah tersebut. “Oleh masyarakat Gunung Jati bersama Pondok Pesantren AlIrsyad, dibangunlah cungkup untuk keperluan meneruskan ritual atau tirakat punden mereka,” katanya. Di kesempatan itu, Turohman juga menyampaikan terima kasih kepada pihak Perhutani atas izin tempat yang diberikan. Pemberian izin tempat membuat masyarakat Gunung Jati bisa melestarikan budaya yang dimiliki.
Prabu Brawijaya Brawijaya atau Prabu Brawijaya adalah gelar yang dianggap melekat pada penguasa Kerajaan Majapahit, khususnya Brawijaya V. Raja Brawijaya V dipercaya merupakan penguasa terakhir Kerajaan Majapahit. Nama lengkapnya adalah Prabhu Natha Girindrawardhana Dyah Ranawijaya. Nama “Dyah” di nama raja Ranawijaya itu menunjukkan dirinya seorang raja yang menguasai kerajaan besar. Seorang raja dalam tradisi Majapahit memiliki gelar kerajaan dan nama muda yang dicirikan dengan penggunaan gelar kebangsawanan atau abhiseka “Dyah”. Terutama hal itu berlaku baik untuk tokoh laki-laki dan perempuan. Sedangkan gelar “Bhre” merujuk kepada bangsawan yang
72 DUTA Rimba
Foto : Niken Angraini/Kompersh KPH Kedu Selatan
WARISANRIMBA
menjadi pemimpin atas beberapa kawasan tertentu atau disebut “Mancanagara”. Jika dirujuk ke kondisi sekarang ini, istilah tersebut mungkin setingkat dengan provinsi. Daerah setingkat provinsi tersebut ketika itu diperintah oleh uparaja yang disebut Paduka Bhaţāra yang bergelar “Bhre”. Bhre sendiri merupakan singkatan dari Bhra i atau Bhaţāra ring. Gelar ini adalah gelar tertinggi bangsawan kerajaan. Biasanya posisi ini hanyalah untuk kerabat dekat raja. Tugas mereka adalah untuk mengelola daerah, memungut pajak, dan mengirimkan upeti ke pusat, dan mengelola pertahanan di daerah perbatasan. Ketika telah menjadi raja, Prabu Dyah Ranawijaya masih dikenal dengan sebutan Bhre Wijaya atau Brawijaya. Prabu Brawijaya atau Dyah Ranawijaya memerintah Majapahit tahun 1474—1498. Saat itu, ibu kota
Kerajaan Majapahit berada di Daha. Nama Prabu Brawijaya dikenal melalui Prasasti Jiyu I, Prasasti Petak, Serat Pararaton, Kakawin Banawa Sekar, Suma Oriental, Babad Tanah Jawi, Serat Kanda dan Serat Pranitiradya. Prabu Dyah Ranawijaya memiliki banyak putra, di antaranya adalah Raden Patah. Raden Patah adalah pendiri dan pemimpin pertama Kesultanan Demak. Ia mendapat legitimasi dari Wali Songo untuk menjadi Sultan Demak. Raden Patah menjadi Sultan Demak dari tahun 1478/1500 hingga 1518. Cucu Prabu Dyah Ranawijaya yang terkenal antara lain adalah Sultan Trenggono. Trenggono alias Tung Ka Lo atau Pate Rodim lahir tahun 1483 dan wafat tahun 1546. Trenggono adalah raja Demak ketiga. Ia memerintah Kerajaan Demak tahun 1521-1546. Trenggono (Pate Rodim) adalah adik Pati
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
Foto : Niken Angraini/Kompersh KPH Kedu Selatan
Unus dari Jepara. Trenggono menikah dengan putri dari bupati Palembang, Arya Damar. Di bawah kepemimpinan Trenggono, wilayah kekuasaan Demak meluas sampai ke Jawa Timur.
Sulit Literasi Desa Gunungjati merupakan salah satu desa di Kecamatan Pagedongan, Kabupaten Banjarnegara. Saat ini, desa itu dihuni oleh 3.228 jiwa. Dari jumlah itu, 1.650 orang adalah laki-laki dan 1.578 orang perempuan. Seratus persen penduduk Desa Gunungjati beragama Islam. Kini, desa itu menjadi menarik perhatian, karena keberadaan Situs Ki Gandrung Wicaksono. Situs tersebut merupakan petilasan tempat Ki Gandrung Wicaksono dulu melakukan tirakat. Di tempat itu kemudian dibangun cungkup untuk keperluan
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
meneruskan ritual atau tirakat punden mereka. Petilasan adalah istilah yang diambil dari bahasa Jawa. Kata dasarnya adalah “telas” atau bekas, yang menunjuk pada suatu tempat yang pernah disinggahi atau didiami oleh seseorang (tokoh yang penting). Tempat yang layak disebut petilasan itu biasanya adalah tempat tinggal, tempat beristirahat yang relatif lama saat sang tokoh dalam pengembaraan, tempat pertapaan, tempat terjadinya peristiwa penting, atau—terkait dengan legenda— tempat moksa. Karena petilasan merupakan tempat yang pernah ditinggali oleh orang penting, maka dalam perkembangannya masyarakat sekitar memandang bahwa lokasi tersebut wajib untuk dihormati dan dijaga. Di dalam perkembangannya, ada saja orang-orang yang menggunakan tempat tersebut
sebagai lokasi untuk mencari atau meminta sesuatu. Meminta sesuatu secara instan, yang pada akhirnya menjadikan petilasan tersebut mengalami pergeseran makna sesungguhnya. Perkembangan ini tidak lepas dari pengaruh budaya materi yang kian mendesak manusia, sehingga pada kenyataannya kerap kali mereka mengharapkan sesuatu secara instan. Padahal, sejatinya petilasan bukan dimaksudkan untuk itu, melainkan menjadi tempat untuk dapat diingat bagi generasi selanjutnya, bahwa di tempat itu pernah terjadi peristiwa penting yang menyangkut tokoh yang penting. Ki Gandrung Wicaksono diyakini sebagai keturunan Prabu Brawijaya. Sayangnya, nama Ki Gandrung Wicaksono sulit ditemukan dalam literatur sejarah. Tepatnya, ia keturunan ke berapa dari Prabu Brawijaya? Di mana ia tinggal ketika itu? Bagaimana ia bisa sampai di daerah yang kini menjadi Desa Gunung Jati, Kecamatan Pagedongan, Kabupaten Banjarnegara itu? Lalu apa kondisi yang mendorong Ki Gandrung Wicaksono melakukan tirakat di daerah tersebut? Semua pertanyaan tersebut masih merupakan serpihanserpihan puzzle yang belum menemukan jawaban. Tetapi tentu saja sulitnya menemukan rujukan sejarah yang menunjukkan siapa sebenarnya Ki Gandrung Wicaksono itu tak lantas membuat kita bisa mengabaikan situs budaya yang ada di Desa Gunung Jati, Kecamatan Pagedongan, Kabupaten Banjarnegara itu. Justru sebaliknya, keberadaan situs tersebut perlu diperhatikan dan dipelihara dengan baik agar tetap lestari. Sebab, di sana terdapat kearifan lokal dan nilai budaya tradisi masyarakat yang sangat penting untuk selalu dipertahankan. • DR/Kds/Rwi
DUTA Rimba 73
ENSIKLORIMBA
Sawo Duren Si Apotik Hidup
S
Ini adalah salah satu varian buah dari suku sawosawoan. Buah sawo duren juga dikenal dengan banyak nama lain sesuai tempat ia berada. Tetapi yang menarik adalah pohonnya. Pohon sawo duren yang selalu hijau dan dapat tumbuh dengan cepat itu punya banyak manfaat. Hampir semua bagian pohon sawo duren punya khasiat obat. Maka, boleh juga kita sebut Sawo Duren yang mengeluarkan lateks jika beberapa bagian pohonnya dilukai itu sebagai “Si Apotik Hidup”.
alah satu varian dari suku sawo-sawoan (Sapotaceae) itu dikenal dengan nama sawo duren. Tetapi, buah sawo duren itu juga dikenal dengan banyak nama lain. Di sejumlah tempat, memang sawo duren punya sejumlah nama yang berbeda. Di dalam bahasa Jawa, ia dikenal dengan beberapa nama, yaitu sawo apel, sawo ijo, atau apel ijo. Di tatar Sunda, ia disebut sawo hejo. Di Banten, orang menyebutnya dengan nama sawo kadu. Di Jawa Timur, sawo duren dikenal dengan
74 DUTA Rimba
nama kenitu atau manécu. Sedangkan di Lampung, ia disebut sawo manila. Di luar negeri, sawo duren juga punya banyak nama. Di Filipina, ia dikenal dengan sebutan cainito. Di Inggris, namanya adalah caimito dan star apple. Di Thailand, sebutan untuk sawo duren adalah sataa appoen. Sedangkan di Malaysia, ia dikenal dengan sebutan sawu duren dan pepulut. Selain nama-nama tersebut, buah sawo duren dikenal pula dengan aneka nama
yang lain. Misalnya, chicle durian, sterappel, golden leaf tree, abiaba, pomme de lait, estrella, aguay, dan lain-lain. Nama ilmiah sawo duren adalah Chrysophyllum cainito. Sawo duren umumnya dikonsumsi sebagai buah segar. Tetapi sawo duren juga dapat digunakan sebagai bahan baku es krim atau serbat (sherbet). Pohon sawo duren biasanya menghasilkan buah setelah berumur 5-6 tahun. Biasanya, di Jawa musim puncak buah sawo duren terjadi pada musim kemarau. Di musim kemarau, sawo duren seperti juga
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
Foto : Istimewa
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
DUTA Rimba 75
ENSIKLORIMBA buah sawo yang lain, kerap kali mudah dijumpai dijual pedagangpedagang kaki lima.
