RIMBAUTAMA
Langkah-langkah Wisata Perhutani
Berbenah Wabah pandemi Covid-19 masih perlu diwaspadai. Protokol kesehatan masih harus dilaksanakan dengan konsekuen. Tetapi, seiring dengan itu, kehidupan juga tetap harus berjalan. Maka, seiring dengan angka penularan Covid-19 yang telah melandai dan menunjukkan penurunan, lokasi-lokasi wisata dibuka kembali. Begitu pula lokasi-lokasi wana wisata di kawasan Perhutani. Seluruhnya berbenah dan berusaha meningkatkan lagi angka kunjungan wisatawan. Banyak wahana baru pun dikembangkan. Semua itu juga dalam rangka implementasi kebijakan Rebranding Wisata Perhutani yang sudah diluncurkan.
A
da wahana baru di wana wisata Kawah Putih, Ciwidey, Jawa Barat. Namanya Jembatan Apung. Perhutani Kelola Bisnis Mandiri (KBM) Wisata Divisi Regional (Divre) Jawa Barat dan Banten (Janten) melakukan Soft Opening Jembatan Apung Kawah Putih itu di lokasi wisata Pusat Kawah Putih, pada Sabtu, 18 Desember 2021. Peresmian Jembatan Apung itu dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kawah Putih. Selain itu, kehadiran Jembatan Apung sebagai wahana baru di wana wisata Kawah Putih sekaligus menjadi bukti kesungguhan Perhutani mewujudkan program Rebranding Wisata. Acara Soft Opening Jembatan Apung dihadiri Kepala Departemen Produksi dan Ekowisata Divre Janten, Dadan Wachju Wardana; General Manager
24 DUTA Rimba
KBM Ekowisata Divre Janten, Agus Mashudi, beserta jajaran; dan Ketua Primer Koperasi Karyawan (PRIMKOPAR) Divre Janten, Eman Sulaeman, beserta jajaran. Menurut Dadan Wachju Wardana, koperasi sebagai mitra telah memenuhi salah satu syarat untuk bekerja sama dengan Perhutani. Dan adanya perubahan peraturan terkait Pedoman Kerjasama Pemanfaatan Hutan, dapat memerkuat pengelolaan hutan secara bersamasama dengan mitra koperasi, khususnya di bidang wisata. “Harapannya, dengan adanya Jembatan Apung ini bisa menambah daya tarik wisata di Kawah Putih. Jembatan Apung ini merupakan salah satu bukti dari implementasi 5 poin Rebranding Wisata Perhutani yang sudah diluncurkan, yaitu salah satunya adalah Inovasi Produk, serta dapat dijadikan contoh yang bisa dilakukan di destinasi wisata lain
Perhutani, baik KBM maupun KPH,” katanya. Sementara itu, Agus Mashudi mengaku terkesan dengan terjalinnya kerja sama antara PRIMKOPAR dan KBM Ekowisata untuk menambah daya tarik pengunjung. “Pengunjung tidak hanya bisa menikmati pemandangan, tetapi kini sudah ada wahana lain yang bisa dijadikan spot selfie dan dapat dinikmati oleh wisatawan, baik wisatawan Nusantara maupun wisatawan mancanegara,” ujarnya. DI tempat yang sama, Eman Sulaeman juga berharap, dengan adanya Jembatan Apung itu akan mampu menjadi salah satu sumber pendapatan bagi Kawah Putih. Sehingga, keberadaannya dapat meningkatkan penghasilan KBM Ekowisata Jawa Barat secara keseluruhan. Selain itu, dapat meningkatkan pula kesejahteraan bagi para anggota koperasi.
NO. 93 • TH. 15 • NOVEMBER - DESEMBER • 2021