e
DIMUT
SLB sebagai Penghubung Alternatif Anak Berkebutuhan Untuk menjembatani Anak Berkebutuhan Khusus, Khusus “ Sekolah Luar Biasa sebagai wadah guna mengetahui kemampuan atau bahkan potensi yang dimiliki.
(SLB).
P
e n d i d i k a n sebagai salah satu elemen penting dalam membangun peradaban m a n u s i a . Pendidikan yang telah dikais dapat mambantu seseorang memahami ilmu dan pengetahuan. Terlebih lagi pada zaman ini, kualitas manusia sangat diperhitungkan, agar mampu bersaing dengan masyarakat lokal maupun masyarakat global. Kesempatan untuk bisa mengenyam pendidikan sepatutnya terbuka lebar tanpa adanya diskriminasi kelompok maupun individu, termasuk pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). ABK merupakan anak yang memiliki keterbatasan atau bahkan keluarbiasaan mentalemosional, maupun sosial. Hal ini tentu tidak dapat digunakan sebagai alasan bagi ABK untuk tidak mendapatkan pendidikan seperti siswa lain. Seperti yang tercantum pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 5 Ayat (1) menegaskan, “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. (2) Bahwa warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.� Sementara itu, terkait masalah pendidikan pemerintah telah menyediakan fasilitas khusus untuk ABK, salah satunya adalah Sekolah Luar Biasa
10
SLB merupakan sekolah yang diperuntukkan bagi anak berkebutuhan khusus agar dapat mengakses pendidikan. Siswa SLB diberi kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang secara khusus telah dirancang guna membantu mencapai potensi maksimal yang dimiliki. Hal tersebut diharapkan agar ABK mampu mengembangkan sikap dan kemampuannya.
Dilansir dari laman Kemendikbud.go.id., pada tahun 2017 Badan dok.dim Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jika jumlah ABK di Indonesia mencapai 1,6 juta anak dan baru 18% yang mendapatkan pelayanan inklusi. Dari 18% tersebut, baru 115 ribu anak yang bersekolah di SLB. Sementara itu data dari jatim.bps.go.id., jumlah total ABK di Jawa Timur 30.522 sementara yang telah mengenyam pendidikan baru 17.416 siswa dengan total 437 SLB yang tersebar di seluruh kota/kabupaten di Jawa Timur. Banyak faktor yang memengaruhi rendahnya tingkat pendidikan ABK, seperti kurangnya pengetahuan orang tua untuk mengoptimalkan kemampuan ABK. Sehingga anakanak yang tinggal di daerah terpencil belum bisa ikut mengenyam pendidikan yang tersedia. Adapun satuan pendidikan bagi ABK dimulai dari beberapa jenjang pendidikan, seperti yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Nomor 157 Tahun 2014 Pasal 5 Ayat 2 yakni Taman Kanak-Kanak Luar Biasa (TKLB) atau Raudatul Anfal Luar Biasa (RALB), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) atau Madrasah Ibtidaiyah Luar Biasa (MILB), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB) atau Madrasah Tsanawiyah Luar Biasa (MTSLB), Sekolah Menengah Atas Luar Biasa
DIMeNSI 44 | Juli 2020