RESENSI
e
Rakyat Miskin Kian Miskin
“
Sebagian besar rakyat negeri ini adalah kaum miskin, lalu mengapa kebijakan pemerintah tak pernah memihak pada kaum ini? Maka sudah saatnya menuntut: subsidi untuk rakyat miskin! Oleh Kharisma Alfimufidah
Judul Buku
: Orang Miskin Tanpa Subsidi
Penulis
: Eko Prasetyo
Penerbit
: Resist Book
Tahun Terbit
: 2005
Jumlah Halaman
: 163 halaman
ISBN
: 979372346-7
Penulis adalah Kru LPM Dimёnsi
“Buku ini untuk mereka yang hingga hari ini percaya kalau subsidi itu penting bagi keadilan rakyat”, begitulah kutipan yang ditulis oleh Eko Prasetyo di halaman depan buku ini. Kritikan ini diajukan kepada pemerintah yang tak pernah adil dalam memperlakukan rakyat, terlebih lagi rakyat miskin. Rakyat miskin yang sulit memperjuangkan kata “makmur” bagi kehidupan mereka menjadi lebih sengsara karena tak adanya subsidi yang semestinya dapat membantu. Anggarananggaran subsidi perlahan dipangkas demi menambal kebocoran akibat kelalaian pemerintah dalam mengalokasikan uang negara. Seperti buku-buku yang ia tulis sebelumnya dalam seri “Dilarang Miskin”, tulisan Eko Prasetyo tak luput dari nada kritis dan provokatif. Ia menghadirkan buku “Orang Miskin Tanpa Subsidi” ini untuk membukakan kesadaran akan penyelewengan kebijakan pencabutan subsidi dari pemerintah yang tidak masuk akal dan selama ini meresahkan rakyat. Keresahan ini bermula ketika negara dikuasai oleh para koruptor yang berusaha meraup keuntungan sebanyakbanyaknya dari uang rakyat. Di tengah carut-marutnya perpolitikan di Indonesia, uang bisa menjadi benda kejam bagi perekonomian rakyat, di mana uang dipermainkan oleh penguasa negara. Banyak orang merebutkan jabatanjabatan yang menguntungkan di kursi pemerintahan. Selain karena mendapatkan gaji yang amat besar, mereka juga dapat menyelundupkan dana untuk memupuk pundi-pundi kekayaannya. Berbagai bukti penyelundupan secara nyata terpampang menunjukkan tindakan korupsi menjadi data-data yang tidak ada gunanya. Meski telah jelas menjadi terdakwa, koruptor negeri ini tetap bisa dengan mudahnya lolos dari jeratan hukum. Jaringan yang mereka miliki berhasil
DIMeNSI 44 |Juli 2020
membungkam hukum di negeri ini. Rakyat miskin yang tidak memiliki perlindungan hanya bisa menyaksikan mereka berfoya-foya. Nikmatnya sebagai penjarah uang rakyat, dilakukan karena hukum yang lumpuh dan pengetahuan ekonomi rakyat tidak bisa menyentuh sisisisi kerugian. Hitung-hitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hanya menjadi deretan angka yang menumpuk tanpa pernah mengupas pada efek kerugian yang lagi-lagi berimbas pada rakyat.
37