MAJALAH EDISI 44 LPM DIMeNSI IAIN TULUNGAGUNG (LAPIS KEMAS DISABILITAS)

Page 62

e

KIPRAH

Percatu: Support Disabilitas Tulungagung

“

“Jika saya melihat teman-teman yang istilahnya terkurung di rumah dan minimnya sarana prasarana itu kasihan sekali, sehingga tidak ada perkembangan bisa dilakukan. Dengan kegiatan ini mereka juga bisa berkembang, ada kemampuan, dan ada keberanian yaitu mengalami sesuatu hal tidak sendiri tetapi ada kawannya,� tutur Didik Prayitno Kulmanadi (Ketua Percatu).

M

anusia adalah makhluk sosial sekaligus individual. Menurut Max Weber, Sosiolog asal Jerman, m e n y e b u t manusia sebagai Homo Duplex. Apabila diartikan, merujuk pada manusia yang Didik Prayitno K./dok.dim dapat bekerja sama dan membutuhkan orang lain sekaligus dapat mandiri dalam kegiatan tertentu. Namun, manusia tetaplah condong kepada makhluk sosial. Mereka cenderung lebih membutuhkan orang lain hampir dalam segala aktivitasnya. Itulah mengapa manusia perlu saling peduli, tidak terkecuali pada orang-orang yang terlahir berbeda, misalnya saja penyandang disabilitas. Menurut KBBI V offline, disabilitas merupakan keadaan (seperti sakit atau cedera) yang merusak atau membatasi kemampuan mental dan fisik seseorang. Menurut data dari Sistem Informasi Manajemen Penyandang Disabillitas (SIMPD), jumlah penyandang disabilitas yang telah terdata sebanyak 140 ribu hingga tahun 2019. Penyandang disabilitas biasanya memiliki kesejahteraan hidup yang masih rendah. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya lapangan pekerjaan dan sulitnya mereka mendapat bantuan dari pemerintah, karena memang terkadang ada pihak keluarga yang masih malu memiliki anggota keluarga penyandang disabilitas. Akhirnya sulit untuk terdata mendapatkan bantuan.

60

Mengenai hal tersebut, salah seorang disabilitas di Kabupaten Tulungagung memiliki cara dalam menyatukan perkumpulan orang-orang disabilitas. Perkumpulan ini diberi nama Persatuan Cacat Tubuh (Percatu) yang bergerak di bidang sosial disabilitas cacat fisik dan didirikan pada tahun 2001. Percatu ini berlokasi di Dusun Kalituri, Desa Waung, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung yang diprakarsai oleh Didik Prayitno Kulmanadi. Alasan Didik memprioritaskan komunitasnya bagi penyandang disabilitas adalah, Didik merasakan bahwa penyandang disabilitas di tengah masyarakat seakan tersisih, dipandang sebelah mata dan hanya dilirik karena belas kasihan. Bahkan masyarakat enggan melihat potensi yang dimiliki penyandang disabilitas. Didik ingin mengubah semua stigma tersebut. Ia ingin teman-teman penyandang disabilitas bangkit dan memiliki semangat hidup seperti halnya orang nondisabilitas lainnya. Hal inilah yang kemudian oleh Didik didiskusikan bersama penyandang disabilitas yang lain untuk membahas mengenai pembentukan Percatu, sekaligus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, seperti halnya Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Dengan adanya Percatu, Didik ingin menunjukkan bahwa banyak di antara penyandang disabilitas yang mempunyai potensi. Percatu oleh Didik diharapkan mampu mengarahkan dan memberi pelatihan khusus untuk mengembangkan kemampuan para penyandang disabilitas. Misalnya saja seperti menjahit, mereparasi radio dan salon, menyablon, menjual kue, dan lain sebagainya. Selain itu, mereka juga diberikan motivasi supaya tidak merasa minder dalam bermasyarakat. Dengan ini, kemudian Didik dan teman-teman Percatu mengupayakan untuk menjalin kerja sama dengan DPR atau lembaga lain, baik pemerintah

DIMeNSI 44 | Juli 2020


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.