WARISANRIMBA
Refleksi Perlindungan Warisan Budaya Lokal di
Situs Bonggan Perhutani secara konsisten berkomitmen untuk menjaga kearifan budaya lokal. Wujudnya antara lain dengan tetap memertahankan keberadaan situs-situs budaya yang terdapat di dalam wilayah kerja Perhutani. Hal itu juga direfleksikan dari aktivitas pemeliharaan Situs Bonggan. Sebagai warisan budaya masa lalu, Perhutani memertahankan keaslian situs yang berada di wilayah Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Mantingan tepatnya di Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Kalinanas.
P
enegasan tentang komitmen Perhutani memelihara situs Bonggan sebagai warisan budaya itu disampaikan Wakil Administratur Perhutani KPH Mantingan, Dwi Anggoro Kasih, mewakili Administratur Perhutani KPH Mantingan. Dwi membenarkan bahwa saat ini situs Bonggan yang ada di BKPH Kalinanas itu tetap dilestarikan untuk melindungi warisan budaya masa lampau. Situs Bonggan sendiri tepatnya berada di Petak 19 c, BKPH Kalinanas, KPH Mantingan. Menurut Dwi, situs budaya seluas 0,91 hektare itu merupakan warisan budaya masa lampau yang
66 DUTA Rimba
dipertahankan Perhutani untuk menjaga kearifan budaya lokal. Kebijakan pengelolaan kawasan tersebut dimaksudkan untuk memertahankan dan menjaga kearifan lokal. “Pada lokasi situs, Perhutani sudah memasang plang dan papan nama. Di dalam prasyarat Pengelolaan Hutan Lestari Produksi (PHPL) situs-situs yang ada dalam kawasan hutan diarahkan untuk dikhususkan dan dikelola sebagai sumber budaya lokal. Pada area tersebut, tidak dibenarkan untuk menebang pohon demi memertahankan dan menjaga kearifan lokal,” ujar Dwi. Menanggapi hal itu, Kepala Desa Kalinanas, Jani,
mengapresiasi Perhutani yang telah melakukan langkah-langkah memertahankan situs-situs yang ada di Desa Kalinanas maupun di kawasan hutan untuk dijaga dan dipelihara dengan baik. “Karena ini adalah warisan budaya masa lalu yang kita pertahankan keasliannya. Hal itu sesuai dengan UndangUndang nomor 11 Tahun 2010 tentang cagar budaya, mengganti Undang-Undang nomor 5 Tahun 1992 yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan, tuntutan, dan kebutuhan hukum dalam masyarakat,” ulasnya. Sementara itu, Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sumber Rejeki yang juga mantan Kepala Desa Kedungbacin, Salikin,
NO. 89 • TH. 15 • MARET - APRIL • 2021