NO. 87 • TH. 14 • november - desember • 2020
RIMBA utama
Jalin Kerja Sama, Bangun Masa Depan
Hutan
M A JA L A H
P E R H U TA N I
Warisan RIMBA
Sengon,
Ringan Kayunya, Tinggi Gunanya
RIMBA khusus
Menjadi Pemenang
di Era Digital WISATA RIMBA
Menikmati Udara Sejuk dan Aroma Hutan Pinus Alam
di Watu Barut, Kebumen ensikloRIMBA
Mahoni
si Multi Guna
PeFI Siap Beraksi
Selamat Hari
PAHLAWAN NASIONAL
10 NOVEMBER 2020
Selama banteng-banteng indonesia masih mempunyai darah merah yang membikin secarik kain putih merah putih. Selama itu kita tidak akan mau menyerah kepada siapapun juga
SalamRedaksi
ISSN: 2337-6791 Pengarah Wahyu Kuncoro Direktur Utama Perum Perhutani Penanggung Jawab Asep Dedi Mulyadi Sekretaris Perusahaan Pemimpin Redaksi Yuswan Hendrawan Kepala Departemen Komunikasi Perusahaan
A
Redaktur Pelaksana Suharsono Sekretaris Redaksi Ardya Setya Nurvrandita Redaktur Adehika Intan, Rizka Amalia, Nanjar Munandar, Aga Prasetya Script Editing and Layout Duta Rimba Art Work Perwakilan - Expert Komunikasi Perusahaan Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah - Expert Komunikasi Perusahaan Perhutani Divisi Regional Jawa Timur - Expert Komunikasi Perusahaan Perhutani Divisi Regional Jawa Barat & Banten Alamat Redaksi
Departemen Komunikasi Perusahaan Perhutani Graha Perhutani, Lantai 11 Jl. TB Simatupang No.22, RT 01/RW 08, Jati Padang, Ps. Minggu, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12540 Telp: 021 - 7805730, Fax: 021 - 7805731 E-mail : humas@perhutani.co.id www.perhutani.co.id
Naskah & Advertensi DUTA RIMBA adalah majalah dua bulanan yang diterbitkan Perum Perhutani untuk berbagi informasi korporasi kepada internal dan para pihak. Redaksi menerima tulisan, artikel, naskah, dan fotofoto menarik yang sesuai dengan visi dan misi tema penerbitan DUTA RIMBA edisi berikutnya. Artikel ditulis dengan spasi ganda, maksimal lima halaman dan dikirim melalui e-mail (softcopy). Redaksi berhak melakukan editing sesuai dengan kebutuhan penerbitan. Majalah Duta Rimba dapat diakses di www.perhutani.co.id
Perum Perhutani
@PerumPerhutani
Perum Perhutani
PerumPerhutani
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
pa kabar, Pembaca yang Budiman? Semoga selalu sehat wal'afiat dan sukses menjalani semua aktivitas. Berbahagia sekali kami dapat kembali menyapa Anda semua lewat Duta Rimba edisi 87/November-Desember 2020 ini. Di edisi ini, seperti biasa, banyak informasi yang ingin kami bagi dengan Anda. Yang paling aktual, ada info tentang launching Perhutani Forestry Institute (PeFI) pada Selasa, 29 Desember 2020. PeFI adalah lembaga baru dalam organisasi Perum Perhutani. PeFI dibentuk sebagai hasil penggabungan Pusat Penelitian dan Pengembangan SDH (Puslitbang) Perhutani yang berada di Cepu dengan Pusat Pendidikan dan Pengembangan SDM (Pusdikbang) Perhutani yang berkedudukan di Madiun. Selengkapnya tentang PeFI tersaji di rubrik Prima Rimba dan Benah Diri. Di rubrik Rimba Khusus, kami hadirkan informasi tentang sejumlah penghargaan yang diterima Perhutani dalam dua bulan terakhir. Penghargaanpenghargaan dari pihak eksternal perusahaan itu menjadi bukti kinerja optimal insan-insan Perhutani. Apa saja penghargaan itu? Simak saja di Rimba Khusus. Pembaca, Perhutani senantiasa berusaha untuk berlari mewujudkan visi perusahaan, menjadi perusahaan terdepan di bidang pengelolaan hutan berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat. Di dalam upaya mewujudkan visi tersebut, Perhutani juga menjalin sinergi dan kerja sama yang baik dengan para pemangku kepentingan. Nah, informasi tentang aktivitas menjalin kerja sama dan sinergitas itu kami hadirkan di rubrik Rimba Utama. Selain itu, ada banyak informasi lain yang tampil di edisi ini. Simak saja info tentang Candi Selogriyo di rubrik Warisan Rimba, pembukaan wana wisata Watu Barut Kabupaten Kebumen di rubrik Wisata Rimba, pemberian bantuan dari Perhutani KPH Probolinggo untuk masyarakat Lumajang yang menjadi korban bencana alam lahar dingin dari Gunung Semeru di rubrik Socio Rimba, pelepasliaran 100 ekor burung di Raden Sekar Park Madiun di rubrik Enviro Rimba, juga rubrik Pojok KPH yang mengangkat info tentang langkah Perhutani KPH Indramayu bersama LMDH Jagamulya yang mengadakan kerja bakti memerbaiki dan melakukan pengerasan jalan di Desa Sukaselamet, Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Selain itu, masih banyak lagi informasi menarik yang kami sajikan di rubrikrubrik lain, yang tentu saja akan memuaskan dahaga keingintahuan Anda, Pembaca yang Budiman. Kami juga terus mengharapkan masukan dan saran dari Anda, untuk menghadirkan informasi penting dan menarik bagi Anda. Seluruh masukan dan saran dari Anda tentu akan membuat kami hadir lebih baik dan semakin baik lagi. Kami senantiasa berharap, rangkaian informasi yang kami sajikan akan menjadi kontribusi positif terhadap upaya kita semua, insan-insan Perhutani, untuk lebih cepat mewujudkan visi Perhutani. Selamat membaca. Semoga bermanfaat.• DR
Dok. Kom PHT®2020
Berlari Menuju Terwujudnya Visi Perhutani
DUTA Rimba 1
semairimba
SALAM REDAKSI 1 BENAH DIRI • Perhutani Forestry Institute 4 PRIMA RIMBA • PeFI Siap Beraksi 6 RIMBA UTAMA • Jalin Kerja Sama, Bangun Masa Depan Hutan 12 • • • • •
Perhutani Sikapi dan Tanggulangi Bencana Alam Peduli Hutan, Peduli Lingkungan Hidup, dan Tanamlah Derap Langkah dalam Kemitraan dan Bina Lingkungan Menilik Laju Perhutanan Sosial di Sejumlah Daerah Kelola Wisata dengan Prosedur Kesehatan
RIMBA KHUSUS
12
18 20 24 28 32
Menjadi Pemenang di Era Digital 36 Perhutani Kembali Raih Anugerah Keterbukaan Informasi Publik 40 Perhutani Adalah FSC® Certificated Holder Pertama di Indonesia 44 LENSA • Aksi dan Peduli Insan Perhutani 48 54 SOBAT RIMBA 58 LINTAS RIMBA • • •
WARISAN RIMBA
• Rekonstruksi Masa Lampau pada Candi Selogriyo
64
• Sengon, Ringan Kayunya, Tinggi Gunanya
68
• Pemberdayaan Masyarakat Dusun Dawe di Persemaian Perhutani KPH Mantingan
72
• Perhutani Lakukan Grand Opening Wisata Gondang Park di Lamongan
76
• Di Lumajang, Perhutani Bantu Korban Lahar Dingin Gunung Semeru
80
• Perhutanan Perhutani dalam Perspektif Pembangunan Ekonomi Wilayah
82
• Di Raden Sekar Park Madiun, Seratus Ekor Burung Pulang ke Habitatnya
88
ENSIKLO RIMBA
rimba daya
BISNIS RIMBA
socio rimba opini rimba
ENVIRO RIMBA
WISATA RIMBA
36 64
90
• Menikmati Udara Sejuk dan Aroma Hutan Pinus Alam di Watu Barut, Kebumen 90
INOVASI
• Permudah Informasi dan Transaksi dengan DILAN
POJOK KPH
94
• Bersama LMDH, Perhutani KPH Indramayu Perbaiki Jalan Desa 98 2 DUTA Rimba
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
SobatRIMBA
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
DUTA Rimba 3
BENAHDIRI
Perhutani
P
ada 29 Desember 2020, kita secara resmi meluncurkan sebuah lembaga bernama Perhutani Forestry Institute, yang juga akan dikenal dengan sebutan singkatnya, Pefi. Perhutani Forestry Institue (Pefi) hadir bukan saja sebagai respon terhadap kpi (key performance indicator) yang telah disetujui Kementerian BUMN dan ditetapkan dalam RJPP (Rencana Jangka Panjang Perusahaan) Perum Perhutani. Namun lebih besar karena didorong kebutuhan Perum Perhutani untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat, perubahan teknologi informasi, dan preference konsumen, sehingga Perum Perhutani dapat tetap mengikuti dinamika bisnis kehutanan dan industri kehutanan. Semua itu tentu demi terwujudnya visi dan misi Perum Perhutani dan mendukung 5 prioritas BUMN yang telah ditetapkan Kementerian BUMN. Insan-insan Perhutani yang saya cintai. Kita punya mimpi besar yang terangkum dalam visi Perhutani,
4 DUTA Rimba
Dok. Kom PHT®2020
Forestry Institute
Wahyu Kuncoro Direktur Utama Perum Perhutani
yaitu “Menjadi perusahaan pengelola hutan berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat”. Mewujudkan mimpi besar kita itu bukan suatu pekerjaan yang mudah. Apalagi di era disrupsi saat ini, yang menyebabkan perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat. Spektrum bisnis Perhutani Grup sangat luas dan kini mencakup pengelolaan hutan, industri kayu, industri gondorukem, terpentin dan derivat, industri minyak kayu putih, wisata, agroforestry, rehabilitasi hutan dan lahan, pengelolaan aset. Semakin luasnya spektrum bisnis Perhutani Grup membuat akan semakin besar kemungkinan untuk terkena badai disrupsi. Pefi inilah yang akan menjadi jembatan penghubung, menutup gap yang terjadi antara dinamika lingkungan bisnis yang muncul -- baik disebabkan oleh perkembangan teknologi, perubahan pasar, maupun perubahan regulasi -- dengan strategi korporat serta operasional excellent. Sehingga, kita dapat berharap bahwa kita akan mampu melewati era disrupsi ini dengan tetap mendapatkan corporate
growth dan dalam waktu yang bersamaan juga memberikan community wellfare. Sebab, hanya dengan kedua hal itulah kita dapat menggapai sustainable development di bisnis kehutanan dan industri kehutanan, dan tentu saja dalam pembangunan nasional, regional, dan global. Insan-insan Perhutani yang saya banggakan. Agar dapat mencapai itu semua, Pefi akan bergerak pada tiga tugas pokok. Pertama, Technical Research and Development, sehingga akan memunculkan inovasi-inovasi, termasuk peningkatan kapabilitas Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai pelaku utama untuk menunjang terwujudnya opersional excellent dan tercapainya strategi korporat. Kedua, Policy Research, agar seluruh langkah korporat baik strategi maupun eksekusi tetap selaras dengan kebijakan dan regulasi, sekaligus dapat memberikan masukan kepada pembuat kebijakan dan regulasi dengan berdasarkan pada data, fakta, dan riset. Ketiga, Global Presence, agar meningkatkan awareness perusahaan terhadap
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
perubahan atau dinamika global yang terjadi, sehingga dapat diatasi dan disinkronkan dengan kebijakan dan strategi korporat. Dengan hasil-hasil research dan development yang mereka lakukan, maka Pefi juga akan menjadi learning center bagi seluruh insan Perhutani Grup dan insan-insan yang bergerak di bisnis kehutanan dan industri kehutanan di luar Perhutani Grup. Insan-insan Perhutani yang saya cintai dan banggakan. Pefi akan didukung tenagatenaga profesional peneliti maupun pendidik yang dimiliki Perhutani maupun luar Perhutani. Selama ini, peneliti dan pendidik yang kami miliki bekerja dalam ruang terpisah. Namun, dengan Pefi ini peneliti dan pendidik akan berada dalam satu ruang diskusi, dalam dimensi perspektif yang sama, dan dalam satu tujuan yang sama. Tentu saja, dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Pefi akan melakukan kerja sama dengan berbagai pihak. Misalnya
Kementerian/Lembaga, Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian dan Pengembangan, perusahaan kehutanan lainnya, BUMN, dan swasta, juga lembaga-lembaga global semisal CIFOR, ICRAF, dan lain-lain, serta lembaga-lembaga nasional semisal APHI, Asmindo, maupun LSM-LSM yang samasama hidup dalam ekosistem bisnis kehutanan dan industri kehutanan. Kami melihat banyak sekali ruang dan peluang sinergi, baik strategic partnership, pembinaan hubungan dengan stakeholder dan regulator, membangun sistem database yang terintegrasi, partisipasi aktif dalam kegiatan eksternal dan dalam konteks global, membangun awareness masyarakat, mapun peningkatan kapabilitas SDM. Mudah-mudah hal ini dapat menjadi kenyataan. Pada kesempatan ini pula tak lupa saya memberikan apresiasi setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Dewan Penasehat Pefi, yaitu Prof. San Afri Awang, Prof. Dudung Darusman, Prof. Ganis Lukmandaru,
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
dalam proses terwujudnya Pefi ini. Keberadaan Profesor bertiga dalam Pefi ini tentu akan menjadi penyemangat sekaligus guru, dan menjadi jaminan mutu terhadap karya-karya yang dihasilkan oleh Pefi. Sehingga, karya-karya tersebut nantinya tidak hanya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan Perhutani saja, namun juga untuk kepentingan dunia kehutanan Indonesia. Saya berharap, para profesor Dewan Penasehat Pefi akan terus memberikan masukan, kritik, dan arahan dalam berjalannya Pefi ini ke depan, agar tetap berjalan di relnya. Sehingga, Pefi dapat memberikan kontribusi solid terhadap perkembangan dunia kehutanan, serta ekosistem bisnis kehutanan dan industri kehutanan. Di kesempatan ini pula, sekali lagi kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan sumbangsih terbaiknya, baik tenaga, waktu, maupun pikiran, demi terwujudnya Perhutani Forestry Institute. Salam • DR
DUTA Rimba 5
primarimba
PeFI Siap Beraksi Perum Perhutani resmi mengoperasionalkan lembaga baru bernama Perhutani Forestry Institute (PeFI). Acara launching berlangsung secara daring menjelang akhir tahun 2020. Keberadaan PeFI bertujuan untuk mengintegrasikan fungsi perusahaan dalam hal peningkatan kapabilitas, kompetensi, dan kerja sama strategis, serta partisipasi dan akses global. Sekaligus juga untuk menghadapi tantangan daya saing nasional melalui kemampuan LRI (Learning, Research, and Innovation). Demi menjawab tantangan dan mengejar tujuan tersebut, PeFI siap beraksi.