Pohon sawo duren punya ciri khas tersendiri. Pohon sawo duren selalu hijau dan tumbuh dengan cepat. Pohonnya menjulang tinggi hingga mencapai 30 meter. Batang pohonya berkayu, silindris, tegak, pepagan berpermukaan kasar berwarna cokelat, abu-abu gelap, sampai keputihan. Yang unik, pohon sawo duren punya banyak bagian pohon yang jika dilukai akan mengeluarkan lateks atau getah putih yang pekat. Sawo duren punya daun tunggal berwarna coklat-keemasan. Karena itu, sawo duren termasuk genus Chrysophyllum yang berarti daun yang berwarna keemasan. Warna coklat keemasan itu karena bulubulu halus yang tumbuh terutama di sisi bawah daun dan di rerantingan. Permukaan atasnya lekas gundul dan berwarna hijau cerah. Duduk daun berseling, memencar, bentuk lonjong sampai bundar telur terbalik, berukuran 3-6 x 5-16 cm, seperti kulit, bertangkai seukuran 0,6-1,7 cm panjangnya. Perbungaan terletak di ketiak daun, berupa kelompok 5-35 kuntum bunga kecil-kecil bertangkai panjang, kekuningan sampai putih lembayung, harum manis. Kelopak 5 helai, bundar sampai bundar telur. Mahkota berbentuk tabung bercuping 5, bundar telur, panjang sampai 4 mm. Buah buni berbentuk bulat hingga bulat telur sungsang. Buah berdiameter 10–5 cm, dengan kulit buah licin mengkilap, coklat keunguan atau hijau kekuningan sampai keputihan. Kulit sawo duren agak tebal, liat, banyak mengandung lateks, dan tak dapat dimakan. Daging buah sawo duren berwarna putih atau keunguan,
76 DUTA Rimba
Foto : Istimewa
Ciri Khas Tumbuhan
Banyak bagian pohon sawo duren yang berkhasiat obat. Misalnya kulit kayunya, getah, buah, dan biji yang semuanya punya khasiat. Rebusan daun sawo duren biasa dipakai untuk menyembuhkan diabetes dan rematik. Dari pepagannya (kulit kayu) sawo duren, dihasilkan obat kuat dan obat batuk. bertekstur lembut, dan banyak mengandung sari buah, manis, membungkus endokarp berwarna putih yang terdiri dari 4-11 ruang yang bentuknya mirip bintang jika dipotong melintang. Bijinya 3-10 butir, pipih agak bulat telur, coklat muda sampai hitam keunguan, keras berkilap.
Multi Guna Pohon sawo duren juga dikenal multi guna atau punya banyak manfaat. Banyak bagian pohon
sawo duren yang berkhasiat obat. Misalnya kulit kayunya, getah, buah, dan biji yang semuanya punya khasiat. Rebusan daun sawo duren biasa dipakai untuk meny embuhkan diabetes dan rematik. Dari pepagannya (kulit kayu) sawo duren, dihasilkan obat kuat dan obat batuk. Pohon sawo duren juga kerap digunakan sebagai tanaman hias dan peneduh di taman-taman dan tepi jalan. Daunnya memang rimbun. Kayunya cukup baik
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
sebagai bahan bangunan. Dan cabang-cabang pohon sawo duren yang tua dimanfaatkan juga untuk menumbuhkan anggrek. Sawo duren sebenarnya berasal dari dataran rendah Amerika Tengah dan Hindia Barat. Karena manfaatnya, kini sawo duren telah
dibawa dan menyebar ke seluruh daerah tropis. Di Asia Tenggara, sawo duren banyak ditanam di Filipina, Thailand, dan Indochina bagian selatan. Bentuk dari buah sawo duren hampir mirip dengan apel, namun lebih bulat. Bagi kesehatan tubuh
Klasifikasi ilmiah
Plantae Upakerajaan : Tracheobionta Divisi : Magnoliophyta Subdivisi : Spermatophyta Kelas : Magnoliopsida Subkelas : Dilleniidae Ordo : Ericales Famili : Sapotaceae Genus : Chrysophyllum Spesies : Chrysophyllum cainito
Foto : Istimewa
Kerajaan :
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
manusia, sawo duren punya banyak manfaat. Pertama, buah sawo duren bermanfaat untuk memerkuat tulang dan gigi. Hal itu karena buah sawo duren mengandung kalsium yang cukup tinggi. Sedangkan kalsium berfungsi untuk memerkuat tulang dan gigi. Kedua, membantu menurunkan berat badan. Hal itu karena buah sawo duren mengandung serat yang tinggi. Sehingga, saat mengonsumsi buah ini kita akan merasa kenyang lebih lama. Buah sawo duren juga sangat cocok untuk dijadikan menu saat kita sedang menjalani program diet. Ketiga, meningkatkan imun tubuh. Sebab, kandungan vitamin C yang tinggi di dalam buah sawo duren, bermanfaat untuk meningkatkan sistem imun tubuh. Sedangkan sistem imun tubuh yang baik akan membuat tubuh terhindar dari risiko terinfeksi berbagai penyakit. Keempat, mencegah penuaan kulit. Hal itu karena kandungan vitamin C dalam buah sawo duren juga sangat penting untuk pembentukan kolagen. Vitamin C juga dapat membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar matahari dan penuaan. Kelima, menyehatkan mata. Buah sawo duren juga mengandung vitamin A yang tinggi. Sehingga, mengonsumsi buah ini dapat membantu melindungi kesehatan mata. Selain itu, mengonsumsi buah sawo duren secara rutin juga bisa mencegah kerusakan pada retina dan mencegah katarak. Jadi, mengonsumsi buah sawo duren bermanfaat besar bagi kesehatan tubuh. Maka, penting bagi kita untuk selalu membudidayakan pohon itu. Jangan sampai si apotik hidup itu punah. • DR
DUTA Rimba 77
RIMBADAYA
Pemberdayaan Warga Binaan di Tuban Lewat Produksi
Minyak Kayu Putih
78 DUTA Rimba
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
Foto: Bella Nisha/Kompersh KPH Tuban
Salah satu peran korporasi saat ini adalah ikut serta dalam mengembangkan dan memberdayakan masyarakat di sekitar lokasi perusahaan. Peran itu diwujudkan dalam tanggung jawab sosial perusahaan. Hal itu tampak antara lain dalam aktivitas Perhutani KPH Tuban yang memersilakan warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tuban ikut dalam proses penyulingan minyak kayu putih di Wahana Asimilasi Edukasi milik Perhutani KPH Tuban. Hal itu menjadi salah satu bentuk di antara ragam bentuk pemberdayaan dan pelatihan bagi Warga Binaan Lapas Tuban.
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
DUTA Rimba 79
RIMBADAYA
A
itu melanjutkan, dalam setiap proses penyulingan 1000 kg daun kayu putih sebagai bahan baku, dibagi dua tahap, yaitu penyulingan pertama untuk 500 kg dan kedua untuk penyulingan 500 kg bahan baku. “Kami dapat bantuan bahan baku daun kayu putih dari Perhutani sebanyak satu ton untuk suling atau produksi di sini,” terang Siswarno. Siswarno menyebut, dari satu ton atau 1000 kg bahan baku berupa daun kayu putih, dapat menghasilkan 5 liter minyak kayu putih. Selanjutnya, minyak kayu putih hasil produksi mereka itu akan dikemas oleh warga binaan. Kemudian, hasil olahan daun kayu putih tersebut pun dijual-belikan. “Alhamdulillah sudah
menghasilkan 5 liter minyak kayu putih premium. Dan ini murni minyak kayu putih. Bukan campuran seperti yang beredar di pasar,” jelasnya.
KPH Tuban Perhutani KPH Tuban adalah salah satu unit manajemen di wilayah Divisi Regional Jawa Timur. Luas wilayahnya 28.602,5 hektare, meliputi kawasan hutan yang berada di Kabupaten Tuban seluas 19.412,4 hektare (67,9 %), Lamongan seluas 8.177,7 hektare (28,6 %), serta Kabupaten Gresik seluas 1.012,4 hektare (3,5 %). Kawasan hutannya terdiri dari tiga Bagian Hutan (BH). Berdasarkan hasil evaluasi potensi sumber daya hutan tahun 2010, kawasan hutan Perhutani KPH Tuban adalah Hutan Produksi seluas
Siswarno menyebut, dari satu ton atau 1000 kg bahan baku berupa daun kayu putih, dapat menghasilkan 5 liter minyak kayu putih. Selanjutnya, minyak kayu putih hasil produksi mereka itu akan dikemas oleh warga binaan. Kemudian, hasil olahan daun kayu putih tersebut pun dijual-belikan.
Foto: Bella Nisha/Kompersh KPH Tuban
da peristiwa menarik yang terjadi di Wahana Asimilasi Edukasi milik Perum Perhutani Tuban, Jumat, 18 Juni 2021. Di hari itu, Lapas (Lembaga Pemasyarakatan) Kelas IIB Tuban melakukan penyulingan daun kayu putih untuk menghasilkan minyak kayu putih siap jual. Sebanyak 1 ton daun kayu putih disuling menjadi minyak di hari itu. Proses penyulingan tersebut melibatkan tiga orang Petugas Lapas dengan memberdayakan tiga orang warga binaan. Seluruh proses produksi minyak kayu putih di kawasan Wahana Edukasi Bagian Kesatuan Pengelolaan Hutan (BKPH) Merakurak, Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Tuban, itu disaksikan langsung oleh Kalapas (Kepala Lembaga Pemasyarakatan) Tuban, Siswarno. Siswarno mengatakan, beraneka ragam jenis pemberdayaan dan pelatihan bagi warga Binaan Pemasyarakatan Lapas Tuban berada di Wahana Asimilasi Edukasi milik Perum Perhutani KPH Tuban. Salah satunya adalah penyulingan minyak kayu putih. Ayah dua anak
80 DUTA Rimba
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
Foto: Bella Nisha/Kompersh KPH Tuban
pidana ke dalam masyarakat. Untuk kembali ke masyarakat, mereka harus disiapkan. Maka, muncullah istilah pemasyarakatan itu. Pemasyarakatan berkembang bukan sebagai penjara lagi tapi sebagai wadah perubahan bagi para narapidana itu sendiri. Di tahun 2005, jumlah penghuni Lapas di Indonesia mencapai 97.671 orang. Jumlah itu lebih besar daripada kapasitas hunian yang hanya untuk 68.141 orang. Maraknya peredaran narkoba di Indonesia menjadi salah satu penyebab terjadinya kelebihan kapasitas pada tingkat hunian Lapas.
