RESENSI
e
Kucumbu Tubuh Indahku: Makna Tubuh hingga Traumanya
“
Oleh Siti Nur Khalimah
Perjalanan tubuh dengan berbagai trauma yang dialami Rianto sebagai koreografer sekaligus penari lengger Lanang menjadi inspirasi Sineas Garin Nugroho dalam perfilman. Rianto adalah penari lengger lanang. Seni tari tradisional asli Banyumas, Jawa Tengah.
Judul Film Sutradara Produksi Tahun Durasi
: Kucumbu Tubuh Indahku : Garin Nugroho : Fourcolours Films : 2018 : 01:46:55
I
ndonesia merupakan negeri dengan beragam kesenian, salah satunya adalah kesenian tari lengger lanang yang berasal dari Banyumas, Jawa Tengah. Tari lengger lanang merupakan tarian dengan lelaki yang berdandan bak perempuan. Rianto adalah seorang koreografer sekaligus penari lengger lanang. Menjadi sorang penari lengger lanang harus bisa memerankan dirinya bak perempuan. Hal inilah yang membuat Rianto harus meleburkan sisi maskulinitas dan feminitas ke dalam satu tubuh, yaitu tubuhnya. Nama lengger berasal dari bahasa Jawa, yaitu “Leng” dan “Ngger”. Leng artinya bolongan, bolongane urip (lubang kehidupan) atau bisa juga diartikan kelamin perempuan. Sedangkan Ngger berasal dari kata jengger (jengger ayam) yang artinya kejantanan, perlambang lelaki yang menguasai dunia, seperti Arjuna. Sedangkan lanang berarti laki-laki. Garin dengan apik memilih nama Wahyu Juno sebagai tokoh utama. Nama Wahyu Juno dimaknai sebagai wahyunya Arjuna. Perawakan yang tenang seperti air dan kuat seperti gunung. Dalam film ini, ia dipanggil Juno. Juno kecil (Raditya Evandra) tinggal dengan bapaknya. Tanpa kehadiran sosok ibu, menjadikan Juno tumbuh mandiri, mulai dari memasak hingga menghasilkan uang dengan menjual sate jangkrik di pinggiran jalan. Juno hidup dalam keluarga besar yang
DIMeNSI 44 |Juli 2020
penuh dengan trauma, trauma badan. Bapak Juno yang melihat langsung keluarganya dibantai di sebuah sungai hingga dituduh menjadi anggota Partai Komunis (1965), karena diundang ndalang di partai itu. Hal ini yang membuat keluarga yang tersisa jadi terasing. Akhirnya, Bapak Juno meninggalkannya dan memilih kerja jauh di pulau seberang, diam, dan sendiri. Karena itu, Juno sering pindah dari satu desa ke desa lain untuk melanjutkan kehidupannya. Dalam perpindahannya, Juno dihadapkan dengan lingkungan yang beragam, lengkap dengan berbagai traumanya. Garin menghadirkan sosok Rianto di setiap perpindahan Juno sebagai narator. Yang mana, ini menjadi penguat kompleksitas makna cerita dalam film. Rianto menarasikan perjalanan tubuhnya dengan
43