adalah 16 tahun, maka dalam menentukan terjadinya suatu jenis tindak pidana eksploitasi seksual, korban diklasifikasi berdasarkan usia yaitu di bawah 16 tahun dan di atas 16 tahun namun di bawah 18 tahun. 2)
Pengaturan
mengenai
unsur
consent
(persetujuan)
dan
hubungan
eksploitatif dalam eksploitasi seksual terhadap korban berusia di atas 16 tahun dan di bawah 18 tahun;254 3)
Pelaku perbuatan cabul dan tidak senonoh terhadap korban berusia di atas 16 tahun namun di bawah 18 tahun tanpa consent dapat menggunakan alasan “atas kesalahan fakta atau ketidaktahuan fakta dengan itikad baik, percaya bahwa korban telah menyetujui tindakan cabul atau tidak senonoh itu” sebagai pembelaannya. Pembelaan yang dimaksud adalah apabila saat persidangan nanti pelaku (tertuduh) dapat membuktikan beyond reasonable doubt alasan tersebut, maka hakim dapat menjadikannya pertimbangan dalam memutus perkara;
4)
Dalam pembuktian suatu hubungan eksploitatif terdapat beberapa pertimbangan yaitu usia korban, perbedaan usia pelaku dengan korban, sifat dan perilaku dalam hubungan tersebut, tingkat kontrol atau pengaruh yang dilakukan oleh pelaku;
5)
Suatu hubungan dianggap eksploitatif hingga terbukti sebaliknya, jika terjadi antara korban di atas 16 tahun namun di bawah 18 tahun dengan seseorang yang memiliki kuasa yang timpang seperti orang tua, wali, guru, tenaga medis, advokat, dan lain-lain. Namun, hal tersebut tidak berlaku bagi pasangan yang menikah secara legal. Dalam artian, meskipun korban yang berusia di atas 16 tahun namun di bawah 18 tahun berada di dalam hubungan yang memungkinkan hadirnya kuasa yang timpang dengan pelaku, apabila mereka juga memiliki hubungan pernikahan yang sah, hubungan mereka secara keseluruhan tidak serta merta dikatakan eksploitatif; dan
6)
Saat menentukan ancaman pidana, digunakan konstruksi usia “anak” dan “remaja”. Jika korban berusia di bawah 14 tahun (anak) maka pidananya
254
Hadirnya peraturan ini ditujukan untuk memberikan perlindungan bagi remaja di atas 16 tahun namun di bawah 18 tahun dari eksploitasi seksual yang terjadi karena hubungan eksploitatif. Sebelumnya tidak ada perlindungan bagi mereka. Padahal, hubungan eksploitatif dapat memengaruhi kualitas dari sebuah persetujuan/consent. Lihat: https://www.straitstimes.com/singapore/penal-code-review-committee-minors-from16-to-18-years-to-be-better-protected-from-sexual.