S
ebuah sejarah baru tercipta pada Selasa, 29 Desember 2020. Di hari itu, Perum Perhutani mengadakan acara Launching Perhutani Forestry Institute (PeFI). Acara peluncuran resmi lembaga baru dalam organisasi Perum Perhutani itu dilakukan bersama dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III Holdings dan PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN) yang juga melaunching Indonesia Plantation Institute. Acara tersebut disiarkan secara langsung di channel youtube Perhutani Corpu. Sejumlah tokoh menghadiri acara peluncuran Pefi. Antara lain Deputi Bidang SDM, Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN (KBUMN), Alex Denni; Seluruh
6 DUTA Rimba
Jajaran Dewan Pengawas dan Direksi Perum Perhutani; Kepala Perhutani Forestry Institute (PeFI), Yahya Amin; Komisaris dan Direksi PTPN Holding; serta Dewan Penasihat Perhutani Forestry Institute (PeFI), yaitu Prof. San Afri Awang, Prof. Dudung Darusman dan Prof. Ganis Lukmandaru. Di acara launching tersebut, Alex Denni tampil menyampaikan Keynote Speech. Sebagai Keynote Speaker, Alex mengungkapkan bahwa saat ini BUMN harus terus beradaptasi seiring dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat. Jika tidak, BUMN itu akan sulit untuk bersaing dengan perusahaan lain. Contohnya, banyak perusahaan besar yang terpuruk karena tidak mau berinovasi mengikuti perkembangan zaman.
Menurut Alex, Indonesia saat ini menghadapi tantangan daya saing nasional. Sehingga, KBUMN telah meng-address tantangan tersebut melalui penetapan Prioritas KBUMN, yaitu dengan kemampuan LRI (Learning, Research, dan Innovation). “LRI BUMN perlu wadah yang dapat mendorong terjadinya autonomous dan collaborative LRI untuk menciptakan, mensinergikan dan melipatgandakan keunggulan dalam BUMN-BUMN. Wadah tersebut adalah BUMN Center of Excellent (BCE),” ucap Alex Denni.
Tiga Tugas Pokok Perhutani Forestry Institute (PeFI) merupakan penggabungan dari Pusat Penelitian dan Pengembangan SDH (Puslitbang) Perhutani yang berkedudukan di
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
Foto: Reza/Kompersh Pusdikbang (PeFI)
Cepu dengan Pusat Pendidikan dan Pengembangan (Pusdikbang) Perhutani yang berada di Madiun atau Perhutani Corporate University (Corpu). Penggabungan dua lembaga itu menjadi satu lembaga bernama PeFI bertujuan untuk mengintegrasikan fungsi perusahaan dalam peningkatan kapabilitas, kompetensi dan kerja sama strategis, serta partisipasi dan akses global. Hal itu antara lain ditegaskan Direktur Utama Perum Perhutani, Wahyu Kuncoro. Saat sambutan di acara launching PeFI, Wahyu Kuncoro menyampaikan, PeFI akan bergerak pada tiga tugas pokok. Tugas-tugas pokok tersebut adalah Technical Research and Development, Policy Research, dan Global Presence.
Wahyu juga menerangkan, dengan hasil-hasil research dan development-nya, PeFI juga akan menjadi Learning Center bagi seluruh Insan Perhutani Grup serta Insan-insan yang bergerak di bisnis kehutanan dan industri kehutanan di luar Perhutani grup. Di kesempatan itu, Wahyu juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung program ini. “Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan sumbangsih terbaiknya, baik itu berupa tenaga, waktu, dan pikiran, demi terwujudnya Perhutani Forestry Institute,” ungkap Wahyu. Di kesempatan yang sama, Kepala Perhutani Forestry Institute (PeFI), Yahya Amin, mengungkapkan, sejak tahun 1972
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
Perhutani sudah mendirikan institusi pendidikan dan penelitian, yaitu Pusdikbang Perhutani di Madiun serta Puslitbang Perhutani di Cepu yang terus meningkatkan kapabilitas SDM dan menciptakan penelitian yang digunakan sebagai bahan kebijakan manajemen perusahaan. Yahya juga menjelaskan, visi dari PeFI adalah “To Be Excellent Forestry Institute" dengan misi yang fokus pada 3 poin penting, yaitu Continues Research, Inovation Update, dan Continues Learning. “Dalam program kerja PeFI selanjutnya, kami akan mengintegrasikan dinamika lingkungan bisnis, corporate strategy operational, dan terus menjalin kerja sama dengan pihakpihak terkait, sehingga menjadikan Perhutani sebagai perusahaan yang
DUTA Rimba 7
primarimba terus berkembang ke arah yang lebih baik,” jelas Yahya Amin.
Di dalam sambutannya, Wahyu Kuncoro juga menegaskan, PeFI hadir sebagai respon terhadap KPI (Key Performance Indicator) Perhutani yang telah disetujui kementerian BUMN dan ditetapkan dalam RJPP Perum Perhutani, sebagaimana surat Kementerian BUMN Nomor s-975/ mbu/11/2020 tentang Persetujuan Key Performance Indicators (KPI) Perusahaan Umum (Perum) Kehutanan Negara Tahun 2020, dan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Perhutani. Selain itu, kehadiran PeFI juga didorong karena kebutuhan perum perhutani untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat, perubahan teknologi informasi, serta preference konsumen. "Semua itu tentu demi terwujudnya visi dan misi Perum Perhutani dan mendukung lima prioritas BUMN yang telah ditetapkan Kementerian BUMN," katanya. Wahyu menegaskan, saat ini Perhutani tengah berada di tengah pusaran era disrupsi dan sedang berupaya melewatinya di antara kerja keras untuk mewujudkan visi perusahaan. Menurut dia, di era disrupsi saat ini, mewujudkan visi perusahaan yaitu “menjadi perusahaan pengelola hutan berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat” bukan pekerjaan mudah. Sebab, perubahan lingkungan bisnis sangat cepat. Ditambah dengan luasnya spektrum bisnis Perhutani Grup, yang mencakup pengelolaan hutan, industri kayu, industri minyak kayu putih, wisata, agroforestry, rehabilitasi hutan dan lahan,
8 DUTA Rimba
Foto: Reza/Kompersh Pusdikbang (PeFI)
Upaya Melewati Era Disrupsi
"Pefi inilah yang akan menjadi jembatan penghubung serta menutup gap yang terjadi antara dinamika lingkungan bisnis yang muncul, baik disebabkan oleh perkembangan teknologi, perubahan pasar, maupun perubahan regulasi, dengan strategi korporat serta operasional excellent. industri gondorukem, terpentin dan derivat, serta pengelolaan aset, akan semakin besar kemungkinan Perhutani terkena badai disrupsi. "Pefi inilah yang akan menjadi jembatan penghubung serta menutup gap yang terjadi antara dinamika lingkungan bisnis yang muncul, baik disebabkan oleh perkembangan teknologi, perubahan pasar, maupun perubahan regulasi, dengan strategi korporat serta operasional excellent. Dengan demikian, kita dapat berharap bahwa kita akan mampu melewati era disrupsi ini dengan tetap mendapatkan corporate growth dan dalam waktu
yang bersamaan juga memberikan community wellfare," tuturnya. Wahyu menyebut, PeFI akan menjalankan tiga tugas pokok. Pertama, technical research and development, sehingga akan memunculkan inovasi-inovasi, termasuk peningkatan kapabilitas SDM sebagai pelaku utama untuk menunjang terwujudnya excellent operational dan tercapainya strategi korporasi. Kedua, policy research agar seluruh langkah korporasi baik strategi maupun eksekusi tetap selaras dengan kebijakan dan regulasi, sekaligus dapat memberikan masukan kepada pembuat kebijakan dan regulasi
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
Foto: Reza/Kompersh Pusdikbang (PeFI)
dengan berdasarkan pada data, fakta, dan riset. Ketiga, global pressence agar meningkatkan awareness perusahaan terhadap perubahan/dinamika global yang terjadi, sehingga dapat diatasi dan disinkronkan dengan kebijakan dan strategi korporasi. "Karena hanya dengan hal itulah kita dapat menggapai sustainable development di bisnis kehutanan dan industri kehutanan, dan tentu saja dalam pembangunan nasional, regional, dan global," ujarnya. Wahyu menegaskan, PeFI akan didukung tenagatenaga profesional peneliti dan pendidik baik dari Perhutani maupun luar Perhutani. Untuk melaksanakan tugas pokoknya, PeFI akan melakukan kerja sama dengan berbagai pihak, semisal Kementerian/Lembaga, Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian dan Pengembangan, perusahaan lain di bidang kehutanan, BUMN, swasta, serta lembaga-lembaga global semisal CIFOR, ICRAF, dan lembaga-lembaga nasional semisal APHI, Asmindo, dan LSM-LSM yang
sama-sama hidup dalam ekosistem bisnis kehutanan dan industri kehutanan. "Mudah-mudahan dengan restu serta dorongan dari Ibu Menteri LHK dan Bapak Menteri BUMN, hal ini dapat menjadi kenyataan," ujarnya.
Tanya PeFI Setelah launching, PeFI pun langsung beraksi. Mengawali tahun 2021, PeFI segera meluncurkan Program Whatsapp Group bertajuk “Tanya PeFI”. Peluncuran program"Tanya PeFI" itu diproyeksikan dilakukan medio Januari 2021, secara daring melalui live streaming dengan aplikasi Zoom Cloud Meeting dan Kanal Youtube Perhutani Forestry Institute. Kepala PeFI, Yahya Amin, mengatakan, Whatsapp Group "Tanya PeFI" bertujuan untuk berbagi pengetahuan, keterampilan dan pengalaman pada setiap bidang pekerjaan secara cepat, tepat, efektif, dan efisien. “Selain itu program tersebut untuk memberikan solusi penyelesaian problematika teknis dan manajerial
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
yang terjadi di lapangan,” tambah Yahya Amin. Yahya Amin pun menegaskan, pendidikan dan pelatihan secara offline juga akan tetap dilaksanakan. Tetapi mungkin tidak sebanyak sebelumnya. Sebab, saat ini kita memang belum terlepas dari kondisi masih berjangkitnya wabah pandemi Covid-19. “Insya Allah (pendidikan dan pelatihan) masih tetap dilaksanakan secara offline, karena ada kalanya diklat secara offline sangat diperlukan. Akan tetapi, tidak akan sebanyak sebelumnya, karena melihat situasi dan kondisi terlebih dahulu. Namun demikian, Insya Allah kegiatan ini (WhatsApp Grup "Tanya PeFI", red) sama sekali tidak menghilangkan offline, tentunya dengan frekuensi yang tidak sering dan juga jumlah peserta yang tidak sebanyak sebelumnya,” terangnya. Demikianlah. Semoga kehadiran PeFI akan membawa kemanfaatan yang besar. Baik bagi korporasi maupun sebagai sumbangsih bagi perkembangan dunia kehutanan Indonesia. Amin. • DR/Dik/Rb
DUTA Rimba 9
primarimba
10 DUTA Rimba
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
Lebih Mudah! Ajukan permohonan informasi publikmu melalui formulir online
Layanan Informasi Publik Perum Perhutani
www.perhutani.co.id
Cepat, Tepat, Murah, Sederhana
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
DUTA Rimba 11
RIMBAutama
Jalin Kerja Sama, Bangun Masa Depan
Hutan
Perum Perhutani terus bekerja mewujudkan visi perusahaan, "Menjadi Perusahaan Pengelolaan Hutan Terkemuka di Dunia dan Bermanfaat bagi Masyarakat". Di dalam upaya mewujudkan visi tersebut, Perhutani juga menjalin hubungan baik dan kerja sama dengan banyak pihak, khususnya para pemangku kepentingan. Jalinan kerja sama pun terus dirajut dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman. Semua itu untuk membangun masa depan hutan yang lebih baik dan lestari.