Minyak Kayu Putih
26.072,2 hektare (91.15 %), kawasan lindung seluas 400,3 hektare (1,4 %), Hutan lainnya seluas 1.966,4 hektare (6,87%) dan Alur 163,6 hektare (0,57 %). Di wilayah kerja Perhutani KPH Tuban itu terdapat Wahana Edukasi BKPH Merakurak. Selain tempat produksi minyak kayu putih, di lokasi Wahana Edukasi BKPH Merakurak KPH Tuban tersebut juga terdapat beragam pembinaan pelatihan dan pemberdayaan yang lain. Di antaranya di sana terdapat ayam petelur, pertanian, budi daya lele, serta perkebunan buah dan porang.
Kilas Lapas Lembaga Pemasyarakatan yang biasa disingkat Lapas adalah tempat untuk melakukan pembinaan terhadap narapidana dan anak didik pemasyarakatan di Indonesia. Dulu, sebelum istilah Lembaga Pemasyarakatan atau lapas itu dikenal di Indonesia, tempat tersebut disebut dengan istilah penjara. Lembaga Pemasyarakatan sendiri merupakan Unit Pelaksana
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
Teknis di bawah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (dulu Departemen Kehakiman, red). Penghuni Lembaga Pemasyarakatan bisa narapidana (napi) atau bisa juga disebut Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), bisa juga yang statusnya masih tahanan. Tahanan, maksudnya adalah orang tersebut sudah ditahan tetapi masih berada dalam proses peradilan dan belum ditentukan bersalah atau tidak oleh hakim di pengadilan. Para petugas di lapas adalah Aparatur Sipil Negara. Aparatur Sipil Negara yang menangani pembinaan narapidana dan tahanan di lembaga pemasyarakatan disebut Petugas Pemasyarakatan atau dulu lebih dikenal dengan istilah sipir penjara. Konsep pemasyarakatan pertama kali digagas tahun 1962 oleh Menteri Kehakiman (waktu itu) Sahardjo. Ia menyatakan, tugas jabatan kepenjaraan bukan hanya melaksanakan hukuman, melainkan juga mengemban tugas yang jauh lebih berat yaitu mengembalikan orang-orang yang dijatuhi hukuman
Minyak kayu putih atau cajuput oil merupakan minyak yang didapat dari hasil penyulingan daun dan ranting kayu putih (Melaleuca leucadendra). Minyak Atsiri tersebut merupakan metabolit sekunder yang dihasilkan oleh pohon kayu putih. Minyak ini mengandung terutama eukaliptol (1,8-cineol) (komponen paling banyak, sekitar 60%), α-terpineol dan ester asetatnya, α-pinen, dan limonen. Minyak atsiri ini dipakai sebagai minyak pengobatan, dan dapat dikonsumsi per oral (diminum), tetapi yang lebih umum adalah dibalurkan ke bagian tubuh. Khasiatnya adalah sebagai penghangat tubuh, pelemas otot, dan mencegah perut kembung. Minyak kayu putih kerap menjadi komponen dalam berbagai salep dan campuran minyak penghangat. Minyak telon diketahui menggunakan minyak kayu putih sebagai penyusunnya. Jadi, pelatihan penyulingan minyak kayu putih untuk warga binaan dari Lapas Tuban itu kiranya bisa menjadi bekal yang bermanfaat saat mereka kembali ke tengah masyarakat. • DR
DUTA Rimba 81
Foto: Kompersh Mojokerto
BISNISRIMBA
82 DUTA Rimba
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
Wisata
Bukit Kayoe Putih Di Mojokerto Dikelola Lebih Profesional
Di dalam konteks bisnis, apapun jenis produk dan jasanya, hendaklah dikelola dengan serius dan profesional. Kesungguhan dan profesionalisme akan membawa hasil yang maksimal dan optimal. Hal itu mendasari langkah Perhutani KPH Mojokerto yang menjalin kerja sama dengan CV Mitra Wisata Abadi dan LMDH Watu Blorok terkait pengelolaan rintisan wisata “Bukit Kayoe Putih”. Kini, setelah kerja sama itu terjalin, pengelolaan wisata rintisan yang berada di Desa Kupang, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, itu pun menjadi lebih profesional.
P
erjanjian Kerja Sama itu pun ditandatangani. Pada Senin, 10 Mei 2021, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Mojokerto melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama dengan CV Mitra Wisata Abadi dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Watu Blorok. Perjanjian kerja sama yang ditandatangani itu terkait pengelolaan rintisan wisata “Bukit Kayoe Putih”. Obyek wisata rintisan itu berada di Desa Kupang,
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Administratur Perhutani KPH Mojokerto, Nur Budi Susatyo, menandatangani Perjanjian Kerja Sama tripartit tersebut bersama Direktur CV Mitra Wisata Abadi, Rully Effendi, dan Ketua LMDH Watu Blorok, Rokhim. Kepala Desa Kupang, Andri, menyaksikan proses penandatanganan perjanjian tersebut. Di kesempatan itu, Nur Budi Susatyo mengatakan, masyarakat saat ini sudah merasakan wisata
sebagai salah satu kebutuhan utama. Dan saat ini pasar utama bagi industri pariwisata adalah kaum muda usia millenial. Pasar potensial itulah yang perlu diperhatikan dan digarap lebih optimal. “Ini perlu ditangkap oleh pengelola wisata, termasuk Perum Perhutani,” katanya. Menurut dia, di wilayah kerja Perhutani KPH Mojokerto terdapat beberapa lokasi yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata pilihan. Potensi besar itu perlu ditindaklanjuti dengan
DUTA Rimba 83
Foto: Kompersh Mojokerto
BISNISRIMBA
langkah yang tepat serta profesional. Menyikapi hal itu, ia siap membuka akses kerja sama pengembangan wisata bagi investor yang berminat.
Sambut Baik Di kesempatan yang sama, Direktur CV Mitra Wisata Abadi, Rully Effendi, menjelaskan, soft opening wisata “Bukit Kayoe Putih” dilakukan pada akhir bulan Mei 2021. Sedangkan untuk grand opening direncanakan akan berlangsung di bulan Agustus 2021. Proses penyiapan wisata rintisan itu terus mereka lakukan. “Untuk tahap awal ini telah dibangun kolam renang untuk anakanak dan taman bermain berupa pancuran air, taman bunga, dan lainlain,” ujar Rully. Hal yang nyaris sama disampaikan oleh Ketua LMDH Watu Blorok, Rokhim. Menurut dia, pihaknya menyambut baik dan merasa senang dengan kehadiran wisata tersebut. Terlebih karena LMDH dilibatkan secara aktif dalam
84 DUTA Rimba
“Ini merupakan satu-satunya wisata yang ada di belahan utara Kabupaten Mojokerto. Warga kami sudah tidak sabar menanti dibukanya lokasi wisata ini,” ucap Kepala Desa Kupang, Andri. perjanjian kerja sama pengelolaan wisata tersebut. “Saya berharap wisata ‘Bukit Kayoe Putih’ akan memberikan dampak peningkatan perekonomian bagi masyarakat setempat,” ujarnya. Di tempat yang sama, Kepala Desa Kupang, Andri, juga menyatakan, pihaknya menyambut baik rencana dibukanya destinasi wisata di desanya. Warga desanya pun sudah antusias menyambut pengelolaan wisata tersebut. “Ini merupakan satu-satunya wisata yang ada di belahan utara Kabupaten Mojokerto. Warga kami sudah tidak sabar menanti dibukanya lokasi wisata ini,” ucapnya.
Panorama Green Garden Di dalam konteks bisnis, untuk bisa memenangkan persaingan, harus ada nilai jual yang khusus (unique selling point). Nah, Bukit Kayoe Putih Mojokerto hadir sebagai destinasi wisata baru yang menarik bagi masyarakat Mojokerto dan sekitarnya, karena tempat ini punya konsep yang bagus. Yaitu, Bukit Kayoe Putih menyuguhkan panorama green garden yang menyegarkan pandangan. Selain itu, Bukit Kayoe Putih juga menarik untuk kaum milenial, karena menyediakan tempat nongkrong yang asyik berupa cafe kekinian. Dengan begitu, tempat ini memiliki daya tarik yang cukup besar bagi
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
Mudah dan Murah Hal lain adalah taman di Bukit Kayoe Putih. Panorama taman di Bukit Kayoe Putih kini sudah bagus.
