Seputar Kampus
Para dosen dan ibu-ibu PKK berfoto dengan hasil batik ecoprintingnya
Dongkrak Potensi Ekowisata, Dosen UM Ajarkan Batik Ecoprinting
R
abu (15/7) Dosen Universitas Negeri Malang, Heny Kusdiyanti bersama seluruh timnya pergi ke Desa Poncokusumo, Kabupaten Malang. Melalui observasi yang telah dilakukan sebelumnya, Heny melihat potensi wilayah Desa Poncokusumo yang begitu luar biasa terutama dari sisi kekayaan sumber daya alamnya. Dari potensi tersebut, Heny berinisiatif memberikan pelatihan pembuatan batik ecoprinting. “Sebelumnya saya memang sudah sering berkunjung ke Poncokusumo untuk mengantarkan mahasiswa KKN. Dari situ saya mengetahui potensi desanya yang luar biasa, kemudian coba saya carikan ide untuk mengemasnya dan menjadi nilai rupiah bagi warga sekitar,” jelasnya. Pelatihan batik Ecoprinting kali ini diikuti oleh 25 Ibu-Ibu PKK Masyarakat Desa Poncokusumo. Bukan tanpa sebab, ecoprinting diambil sebagai pelatihan kali ini. Dosen Fakultas Ekonomi tersebut melanjutkan, bahwa Desa Poncokusumo selain memiliki potensi Sumber Daya Alam yang melimpah juga memiliki Potensi Wisata yang luar biasa. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya destinasi yang ada, termasuk menjadi jalur strategis menuju Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Dari kondisi tersebut, Dosen yang akrab dipanggil Bunda oleh mahasiswanya ini merasa ada sektor yang dapat digarap dan saat ini kurang tersentuh, yaitu cinderamata atau oleh-oleh. “Ecoprinting saya pilih tentunya telah melalui hasil diskusi bersama tim. Kami melihat tren batik yang terus meningkat bisa dijadikan sebagai ciri khas Desa Poncokusumo dan Ecoprintingya sendiri supaya lebih memudahkan masyarakat untuk mendapatkan bahan bakunya,”
lanjut dosen kelahiran Kalimantan ini. Ecoprinting sendiri memang merupakan salah satu teknik membatik dengan pemanfaatan bahan-bahan alam seperti daun atau batang yang memiliki getah. Keunikan dari teknik ecoprinting adalah motifnya mengikuti daun yang dipilih serta kreativitas pembuat dalam menata pola akan menentukan keindahan hasilnya. Ketua kelompok PKK, Denok Sumarharti mengungkapkan bahwa mewakili kelompok, dirinya sangat senang dan atusias untuk turut berbagi pengalaman seputar dunia batik. Pasalnya, beberapa tahun terakhir dirinya juga telah aktif belajar dan menjadi praktisi di bidang membatik. “Saya sangat senang dengan adanya perhatian dari perguruan tinggi kepada masyarakat yang ada di desa seperti ini. Kebetulan sekali pelatihannya juga cocok dengan keahlian saya yang belakang ini saya tekuni. Bahkan saya juga baru pulang dari Papua beberapa hari kemarin untuk produksi batik juga di sana,” jelas Denok yang sekaligus Bu Lurah setempat. Tentunya kegiatan semacam ini tidak ingin menjadi yang terakhir kalinya. Denok Kembali melanjutkan, agar pelatihan atau kegiatan pengabdian masyarakat semacam ini dapat terus berlanjut, hendaknya pihak penyelenggara bisa bekerja sama dengan pemerintahan setempat. Hal ini tentunya demi kebaikan masyarakat itu sendiri. “Melalui adanya kegiatan semacam ini, ibuibu di sini yang mayoritas adalah petani dan juga ibu rumah tangga bisa lebih terbuka lagi wawasannya, serta memiliki keahlian lain. Tentunya saya berharap melalui bertambahnya kemampuan, kehidupan mereka juga bisa lebih baik,” pungkasnya. MNZ
Tahun 41 Juli - Agustus 2020 |
19