S
atu jalinan kerja sama kembali dirajut. Kali ini, Kantor Staf Presiden (KSP), Gedung Bina Graha, Jalan Veteran Nomor 16, Jakarta, menjadi tempat penandatanganan kesepakatan itu. Pada Kamis, 12 November 2020, di KSP Gedung Bina Graha itu, Perum Perhutani menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Koperasi Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Tani Makmur Sejahtera (TAMARA). MoU yang ditandatangani itu tentang kerja sama kemitraan offtaker komoditi jagung di wilayah Perhutani Divisi Regional (Divre) Jawa Timur. Sejumlah tokoh hadir dalam kesempatan tersebut. Di antaranya
12 DUTA Rimba
adalah Direktur Perhutanan Sosial Perum Perhutani, Natalas Anis Harjanto; Kepala Divisi Regional Jawa Timur (Jatim), Oman Suherman; Ketua Umum DPP Koperasi HKTI, Jendral TNI (Purn) Moeldoko; Sekjen DPP HKTI, Mayjend TNI (Purn) B Budi Waluyo; Ketua Koperasi HKTI, Mayjen TNI (Purn) Winston P. Simanjuntak; serta segenap pengurus dan Ketua Pengawas Koperasi HKTI. Penandatangan MoU tersebut dilakukan oleh Oman Suherman dan Winston P. Simanjuntak, disaksikan oleh Natalas Anis Harjanto serta Moeldoko. Kerja sama tersebut merupakan wujud upaya untuk memberikan kepastian kepada masyarakat untuk menampung hasil panen (komoditi
jagung). Terutama untuk masyarakat yang sudah memiliki SK Perhutanan Sosial. Di dalam kesempatan tersebut, Direktur Perhutanan Sosial Perum Perhutani, Natalas Anis Harjanto menyampaikan, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang Kehutanan, Perum Perhutani mendukung penuh programprogram pemerintah. Salah satunya adalah program Perhutanan Sosial. Ia juga menyampaikan, khusus untuk mengurusi program Perhutanan Sosial, di Perum Perhutani telah dibentuk direktorat tersendiri, yaitu Direktorat Perhutanan Sosial. Dan saat ini dirinya sendiri merupakan Direkturnya. “Direktorat Perhutanan Sosial ini baru dibentuk tanggal 26 Februari
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
Foto: Ardya Setya N/Kompersh Kanpus
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
DUTA Rimba 13
Foto: Nanjar Munandar/Kompersh Kanpus
rimbaUTAMA
2020. Umurnya pas 9 bulan sampai dengan saat ini,” kata Anis.
Offtaker Komoditi Jagung Salah satu kegiatan dalam program Perhutanan Sosial adalah offtaker. Menurut Anis, offtaker merupakan salah satu agenda dari perusahaan. Di dalam agenda itu, Perum Perhutani ditugaskan untuk menampung produk hasil tani dari masyarakat. Ia pun menyampaikan, dengan adanya MoU tersebut, Perhutani telah terbantu dalam melaksanakan salah satu tugasnya. Anis juga menjelaskan, dalam program Perhutanan Sosial, masyarakat terbagi dalam dua kelompok. “Yaitu kelompok sebelum menerima SK dan sesudah menerima SK,” kata Anis. Tentu saja ada perbedaan di antara kedua kelompok tersebut. “Untuk kelompok yang sudah menerima SK, dituntut untuk mandiri. Di dalam hal tersebut, Perhutani ikut membantu membentuk dan memperkuat kelompok masyarakat yang tergabung dalam Lembaga
14 DUTA Rimba
Masyarakat Desa Hutan (LMDH),” ujar Anis. Terkait kesepakatan yang ditandatangani di hari itu, Anis mengatakan, diharapkan selanjutnya akan membantu agar produktivitas hasil panen masyarakat lebih meningkat. “Kami berharap, HKTI juga memberikan bimbingan teknis kepada masyarakat, supaya produktivitas dari hasil panen masyarakat lebih meningkat. Harapannya, ke depan kerja sama ini tidak hanya pada jagung, melainkan juga pada komoditi yang lainnya,” ucap Anis. Sementara itu, Ketua Umum DPP Koperasi HKTI, Moeldoko, menyampaikan terima kasih atas terjalinnya kerja sama antara Perhutani dan Koperasi HKTI dalam kemitraan offtaker komoditi jagung. Di kesempatan itu, Moeldoko mengatakan, Presiden telah mengadakan rapat bersama jajaran kabinet mengenai ‘Optimalisasi Perhutanan Sosial’. “Konteks besarnya adalah reforma agraria. Salah satunya Perhutanan Sosial, dimana
masyarakat diberi kepastian dalam ikut mengelola hutan selama 35 tahun,” katanya. Ia menyebut, kesepahaman dan kerja sama itu akan menjawab salah satu masalah yang kerap kali dihadapi petani, yaitu soal pemasaran. “Persoalan petani di mana-mana sama. Di antaranya adalah kapital, teknologi, manajemen, dan persoalan pasca panen, yaitu ke mana mereka menjual hasil pertaniannya,” kata Moeldoko. Di kesempatan itu, Moeldoko juga mengingatkan, offtaker ini merupakan tugas yang sangat besar, karena menyangkut dengan penghasilan masyarakat. Menurut dia, langkah-langkah yang dilakukan oleh HKTI dan Perhutani bisa saling memperkuat. Sehingga, masalahmasalah yang ada bisa dicarikan jalan keluarnya. “Nanti kita jajaki tahap demi tahap, sehingga apa yang menjadi tujuan bisa tercapai,” ujar Moeldoko. Moeldoko pun berharap, MoU tersebut memberikan hasil terbaik. Ujung dari kerja sama tersebut, menurut Moeldoko, adalah
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
peningkatan kesejahteraan petani. “Kita saling membesarkan. Bahwa tujuan utama berkolaborasi (adalah) untuk menuntaskan persoalanpersoalan yang dihadapi selama ini. Intinya petani bisa mendapatkan sesuatu yang lebih. Petani harus kaya,” tutup Moeldoko.
MoU dengan IPB Minggu berikutnya, jalinan kerja sama juga dilakukan Perhutani, ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman. Tepatnya pada Rabu, 18 November 2020, Perhutani melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan IPB University. MoU mengenai Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat itu dilakukan di Kampus IPB University, Darmaga, Bogor, Jawa Barat. Penandatangan MoU tersebut dilakukan oleh Direktur Utama Perhutani, Wahyu Kuncoro, dengan Rektor IPB University, Prof. Dr. Arif Satria, S.P., M.Si. Sejumlah tokoh menyaksikan momen tersebut. Di antaranya
Foto: Nanjar Munandar/Kompersh Kanpus
Dalam kesempatan tersebut, Wahyu Kuncoro menyampaikan, sebagai BUMN Kehutanan, Perhutani mengelola sumber daya Hutan seluas 2,4 juta Hektare di Pulau Jawa dan Madura. Di dalam proses pengelolaan hutan itu, Perhutani sangat membuka diri untuk melakukan kerja sama dengan siapa pun. adalah Direktur Perhutanan Sosial Perhutani, Natalas Anis Harjanto; Direktur Pengembangan Bisnis dan Pemasaran Perhutani, Ahmad Ibrahim; Sekretaris Perusahaan Perhutani, Asep Rusnandar; Administratur Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor, Ahmad Rusliadi; serta jajaran pimpinan IPB University. Saat menyampaikan sambutan dalam kesempatan tersebut, Wahyu Kuncoro menyampaikan, sebagai BUMN Kehutanan, Perhutani mengelola sumber daya Hutan seluas 2,4 juta Hektare di Pulau Jawa dan Madura. Di dalam proses pengelolaan hutan itu, Perhutani sangat membuka diri untuk melakukan kerja sama dengan siapa pun. Hal ini sesuai dengan Visi dan Misi Perusahaan dalam mengelola hutan berkelanjutan dan bermanfaat bagi Masyarakat dan Lingkungan. “Artinya, kami harus peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan, apalagi untuk kepentingan pendidikan, penelitian, dan pengembangan kehutanan,” katanya.
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
Ia menjelaskan, kawasan hutan Perhutani dikelilingi oleh sekitar 6.172 desa, dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 30 juta jiwa dan tersebar di sebagian besar kabupaten di Pulau Jawa dan Madura. Mereka memerlukan akses langsung terhadap Sumber Daya Hutan (SDH) sebagai sumber ekonomi masyarakat. “Oleh karena itu, pada hari ini kita akan menandatangani MoU tentang Kerja Sama Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Kepada Masyarakat, serta Kerja Sama bidang lainnya yang terkait dengan pelaksanaan tugas para pihak,” tambah Wahyu. Menurut dia, portopolio bisnis Perhutani saat ini masih perlu dikembangkan untuk mendapatkan nilai kontribusi yang signifikan bagi perusahaan dan lingkungan. “Terkait hal tersebut, tentunya membutuhkan pengembangan dan inovasi. Diharapkan, IPB University menjadi bagian partner kami dalam mewujudkan perusahaan yang lebih maju dan modern,” tutup Wahyu. • DR/PR/2020-XI-25/PR/2020-XI-26
DUTA Rimba 15
rimbaUTAMA
Perhutani Sikapi dan Tanggulangi
Bencana Alam Musibah tidak bisa diprediksi. Termasuk Bencana alam. Tidak ada manusia yang dapat memperkirakan kapan bencana alam akan terjadi. Yang bisa dilakukan adalah menyikapi dan mempersiapkan segala hal untuk dapat menanggulangi dan mengurangi dampak bencana alam yang terjadi. Itulah yang dilakukan Perhutani. Caranya, selain menyiapkan seluruh sumber daya yang dimiliki, juga dengan menggandeng pada stakeholders untuk sosialisasi dan memitigasi bencana alam serta menyiapkan masyarakat agar tanggap bencana alam.
W
ana Wisata Bukit Seribu Besek yang terdapat di wilayah kerja Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah menjadi tempat berlangsungnya acara Sosialisasi dan Simulasi Mitigasi Bencana Alam. Acara yang diadakan pada Kamis, 12 November 2020 itu digelar Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah bersama Kepolisian Daerah Jawa Tengah. Sejumlah 40 peserta mengikuti Sosialisasi dan Simulasi Mitigasi Bencana Alam yang diadakan di wana wisata Bukit Seribu Besek di Desa Jati, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah, itu.
16 DUTA Rimba
Sejumlah 40 peserta aktif mengikuti kegiatan Sosialisasi dan Simulasi Mitigasi Bencana Alam itu berasal dari berbagai kalangan dan instansi. Di antaranya yaitu Jajaran Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah (Jateng), Perhutani Divisi Regional (Divre) Jateng, Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) SOP Yogyakarta, Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Semarang, Polres Purworejo, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purworejo, serta Dandim 0708 Purworejo. Termasuk juga dari jajaran Koordinator Keamanan Perhutani KPH Banyumas Timur, KPH Pekalongan Barat, KPH Surakarta,
KPH Kedu Utara, KPH Kedu Selatan, Pabin Jagawana, serta Danru Polhutmob. Kegiatan dilaksanakan sebagai bentuk antisipasi terhadap potensi bencana alam banjir dan tanah longsor yang kemungkinan terjadi di wilayah Perum Perhutani Divre Jateng pada musim penghujan 2020/2021. Bertindak selaku narasumber dari BPDASHL SOP, BPBD Purworejo dan BMKG Semarang. Sementara moderator simulasi penanggulangan bencana alam yaitu Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Purworejo, Edi Purwanto. Di acara itu, seluruh peserta mendapat pengetahuan tentang
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
Foto: Riskyana/Kompersh Divre Jateng
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
DUTA Rimba 17
Foto: Dien Arida/Kompersh KPH Nganjuk
rimbaUTAMA
kemungkinan-kemungkinan terjadinya bencana alam. Juga tentang bagaimana bersiap siaga dan mencegah terjadinya bencana alam. Rangkaian acara kemudian diakhiri dengan simulasi antisipasi dan penanggulangan bencana oleh BPBD Kabupaten Purworejo. Saat memberikan sambutan di acara tersebut, Kepala Departemen PSDH dan Perhutanan Sosial Perhutani Divre Jawa Tengah, Henry Purnomo, menyampaikan, sosialisasi pencegahan dan simulasi penanggulangan bencana alam itu diadakan untuk mengantisipasi kemungkinan datangnya bencana alam, khususnya banjir dan tanah longsor. Hal itu mereka lakukan sebagai salah satu penyegaran dalam rangka siaga, antisipasi, dan kesigapan jajaran Perhutani untuk penanggulangan bencana alam di wilayah Perum Perhutani. “Sangat pentingnya merespon dan memberikan empati atas
18 DUTA Rimba
terjadinya bencana alam di sekitar kita,” tegas Henry. Di kesempatan itu, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Semarang, Tuban Wiyoso, memaparkan tanda-tanda kejadian alam, bulan-bulan dimana dimungkinkan terjadi bencana alam berupa banjir, tanah longsor, tsunami, kebakaran hutan, kepada seluruh peserta sosialisasi. Diharapkan, para peserta selanjutnya akan memahami bagaimana menyikapi dan mengantisipasi Bencana alam yang mungkin terjadi. “Dengan kita semua memiliki pengetahuan mengenai hal ini, dimungkinkan bencana alam bisa diminimalkan,” jelasnya.
Siaga Bencana Hidrometeorologi Kegiatan siaga bencana alam juga dilakukan di Nganjuk, Jawa Timur. Hal itu ditunjukkan Perhutani
Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Nganjuk yang mendukung upaya Komando Resort Militer (Korem) 081/DSJ Madiun dalam menggelar apel dan perlengkapan. Apel yang diadakan dalam rangka kesiapsiagaan menghadapi bencana Hidrometeorologi itu dilaksanakan di halaman Gedung Olah Raga (GOR) Kabupaten Nganjuk, Selasa, 8 Desember 2020. Usai mengikuti apel tersebut, Administratur Perhutani KPH Nganjuk, Wahyu Dwi Hadmojo, menyampaikan, langkah antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam akan selalu mereka terapkan. Ia pun menegaskan, pihaknya segera menindaklanjuti instruksi Komandan Korem (Danrem) 081/DSJ Madiun, Kolonel Inf. Waris Ari Nugroho, yang mengatakan bahwa data Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) akhir tahun 2020 dan awal tahun 2021, menunjukkan bahwa di sebagian besar wilayah Indonesia akan terdampak cuaca ekstrim. Wahyu Dwi Hadmojo juga mengatakan, mengutip pernyataan Danrem 081/DSJ Madiun, bahwa berdasarkan Kajian Risiko Bencana (KRB), di wilayah Kabupaten Nganjuk memiliki ancaman bencana banjir dan tanah longsor, dengan kategori risiko tinggi. Wahyu Dwi Hadmojo juga menyampaikan, ia segera memerintahkan jajarannya di lapangan untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat yang tinggal di sekitar hutan. Pihaknya juga memasang rambu-rambu di lokasi-lokasi yang diperkirakan berbahaya serta rawan tanah longsor dan pohon tumbang. Menurut dia, pihaknya juga akan mengajak Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) di wilayah kerjanya untuk ikut ambil bagian dalam upaya pencegahan bencana alam. Hal ini untuk meningkatkan partisipasi dan
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
Foto: Suprianto Kompersh/KPH Malang
kepedulian masyarakat terhadap upaya pencegahan dan antisipasi bencana alam. “Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan senantiasa peduli dalam menjaga dan melestarikan lingkungan dan hutan di wilayah pangkuannya masing-masing,” tegasnya.