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
Hijau dan memanjakan mata. Di sana tersedia pula aneka spot foto keren. Berbagai fasilitas lainnya juga sudah cukup memadai. Pastinya cocok sekali tempat ini dijadikan lokasi untuk liburan bersama keluarga. Apalagi, aksesnya pun cukup mudah. Hal yang tentu juga menjadi faktor penting adalah harga tiket masuk Bukit Kayoe Putih Mojokerto. Harga tiketnya cukup murah dan terjangkau. Harga tiket masuk Bukit Kayoe Putih Mojokerto terbagi menjadi dua. Yaitu tiket untuk dewasa seharga Rp 10.000 per orang dan tiket untuk anak-
anak seharga Rp 5.000 per orang. Untuk parkir kendaraan roda dua, dikenai biaya Rp 3.000. Saat ini jam operasional wisata Bukit Kayoe Putih setiap hari mulai pukul 10.00 sampai 21.00 WIB. Menyimak hal-hal yang unggul dari Wisata Bukit Kayoe Putih, tak salah jika banyak pihak menyambut baik operasional tempat wisata tersebut. Maka, dengan penggarapan yang lebih profesional, diharapkan wisata Bukit Kayoe Putih akan lebih berkembang menjadi obyek wisata unggulan. Semoga selalu berjaya. • DR/Mjk/Umi
Kini, nama Bukit Kayoe Putih semakin hits di masyarakat setelah banyak foto-foto tempat wisata itu yang diunggah di media sosial oleh netizen. Sebab, destinasi wisata baru ini tampil dengan pesona yang luar biasa, sehingga pantas saja jika tempat wisata ini begitu diminati banyak orang. Apalagi, walaupun Bukit Kayoe Putih masih sangat baru, tetapi sudah banyak bagian yang selesai pengerjaannya. Hal itu membuat masyarakat tak sabar untuk dapat mengunjunginya.
Foto: Kompersh Mojokerto
masyarakat, khususnya kaum muda milenial. Kini, nama Bukit Kayoe Putih semakin hits di masyarakat setelah banyak foto-foto tempat wisata itu yang diunggah di media sosial oleh netizen. Sebab, destinasi wisata baru ini tampil dengan pesona yang luar biasa, sehingga pantas saja jika tempat wisata ini begitu diminati banyak orang. Apalagi, walaupun Bukit Kayoe Putih masih sangat baru, tetapi sudah banyak bagian yang selesai pengerjaannya. Hal itu membuat masyarakat tak sabar untuk dapat mengunjunginya. Sebagai sebuah tempat wisata, Bukit Kayoe Putih dibangun di lahan yang cukup luas. Luas lahan tempat wisata Bukit Kayoe Putih itu mencapai 2,5 hektare. Posisinya masih berada di dalam kawasan Perhutani. Di lokasi wisata itu terdapat banyak pohon kayu putih yang merupakan bahan dasar produksi minyak kayu putih. Banyaknya pohon kayu putih di sana juga menjadi faktor unik berdaya jual tersendiri. Sebab, di sana para pengunjung dapat belajar mengenai proses pembuatan minyak kayu putih. Hal ini menarik. Sebab, dengan begitu ada aspek wisata edukasi yang ditawarkan kepada para pengunjung terkait hal tersebut. Selain itu, hal yang menarik lagi adalah adanya cafe kekinian yang sudah disediakan untuk para pengunjung. Bagi pengunjung yang suka berkumpul di cafe, terutama kalangan milenial, tentu berada di tempat ini menjadi hal yang sangat pas dan menarik. Sebab, liburan sambil ngopi memang luar biasa nikmatnya.
DUTA Rimba 85
SOCIORIMBA
Bingkisan
Idul Fitri dari Perhutani untuk Ponpes Hari Raya Idul Fitri merupakan momen yang tepat untuk saling berbagi. Di hari raya itu seluruh umat Islam berbahagia merayakan kemenangan. Maka, menjelang hari raya, insan-insan Perhutani pun memanfaatkannya untuk melakukan kegiatan pemberian bingkisan Idul Fitri. Hal itu terlihat awal Mei 2021, ketika 600 paket bingkisan Idul Fitri diberikan Perum Perhutani untuk Pondok Pesantren (Ponpes), Ormas, dan Masyarakat Umum, lewat Program Sembako Idul Fitri 1442 H.
K
antor Pusat Perum Bulog, Jakarta, menjadi tempat berlangsungnya acara penyerahan Bingkisan Idul Fitri dari Perum Perhutani untuk Pondok Pesantren, pada Rabu, 5 Mei 2021. Di hari itu, Perhutani menyerahkan 600 Bingkisan Idul Fitri bagi Pondok Pesantren. Penyerahannya dilakukan melalui Panitia Penyelenggara Program Sembako Idul Fitri 1442 H Ponpes, Ormas dan Masyarakat Umum. Penyerahan Bingkisan Idul Fitri itu dilakukan secara simbolis oleh Sekretaris Perum Perhutani, Asep Dedi Mulyadi, kepada Ketua Pelaksana Program, Arif
86 DUTA Rimba
Rahmansyah Marbun. Selanjutnya, Bingkisan Idul Fitri berisi paketpaket sembilan bahan makanan pokok (sembako) itu didistribusikan kepada 5 (lima) Pondok Pesantren. Kelima ponpes tersebut adalah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lebak, Pondok Pesantren Riyadul Awamil Serang, Pondok Pesantren Madinatunnajah Tangerang Selatan, Pondok Pesantren Salafi Serang, dan Pondok Pesantren Harokatul Yamani. Di kesempatan itu, Asep Dedi Mulyadi menyampaikan, ratusan bingkisan itu diberikan Perhutani dengan semangat berbagi. Lewat momen itu, Perhutani berharap
pemberian sembako itu dapat bermanfaat bagi masyarakat. “Semoga apa yang kita berikan ini dapat membawa keberkahan dan berbagi kebahagiaan dalam menyambut Idul Fitri. Selain itu, juga dapat meringankan kebutuhan masyarakat dalam situasi pandemi yang belum berakhir,” harapnya.
Jawa dan Luar Jawa Program Penyerahan Bingkisan Idul Fitri ini diikuti oleh beberapa BUMN bersama stakeholder lain. Bingkisan Idul Fitri itu ditujukan kepada Pondok Pesantren, Organisasi Masyarakat, dan Masyarakat Umum yang berada di Pulau Jawa dan Luar Pulau Jawa,
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
Foto : Aga Prasetya/Kompersh Kanpus
khususnya Jakarta dan Banten, dengan total sejumlah 3.325 paket. Sementara itu, Ketua Pelaksana Program, Arif Rahmansyah Marbun mengucapkan terima kasih kepada Perum Perhutani yang ikut berpartisipasi dalam program ini. “Enam ratus paket ini telah kami terima, untuk selanjutnya akan segera kami distribusikan kepada Pengurus Cabang NU Lebak dan pondok pesantren di wilayah Tangerang dan Serang,“ katanya.
Sembako dan Idul Fitri Pemberian bingkisan lebaran berisi sembako saat menjelang Hari Raya Idul Fitri tersebut kiranya menjadi pemberian bermakna.
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
Sebab, permintaan sembako biasanya terus meningkat setiap menjelang bulan Ramadhan hingga Idul Fitri. Di sepanjang Ramadhan, biasanya sebagian besar umat Islam berbondong-bondong belanja kebutuhan bahan makanan pokok untuk makan sahur dan buka puasa. Karena permintaan tinggi, tidak heran harga sembako di toko juga semakin mahal setiap Ramadhan dan Idul Fitri. Apa saja sih yang termasuk sembako? Menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 115/MPP/ Kep/2/1998 Tanggal 27 Februari 1998 (disingkat: “Kepmenperindag 115/1998”), Sembilan Bahan Pokok
atau sering disingkat menjadi Sembako adalah sembilan jenis kebutuhan pokok masyarakat. Kesembilan bahan pokok itu menurut Kepmenperindag 115/1998 adalah beras, gula pasir, minyak goreng dan mentega, daging sapi dan ayam, telur ayam, susu, bawang merah dan putih, ikan, serta garam beryodium. Selain keputusan nomor 115/1998 itu, Kementerian Perdagangan juga menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 27/M-DAG/ PER/5/2017 tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga Acuan Penjualan di Konsumen (“Permendag 27/2017”) yang mulai berlaku pada 16 Mei 2017. • DR/KantorPusat/Riz
DUTA Rimba 87
OPINIRIMBA
Membina
Generasi Penerus Cinta Hutan di TK Tunas Rimba Oleh: Miftakhus Sholikhah, S.Pd
M
Penulis adalah Kepala Sekolah TK Tunas Rimba I Cepu
asyarakat Desa Ngelo, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, sudah cukup lama mengenal TK Tunas Rimba I Cepu. TK yang terletak di Jalan Jati Sorogo, Perumahan KPH Perhutani Cepu, Desa Ngelo, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, itu sebenarnya sudah berdiri sejak tanggal 27 Juli 1958. Ketika itu, namanya adalah TK Rimbani Cepu. Posisi TK Tunas Rimba I Cepu tepatnya berada di belakang Kantor Perhutani KPH Cepu. Sejak tahun 2008, TK Tunas Rimba I Cepu yang terdaftar dengan NPSN 20352489 itu telah terakreditasi A. Awalnya, TK Tunas Rimba I Cepu didirikan oleh ibuibu Pengurus dan perwakilan karyawan Perhutani KPH Cepu di lokasi tanah Perumahan KPH Perhutani Cepu. Pembangunan TK Tunas Rimba ketika itu dilakukan dengan tujuan memberikan sarana untuk memfasilitasi anak-anak di Perumahan Perhutani yang ingin menuntut ilmu di pendidikan dasar, yaitu di sekolah Taman Kanak-kanak. Perubahan masa kepemimpinan pengurus membawa banyak perubahan dalam dinamika perjalanan TK Tunas Rimba I Cepu. Di dalam rentang perjalanan waktu, TK Tunas Rimba I Cepu sudah mengalami beberapa pergantian
88 DUTA Rimba
Ada banyak langkah untuk menyiapkan generasi penerus yang cinta terhadap hutan. Salah satunya adalah lewat pendidikan. Wujudnya antara lain lewat penyelenggaraan pendidikan dini untuk anak-anak di Taman Kanak-kanak (TK) Tunas Rimba. TK Tunas Rimba merupakan sekolah yang dikelola oleh Yayasan Taruna Rimba Perhutani (YTRP). TK Tunas Rimba tersebar di sejumlah wilayah Perum Perhutani. Salah satunya adalah TK Tunas Rimba I Cepu. yang berpengaruh juga dalam perubahan nama yayasan. Awalnya, nama yayasan yang menaungi TK Tunas Rimba adalah Yayasan Bina Wana Kencana. Lalu, terdapat sejumlah perubahan nama, yaitu berturut-turut menjadi Yayasan Pendidikan Wana Bakti, Yayasan Tunas Rimba Perhutani, dan Yayasan Taruna Rimba Perhutani. Nama terakhir ini yang digunakan sampai sekarang. Pada awal didirikannya TK Tunas Rimba, mayoritas muridnya berasal dari putra/putri karyawan/ karyawati Perhutani. Selain itu, ada juga masyarakat sekitar yang lantas menyekolahkan anak-anaknya di sana. Seiring berjalannya waktu, semakin banyak masyarakat umum yang juga menjadi murid TK Tunas Rimba I Cepu. Selanjutnya, TK Tunas Rimba I Cepu terus berkembang menjadi salah satu pilihan dan favorit masyarakat. Kini, informasi tentang TK Tunas Rimba I Cepu dapat juga
dilihat di aplikasi Facebook dengan akun TK Tunas Rimba I Cepu.
