TERAS
“
e
Pelayanan Disabilitas IAIN Tulungagung Masih Samar-Samar Impian IAIN Tulungagung untuk menjadi kampus inklusi masih belum sepenuhnya terwujud. Meskipun PLD mulai dibentuk dan akan dikembangkan oleh LP2M guna memberikan konsultasi dan pendampingan. Walaupun begitu, sarana, dan prasarana yang mendukung juga diperlukan untuk memberikan pelayanan terbaik bagi mahasiswa disabilitas.
S
etiap kampus memiliki visi dan misi menjadi pusat ilmu pengetahuan dan layanan pendidikan, satu di antaranya adalah terciptanya kampus inklusi, kampus ramah disabilitas. Dengan itu, terwujudnya l a y a n a n aksesibilitas untuk penyandang disabilitas menjadi suatu hal yang penting. Hal tersebut hendaknya harus dimiliki dan dirasakan oleh setiap mahasiswa, mengingat pendidikan memiliki tujuan untuk meraih kehidupan yang lebih baik, tak terkecuali mahasiswa disabilitas. Menurut Panduan Layanan Mahasiswa Disabilitas di Perguruan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Ti n g g i (Kemenristekdikti), mahasiswa disabilitas adalah mereka yang mengalami kesulitan, hambatan, atau ketidakmampuan dalam melakukan aktivitas/fungsi tertentu sehingga mereka membutuhkan alat bantu khusus, modifikasi lingkungan atau teknik-teknik alternatif tertentu supaya mereka dapat belajar dan berpartisipasi secara penuh dan efektif dalam kehidupan masyarakat. Penyandang disabilitas memiliki hak yang sama seperti mahasiswa nondisabilitas lainnya untuk memperoleh pendidikan pada berbagai jenjang. Hak untuk memperoleh pendidikan yang sama dan bermutu tersebut telah tercantum pada UUD 1945 khususnya pada Pasal 31 Ayat (1): “Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”, dan Ayat (2): “Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”. Perhatian pemerintah pada Perguruan Tinggi inklusi yaitu jaminan dan pengakuan negara terhadap mahasiswa disabilitas, tertuang pada Peraturan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Permenristekdikti) Nomor 46 Tahun 2017 dalam bentuk buku panduan yang berisi arahan layanan
DIMeNSI 44 |Juli 2020
pendidikan standar bagi mahasiswa disabilitas di perguruan tinggi. Berikut di antaranya penerimaan mahasiswa baru, kompetensi kelulusan, standar isi, proses belajar mengajar, penilaian, dosen dan tenaga
repro internet
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan dan pembiayaan. IAIN Tulungagung merupakan salah satu kampus yang mendukung program pemerintah yaitu program kampus inklusi meskipun belum terlaksana dengan baik. Wit Tutur merupakan salah satu mahasiswa Jurusan Psikologi Islam yang dilahirkan tanpa sepasang tangan, menyebabkan ia mengalami disabilitas sejak lahir. Menurut Wit Tutur selama kuliah, ia tidak pernah merasa kesulitan untuk mengakses jalan dari gedung satu ke gedung lainnya. Padahal jaraknya cukup jauh dengan kondisi jalan sekitar gedung tidak rata. “Kalau sekarang sih mungkin saya lebih nyaman ya, saya kan enggak terlalu membutuhkan sesuatu hal yang sangat penting. Ya semuanya bisa, maksudnya kalau tidak ada yang terlalu dibutuhkan saya bisa sendiri,” ujar Wit Tutur. Begitu juga dengan Faris Al Ghifari mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah dengan gangguan mobilitas atau tunadaksa. Faris tidak mengeluhkan adanya kekurangan dalam hal pelayanan kampus, tetapi ia terkadang merasa kesulitan dengan langkah
25