Dukung Pemkot Batu Sebelumnya, kegiatan mendukung upaya penanggulangan dan antisipasi bencana alam juga dilakukan di Kota Batu, Jawa Timur. Pada Jumat, 20 November 2020, Perhutani KPH Malang bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Batu menggelar apel siaga darurat bencana. Perhutani KPH Malang mendukung upaya Pemkot Batu menggelar apel siaga darurat bencana itu dalam rangka menghadapi musim hujan tahun 2020. Kegiatan apel siaga darurat bencana itu dilakukan di halaman belakang Balaikota Among Tani, Kota Batu, Jawa Timur. Sejumlah kalangan mengikuti kegiatan apel siaga darurat bencana tersebut. Mereka adalah segenap jajaran Pemkot Batu dan Forkopimda Batu, Perhutani KPH Malang, dan Badan
Walikota Batu, Dewanti Rumpoko, mengatakan, siaga bencana di musim penghujan ini adalah suatu bentuk awal koordinasi antar instansi yang memiliki tanggung jawab yang sama. Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat. Di lokasi acara tersebut, Administratur Perhutani KPH Malang, melalui Wakilnya, Agus Ruswanda, menyampaikan, kegiatan penanggulangan bencana alam yang digelar Pemkot Batu itu sudah sejalan dengan program Perhutani. Oleh karena itu, menurut dia diperlukan koordinasi yang baik antar instansi di saat terjadi bencana alam, untuk mempermudah penanganan dalam menanggulangi dampak bencana. Apalagi, sebagian wilayah kerja Perhutani KPH Malang merupakan dataran yang cukup tinggi. “Wilayah kerja Perum Perhutani KPH Malang sebagian berada di wilayah Administratif Kota Batu, dimana pada sebagian kawasan tersebut rentan terhadap banjir dan tanah longsor dalam musim penghujan,” katanya. Sementara itu, saat menyampaikan arahannya di acara
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
tersebut, Walikota Batu, Dewanti Rumpoko, mengatakan, siaga bencana di musim penghujan ini adalah suatu bentuk awal koordinasi antar instansi yang memiliki tanggung jawab yang sama. Mereka bahu-membahu di dalam upaya tanggap bencana. Sebab, musibah dan bencana alam mungkin saja dapat terjadi kapan dan di mana saja. “Oleh karena itulah, siaga bencana di musim penghujan ini perlu untuk dilakukan,” katanya. Demikianlah. Tidak ada yang menghendaki musibah terjadi. Tetapi, siapa pun tak dapat menahan kala musibah melanda. Yang dapat kita lakukan adalah siaga bencana alam dan melakukan langkah-langkah antisipasi serta mitigasi terhadap bencana alam. Sehingga, sikap Perhutani dalam melakukan langkahlangkah antisipasi dan kesiagaan bencana memang merupakan langkah yang perlu dilakukan. • DR/ DivreJateng/Ayk/Ngj/Mhd/MLg/Spy
DUTA Rimba 19
rimbaUTAMA
Peduli Hutan,
Peduli Lingkungan Hidup, dan Tanamlah Langkah-langkah penyelamatan dan pemeliharaan hutan harus terus diayunkan. Kepedulian terhadap pelestarian hutan perlu terus ditingkatkan. Perhutani di sejumlah daerah melakukan tindakan-tindakan penyelamatan dan pemeliharaan hutan serta menumbuhkan kepedulian terhadap pelestarian hutan itu dengan satu kegiatan, yaitu penanaman pohon dan upaya reboisasi hutan. Hal itu dilakukan Perhutani di banyak tempat dengan mengandeng banyak pihak. Seperti apa pelaksanaannya?
P
emandangan tentang aksi penyelamatan hutan dan lingkungan itu ditunjukkan di Tuban. Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Parengan bersama Komando Distrik Militer (Kodim) 0811 Tuban melaksanakan reboisasi terhadap lahan seluas 20 hektare dengan jenis bibit tanaman sengon laut dan balsa. Kegiatan tersebut dilaksanakan di kawasan hutan Petak 12b, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Guoterus, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Mulyoagung, KPH Parengan, Jumat, 27 November 2020. Sebanyak 150 orang mengikuti kegiatan tersebut. Mereka terdiri dari jajaran Perhutani KPH Parengan, perwakilan Perhutani Tuban dan
20 DUTA Rimba
Jatirogo, serta jajaran Kodim 0811 Tuban, Polres Tuban, LMDH Sido Makmur, dan elemen masyarakat lainnya. Di kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Parengan, Setyo Salindra Putri, menyampaikan harapannya agar kegiatan yang mereka lakukan dengan melibatkan TNI dan masyarakat yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) serta elemen masyarakat lainnya, dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan. Diharapkan, kawasan itu akan segera hijau oleh pepohonan. “Tanaman Sengon Laut dan Balsa merupakan tanaman yang cepat tumbuh dan dapat memberikan manfaat untuk kesejahteraan masyarakat setempat,” katanya.
Sementara itu, Komandan Kodim 0811 Tuban, Letnan Kolonel Inf. Viliala Ramadhon, mengatakan, pihaknya sudah sering melibatkan diri dalam kegiatan reboisasi di banyak tempat. Ia juga mengaku, ada beberapa di antaranya sudah mengalami panen. Dan ia bergembira kali ini berkesempatan melakukan reboisasi di kawasan Perhutani. “Baru pertama kali ini wilayah Perhutani ada kesempatan untuk melakukan rencana kerja sama reboisasi pada lokasi tanam yang kompak dan luas,” ujarnya.
Tanam Sejuta Pohon Aktivitas reboisasi bukan hanya dilakukan di KPH Parengan. Di Garut, aksi tanam pohon juga dilakukan di Garut. Aktivitas itu
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
Foto: Kompersh KPH Parengan
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
DUTA Rimba 21
digagas oleh Divisi Regional Jawa Barat dan Banten (Divre Janten) yang bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut. Perhutani KPH Garut menggelar acara komando penanaman sejuta pohon. Kegiatan yang digagas Divre Janten bersinergi dengan Pemkab Garut itu merupakan salah satu dari rangkaian tindak lanjut penanganan dan pencegahan bencana banjir bandang yang sempat menerjang wilayah Garut Selatan. Lokasi kegiatan tersebut dipusatkan di kawasan Hutan Lindung di Petak 108b seluas 3 hektare di blok hutan Gunung Gelap, wilayah kerja Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Cisompet, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Cisompet, KPH Garut, Kamis, 12 November 2020. Kawasan hutan itu masuk wilayah administratif Pemerintahan Desa Mekarwangi, Kecamatan Cihurip, Garut, Jawa Barat. Gelaran acara tersebut dihadiri sejumlah stakeholder. Di antaranya Bupati Garut, Rudy Gunawan; Wakil Kepala Divre Janten, Amas Wijaya; Kepala Departemen Pengelolaan Sumber Daya Hutan dan Perhutanan Sosial, Bambang Jurianto; Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, Epi Kustiawan; Administratur Perhutani KPH Garut, Nugraha; Forkopimda Kabupaten Garut, Forpimcam Kecamatan Cihurip dan Cisompet, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) penggiat lingkungan, dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Di kesempatan itu, Wakil Kepala Divre Janten, Amas Wijaya, mengatakan, Perhutani sudah menyediakan 100 juta bibit pohon untuk ditanam di Jawa Barat. Menurut dia, banyak tanaman yang ditanam masyarakat tak mendukung ketahanan daya tampung air tanah. Misalnya dengan
22 DUTA Rimba
Foto : Iman Nurdin/Kompersh KPH Garut
rimbaUTAMA
menanam sayuran di lereng gunung. Pihaknya selama ini pun berupaya untuk menyadarkan masyarakat agar mau beralih komoditi, tetapi tetap bisa menghasilkan uang dan memerbaiki struktur tanah. “Kebanyakan lahan Perhutani itu ada di hutan-hutan lindung. Kami dorong masyarakat agar ikut berpartisipasi menanam jenis tanaman yang potensial dan kuat, seperti pohon alpukat, petai, jengkol, ataupun nangka,” ucapnya. Di kesempatan itu pula, Administratur Perhutani KPH Garut, Nugraha, mengatakan, sampai dengan akhir tahun 2020, KPH Garut sudah melaksanakan penanaman hingga mencapai satu
juta pohon. Sedangkan pada tahun sebelumnya mencapai dua juta pohon dan tersebar di berbagai kawasan hutan di Garut. “Gerakan penanaman pohon di kawasan hutan BKPH Cisompet yang sekarang kita laksanakan ini merupakan salah satu tindak lanjut dari kejadian bencana banjir bandang yang menerjang wilayah selatan Garut. Banjir kemarin itu mengingatkan seluruh masyarakat Garut dan pemangku kepentingan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan. Oleh karenanya kami berupaya untuk terus menanam pohon,” katanya. Menanggapi kegiatan tanam pohon tersebut, Bupati Garut, Rudi
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
Foto : Eko Supriyono/Kompersh KPH Banyumas Barat
Gunawan, mengatakan, penanaman satu juta pohon akan terus dilakukan hingga bulan Maret atau selama musim hujan. Sebab, penanaman satu juta pohon itu menjadi bagian dari program penanaman 50 juta bibit pohon di Jawa Barat yang dicanangkan oleh Gubernur Jawa Barat. Masyarakat juga diajak untuk ikut berpartisipasi dalam program tersebut. Rudy menyebut, pihaknya telah mengeluarkan surat edaran untuk mengajak masyarakat menanam pohon. Berdasarkan data Pemerintah Kabupaten Garut, semua lahan yang ada di Garut dianggap kritis. Hal itu dimaksudkan agar tetap mendapatkan perhatian. Sebab, dari sekitar 320.000 hektare lahan, 56.000 hektare di antaranya memang berada dalam kondisi kritis.
Tanam Pohon Bersama Pemandangan yang sama tampak di Banyumas. Pada Kamis, 12 November 2020, Perhutani KPH Banyumas Barat mengadakan gerakan tanam pohon bersama. Gerakan Tanam Pohon Bersama itu digelar atas kerja sama antara Perhutani dengan Kelompok
“Hal ini menjadi upaya kita bersama dalam mencegah erosi serta mengajak masyarakat sekitar hutan untuk menjaga hutan bersamasama,” ujar Toni Kuspuja, Administratur Perhutani KPH Banyumas Barat, saat memberikan sambutan di Acara yang bertajuk Tanam Pohon dan Temu Usaha Perhutanan Sosial. Usaha Perhutanan Sosial (KUPS), bertempat di Desa Karangkemojing, Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Acara yang bertajuk "Tanam Pohon dan Temu Usaha Perhutanan Sosial" itu dihadiri oleh Administratur Perhutani KPH Banyumas Barat, Toni Kuspuja. Turut hadir Kepala Cabang Dinas Kehutanan (CDK) wilayah IV Jawa Tengah, Bambang Dodo P, serta Anggota DPRD Kabupaten Banyumas, juga Kelompok Tani Hutan (KTH) Giri Mulya dan Muspika setempat. Saat memberikan sambutan di kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Banyumas Barat, Toni Kuspuja, mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan gerakan tanam pohon bersama itu.
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
Kegiatan itu kata dia bertujuan untuk melestarikan sumber daya hutan. “Hal ini menjadi upaya kita bersama dalam mencegah erosi serta mengajak masyarakat sekitar hutan untuk menjaga hutan bersama-sama,” ujarnya. Sementara itu, Ketua KUPS Jasa Lingkungan, Sardi, mengatakan, tujuan kegiatan tanam pohon dan pertemuan yang melibatkan beberapa stakeholder tersebut diharapkan menjadi media koordinasi untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar hutan. Selain itu, juga untuk pengembangan jasa lingkungan melalui ekowisata. Ia juga menegaskan, pihaknya siap bekerja sama dengan Perhutani KPH Banyumas Barat. • DR/Prg/Ags/Grt/Imn/ Byb/Eko
DUTA Rimba 23
Foto: Budi Hermawan/Kompersh KPH Gundih
rimbaUTAMA
24 DUTA Rimba
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
Derap Langkah dalam Kemitraan dan Bina Lingkungan
Pengelolaan hutan yang dilakukan Perhutani selalu melibatkan masyarakat sebagai mitra. Sebagai mitra, Perhutani senantiasa memberikan perhatian dan pembinaan kepada masyarakat sekitar hutan. Sehingga, masyarakat sekitar hutan juga bisa mendapatkan manfaat. Hal itu merupakan bagian dari program perusahaan. Dan sejalan dengan visi Perhutani, Menjadi Perusahaan Pengelolaan Hutan Terkemuka di Dunia dan Bermanfaat bagi Masyarakat".
S
embilan mitra binaan hadir di Ruang Konferensi Kantor Perhutani KPH Gundih, Selasa, 22 November 2020. Tetap dengan menerapkan prosedur kesehatan, mereka hadir dalam acara temu KPH Gundih dengan mitra binaan. Di hari itu, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Gundih menyerahkan dana Program Kemitraan sebesar 100 juta Rupiah kepada 9 mitra binaan. Usai menyerahkan dana bantuan kepada masing-masing mitra binaan tersebut, Administratur Perhutani KPH Gundih, Agus Priantono, mengatakan, kegiatan itu dilakukan
dalam rangka implementasi tanggung jawab Perum Perhutani. Wujud tanggung jawab Perhutani itu selain dalam mengelola hutan, juga turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan. “Tahun ini Perhutani KPH Gundih memberikan pinjaman modal masing-masing berkisar antara 5-15 juta Rupiah kepada 9 mitra binaan dengan bunga sangat ringan. Ini sudah yang ketiga kalinya, setelah sebelumnya menyerahkan bantuan modal sebesar 220 juta Rupiah pada tahap kedua dan sebesar 100 juta Rupiah pada tahap pertama. Sehingga, total tahun 2020 ini KPH Gundih telah menggelontorkan
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
sekitar 320 juta Rupiah kepada 20 mitra binaan,” jelas Agus. Agus berharap, pinjaman lunak itu digunakan sebaik-baiknya untuk mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah, yang dimiliki masing-masing mitra binaan. “Meski bunga sangat ringan, mohon tidak terjadi keterlambatan dalam pembayaran angsuran, agar dana tersebut bisa diputar kembali untuk membantu mitra binaan yang lain. Semoga bantuan yang diterima dapat mendukung usaha masyarakat desa sekitar hutan agar lebih maju dan berkembang,” tambahnya. Sementara itu, Tri Anggraeni, salah seorang mitra binaan asal
DUTA Rimba 25
Foto: Agus Iskandar/Kompersh KPH Purwakarta
rimbaUTAMA
Sulursari, Kecamatan Gabus, Kabupaten Grobogan, mengaku senang dengan pinjaman modal yang diberikan oleh Perhutani KPH Gundih. Ia pun berharap, dana tersebut segera dapat membantu mengembangkan usaha yang ia miliki dan kelola, berupa Butik Pakaian. “Saya senang bisa terpilih menjadi mitra binaan Perhutani KPH Gundih. Ke depan, saya berharap akan dapat pinjaman modal yang lebih besar, sehingga dapat mengembangkan usaha yang lebih besar pula. Di masa pandemi, omset pendapatan agak menurun dibandingkan sebelum adanya wabah. Sehingga, bantuan modal seperti ini sangat kami butuhkan untuk menopang biaya pemasaran,” tutur Tri.