Visi dan Misi TK Tunas Rimba I Cepu menjadi salah satu pilihan dan favorit di masyarakat, karena TK tersebut dipandang memiliki visi dan misi yang jelas. TK itu juga memiliki tujuan membimbing anak didik sesuai dengan tahap perkembangannya, mendukung program penghijauan kembali hutan Indonesia melalui kegiatan menanam pohon, membekali anak-anak dengan budi pekerti luhur serta berakhlak mulia melalui TPA, dan menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler berupa pengenalan Bahasa Inggris, kesenian, dan lain-lain. Secara tersurat, visi TK Tunas Rimba I Cepu adalah “Mempersiapkan generasi bangsa yang beriman, mandiri, aktif, kreatif, dan mencintai lingkungan”. TK Tunas Rimba I Cepu mengemban
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
sejumlah misi. Misi tersebut adalah: Melaksanakan pembelajaran yang agamis; Membawa anak didik terbiasa mandiri; Membiasakan anak didik untuk selalu aktif; Melaksanakan pembelajaran yang kreatif; Membiasakan anak didik untuk mencintai dan peduli terhadap lingkungan. Secara bertahap, sekolah terus meningkatkan upaya pemenuhan fasilitas belajar anak. Tujuannya untuk mengoptimalkan kualitas pelayanan, sehingga mampu meningkatkan mutu pendidikan. Apalagi, keberadaan sekolah itu didukung lingkungan luas, bersih, nyaman, tenang, dan asri. Sekolah memiliki fasilitas belajar semisal gedung, kelas, kantor guru dan staf, aula, dapur serta toilet, semua dalam keadaan baik. TK Tunas Rimba I juga memiliki halaman yang cukup luas, tempat bermain di luar, taman sekolah, dan tempat parkir. Saat ini, operasional kegiatan pendidikan di TK Tunas Rimba I Cepu dijalankan oleh dewan guru yang dipimpin Kepala Sekolah, Miftakhus Sholikhah, S.Pd. Sedangkan guru-gurunya saat ini adalah Sri Muyati, S.Pd; Puji Rahayu, S.Pd; Hastariningsih, S.Pd; Sabrina Nabilah, S.E; dan Sela Fitria. Dan
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
jika berkorespondensi, Anda dapat mengirim surat elektronik ke alamat e-mail tunasrimba1.cepu@gmail.com. Administrasi Program Pengajaran dibagi dalam beberapa hal. Yaitu, Program Tahunan, Program Semester, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian, Format Penilaian, dan Laporan Perkembangan Anak Didik. Model pembelajaran yang digunakan di TK Tunas Rimba I Cepu adalah model pembelajaran tematik yang dibagi menjadi 2 kelompok tahap usia, yaitu Kelompok A (Usia 4-5 tahun) dan Kelompok B (Usia 5-6 tahun).
Keunggulan Pada dasarnya pembelajaran di TK Tunas Rimba I Cepu sama dengan di TK - TK lain. Tetapi, banyak hal yang melatar belakangi unggulnya TK Tunas Rimba I Cepu. Di antaranya adalah Sarana dan prasarana yang memadai; SDM/Tenaga Pengajar yang profesional; Media belajar yang lebih beraneka ragam; Kegiatan Outing Class yang Tematik; Fasilitas– fasilitas pendukung belajar yang membuat nyaman; Lingkungan sekitar yang sangat mendukung; Biaya sekolah yang terjangkau, dan lain-lain.
Kualitas pembelajaran di TK Tunas Rimba I Cepu juga terlihat dari ragam prestasi yang mereka raih. Di dalam dua tahun terakhir, siswa TK Tunas Rimba I Cepu meraih prestasi antara lain: Juara 1, Juara 2, dan Juara Favorit lomba mewarnai dalam rangka grand opening Hits Chicken Padangan Jawa Timur. Selain itu, mereka juga meraih Juara 2 lomba mewarnai dalam rangka Hari Jadi Radar Kudus Tingkat Kecamatan Cepu; Juara 1 dan Juara 2 lomba mewarnai dalam rangka AKASIA di SDIT Alam Quwwatul Ummah Kecamatan Kedungtuban; Juara 1 lomba mewarnai dalam rangka festival Radar Kudus Tingkat Kabupaten di GOR Mustika Blora; Juara 3 Lomba mewarnai dengan media talenan di Jati Craft Bandar Bojonegoro; Juara harapan 1 lomba ekspresi ungkapan anak dalam rangka Hari Ibu oleh IIK Perhutani Korwil 1 Jawa Tengah; dan Juara 1 lomba mewarnai dalam rangka Hari Pahlawan yang diselenggarakan oleh IIK Perhutani Cabang Cepu. Semua kualitas pendidikan di TK Tunas Rimba I Cepu itu dimaksudkan untuk mewujudkan penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini yang baik. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu jenjang pendidikan yang berupaya memberikan pembinaan kepada anak usia dini, dengan menggunakan cara bermain dan belajar, dengan tujuan dapat merangsang perkembangan anak, sehingga anak usia dini siap untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya. Itulah TK Tunas Rimba I Cepu dan aktivitasnya dalam mewujudkan dan melahirkan anak-anak bangsa yang cerdas dan berkualitas di tingkat pendidikan dasar. Sebab, penyiapan generasi penerus yang berkualitas memang harus diawali dari usia dini. TK Tunas Rimba I Cepu juga berhasil dan mampu bersaing di dunia pendidikan di era sekarang ini. • DR
DUTA Rimba 89
ENVIRORIMBA
Bersama Stakeholder, Perhutani Gelar Penanaman di Bukit Dewi Rengganis
Perhutani KPH Kebonharjo sedang melakukan Pengembangan Bukit Dewi Rengganis sebagai obyek wisata alam. Rangkaian kegiatan digelar dalam rangka pengembangan Bukit Dewi Rengganis. Di antaranya adalah penanaman pohon yang dilakukan bersama para pemangku kepentingan setempat. Penanaman pohon bersama itu sejatinya digelar bukan semata-mata untuk kepentingan pengembangan Bukit Dewi Rengganis sebagai obyek wisata alam rintisan. Tetapi, lebih jauh, untuk menghijaukan bumi dan melestarikan lingkungan hidup agar selalu sehat dan asri.
90 DUTA Rimba
S
ejumlah stakeholder setempat hadir di Lokasi rintisan Wisata Alam “Bukit Dewi Rengganis” pada Selasa, 1 Juni 2021. Di hari itu, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kebonharjo tengah menggelar kegiatan penanaman bersama serta sosialisasi pengembangan usaha wisata alam rintisan di lokasi Rintisan Wisata Alam “Bukit Dewi Rengganis”. Hadir di acara tersebut, antara lain Administratur Perhutani KPH Kebonharjo, Joko Santoso; Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Sedan; Kepala Desa Dadapan Sedan; Forum Petani Indonesia (FPI); Komunitas Pecinta Alam; Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM); Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Dewi Rengganis; serta masyarakat sekitar. Bukit Dewi Rengganis tepatnya berada di kawasan hutan Petak 17d, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Gunung Lasem. Di kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Kebonharjo, Joko Santoso, dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung dan terlibat langsung dalam kegiatan penanaman pohon hingga sosialisasi tersebut. Ia lebih lanjut menjelaskan, bibit yang ditanam di hari itu adalah dari jenis buahbuahan dan tanaman hias.
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
Pengembangan wisata alam Rintisan Bukit Dewi Rengganis dipandang cukup potensial. Sebab, Bukit Dewi Rengganis memiliki pemandangan alam indah dan udara nan sejuk. Hal itu membuat pengunjung bakal betah menikmati keasrian Bukit Dewi Rengganis dengan pandangan luas, serta melihat jantung kota Rembang, bahkan pantai utara Rembang.
Inisiatif Pemuda
“Petak pangkuan LMDH Dewi Rengganis terdapat pada wilayah Hutan Lindung, dan berada di daerah pegunungan dengan pemandangan yang sangat indah. Ini sangat mendukung apabila digalakkan untuk pengembangan sektor pariwisata alam. Semoga dengan kegiatan ini, Wana Wisata Bukit Dewi Rengganis semakin asri dan menarik, sehingga nantinya dapat menjadi salah satu destinasi wisata bagi masyarakat Rembang dan sekitarnya, sesuai harapan kita,” tandasnya.
Pengembangan Wisata Di dalam kesempatan yang sama, Camat Sedan, Dwi Martopo, menyatakan, pihaknya menyambut baik kegiatan tersebut. Sebab, kegiatan
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
penanaman itu akan menjadi bagian dari membentuk Bukit Dewi Rengganis sebagai obyek wisata alam yang memiliki keunikan tersendiri. Ia pun mengingatkan bahwa setiap destinasi wisata diharapkan mempunyai ciri khas yang menarik. Sementara itu, Kepala Desa Dadapan yang juga Ketua LMDH Dewi Rengganis, Zuber Uzman, juga turut menyampaikan ucapan terima kasih kepada Perhutani KPH Kebonharjo yang telah memberikan kesempatan kepada warganya untuk mengelola Wisata Bukit Rengganis. “Semoga masyarakat semakin sadar pentingnya menjaga sumber daya alam, dengan harapan hutan dapat terjaga dan lestari,” ujarnya.
