LINTASRIMBA
TV Perancis Lakukan Syuting Film Dokumenter di Hutan Jati Perhutani
Foto: Kompersh KPH Kendal
KPH Kendal
Kendal - Pada Kamis, 25 November 2021, Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kendal menerima kedatangan tim dari stasiun televisi (TV) asal Perancis, ARTE. Tim yang dipimpin Etienne itu akan membuat film dokumenter tentang pengelolaan hutan jati di Pulau Jawa. Pembuatan film dokumenter di kawasan hutan Perhutani itu berfokus pada tanaman Jati yang bernama latin Tectona grandis, mulai dari awal keberadaannya tumbuh di pulau Jawa, pengelolaan pada masa penjajahan Belanda, pengelolaan oleh Djawatan Kehutanan, sampai pengelolaan oleh Perum Perhutani. Kepada tim dari Stasiun TV ARTE Perancis yang dipimpin Etienne itu, Administratur Perhutani KPH Kendal, Widodo Budi Santoso, menyampaikan pesan. “Semoga pembuatan film dokumenter dapat berjalan lancar dan Perum Perhutani ikut mendapatkan dampak positif serta semakin solid dalam
58 DUTA Rimba
mengelola hutan, sehingga ‘hutan lestari masyarakat sejahtera’ dapat terwujud,“ ujarnya. Lokasi syuting atau pengambilan gambar dimulai dari lokasi tanaman muda Kelompok Umur (KU) I, KU II, dan KU III yang berada di Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Palir, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Mangkang, KPH Kendal. Selanjutnya, tim mengambil gambar dan adegan di RPH Darupono yang merupakan lokasi tanaman jati yang sudah diteres/dimatikan untuk ditebang atau diproduksi, dan HAS (Hutan Alam Sekunder) di RPH Trayu. Keduanya masuk kawasan hutan BKPH Boja, KPH Kendal. Dan Tempat Penimbunan Kayu (TPK) Gambilangu, KPH Kendal, yang beralamat di Jalan Raya Semarang – Kendal Km 7 Kendal, menjadi lokasi terakhir syuting tersebut. Ketua Tim dari Stasiun TV ARTE Perancis, Etienne, yang sekaligus bertindak sebagai sutradara, mengucapkan terima kasih kepada
Perum Perhutani yang telah memberikan izin dan menyediakan tempat untuk pengambilan gambar dalam pembuatan film dokumenter itu. Menurut dia, tanaman Jati di tanah Jawa sangat menarik untuk difilmkan. Perjalanan sejarah tanaman jati juga berpengaruh kepada kehidupan masyarakat Jawa dari zaman kolonial Belanda sampai masa sekarang. “Saya akan membuat film ini sebagus mungkin dan akan ditayangkan di seluruh negara Eropa, agar mereka tertarik dan akan berkunjung ke Indonesia, terutama ke Pulau Jawa,” ucapnya. Wakil Administratur Perhutani KPH Kendal, Gatot Farid Prabowo, Turut serta mendampingi sekaligus menjadi narasumber, bersama Kepala Seksi Madya Pengembangan Bisnis, Angkin Windiyaretno; Kepala Sub Seksi Hukum, Kepatuhan dan Komper, Maswan; Kepala BKPH Mangkang, Suparna; Kepala BKPH Boja, Sutiyo; dan Kepala TPK Gambilangu, Sarjuki. • DR/Knd/Myk
NO. 93 • TH. 15 • NOVEMBER - DESEMBER • 2021