Dana PKBL Tahap II Pemandangan nyaris serupa tampak di Purwakarta, Jawa Barat. Pada Jumat, 4 Desember 2020, Perhutani KPH Purwakarta menyerahkan Dana Program Kemitraan Tahap II di Aula Kantor Perhutani KPH Purwakarta. Dana
26 DUTA Rimba
“Saya senang bisa terpilih menjadi mitra binaan Perhutani KPH Gundih. Ke depan, saya berharap akan dapat pinjaman modal yang lebih besar, sehingga dapat mengembangkan usaha yang lebih besar pula. Di masa pandemi, omset pendapatan agak menurun dibandingkan sebelum adanya wabah. Sehingga, bantuan modal seperti ini sangat kami butuhkan untuk menopang biaya pemasaran,” tutur Tri Anggraeni yang diserahkan itu senilai 160 juta Rupiah kepada 9 mitra binaan. Penyerahan dana tersebut dilakukan langsung oleh Administratur Perhutani KPH Purwakarta, Uum Maksum, didampingi Wakil Administratur Perhutani KPH Purwakarta Wilayah Karawang, Mulyana Kurniawan, serta Kepala Seksi Keuangan, SDM dan Umum, Ade Ma’mur. Pelaksanaan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (PKBL) di Perum Perhutani mengacu pada Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-09/ MBU/07/2015 tentang Program Kemitraan dan Program Bina
Lingkungan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil. Di kesempatan itu, dalam arahannya, Uum Maksum menyampaikan, pelaksanaan penyaluran dana kemitraan tersebut mengacu pada Surat Divisi Regional Jawa Barat dan Banten Nomor 57/002.3/Keu/Divre Janten tanggal 27 November 2020. Uum menyebut, pelaksanaan Program Kemitraan oleh Perum Perhutani bertujuan untuk menumbuhkembangkan usaha kegiatan kecil secara mandiri. Sehingga dengan adanya penyaluran PKBL dapat memberikan manfaat kepada para
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
Foto: Kompersh KPH Pekalongan Timur
pelaku UMKM yang menjadi Mitra Binaan Perhutani. “Pengembalian pinjaman ini diusahakan disetor sesuai tata waktu yang telah ditetapkan. Sebab, dana tersebut nantinya diputar lagi untuk diberikan kepada mitra-mitra yang lain,” ungkap Uum. Salah satu penerima pinjaman dana kemitraan itu adalah Lilis Nurhayati. Sehari-hari ia menjadi pengelola usaha kuliner yang berlokasi di Cigangsa–Purwakarta. Di kesempatan tersebut, mewakili para penerima pinjaman dana Kemitraan, ia mengatakan, mengucap syukur dan berterima kasih kepada Perhutani KPH Purwakarta yang sudah memberikan bantuan modal usaha kepadanya. “Bantuan modal ini, saya rencanakan untuk mengembangkan usaha kuliner yang ada dan mudahmudahan pinjaman dapat diangsur lancar setiap bulan, sesuai dengan tata waktu yang sudah ditetapkan manajemen. Semoga Perhutani tetap eksis dan jaya,” harap Lilis.
Di Pekalongan Timur Sepuluh hari kemudian, giliran Perhutani KPH Pekalongan Timur yang menyalurkan bantuan pinjaman modal melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Pinjaman Dana PKBL Tahun 2020 sebesar 71 juta Rupiah tersebut diserahkan langsung oleh Administratur Perhutani KPH Pekalongan Timur, Didiet Widhy Hidayat. Enam mitra binaan menerima bantuan pinjaman modal itu di ruang Aula Kantor Perhutani KPH Pekalongan Timur, Selasa, 14 Desember 2020. Tentang kegiatan di hari itu, Administratur Perhutani KPH Pekalongan Timur, Didiet Widhy Hidayat, menerangkan, dana Program Kemitraan tersebut
merupakan bentuk kepedulian Perhutani kepada mitra binaannya. Harapannya, dana tersebut dapat digunakan dengan sebaik-baiknya. Sehingga, manfaat besar akan dapat dirasakan. “Semoga bantuan ini dapat dimanfaatkan dengan sebaikbaiknya secara optimal dalam mengembangkan usaha produktif yang telah dijalankan. Sehingga, UMKM di wilayah Pekalongan bisa lebih maju,” terang Didiet. Sementara itu, salah seorang mitra, Dwi Purwanto, mewakili mitra lain yang menerima bantuan tersebut, menyampaikan ucapan
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
terima kasih kepada Perhutani KPH Pekalongan Timur yang telah memberikan bantuan dana untuk pengembangan dan perluasan usaha. Buat mereka, bantuan dana pinjaman tersebut dapat membantu mereka dalam mengembangkan usaha. “Dana ini untuk tambahan modal kami dalam mengembangkan usaha. Semoga kami semua bisa sukses, sehingga dapat ikut memajukan kesejahteraan masyarakat sekitar,” harap Dwi Purwanto, yang seharihari menjalankan usaha selaku pedagang makanan ringan. • DR/Gdh/ Bdi/Pwk/Ai/Pkt/Hwr
DUTA Rimba 27
rimbaUTAMA
Menilik
Laju Perhutanan Sosial di Sejumlah Daerah Sudah lebih tiga tahun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menggulirkan program Perhutanan Sosial. Perhutanan Sosial adalah sebuah program nasional yang bertujuan untuk melakukan pemerataan ekonomi dan mengurangi ketimpangan ekonomi melalui tiga pilar, yaitu lahan, kesempatan usaha, dan sumber daya manusia. Perhutanan Sosial juga menjadi benda legal untuk masyarakat di sekitar kawasan hutan untuk mengelola kawasan hutan negara. Perhutani melaksanakan program nasional tersebut, dan membentuk satu direktorat khusus untuk menangani Perhutanan Sosial. Lalu bagaimana derap laju Perhutanan Sosial di sejumlah daerah?
S
ebagai program yang baru berjalan tiga tahun, banyak pihak belum paham tentang Perhutanan Sosial. Sehingga, sosialisasi tentang program Perhutanan Sosial itu pun terus dilakukan. Hal itu misalnya terlihat pada Kamis, 26 November 2020. Di hari itu, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Saradan bersama Cabang Dinas
28 DUTA Rimba
Kehutanan (CDK) Wilayah Nganjuk memberikan sosialisasi tentang program Perhutanan Sosial kepada Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wono Harjo. Sosialisasi dilakukan di Balai Desa Sudimoroharjo, Kecamatan Wilangan, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Wakil Administratur KPH Saradan wilayah Selatan, Marsaid, hadir di acara ini mewakili Administratur Perhutani KPH Saradan.
Selain Wakil Administratur KPH Saradan wilayah Selatan, kegiatan tersebut juga sejumlah pemangku kepentingan. Di antaranya adalah Camat Wilangan, Yonny Rachmanto; Kapolsek Wilangan, Joko Purnomo; Kepala CDK Wilayah Nganjuk yang diwakili oleh Penyuluh Kehutanan, Bambang Wahyu; Kepala Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Wilangan Selatan, Budi Sulaksana; Kepala Sub Seksi (KSS) Komunikasi Perusahaan
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
Foto: Suwarno/Kompersh KPH Saradan
KPH Saradan, Widoyo; Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM), Jumanto; Ketua LMDH Wonoharjo, Priono; serta pengurus dan anggota Koperasi Wanita Tani Hutan Srikandi Wonoharjo. Mewakili Administratur Perhutani KPH Saradan, Marsaid dalam kesempatan itu menjelaskan, kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka percepatan implementasi program Perhutanan Sosial di wilayah kerjanya. Guna
mendukung implementasi tersebut, sosialisasi perlu digencarkan. ”Agar LMDH memahami tahapan apa saja yang akan dilakukan sebelum dan setelah izin Perhutanan Sosial diterbitkan. Sehingga, dalam pelaksanaannya nanti diharapkan bisa sesuai dengan ketentuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK),” kata Marsaid. Sementara itu, Kepala CDK Wilayah Nganjuk melalui Penyuluh Kehutanan Muda, Bambang Wahyu,
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
mengatakan, pihaknya bersama Perhutani KPH Saradan dan para pihak terkait akan mengawal dan akan mendampingi LMDH Wonoharjo dalam melakukan implementasi Perhutanan Sosial secara berkelanjutan. Pihaknya juga akan memfasilitasi semua kebutuhan masyarakat sekitar hutan. Sehingga, tujuan program Perhutanan Sosial, yaitu agar masyarakat sejahtera dan hutan lestari, dapat tercapai.
DUTA Rimba 29
rimbaUTAMA “Jika LMDH membutuhkan bibit tanaman hutan maupun bibit buah-buahan, maka CDK Nganjuk akan membantu dan memfasilitasi,” ujarnya. Di tempat yang sama, Kepala Desa Sudimoroharjo, Totok Kohar, menyampaikan, akan mengupayakan anggaran dari dana Desa agar dapat masuk ke LMDH. Sehingga, dana tersebut dapat digunakan untuk peningkatan usaha koperasi. Serta menjadi penghubung dengan pihak terkait untuk suksesnya perhutanan sosial dan peningkatan perekonomian masyarakat.
Di Sukabumi, upaya percepatan pelaksanaan program Perhutanan Sosial itu juga digelar. Guna mendukung upaya percepatan program Perhutanan Sosial (PS), Perhutani KPH Sukabumi memfasilitasi pembentukan kepengurusan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Hanjuang Berkah Jaya. Kegiatan pembentukan pengurus Gapoktan itu dilakukan di Petak 109, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Hanjuang Barat, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Lengkong, KPH Sukabumi, Selasa, 15 Desember 2020. Acara tersebut dihadiri oleh Wakil Administratur KPH Sukabumi wilayah Timur, Suwandi; Wakil Administratur KPH Sukabumi wilayah Barat, Angkat Wijanto; Sekretaris Desa Kertajaya, Asep Nana; Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM) KPH Sukabumi, Darwin; serta tamu undangan lainnya. Sementara itu, di kesempatan terpisah, Administratur Perhutani KPH Sukabumi, Asep Setiawan, menyampaikan, pembentukan
30 DUTA Rimba
Foto: Kompersh/KPH Sukabum
Bentuk Gapoktan di Sukabumi
kelompok atau lembaga merupakan salah satu dasar dalam permohonan kegiatan program Perhutanan Sosial (PS). Selanjutnya, dalam pelaksanaannya kelompok masyarakat tersebut akan menjadi pelakunya. Ia menambahkan, di masa depan pembentukan kelompok dan pengurus diharapkan lebih transparan dan memprioritaskan kepentingan masyarakat. Sehingga, pelaksanaan PS ini lebih dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. “Perhutani berupaya mendorong masyarakat sekitar hutan untuk berperan aktif menyukseskan program PS. Di antaranya dengan
mendorong terbentuknya kelompok atau lembaga masyarakat. Dengan terbentuknya wadah lembaga atau kelompok masyarakat, tentunya selain memudahkan pembinaan dan pendampingan sekaligus telah terpenuhinya salah satu dasar untuk penyampaian permohonan legalitas kegiatan program PS,” jelas Asep. Di hari itu, Sumis Gandi terpilih sebagai Ketua Pengurus Gapoktan Berkah Jaya. Di kesempatan itu, Ketua terpilih Pengurus Gapoktan Berkah Jaya, Sumis Gandi, menyampaikan terima kasih kepada Perhutani yang telah memfasilitasi pembentukan kepengurusan Gapoktan tersebut. Selanjutnya,
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
Foto: Soeharmanto/Kompersh KPH Randublatungo
ia juga mengajak kepada seluruh anggota Gapoktan untuk bersamasama mengawal keberhasilan program PS. “Kami mengucapkan terima kasih atas dukungannya memfasilitasi pembentukan kelompok tani. Kami bersama warga masyarakat akan mendukung dan siap menyukseskan program PS ini,” ujarnya.
Monev dan Bimbingan KUPS Di Blora, kegiatan terkait pelaksanaan program Perhutanan Sosial juga dilakukan. Hal itu misalnya tampak pada Jumat, 20 November 2020. Di hari itu, Perhutani KPH Randublatung
mendampingi tim dari Kantor Pusat dalam melakukan Monitor dan Evaluasi (Monev) terhadap Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) pada Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Langen Jati Desa Tanggel dan LMDH Jati Lestari Desa Kadengan. Keduanya di Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora, Jawa Timur. Kepala Departemen Pemberdayaan Perhutanan Sosial Kantor Pusat Perum Perhutani, Isnin Soiban, hadir dalam pelaksanaan monev tersebut. Ia didampingi Administratur Perhutani KPH Randublatung, Dewanto. Hadir pula Kepala Desa Tanggel, Sumaryanto;
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
Ketua LMDH Langen Jati, Sutamsu; Ketua LMDH Jati Lestari, Sumaji; segenap pengurus KUPS, serta pengurus masing-masing LMDH. Kegiatan Monev tersebut dilakukan dengan pemeriksaan administrasi dan peninjauan lapangan di lokasi kebun Jeruk dalam kawasan hutan yang dikelola oleh KUPS “Wana Buah Sejahtera” Desa Tanggel. Selain untuk memantau perkembangan, Tim Monev juga memberikan bimbingan teknis terkait kegiatan KUPS yang berbasis bisnis, serta motivasi kepada para masyarakat desa hutan agar mempunyai jiwa kewirausahaan. Sehingga, diharapkan komoditi yang dihasilkan dari KUPS tersebut dapat diolah lagi menjadi produk yang mempunyai nilai jual tinggi. Di kesempatan itu, Isnin Soiban mengatakan, pihaknya berharap, dengan adanya monev dan bimbingan teknis ini, para petani hutan dapat menggali potensi hutan untuk mengembangkan bisnisnya, setelah terbitnya SK Perhutanan Sosial. Sementara Administratur KPH Randublatung, Dewanto, menyampaikan, Monev ini juga membantu seluruh pihak untuk mengetahui kendala yang dihadapi oleh masyarakat di lapangan. Sehingga, lewat Monev itu, pihaknya dapat membantu mencarikan solusi pemecahannya segera. Sedangkan Ketua LMDH Langen Jati, Sutamsu, dalam kesempatan tersebut menyampaikan terima kasih kepada jajaran Perum Perhutani yang selama ini telah membimbing LMDH dalam implementasi Perhutanan Sosial. “Kami, atas nama masyarakat desa hutan, menyampaikan terima kasih. Semoga sinergitas ini akan membawa kesejahteraan kepada masyarakat desa hutan,” ucapnya. • DR/Srd/Wdy/Skb/Tfk/Rdb/Hmt
DUTA Rimba 31
rimbaUTAMA
Kelola Wisata dengan Prosedur Kesehatan
Wabah pandemi Covid-19 masih belum berakhir. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona itu masih melanda dunia. Menyikapi hal ini, pemerintah menetapkan kondisi yang disebut masa Adaptasi Kebiasaan Baru atau New Normal. Artinya, aktivitas dan kegiatan ekonomi masih dapat berjalan, tetapi dengan tetap menerapkan prosedur kesehatan yang ketat. Memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dengan air yang mengalir, dan menjaga jarak serta menghindari kerumunan harus terus dilakukan. Termasuk di sektor wisata.