Bukit Dewi Rengganis berada di Dukuh Siwalansukun. Posisinya berada di sekitar 400 meter di atas permukaan laut (mdpl). Bukit Dewi Rengganis tepat berada di kaki Gunung Argo Lasem yang berada pada ketinggian ± 806 meter di atas permukaan laut (mdpl). Pengembangan destinasi Wisata Alam Bukit Dewi Rengganis sebagai obyek wisata alam itu terbentuk atas inisiatif pemuda bersama warga yang tergabung dalam Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) “Artha Jaya”. Intinya, mereka berupaya memanfaatkan keindahan alam sebagai wujud menikmati karunia Allah SWT untuk dipergunakan sebaik mungkin demi kemaslahatan bersama. Terlebih, hal itu akan memberikan dampak positif bagi pendapatan warga serta Pendapatan Asli Desa (PADes). Dan penanaman pohon di Bukit Dewi Rengganis juga perlu dipandang dari sisi pelestarian lingkungan hidup. Bukan sekadar dari aspek ekonomis pengembangan wisata saja. Dari sisi pelestarian lingkungan hidup, kegiatan penanaman pohon bersama para pemangku kepentingan itu perlu dihargai. Semoga langkah itu akan terus berlanjut hingga lingkungan pun akan terus lestari. • DR/Kbh/Sol
DUTA Rimba 91
WISATARIMBA
Konsep Wisata Alam di Buper Pleseran,
Tawangmangu Tawangmangu punya satu lagi obyek wisata alam anyar yang bakal jadi lokasi wisata unggulan berkonsep alam. Obyek wisata yang mengusung konsep hutan wisata itu adalah Bumi Perkemahan (Buper) Pleseran. Saat ini, wana wisata Pleseran yang berada di wilayah kerja Perhutani KPH Surakarta itu memang masih merupakan wana wisata rintisan. Tetapi, Buper Pleseran diproyeksikan akan menjadi salah satu destinasi wisata alam unggulan. Lalu apa saja keunggulan wana wisata di Kabupaten Karanganyar itu?
B
umi Perkemahan (Buper) Pleseran menjadi wana wisata rintisan menarik yang kini mulai dikembangkan oleh Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Surakarta sebagai salah satu destinasi wisata alam dengan konsep hutan wisata. Pengelolaan wana wisata Pleseran itu merupakan hasil kerja sama Perhutani KPH Surakarta bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wono Lestari dan Pengelola Buper Pleseran. Kawasan Buper Pleseran memiliki luas 2,5 hektare. Buper Pleseran sendiri merupakan wisata rintisan, karena satu setengah tahun yang lalu telah secara resmi menerima Surat Keputusan (SK) yang diberikan oleh Perhutani. Wana wisata tersebut berada di kawasan hutan Petak 52, Resort Pemangkuan
92 DUTA Rimba
Hutan (RPH) Banjarsari, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Lawu Utara, KPH Surakarta. Secara administratif pemerintahan, wana wisata tersebut termasuk wilayah Desa Nglurah, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Lokasinya dikelilingi oleh hutan pinus yang sangat indah dan sejuk khas pegunungan. Suara gemercik air telaga senantiasa terdengar di sana, membuat suasana benarbenar menenangkan hati dan pikiran. Di sana, pengunjung juga dapat menikmati suasana pemandangan alam khas pegunungan yang berhawa sejuk dan segar. Sebagai lokasi wisata alam yang berada di daerah pegunungan, Pleseran menyajikan pemandangan alam nan asri. Hijau dedaunan terhampar di sepanjang jalan menuju buper dan di dalam serta di
sekeliling buper. Selama perjalanan menuju lokasi wisata tersebut, para pengunjung pun akan disuguhi suasana hutan yang diselingi dengan hamparan hijau perkebunan sayur dan buah. Selama ini, pengelolaan Buper Pleseran dikerjasamakan antara Perhutani, LMDH Wono Lestari, dan Pengelola wisata. Hal itu dituturkan Administratur Perhutani KPH Surakarta, Sugi Purwanta, pada 9 Mei 2021. Di kesempatan itu, Sugi menjelaskan, pengelolaan Buper Pleseran tetap mematuhi peraturan dan menjaga hutan agar tetap lestari, meski pun pengelolaannya sehari-hari dilakukan oleh masyarakat. “Semoga ke depannya wisata rintisan ini dapat berbenah dengan mengandalkan kondisi alam yang ada, sehingga dapat menjadi hutan wisata dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Sugi.
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
Foto: Kompersh KPH Surakarta
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
DUTA Rimba 93
WISATARIMBA
Buper Pleseran punya potensi besar untuk menjadi wana wisata unggulan. Selain kelebihankelebihan alaminya, juga karena lokasinya yang cukup strategis. Lokasi Wana Wisata Pleseran itu dekat dengan terminal Tawangmangu. Lokasinya hanya berjarak sekitar 2 km ke arah timur dari Terminal Tawangmangu. Sehingga, lokasinya mudah dicapai dan akses lalu lintas terbilang mudah. Di wana wisata rintisan itu kini telah pula tersedia ragam fasilitas pendukung. Selain menawarkan pemandangan alam yang asri, di Buper Pleseran juga terdapat fasilitas-fasilitas semisal gardu pandang, spot swafoto, flying fox, Taman warna-warni bunga, arena permainan, camping ground, dan outbound yang ditawarkan kepada pengunjung. Semua itu bisa dinikmati pengunjung dengan hanya perlu mengeluarkan biaya untuk tiket masuk seharga Rp 7.500 per orang. Sedangkan untuk camping, dalam semalam pengunjung hanya perlu mengeluarkan Rp 10.000 per orang. Sementara itu, di kesempatan terpisah, Ketua LMDH Wono Lestari, Wagimin, menyampaikan, pengelolaan Buper Pleseran sepenuhnya dilakukan oleh pemuda dan masyarakat sekitar secara mandiri. Pengelolaannya mereka lakukan melalui organisasi. Diharapkan, mereka akan dapat membangun wisata rintisan itu hingga berkembang menjadi obyek wana wisata Perhutani yang dapat diandalkan. Sedangkan Pengelola Buper Pleseran, Larto Nugroho, menceritakan, wana wisata ini sebenarnya sudah ada sejak lima tahun yang lalu. Ketika itu, mereka merintis wana wisata itu dengan
94 DUTA Rimba
Foto : Kompersh KPH Surakarta
Dekat Terminal Tawangmangu
Larto Nugroho, menceritakan, wana wisata ini sebenarnya sudah ada sejak lima tahun yang lalu. Ketika itu, mereka merintis wana wisata itu dengan tujuan membangun desa berkonsep minimalis, yaitu mengondisikan pengunjung yang datang supaya nyaman dan berbaur dengan alam. tujuan membangun desa berkonsep minimalis, yaitu mengondisikan pengunjung yang datang supaya nyaman dan berbaur dengan alam. “Semoga nantinya semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke wana wisata ini untuk berbaur dengan suasana alam,” ujarnya.
Ragam Wisata Kehadiran Wana Wisata Buper Pleseran semakin melengkapi pilihan wisata yang ada di kawasan lereng Gunung Lawu. Sebelumnya, lereng Gunung Lawu memang
sudah dikenal punya beragam obyek wisata yang menarik. Di sana ada Air Terjun Grojogan Sewu, Bukit Sekipan, Bukit Mongkrang, Balekambang, dan lain-lain. Apalagi, Buper Pleseran punya banyak kelebihan lain. Sejak masuk kawasan Desa Nglurah, wisatawan sudah akan dimanjakan dengan tanaman hias yang ditanam masyarakat sekitar. Ketika sudah tiba di kawasan perkemahan Pleseran tersebut, para pengunjung juga bisa segera menikmati suasana asri sekaligus berbaur dengan alam.
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
Foto : Kompersh KPH Surakarta
Daya tarik utama bumi perkemahan Pleseran tentu saja kawasan perkemahan atau camping ground. Selain camping, di Buper Pleseran pengunjung juga dapat merasakan segarnya sumber mata air di Telaga Asmara. Di Telaga Asmara itu juga pengunjung dapat melepas kepenatan dengan mandi atau sekadar merendam kaki di air jernih telaga yang dingin dan segar. Di tempat camping, pengunjung akan sudah disuguhi fasilitas yang cukup lengkap semisal toilet, gazebo, mushala, hingga kantin. Bahkan beberapa spot foto menarik juga sudah disediakan untuk wisatawan yang hobi berfoto. Tidak hanya berwisata, banyak juga pengunjung yang datang ke sana hanya sekadar berfoto-foto untuk mengabadikan momen keberadaan mereka di sana. Salah satu daya tarik wisata alam Pleseran adalah Telaga Asmara.
Telaga kecil itu memiliki ukuran sekitar 10 x 20 meter, namun ia memiliki air yang sangat jernih dan itulah yang membuat Telaga Asmara begitu menarik. Telaga tersebut memiliki kedalaman sekitar 1,5 meter, dan kondisinya aman untuk berenang anak-anak hingga dewasa. Beningnya air telaga itu juga menjadi alasan banyak wisatawan yang datang ke sana, untuk sekadar berenang atau bermain air. Suasana yang masih alami membuat telaga ini tidak hanya cocok untuk rekreasi, namun juga bisa digunakan untuk sekadar beristirahat dari hiruk pikuk suasana kota yang sibuk. Di sekeliling telaga, terdapat puluhan pepohonan besar yang membuat suasana menjadi semakin sejuk. Benar-benar asri dan alami.