M
eski telah berjalan setengah tahun, mungkin masih banyak yang belum paham tentang Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) atau new normal. AKB merupakan proses bertahap yang tergantung pada situasi di daerah masingmasing. Menurut para ahli, situasi dapat berubah dengan cepat jika lebih banyak orang yang terkena COVID-19. Yang perlu kita pahami adalah AKB bukan berarti kembali ke kehidupan normal dan melakukan segala aktivitas secara sama seperti sebelum berjangkitnya pandemi. Ada hal-hal yang harus kita perhatikan dan lakukan selama menjalani masa AKB. Utamanya, kita tetap di rumah dan hanya keluar jika memang benar-benar perlu. Terutama bagi orang yang berisiko tinggi, termasuk orang lanjut usia dan yang memiliki
32 DUTA Rimba
riwayat penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, dan paru. Siapa pun yang merasa sakit, ia harus tetap tinggal di rumah dan mencari pengobatan jika terdapat gejala memburuk. Jika harus ke luar rumah, kita tetap harus berhati-hati. Selalu gunakan masker saat ke luar rumah. Sebab, kita mungkin membawa virus tetapi tidak memiliki gejala atau hanya gejala ringan, sehingga bisa menularkan ke orang lain. Jangan lupa, masker harus dipakai dengan benar. Jangan lupa, pastikan masker menutupi hidung, mulut, dagu, dan hanya dipakai satu kali. Masker kain dapat dipakai ulang setelah dicuci dengan deterjen. Sedangkan masker medis setelah dipakai harus dibuang begitu sampai di rumah. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut. Sebab, saat menyentuh benda-benda yang sering disentuh orang lain semisal pegangan pintu, uang, meja makan, dan lain-lain
tangan Anda bisa terpapar virus. Mata, hidung, dan mulut merupakan pintu masuk virus. Saat berada di luar rumah, selalu ambil jarak lebih dari satu meter dari orang-orang. Kadang kita merasa tidak nyaman saat ada yang berdiri terlalu dekat, semisal saat mengantri. Jangan ragu untuk meminta dengan sopan agar mereka menjaga jarak dengan mengatakan “Maaf, tolong jaga jarak, ya”. Sering cuci tangan dengan sabun. Kita sudah sering mendengar hal ini, tetapi pastikan kita melakukannya dengan tepat, selama minimal 20 detik. Dan selalu lakukan hal itu saat tiba di rumah atau di tempat tujuan. Saat di luar rumah, cairan pencuci tangan yang mengandung alkohol merupakan pilihan jika sabun dan air mengalir tidak tersedia. Terakhir, selalu ikuti perkembangan informasi dan hanya
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
Foto: Ridarsyah/Kompersh KPH Cianjur
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
DUTA Rimba 33
rimbaUTAMA ikuti sumber terpercaya. Sebab, setiap kali ada krisis, ada saja orangorang yang suka menyebarkan informasi palsu dan hoaks yang membingungkan masyarakat dan membuat situasi menjadi lebih buruk.
Memasuki masa Adaptasi Kebiasaan Baru atau New Normal, Perhutani menerapkan aturan ketat terkait penerapan prosedur kesehatan di wilayah kerja. Begitu juga dalam kegiatan wisata di lokasi wisata yang berada di wilayah kerjanya. Hal itu terlihat misalnya saat Perhutani KPH Cianjur bersama Kelompok Penggerak Pariwisata Curug Citambur menggelar Festival Seni, Budaya, dan Agama. Pelaksanaan festival tersebut menerapkan protokol kesehatan yang ketat sesuai arahan Pemerintah. Festival yang digelar sebagai salah satu ajang promosi lokasi wisata yang berada di wilayah Perhutani KPH Cianjur itu berlangsung pada Selasa, 17 Oktober 2020. Festival itu diadakan di Wana Wisata Curug Citambur. Di dalam festival ini terdapat ragam acara yang disuguhkan. Di antaranya adalah penampilan seni tradisional, tatamburan, angklung, maenpo, dan kacapi suling. Di kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Cianjur, Prasetyo Lukito, di lokasi festival tersebut mengatakan, kegiatan festival ini merupakan ajang budaya yang bisa membangkitkan seni tradisional. Selain itu, juga memperlihatkan pesona alam dan mengangkat kembali obyek wisata yang dikelola Perhutani KPH Cianjur yang cukup terdampak oleh wabah pandemi covid-19. Khususnya Curug Citambur.
34 DUTA Rimba
Foto: Makbul M/Kompersh KPH Madura
Festival Seni, Budaya, dan Agama
Ketua panitia festival tersebut adalah Rendi Mulyadinata. Sebagai Ketua Panitia, Rendi mengucapkan terima kasih kepada Perum Perhutani yang telah membantu sehingga kegiatan tersebut dapat terselenggara dengan baik. “Selanjutnya, di masa New Normal ini, mudah-mudahan kegiatan sosial kemasyarakatan, sektor pariwisata, dan perekomomian warga, dapat segera pulih kembali. Juga semoga semua lokasi obyek wisata Perum Perhutani tetap bisa menjadi salah satu pendongkrak pendapatan perusahaan,” ucapnya.
Pamekasan Patuhi Prokes Di Pulau Madura, penerapan protokol kesehatan di masa new normal juga menarik untuk disimak. Aktivitas itu terlihat misalnya tatkala Perhutani KPH Madura bersama Dinas Pariwisata Kabupaten Pamekasan dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sabuk Hijau, mengadakan pengecekan di ekowisata 1.000 mangrove, Senin, 9 November 2020. Lokasi ekowisata tersebut berada di Petak 61, RPH Pamekasan, BKPH Madura Timur, KPH Madura. Mereka
memastikan protokol kesehatan (Prokes) selalu diterapkan. Administratur Perhutani KPH Madura, Budi Hermawan, yang hadir langsung di acara itu, menyampaikan kepada petugas dan pemandu wisata, agar selalu menjalankan protokol kesehatan sesuai ketentuan yang berlaku. “Sebelum pengunjung masuk ke lokasi wisata, wajib dilakukan pengecekan suhu tubuh. Mereka juga harus selalu menggunakan masker selama berada di lokasi wisata,” katanya. Budi juga meminta untuk menjaga kebersihan tangan dengan sering mencuci memakai sabun dengan air mengalir yang sudah disiapkan atau menggunakan hand sanitizer. Juga agar tetap memerhatikan untuk selalu menjaga jarak minimal 1 meter saat mengantri pengambilan tiket maupun selama berada di lokasi wisata. Budi menegaskan, pihaknya juga akan terus mengingatkan pengunjung untuk selalu mematuhi protokol kesehatan tersebut melalui pemandu wisata dari Perum Perhutani. Pihaknya juga akan tetap memegang komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik.
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
“Kami berharap agar pengunjung tetap mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah,” ucapnya. Senada dengan Perhutani, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Pamekasan, Poni Indriyani, mengatakan, wabah pandemi Covid-19 mengharuskan seluruh masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan. Protokol kesehatan juga diterapkan di semua tempat dan seluruh aktivitas. Termasuk di lokasi wisata. “Khususnya bagi para pengelola wisata. Diharuskan untuk mematuhi protokol kesehatan, karena sebagai tempat berkumpulnya banyak orang diharuskan menerapkan prosedur new normal untuk pencegahan dan penularan Covid-19 di lokasi wisata yang dikelolanya,” kata Poni. Poni juga mengatakan, seluruh prosedur kesehatan itu diterapkan untuk kepentingan masyarakat sendiri. “Semua itu dilakukan untuk selalu menjaga keamanan, kenyamanan dan keselamatan para pengunjung wisata,” tegasnya.
Rutin Rapid Test
Foto: Kompersh Divre Janten
Hal terkait penerapan prosedur kesehatan. Di dalam rangka
menjaga kualitas pelayanan kepada pengunjung sesuai standar protokol kesehatan Covid-19, Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Ecotourism Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten (Divre Janten) bekerjasama dengan Rumah Sakit Unggul Karsa Medika (UKM) melakukan pemeriksaan rutin rapid test untuk karyawan. Hal itu misalnya tampak ketika mereka melakukan pemeriksaan rutin rapid test untuk karyawan Cluster Ciwidey, Minggu, 29 November 2020. Tim medis yang terlibat dalam pemeriksaan. tersebut terdiri dari empat orang perawat dan satu orang dokter. Di hari itu, jumlah peserta yang mengikuti pemeriksaan kesehatan tersebut sebanyak 30 orang, mulai dari karyawan Kawah Putih, Ranca Upas, dan Patuha Tjiwideij. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Aula Baros Patuha Tjiwideij. Menurut Cluster Manager Ciwidey, Trisna Mulyana, yang hadir mewakili General Manager KBM Ecotourism, Agus Mashudi, pemerikaan rutin rapid test ini perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan serta kepercayaan
pengunjung wisata terhadap pengelola wisata kelola KBM Ecotourism di masa pandemi Covid-19. Selain itu, kegiatan ini juga sekaligus merupakan bentuk kepedulian manajemen dan screening awal, dalam upaya monitoring kesehatan para petugas. Bertindak sebagai dokter pemeriksa adalah dr. Hendra Subroto, Sp.PK dari Rumah Sakit UKM. Di kesempatan itu, ia mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi kerja sama yang telah terjalin di antara KBM Ecotourism dengan Rumah Sakit UKM dalam upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19. “Semoga kerja sama yang sudah terjalin ini ke depannya bisa terus berlanjut dan bisa lebih baik lagi,” katanya. Sementara itu, mewakili karyawan yang mengikuti pemeriksaan tersebut, Erma Novianti, salah satu karyawan Kawah Putih – Cluster Ciwidey, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada manajemen, atas keseriusan manajemen dalam memerhatikan kesehatan karyawan. Khususnya di cluster Ciwidey. “Kami mengucapkan terima kasih atas terlaksananya pemeriksaan rapid test yang akan dilaksanakan secara rutin ini. Kami sebagai karyawan merasa diperhatikan dan diproteksi oleh manajemen dari bahaya Covid-19. Dengan kegiatan ini, kami yakin bisa tetap melayani pengunjung dengan sehat dan prima,” ucapnya. Memang, kesadaran kita semua dibutuhkan untuk dapat memutus mata rantai penularan wabah pandemi Covid-19. Hal itu dimulai dan ditunjukkan dengan selalu menerapkan prosedur kesehatan dalam setiap aktivitas. Semoga wabah pandemi ini segera berakhir. • DR/Cjr/RDS/Mdr/Mbl/DivreJanten/RS
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
DUTA Rimba 35
RIMBAkhusus
Menjadi Pemenang
di Era Digital Menjelang tutup tahun 2020, Perhutani kembali meraih penghargaan. Kali ini, Perhutani dinyatakan sebagai perusahaan terdepan di bidang penerapan teknologi digital. Memang, saat ini kita tengah berada di era globalisasi yang salah satunya ditandai dengan penerapan teknologi digital di hampir semua sektor, terutama industri dan perdagangan. Maka, penguasaan teknologi digital di era ini menjadi suatu keharusan. Dan Perhutani membuktikan penguasaan tersebut dengan perolehan penghargaan-penghargaan itu.
M
enjelang akhir November 2020, ada gelaran bertajuk "Digital Marketing and Human Capital (DMHC) Award 2020". Penyelenggaranya adalah surat kabar BusinessNews. Tahun 2020 ini, ajang pemberian penghargaan tersebut diadakan di Hotel Mulia Senayan, Jakarta, Rabu, 25 November 2020. Yang menarik, Perum Perhutani meraih penghargaan utama di ajang "Digital Marketing and Human Capital (DMHC) Award 2020" yang diselenggarakan oleh BusinessNews itu. Sejumlah tokoh dan pemangku kepentingan hadir di acara pemberian penghargaan itu. Di antaranya adalah CEO BusinessNews, Irnanda Laksanawan, yang juga bertindak selaku Ketua Penyelenggara DMHC Award 2020; President IMA Chapter DKI, Shopan Supandi; Direktur SDM, Umum dan IT Perum Perhutani, Kemal Sudiro;
36 DUTA Rimba
jajaran Direksi para penerima penghargaan; serta para tamu undangan. Penghargaan tersebut diberikan oleh President IMA Chapter DKI, Shopan Supandi, kepada Perum Perhutani yang diwakili oleh Direktur SDM, Umum dan IT Perum Perhutani, Kemal Sudiro. Perum Perhutani dinyatakan sebagai pemenang dan berhak menerima penghargaan kategori "The Best Human Capital In People Development and Technology Services 2020 (Forestry Industries)". Saat memberikan sambutan dalam acara tersebut, Irnanda Laksanawan menyampaikan bahwa perusahaan yang mendapatkan penghargaan dalam penganugerahan DMHC Award 2020 ini merupakan perusahaan yang terbaik dalam menjalankan proses bisnis di tengah berjangkitnya wabah pandemi Covid-19, dengan menerapkan proses Digitalisasi dan pengaturan Sumber Daya
Manusia, serta terus berinovasi. Aktivitas tersebut dilakukan secara konsisten, sehingga perusahaan yang bersangkutan tetap bertahan, bahkan kinerjanya naik. “Penganugerahan penghargaan ini melalui proses penjurian yang ketat oleh para juri profesional. Jadi, yang menerima Penghargaan tentunya adalah yang terbaik. Selamat bagi para penerima penghargaan DHMC Award 2020. Semoga menjadi motivasi untuk terus membawa perusahaannya lebih baik,” katanya.