Paket Sewa Tenda Di kantin, Bumi Perkemahan
Pleseran juga menyediakan aneka camilan, misalnya gorengan dan bakso. Tersedia pula aneka minuman panas yang bisa menghangatkan badan di tengah suasana sejuk segar. Wisatawan tak perlu khawatir untuk membeli makanan atau minuman di kantin, karena harga yang dipatok di sana cukup terjangkau. Bagi pengunjung yang ingin bermalam atau camping namun tidak membawa tenda, tak perlu membatalkan niat. Tetap saja lanjutkan keinginan untuk camping. Sebab, pihak pengelola juga menyediakan paket sewa tenda. Cukup dengan harga Rp 60.000, pengunjung bisa menyewa tenda berkapasitas 4 orang dan matras. Fasilitas umum antara lain mushola, toilet, gazebo, serta warung, juga sudah tersedia di Bumi Perkemahan Pleseran. Juga banyak terdapat spot foto yang menarik di sana. Dan karena tempatnya yang asri, alami, serta instagramable, selain untuk camping, Buper Pleseran juga beberapa kali telah digunakan untuk lokasi pengambilan foto pre-wedding dan produksi film. Menyimak ragam wisata yang terdapat di sana, tak salah jika Buper Pleseran diproyeksikan akan menjadi salah satu obyek wisata unggulan. Saat ini pun ternyata tak hanya wisatawan lokal yang sudah berkunjung ke sana. Wisatawan asing juga tertarik datang dan menyatakan terpesona dengan pemandangan alam di Bumi Perkemahan Pleseran yang lengkap dengan Telaga Asmara tersebut. Tempatnya yang masih asri menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung. Apalagi, mereka juga dapat berfoto dengan latar belakang bukit serta pohon pinus yang menjulang tinggi. Jadi? Ya, datang saja ke Buper Pleseran! • DR/ Ska/Ipk
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
DUTA Rimba 95
INOVASI
Di Cikole, Perhutani Hadirkan
Wisata Kuliner Inovatif Bernuansa Hutan
Perhutani terus menghadirkan banyak hal baru yang bisa menjadi alternatif untuk banyak kepentingan. Termasuk dalam hal kuliner. Hal itu kini ditunjukkan oleh Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Ecotourism Jawa Barat dan Banten. Mereka menghadirkan alternatif baru dalam wisata kuliner. Wujudnya adalah tempat kuliner outdoor atau di luar ruangan. Wisata Kuliner tersebut berada di tengah hutan. Konsumen pun akan merasakan sensasi menyantap sajian kuliner di tengah suasana asri alami khas rimba.
A
nimo pengunjung terlihat sangat luar biasa ketika General Manager KBM Ecotourism Jawa dan Banten (Janten), Agus Mashudi, secara resmi meluncurkan pengoperasian Warung Kopi Gunung Cikole, pada Kamis, 3 Juni 2021. Para pengunjung terlihat antusias mengikuti launching lokasi wisata kuliner yang inovatif itu. Maka, tak salah jika kehadiran Warung Kopi Gunung Cikole itu diharapkan akan meningkatkan gairah wisata dan membangkitkan kembali industri pariwisata. Warung Kopi Gunung (WKG) Cikole adalah hasil kolabasi antara KBM Ecotourism Janten dengan CV Warung Kopi Gunung. WKG Cikole
96 DUTA Rimba
merupakan sebuah alternatif wisata baru yang kembali dihadirkan oleh KBM Ecotourism Janten. Konsep yang dihadirkan dalam WKG Cikole merupakan tampilan tempat kuliner outdoor yang berada di tengah hutan pada Wana Wisata Cikole. Di dalam sambutannya saat launching WKG Cikole itu, Agus Mashudi menyampaikan, kehadiran Warung Kopi Gunung Cikole diharapkan akan bisa semakin membangkitkan dan meningkatkan industri pariwisata, khususnya di Bandung, yang saat ini terkena dampak pandemi Covid-19. Menurut dia, Warung Kopi Gunung Cikole yang tampil dengan konsep baru itu akan menghadirkan alternatif wisata kuliner outdoor. Ada
sensasi tersendiri yang dirasakan pengunjung saat menikmati kuliner di tengah alam terbuka berupa hutan yang sangat unik dan berkelas, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. “Alhamdulliah, Warung Kopi Gunung Cikole ini dapat hadir dan tidak pernah sepi pengunjung. Bahkan (pengunjung) sampai pada rela antri, karena memang sangat menarik, sehingga sangat viral di Medsos (Media Sosial, red). Hal ini menjadi awal yang bagus untuk membangkitkan industri pariwisata di Jawa Barat, khususnya di Bandung, yang sempat terdampak Pandemi,” urainya. Agus tak lupa mengingatkan bahwa saat ini, dalam pelayanannya, WKG Cikole harus tetap mematuhi
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
Foto: Dedi Chrisnadi/Kompersh Divre Janten
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
DUTA Rimba 97
INOVASI protokol kesehatan, sehingga wisatawan juga akan merasa nyaman dan aman saat berwisata di WKG Cikole. Fasilitas-fasilitas pencegahan Covid-19 pun telah disediakan di tempat wisata kuliner baru itu.
Sementara itu, Direktur CV Warung Kopi Gunung, Olav Norman Rene, mengucapkan terima kasih kepada Perhutani yang telah memberikan kesempatan bagi pihaknya untuk menjadi mitra. Olav juga menyatakan, seluruh karyawan WKG Cikole sudah siap untuk mematuhi protokol kesehatan. Semua itu untuk memberikan rasa nyaman dan aman bagi pengunjung. Salah satu pengunjung yang berasal dari Jakarta, Andin, menyampaikan, dirinya sangat puas menikmati kuliner di sana. Khususnya terhadap pelayanan petugasnya, harga yang terjangkau, serta merasakan variasi menu yang berkelas sambil menikmati suasana alam hutan yang sangat indah dan sehat. “Saya senang sekali bisa berkunjung ke Warung Kopi Gunung Cikole ini, sebagai salah satu tempat terbaik untuk berwisata saat ini,” ucapnya. WKG Cikole tepatnya berada di Jalan Raya Tangkuban Parahu, Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat. Jam operasional di Warung Kopi Gunung Cikole dimulai pukul 10.00 WIB hingga 20.00 WIB saat weekday. Sedangkan saat weekend dimulai pukul 10.00 WIB hingga 22.00 WIB. WKG Cikole memang menghadirkan sensasi tersendiri bagi pengunjung. Suasana sejuk dan nyaman yang langsung terasa saat memasuki WKG Cikole tentu menjadi nilai tambah luar biasa.
98 DUTA Rimba
Foto : Kompersh Divre Janten
Puas Pelayanan
WKG Cikole merupakan tempat ngopi outdoor yang berada di tengah hutan pinus. Jadi, selain menawarkan berbagai jenis makanan dan minuman, café ini juga menawarkan suasana alam, udara segar dan dingin, serta keasrian lingkungan. Café yang didominasi bangunan warna putih dan dibalut lantai kayu ini juga banyak dimanfaatkan anak muda yang datang untuk berswafoto sambil menikmati berbagai menu yang tersedia. “Karena ini merupakan kawasan hutan, jadi bangunannya pun tidak ada yang permanen dan saat ini bangunan utama menggunakan container. Ke depannya akan terus kita kembangkan,” ujar Olav Norman Rene.
Sistem yang Unik Yang unik, untuk pengunjung yang akan memesan makanan atau minuman, ada sistem yang berlaku. Mereka memang harus rela antre untuk memesan. Tetapi antrian itu
tidak akan terasa menjemukan, lantaran setiap pengunjung yang sudah memesan dan melakukan pembayaran bisa langsung berjalanjalan di area hutan pinus. Jika makanan sudah siap disajikan, pihak café akan memanggil pengunjung tersebut untuk mengambil pesanannya untuk kemudian menikmati di tempat yang sudah disediakan. Hal itu tak terlepas dari kondisi lingkungan yang masih berada di tengah berjangkitnya wabah pandemi Covid-19. Apalagi, Kabupaten Bandung Barat termasuk zona merah dalam upaya pencegahan Covid-19. Maka, berdasarkan surat edaran yang ditandatangani Plt Bupati Bandung Barat, Hengki Kurniawan, disebutkan, aktivitas hotel, resort, dan penginapan, dibatasi maksimal 50 persen dari daya tampung ruangan. Selanjutnya, aktivitas restoran, rumah makan, dan café, juga dibatasi maksimal 50 persen dari daya tampung dan waktu
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
Konsep Berbeda Café ini menawarkan konsep yang berbeda jika dibandingkan dengan kedai kopi lainnya. Untuk mengundang pengunjung agar tertarik datang ke café itu, WKG Cikole mengusung konsep ngopi di hutan. Sejauh ini konsep ngopi di hutan memang belum ada di manapun. Warung Kopi Gunung Cikole sendiri menempati areal Green Grass Perhutani. Luas café ini adalah 8.000 meter persegi. Saat ini, baru sekitar 4.000 meter persegi lahan yang sudah dimanfaatkan sebagai area café. Selanjutnya, Olav Norman Rene mengatakan, pihaknya akan melakukan pengembangan secara bertahap. Konsep yang berbeda dengan café lain itu cukup memberi dampak positif bagi kafe baru itu. Maka, meski dalam suasana pandemi seperti sekarang ini, Olav optimis masyarakat antusias untuk
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
Foto : Kompersh Divre Janten
operasional dibatasi maksimal hingga pukul 21.00 WIB. Selain itu, juga setiap tempat tetap menerapkan protokol kesehatan (3M) serta tetap menciptakan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Sehingga, menyikapi banyaknya jumlah kunjungan ke Warung Kopi Gunung Cikole, sekaligus tetap menaati peraturan yang dikeluarkan Pemkab Bandung Barat terkait pembatasan pengunjung dalam satu waktu, pihak pengelola menerapkan sistem yang unik tersebut. Tetapi, hal itu tak menyurutkan antusiasme pengunjung khususnya anak muda untuk tetap datang dan menikmati WKG Cikole. “Pembangunan café ini difokuskan untuk menjadi tujuan para milenial menghindari kebosanan nongkrong di kedai kopi tengah kota,” kata Olav pula.