Aplikasi DANI Di dalam kesempatan yang sama, Kemal Sudiro menjelaskan bahwa bidang SDM dan IT di Perum Perhutani sangat berperan dalam penanganan wabah pandemi. Sebab, pemberlakukan Work From Home (WFH) secara proporsional menerapkan presensi secara daring bagi seluruh karyawan. Manajemen melakukan hal itu melalui aplikasi
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
Foto: Nanjar Munandar/Kompersh Kanpus
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
DUTA Rimba 37
DANI (Daftar Absensi Perhutani) serta memonitor pekerjaan dan juga kesehatan karyawan beserta keluarganya melalui gadget masingmasing. “Di sana kita monitor secara detail tentang kondisi kesehatan seluruh karyawan beserta keluarganya. Tentunya hal ini merupakan suatu terobosan dengan memanfaatkan digitalisasi,” katanya. Kemal juga menjelaskan, pada masa pandemi ini pihaknya memberikan tambahan vitamin bagi seluruh karyawan sesuai dengan kebutuhan. "Hal itu guna menambah imunitas tubuh. Walaupun dengan adanya wabah ini, seluruh karyawan Perhutani yang berjumlah lebih dari 18.000 orang, bekerja dari kantor maupun lapangan, tetap sehat dan optimal,” jelas Kemal. Kemal menambahkan, berjangkitnya wabah pandemi itu memberikan hikmah bagi kita untuk memanfaatkan teknologi, karena proses kerja maupun diskusi dapat dilakukan secara daring. “Di era pandemi ini, kita optimalkan semua potensi dengan memanfaatkan teknologi. Dengan proses daring, setiap karyawan lebih intens untuk berdiskusi secara virtual. Ini lebih efektif dan dapat menaikkan produktifitas. Terbukti kinerja pada tahun ini sampai dengan triwulan III lebih baik dibandingankan dengan tahun lalu,” ujar Kemal. Ajang "Digital Marketing and Human Capital Award 2020" itu mengangkat tema "Transforming Human Capital Value through Digital Marketing". Penyelenggaranya adalah BusinessNews Indonesia yang bekerjasama dengan IMA (Indonesia Marketing Association) dan FHCI (Forum Human Capital Indonesia), serta didukung oleh para pakar dan profesional di bidang Digital Marketing, Human Capital, ICT, Riset, dan Inovasi, yang
38 DUTA Rimba
Foto: Nanjar Munandar/Kompersh Kanpus
rimbakhusus
tergabung dalam Dewan Juri DMHC Award 2020.
Top Digital dan Top Leader Digital Ada lagi penghargaan yang diterima Perum Perhutani, yang kian mengukuhkan dirinya sebagai perusahaan terdepan dalam penerapan teknologi digital. Penghargaan itu diterima Perhutani menjelang penghujung bulan Desember 2020. Pada Selasa, 22 Desember 2020, Perum Perhutani dinyatakan meraih penghargaan "Top Digital" dan "Top Leader on Digital Implementation 2020", yang diselenggarakan oleh majalah ItWorks di Jakarta. Penghargaan tersebut diberikan kepada Perum Perhutani dan Direktur Utama Perum Perhutani. Pemimpin Redaksi majalah ItWorks yang juga bertindak selaku Ketua Penyelenggara ajang "Top Digital Awards 2020", M. Lutfi Handayani. Perum Perhutani menerima dua penghargaan. Yaitu
"Top Digital Implementation 2020" yang diberikan kepada Perum Perhutani, serta "Top Leader on Digital Implementation 2020" yang diberikan kepada Direktur Utama Perhutani Wahyu Kuncoro. Kepala Divisi Informasi Teknologi Perum Perhutani, Hasto Widodo, mewakili Direktur Utama, menerima penghargaan tersebut. Di dalam sambutannya, M. Lutfi Handayani menyampaikan, bahwa keberhasilan dalam meraih penghargaan "Top Digital Awards" tersebut merupakan pencapaian yang luar biasa. Sebab, hal itu menunjukkan bahwa manajemen perusahaan telah mengelola bisnisnya secara modern, profesional, dan lebih terpercaya, dengan mengimplementasikan serta memanfaatkan teknologi informasi dan digital yang lebih canggih. Maka, ia mengapresiasi dan menyampaikan selamat kepada para pemenang dan penerima penghargaan tersebut. “Selamat kepada para pemenang dan penerima
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
Foto: Nanjar Munandar/Kompersh Kanpus
penghargaan pada hari ini. Semoga penghargaan ini menjadi inspirasi untuk terus berinovasi dalam implementasi digital, sehingga menjadikan perusahaan, lembaga, instansi, lebih maju,” katanya. Ajang "Top Digital Awards 2020" sendiri adalah kegiatan penghargaan tahunan di bidang TI, Telco, dan Teknologi Digital yang terbesar dan komprehensif di Indonesia. Peserta ajang ini terdiri dari Korporasi, Instansi Pemerintah, dan Lembaga/Badan di seluruh Indonesia.
Transformasi Digital Sementara itu, di tempat terpisah, Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Johnny G. Plate, menyampaikan, bahwa teknologi digital merupakan kunci kebangkitan bangsa di era yang disebut kenormalan baru ini. Ia juga menyampaikan apresiasi dan selamat kepada para penerima penghargaan "Top Digital Awards 2020" itu.
Sedangkan Hasto Widodo, usai menerima penghargaan tersebut mewakili Direktur Utama Perum Perhutani, menjelaskan bahwa wabah pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia telah semakin menaikkan tingkat ketidakpastian politik, ekonomi, sosial, dan lingkungan. Hal itu memberi pengaruh besar terhadap kinerja perusahaan. Sehingga, proses digitalisasi mutlak dibutuhkan untuk meningkatkan daya saing dan kinerja perusahaan selanjutnya. Hasto juga sedikit memaparkan bahwa transformasi digital telah dilakukan di seluruh proses bisnis yang ada di Perhutani. Yaitu mulai dari proses perencanaan, anggaran, pengelolaan sumber daya hutan (persemaian dan penanaman), produksi, industri, penjualan, sampai dengan layanan pelanggan. Ia juga menerangkan bahwa salah satu penerapan transformasi digital yang ada di Perum Perhutani adalah "Perhutani Digital Social Agroforestry".
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
Hasto menyebut, adanya "Perhutani Digital Social Agroforestry" bermanfaat besar bagi Perhutani. Salah satunya untuk membantu terbentuknya kolaborasi antara Perhutani sebagai pengelola kawasan hutan, petani/Masyarakat Desa Hutan (MDH) sebagai penggarap, penyedia sarana produksi pertanian (Saprotan), penyedia pendanaan (Perbankan, KUR), dan Offtaker, untuk pemasaran produk Agroforestry. “Sampai dengan 30 November 2020, sudah tercatat 3.312 kontrak kerja sama dan 3.687 LMDH yang terdaftar dalam Perhutani Digital Social Partnership,” katanya. Hasto menambahkan, manfaat besar juga dirasakan dengan dasar kolaborasi tersebut. “Dengan platform kolaborasi ini manfaat yang dirasakan oleh Petani/MDH berupa pemerataan kesempatan berusaha, jaminan akses pengelolaan, pembiayaan, serta subsidi saprotan dan pemasaran. Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat desa hutan dan terkelolanya kawasan hutan, diharapkan dapat mempercepat terwujudnya fungsi kawasan hutan sebagai fungsi ekologi, ekonomi, dan sosial,” ungkap Hasto. Menurut Hasto, proses digitalisasi di Perum Perhutani akan terus berlanjut dan tidak hanya berhenti di Social Agroforestry. “Sistem ini juga dirancang untuk bersinergi dan berkolaborasi antar instansi pemerintah, swasta, BUMN/BUMD, dan MDH, sehingga proses digitalisasi Perhutani tidak hanya berhenti di Social Agroforestry saja, tetapi juga sudah disusun roadmap pengembangan teknologi untuk menuju Industri 4.0 sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh Kementerian BUMN,” pungkasnya. • DR/PR/2020-XI-27/PR/2020XI-30
DUTA Rimba 39
Foto: Adehika Intan Kompersh Kanpus
rimbakhusus
40 DUTA Rimba
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
Perhutani Kembali Raih Anugerah
Keterbukaan Informasi Publik Perhutani terus memegang komitmen dalam hal keterbukaan dan transparansi publik. Hal itu dibuktikan dengan diraihnya kembali tahun ini Anugerah Keterbukaan Informasi Publik. Hal itu juga membuktikan pengakuan lembaga lain di luar perusahaan atas komitmen Perhutani menjalankan transparansi. Komitmen Perhutani itu juga sejalan dengan kebijakan pemerintah Republik Indonesia untuk terus menjalankan komitmen sebagai salah satu negara yang menerapkan keterbukaan serta transparansi publik dalam menjalankan roda pemerintahan.
K
eterbukaan informasi terhadap publik atau transparansi merupakan salah satu agenda di era reformasi. Publik berhak mendapatkan informasi yang jelas atas segala kebijakan yang menyangkut kepentingan publik. Maka, keterbukaan dalam memberikan informasi yang berkaitan dengan kepentingan publik itu kepada masyarakat itu menjadi keharusan bagi setiap badan publik. Sebagai badan publik, Perum Perhutani konsisten menjalankan komitmen untuk melaksanakan transparansi dan keterbukaan
informasi terhadap publik. Salah satu parameternya terlihat pada 25 November 2020. Di hari itu, Perum Perhutani kembali meraih penghargaan Anugerah Keterbukaan Informasi Publik (KIP). Di ajang yang diselenggarakan oleh Komisi Informasi Pusat itu, Perum Perhutani mendapatkan nilai 87,64 dan dinyatakan sebagai Badan Publik Kategori Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengimplementasikan Keterbukaan Informasi Publik (KIP) dengan predikat “Menuju Informatif”. Pemberian Anugerah KIP Tahun 2021 ini dilaksanakan secara berbeda. Masih berjangkitnya
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
wabah pandemi Covid-19, membuat tahun ini penyelenggaraan Ajang Pemberian Anugerah KIP itu dilakukan secara daring mulai pukul 12.30 WIB melalui aplikasi Zoom. Dan seluruh proses penyerapan Anugerah KIP itu disiarkan secara langsung melalui YouTube Official Komisi Informasi Pusat. Pemberian Anugerah KIP itu dihadiri oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, K.H. Ma’ruf Amin. Saat memberikan sambutan di kesempatan itu, Wakil Presiden Republik Indonesia, K.H. Ma’ruf Amin, menyampaikan bahwa acara ini menjadi kesempatan yang sangat baik untuk mengapresiasi Badan Publik yang telah serius mengupayakan Keterbukaan Informasi Publik (KIP), demi memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses informasi. Wakil Presiden pun berharap agar seluruh Badan Publik berkomitmen untuk terus meningkatkan kualifikasinya secara konsisten. “Pemerintah Indonesia terus menjalankan komitmen sebagai salah satu negara yang menerapkan keterbukaan serta transparansi publik dalam menjalankan pemerintahannya, atau yang dikenal sebagai kebijakan Open Government. Sebagai anggota
DUTA Rimba 41
rimbakhusus
Foto: Adehika Intan Kompersh Kanpus
dan inisiator Open Goverment Partnership, Pemerintah Indonesia bersama organisasi masyarakat sipil dapat duduk bersama menentukan langkah-langkah yang tepat untuk mendorong askes informasi secara luas terhadap kegiatan Badan Publik yang dibiayai Negara, serta pelayanan publik yang terjangkau, mudah dan berkualitas,” terangnya.
Hasil Monitoring dan Evaluasi Badan Publik yang masuk kategori penilaian oleh Komisi Informasi Pusat adalah Kementerian, Pemerintah Provinsi, Perguruan Tinggi Negeri, Lembaga Negara dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Lembaga Non Struktural, BUMN, serta Partai Politik. Terhadap seluruh badan publik tersebut, Komisi Informasi Pusat melakukan monitoring dan evaluasi atas komitmen mereka melaksanakan transparansi dan keterbukaan informasi publik. Ketua Komisi Informasi Pusat, Gede Narayana, memaparkan hasil monitoring dan evaluasi Keterbukaan Badan Publik tersebut. Ia menuturkan bahwa dari 348 Badan Publik yang dimonitoring sepanjang tahun 2020, sebanyak 324 Badan Publik mengisi Self-Assesment Questionnaire (SAQ) lewat aplikasi e-monev. komisiinformasi.go.id. Artinya, tingkat partisipasi Badan Publik tahun ini mencapai 93,1 persen. Melesat jauh dari 74,37 persen partisipasi Badan Publik di tahun 2019. Apalagi, para badan publik itu pun menunjukkan peningkatan dalam penerapan aktivitas pemberian informasi terhadap publik. “Seperti peningkatan secara signifikan jumlah badan publik yang berpartisipasi tahun ini, upaya Badan Publik untuk berbenah diri
42 DUTA Rimba
Sekretaris Perusahaan Perum Perhutani, Asep Rusnandar, menyampaikan, keterbukaan informasi yang dijalankan Perhutani ini tidak hanya dilaksanakan untuk memenuhi hak publik. Melainkan juga merupakan kebutuhan Perhutani untuk menyampaikan informasi perusahaan yang benar kepada masyarakat, sesuai aturan yang berlaku. secara sungguh-sungguh juga patut diberikan apresiasi yang tinggi,” lanjutnya. Sementara itu, di kesempatan itu, Sekretaris Perusahaan Perum Perhutani, Asep Rusnandar, menyampaikan, keterbukaan informasi yang dijalankan Perhutani ini tidak hanya dilaksanakan untuk memenuhi hak publik. Melainkan juga merupakan kebutuhan Perhutani untuk menyampaikan informasi perusahaan yang benar kepada masyarakat, sesuai aturan yang berlaku. “Penghargaan ini akan menjadi motivasi bagi kami untuk terus menyempurnakan implementasi Keterbukaan Informasi di Perum Perhutani, dan mendapatkan feedback untuk lebih baik lagi. Seperti di masa pandemi covid-19 saat ini, kami berusaha
menyesuaikan diri agar pelayanan informasi publik tetap berjalan dengan baik,” tambahnya.