Konsep ngopi di hutan dan open space, menjadi suatu konsep yang saat ini banyak dicari masyarakat. “Ini tempat sangat cocok. Walaupun tempatnya di hutan, tetapi strategis, mudah dijangkau, karena berada di pinggir jalan. Selain itu, juga memiliki view dan banyak spot yang instagramable,” ucap Direktur CV Warung Kopi Gunung, Olav Norman Rene. datang. Sebab, konsep ngopi di hutan dan open space, menjadi suatu konsep yang saat ini banyak dicari masyarakat. “Ini tempat sangat cocok. Walaupun tempatnya di hutan, tetapi strategis, mudah dijangkau, karena berada di pinggir jalan. Selain itu, juga memiliki view dan banyak spot yang instagramable,” ucapnya. Sejauh ini, WKG Cikole selalu menjaga agar areal café Warung Kopi Gunung Cikole tetap steril dengan melakukan penyemprotan disinfektan secara berkala. Begitu juga para pengunjung diharuskan menjalani cek suhu sebelum masuk
areal café. Dan disediakan pula fasilitas cuci tangan di areal WKG Cikole. Semua itu disajikan dengan satu itikad untuk memberikan kenyamanan bagi masyarakat khususnya pengunjung wisata kuliner. Intinya adalah kepedulian dan cinta. Dari rasa peduli dan cinta akan lahir ketulusan. Dan dari sanalah hadir rasa aman dan nyaman. Maka, datang saja ke WKG Cikole untuk merasakan cinta, peduli, dan ketulusan dalam satu lokasi wisata kuliner bernuansa hutan yang alami. Ah! • DR/DivreJanten/ SRM
DUTA Rimba 99
POJOKKPH
Di Ponorogo dan Magetan, Ketersediaan Pakan Ternak
Foto : Eko Santoso/Kompresh KPH Lawu DS
Terjaga
100 DUTA Rimba
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
Perhutani senantiasa menunjukkan bukti komitmennya untuk selalu membuka kesempatan bagi masyarakat untuk ikut berperan dalam mengelola hutan. Tentu dengan catatan agar masyarakat dalam ikut mengelola hutan itu bisa berkomitmen untuk tetap mengikuti aturan yang berlaku. Di antaranya adalah tetap memerhatikan kelestarian hutan. Kali ini, wujud komitmen itu ditunjukkan Perhutani KPH Lawu Ds yang mendukung masyarakat desa hutan mengembangkan Hijauan Makanan Ternak (HMT).
L
ahan seluas 153,2 hektare disediakan Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Lawu Ds sebagai lokasi pengembangan Hijauan Makanan Ternak (HMT) jenis “suket gajah” (rumput gajah). Lahan seluas itu tersebar di wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Wilis Selatan Ponorogo dan BKPH Lawu Selatan Magetan. Hal itu menjadi wujud konkret dari komitmen Perhutani KPH Lawu Ds untuk mendukung masyarakat desa hutan dalam mengembangkan HMT jenis “suket gajah”. Administratur Perhutani KPH Lawu Ds, Loesy Triana, mengemukakan hal itu pada Senin, 7 Juni 2021. Loesy menyampaikan, Perhutani memang membuka kesempatan kepada masyarakat untuk ikut berperan dalam mengelola hutan. Asalkan masyarakat tersebut bisa berkomitmen untuk tetap mengikuti aturan yang berlaku, di antaranya adalah selalu memerhatikan kelestarian hutan. “Saya berharap, dengan pengembangan HMT ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan, dan kegiatan tersebut dapat membantu pemerintah dalam penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar hutan,” katanya.
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021
Loesy menambahkan, Perhutani juga memberikan kesempatan kepada masyarakat yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) untuk mendapat lapangan pekerjaan melalui pemanfaatan jasa lingkungan alam. Misalnya melalui pengelolaan wisata maupun dengan pola Pengelolaan Lahan Dibawah Tegakan (PLDT), atau bisa juga lewat Pemanfaatan Sumber Mata Air. Sementara itu, Semin, Ketua LMDH Subur Sari, Desa Pudak Wetan, Kecamatan Pudak, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, mewakili semua LMDH, menyatakan, pihaknya menyampaikan terima kasih atas kepedulian Perhutani selama ini yang menurut dia telah memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk turut terlibat mengelola hutan. Ia menyebut, LMDH yang ia pimpin merupakan salah satu LMDH yang telah mengembangkan HMT rumput gajah di lahan di bawah tegakan hutan. Dan selama ini, kerja sama di antara mereka berjalan dengan baik. “Semoga kerja sama pengelolaan hutan bersama Perhutani ini tetap berlanjut, sehingga kehidupan warga yang tinggal di sekitar hutan semakin sejahtera perekonomiannya,” pungkasnya.
Sembilan BKPH Perhutani KPH Lawu Ds adalah salah satu unit manajemen yang berada di wilayah Divisi Regional (Divre) Jawa Timur. Perhutani KPH Lawu Ds memiliki wilayah kerja seluas 52.256,40 hektare. Dari wilayah seluas itu, terdapat lahan seluas 3.026,52 hektare yang merupakan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK). Sejak tahun 2003, KHDTK itu dikelola oleh Litbang Kehutanan, sesuai SK Menhut Nomor 290/Kpts-II/2003 Tanggal 26 Agustus 2003. Sedangkan luas kawasan hutan yang dikelola oleh Perhutani KPH Lawu Ds adalah 52.256,40 hektare. Hal itu berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor 252/Kpts/Dir/2015 Tanggal 13 April 2015 tentang pembagian kawasan hutan KPH Lawu Ds. Secara geografis, Perhutani KPH Lawu Ds terletak pada 7 derajat 30 menit 00 detik – 8 derajat 10 menit 00 detik Lintang Selatan dan 110 derajat 58 menit 27 detik – 111 derajat 48 menit 27 detik Bujur Timur. Sesuai dengan RPKH tahun 20014 – 2023 dan tahun 20015 – 2024, areal kerja pengelolaan hutan Perhutani KPH Lawu Ds terbagi ke dalam 2 (dua) Sub Kesatuan Pemangkuan Hutan (SKPH). Kedua SKPH tersebut yaitu SKPH Lereng Lawu Wilis dan SKPH PonorogoPacitan.
DUTA Rimba 101
Pengelolaan kawasan Perhutani KPH Lawu Ds terdiri dari sembilan Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) dan 30 Resort Pemangkuan Hutan (RPH). Sembilan BKPH tersebut adalah BKPH Lawu Utara, Lawu Selatan, Wilis Utara, Wilis Barat, Wilis Selatan, Ponorogo Timur, Ponorogo Selatan, Ponorogo Barat, dan BKPH Pacitan. BKPH Lawu Utara memiliki luas 5.277,10 hektare, meliputi wilayah RPH Manyul, RPH Ngetrep, RPH Banjaran, RPH Salam, dan RPH Campurejo. BKPH Lawu Selatan punya luas 5.797,00 hektare, meliputi wilayah RPH Sarangan, RPH Bedagung, RPH Ngancar, dan RPH Genilangit. Wilayah BKPH Wilis Utara seluas 4,249,80 hektare, meliputi wilayah RPH Karee, RPH Gligi, dan RPH Nglengko. BKPH Wilis Barat memiliki luas 2.887.4,00 hektare, meliputi wilayah RPH Ngebel, RPH Toyomarto, dan RPH Wayang. BKPH Wilis Selatan punya luas 9.040,30 hektare, meliputi wilayah RPH Mendak, RPH Pudak, dan RPH Soko. Sedangkan BKPH Ponorogo Timur memiliki lahan seluas 9.248,50 hektare, meliputi wilayah RPH Bungkal, RPH Sawo, dan RPH Cepoko. Sementara BKPH Ponorogo Selatan memiliki luas
102 DUTA Rimba
Foto : Eko Santoso/Kompresh KPH Lawu DS
POJOKKPH
7.161,00 hektare, meliputi wilayah RPH Slahung, RPH Mrayan, dan RPH Ngrayun. BKPH Ponorogo Barat memiliki luas 6,339,30 hektare, meliputi wilayah RPH Guyangan, RPH Krebet, RPH Karangpatihan, dan RPH Watubonang. Dan BKPH Pacitan yang luas wilayahnya 1.999,60 hektare, meliputi wilayah RPH Pacitan dan RPH Nawangan.
KP Pinus/Getah Kawasan hutan Perhutani KPH Lawu Ds terbagi menjadi 4 Bagian Hutan (BH). Keempatnya yaitu BH Gunung Lawu, Gunung Wilis, Pacitan, dan Ponorogo. Semuanya merupakan Kelas Perusahaan (KP) Pinus/Getah. Kelas Perusahaan dan jenis tanah di wilayah Perhutani KPH
Lawu Ds dibagi menjadi beberapa Bagian Hutan (BH) dan jenis tanah. Terdapat empat BH di Perhutani KPH Lawu Ds. Masingmasing adalah BH Gunung Lawu, BH Gunung Wilis, BH Ponorogo, dan BH Pacitan. BH Gunung Lawu merupakan Kelas Perusahaan Pinus dengan jenis tanah latosol coklat, merah hitam. BH Gunung Wilis merupakan Kelas Perusahaan Pinus dengan jenis tanah latosol coklat, abu-abu hitam. Sedangkan BH Ponorogo merupakan Kelas Perusahaan Pinus dengan jenis tanah latosol coklat, abu-abu hitam. Dan BH Pacitan yang merupakan Kelas Perusahaan Pinus dengan jenis tanah latosol, abu-abu. • DR/Lwds/Eko
NO. 90 • TH. 15 • MEI - JUNI • 2021