Perlu Dorongan Lebih Besar Keterbukaan informasi publik diterapkan berdasarkan UndangUndang (UU) Nomor 14 Tahun 2008. Pelaksanaannya mulai tahun 2010. Memasuki sepuluh tahun sejak pelaksanaan UU Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik, tercatat masih banyak Badan Publik (BP) yang belum patuh dalam melaksanakannya. Belum maksimalnya kepatuhan BP dalam melaksanakan keterbukaan informasi publik yang sudah wajib dilaksanakan sejak 2010 itu, terlihat dari hasil monitoring dan evaluasi (monev) keterbukaan BP yang dilaksanakan oleh Komisi
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
Foto: Adehika Intan Kompersh Kanpus
Informasi (KI) Pusat tahun 2020. Ketua KI Pusat, Gede Narayana, menyampaikan hal tersebut saat menyampaikan laporan tentang pelaksanaan monev keterbukaan informasi publik oleh BP di depan Wakil Presiden RI, K.H. Ma’ruf Amin. “Dari 348 BP yang dimonitoring sepanjang tahun 2020, mayoritas atau 72,99 persen (254 BP) masih sangat rendah kepatuhan dalam melaksanakan keterbukaan informasi publik, yaitu 17,53 persen (61 BP) hanya masuk kategori Cukup Informatif, 13,51 persen (47 BP) Kurang Informatif, dan 41,95 persen (146 BP) Tidak Informatif,” jelasnya. Ia menjelaskan, KI Pusat melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap BP itu dengan melibatkan delapan juri dari kalangan akademisi, peneliti, pegiat keterbukaan informasi, dan media massa. Berdasarkan rentang penilaian monitoring dan evaluasi BP tahun 2020 yang dilaksanakan KI Pusat itu, untuk kategori BP Informatif hanya 17,43 persen (60 BP) dan Menuju Informatif 9,77 persen (34 BP). Terhadap BPBP tersebut, dapat dinilai bahwa mereka telah melaksanakan UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik. “Diperlukan dorongan yang lebih besar untuk menjadikan keterbukaan informasi sebagai budaya dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih. Komisi Informasi akan lebih menggelorakan budaya keterbukaan informasi publik melalui komitmen dan dukungan yang kuat dari pemerintah,” ungkapnya. Menurut Gede, meski masih ada BP yang Tidak Informatif, namun tidak sedikit BP yang telah berupaya meningkatkan pelayanan keterbukaan Informasi Publik-nya. Ia juga menyatakan, pihaknya prihatin karena ada beberapa BP yang tahun 2019 masuk kategori "Informatif", namun tahun ini justru merosot ke kategori "Menuju Informatif". Untuk itu, menurut dia pimpinan BP dan PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi) tidak boleh terpaku pada penganugerahan kategori "Informatif" yang telah diraih, namun perlu terus kerja keras agar setiap tahun ditetapkan sebagai "BP Informatif". Seluruh tahapan monev mulai dari sosialisasi, penyampaian SelfAssessment Questionnaire (SAQ)
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
untuk diisi BP, verikasi SAQ, hingga tahap presentasi sampai puncak penganugerahan, dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan. Misalnya, pelaksanaan semua presentasi BP dilakukan secara daring (dalam jaringan) melalui zoom meeting. Adapun tim pakar sebagai juri presentasi adalah semua Komisioner KI Pusat, bersama Prof. Dr. Siti Zuhro (Peneliti LIPI), Abdul Manan (Ketua AJI), Yohan Wahyu (Litbang Kompas), Dr Totok Pranoto (Akademisi UI), Dr Amirudin (Akademisi Undip), dan Muhammad Yasin SH MH (Redaktur Hukum Online). Intinya, Perum Perhutani termasuk BP yang terus konsisten menjalankan komitmen untuk melaksanakan transparansi dan keterbukaan informasi terhadap publik. Alhamdulillah, tahun ini Perhutani meraih predikat “Menuju Informatif”. Tentu, kita berharap tahun depan Perhutani bisa masuk dalam klaster "Informatif". Tetapi yang pasti, seluruh hasil Anugerah KIP itu menegaskan komitmen Perhutani melaksanakan transparansi dan keterbukaan informasi publik. Selamat! • DR/ PR/2020-XI-28
DUTA Rimba 43
Foto: Nanjar Munandar/Kompersh Kanpus
rimbakhusus
44 DUTA Rimba
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
Perhutani Adalah
FSC Certificated Holder Pertama di Indonesia ®
Sebuah rekor diukir Perum Perhutani medio Desember 2020. Menjelang akhir tahun 2020 itu, Perhutani dinyatakan sebagai pemegang sertifikat FSC pertama di Indonesia. Diterimanya trophy Penghargaan Forest Stewardship Council® (FSC®) yang diselenggarakan oleh FSC® Indonesia itu menunjukkan pengakuan atas kinerja Perhutani. Tentu hal itu sangat membanggakan. Sebab, hal itu menjadi bukti suatu proses yang panjang dan tidak mudah yang telah dilalui Perhutani untuk mencapai posisinya saat ini.
I
nstitut Pertanian Bogor (IPB) menjadi tempat pemberian penghargaan itu. Pada Selasa, 15 Desember 2020, Perum Perhutani menerima trophy penghargaan Forest Stewardship Council® (FSC®). Ajang pemberian penghargaan itu diselenggarakan oleh FSC® Indonesia, bertempat di Science Park IPB, Ruang Mahoni, Jalan Taman Kencana Nomor 3, Kota Bogor, Jawa Barat. Pemberian anugerah tersebut kepada Perhutani merupakan torehan rekor tersendiri. Sebab, Anugerah tersebut merupakan penghargaan sebagai FSC® Certificate Holder Pertama di Indonesia. Acara tersebut dihadiri sejumlah tokoh. Di antaranya yang hadir dalam kegiatan tersebut adalah Country Manager FSC® Indonesia, Hartono Prabowo; Direktur Pengembangan Bisnis dan Pemasaran Perum Perhutani, Ahmad Ibrahim; Direktur Eksekutif Lembaga Ekolabel
Indonesia (LEI), Herryadi; Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), Indroyono Soesilo; beserta para tamu undangan lainnya. Country Manager FSC® Indonesia, Hartono Prabowo, memberikan penghargaan tersebut kepada Perum Perhutani yang diterima oleh Direktur Pengembangan Bisnis dan Pemasaran Perhutani, Ahmad Ibrahim. Pemberian penghargaan tersebut juga dilakukan dalam rangka kegiatan Peresmian dan Peluncuran Standar Sertifikasi Voluntary FSC® Pengelolaan Hutan Nasional (SPHN). Seperti ajang pemberian trophy penghargaan Forest Stewardship Council® (FSC®), acara peluncuran Standar Sertifikasi Voluntary FSC® Pengelolaan Hutan Nasional (SPHN) itu juga dilaksanakan secara virtual melalui Zoom dan Live Youtube. Saat memberikan kata sambutan, Hartono Prabowo menyampaikan, SPHN dibentuk dari kombinasi berbagai kepentingan yang terkait
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
dengan pengelolaan hutan dan juga kombinasi dari sistem, metodologi, aturan, serta hukum yang berlaku, sehingga secara khusus menjadi sebuah Standar Pengelolaan Hutan Nasional (SPHN). Menurut dia, SPHN telah dipublikasikan pada tanggal 18 Agustus 2020, dengan proses sosialisasi sebanyak 4 kali, dengan target audiens yang berbeda. Yaitu pada unit usaha skala besar, unit usaha skala kecil, auditor, serta stakeholders yang dilakukan secara daring. Hartono Prabowo juga berharap, dengan adanya SPHN tersebut, dapat terwujud pengelolaan hutan yang berkelanjutan dan berkeadilan.
Sebuah Pengakuan Di dalam kesempatan yang sama, Ahmad Ibrahim menyampaikan apresiasi kepada FSC® Indonesia atas pengakuan mereka terhadap Perum Perhutani sebagai pemegang sertifikat FSC®
DUTA Rimba 45
Foto: Nanjar Munandar/Kompersh Kanpus
rimbakhusus
pertama di Indonesia. Ahmad Ibrahim juga sedikit memaparkan tentang bagaimana perjalanan sejarah Perhutani mengikuti sertifikasi FSC®. Menurut dia, adalah suatu proses yang panjang dan tidak mudah untuk bisa mencapai semua ini. “Dari awal tahun 1990-an, Perhutani pertama kali mendapatkan Certificate of Rain Forest Alliance for Sustainable Forest Management dengan scope seluruh kawasan hutan Perum Perhutani dan terus berproses dengan mengikuti berbagai perubahan prosedur sertifikasi FSC® Indonesia sampai dengan sekarang,” kata Ahmad Ibrahim. Di dalam perjalanannya, kata Ibrahim, Perhutani mendapatkan sertifikat FSC untuk sejumlah Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH). “Sampai saat ini, kami memegang 1 sertifikat FSC® Forest Management (FM) dengan scope 8 KPH, yaitu KPH Banten, KPH Ciamis, KPH Cepu, KPH Kendal, KPH Kebonharjo, KPH Randublatung, KPH Madiun, dan KPH Banyuwangi Utara, serta 1 sertifikat FSC Controlled Wood (CW) dengan scope 49 KPH, dan 3 Sertifikat CoC FSC® untuk Industri Kayu Brumbung, Industri Kayu Cepu,
46 DUTA Rimba
Industri Kayu Gresik, dan tentu saja sertifikasi wajib yaitu PHPL untuk seluruh KPH dan VLK Industri untuk seluruh industri kayu,” papar Ibrahim. Di kesempatan itu, Ahmad Ibrahim juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak atas dukungannya sehingga Perhutani bisa mencapai posisi seperti sekarang ini. “Sekali lagi kami ucapkan terima kasih atas perhargaan ini. Penghargaan ini bukan hanya untuk Perum Perhutani, namun juga untuk kita semua. Dan yang terpenting adalah untuk Indonesia,” tutupnya.
Kondisi Pengelolaan Hutan Sebagai informasi, SPHN disusun menyesuaikan dengan kondisi pengelolaan hutan Indonesia. Standar tersebut dikembangkan secara multipihak. Termasuk di dalamnya adalah para pemegang izin pemanfaatan hutan di Indonesia yang dikoordinasikan oleh APHI, guna mendorong dan memperluas pengelolaan hutan lestari Indonesia, serta mendukung implementasi Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) pengelolaan hutan di Indonesia. Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu (SVLK) merupakan sistem
pelacakan yang disusun secara multistakeholders untuk memastikan legalitas sumber kayu yang beredar dan diperdagangkan di Indonesia. SVLK dikembangkan untuk mendorong implementasi peraturan pemerintah yang berlaku terkait perdagangan dan peredaran hasil hutan yang legal di Indonesia. SVLK diterapkan di Indonesia untuk memastikan agar semua produk kayu yang beredar dan diperdagangkan di Indonesia memiliki status legalitas yang meyakinkan. Konsumen di luar negeri pun tidak perlu lagi meragukan legalitas kayu yang berasal dari Indonesia. Unit manajemen hutan tidak khawatir lagi hasil kayunya diragukan keabsahannya. Industri berbahan kayu yakin akan legalitas sumber bahan baku kayunya, sehingga lebih mudah untuk meyakinkan para konsumen mereka di luar negeri. Penerapan SVLK dilandasi oleh komitmen pemerintah Indonesia dalam memerangi pembalakan liar dan perdagangan kayu ilegal. Ini merupakan perwujudan good forest governance menuju pengelolaan hutan lestari. Sekaligus pula sertififikasi SVLK dikeluarkan untuk menjawab permintaan atas jaminan legalitas kayu dalam bentuk sertifikasi dari pasar internasional, khususnya dari Uni Eropa, Amerika Serikat, Jepang, dan Australia. Juga sebagai bentuk "National Insentive" untuk mengantisipasi semakin maraknya permintaan skema sertifikasi legalitas kayu dari negara asing, semisal skema FSC, PEFC, dan sebagainya. SVLK mulai berlaku sejak 1 September 2009. Prinsipnya adalah Tata Kelola Kehutanan yang Baik (Governance), Keterwakilan (Representatif), dan Transparansi / Keterbukaan (Credibility). • DR/PR/2020XII-29
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
WBS Whistle Blowing System
Perum Perhutani berkomitmen menerapkan Prinsip GCG
MELIHAT, MENGETAHUI DAN MENGALAMI TINDAK KECURANGAN?
LAPORKAN!!! MELALUI WBS PERUM PERHUTANI
layanan.perhutani.co.id/wbs/ NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
DUTA Rimba 47
AKSI DAN PEDULI
INSAN PERHUTANI
48 DUTA Rimba
NO. NO.87 87• •TH. TH.1414• •NOvember NOVEMBER-DESEMBER - desember • 2020
LENSA
NO. 87 • TH. 14 • NOVEMBER-DESEMBER november - Desember• •2020 2020
DUTA Rimba 49
50 DUTA Rimba
NO. NO.87 87• •TH. TH.1414• •NOvember NOVEMBER-DESEMBER - desember • 2020
LENSA
NO. 87 55 • TH. 14 9 ••november november--desember NOVEMBER-DESEMBER Desember•••2020 2014 2020
DUTA Rimba 51
KEBIJAKAN ANTI PENYUAPAN PERUM PERHUTANI ISO 37001:2016
1 Mematuhi peraturan perundang-undangan anti penyuapan baik Internasional maupun Nasional, melakukan pengelolaan manajemen anti penyuapan secara berkelanjutan serta memberikan sanksi terhadap penyimpangan yang terjadi.
Menerapkan secara konsisten dan meningkatkan secara berkelanjutan sistem manajemen anti penyuapan sesuai standar ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan untuk mencapai Visi Misi Perusahaan
2
3
INTIKU Integritas Inovatif Fokus pada
pelanggan
Unggul
Membangun budaya anti penyuapan melalui tata nilai INTIKU (Integritas, Inovatif, Fokus pada pelanggan, Unggul) secara berkelanjutan dengan dilandasi itikad baik dan keyakinan yang wajar, tanpa takut terhadap tindakan balasan
4
Melarang dan menolak praktik penyuapan, pemberian komisi, gratifikasi, hadiah dan jamuan yang berlebihan.
5 Membentuk Fungsi Kepatuhan Anti Penyuapan yang memiliki kewenangan dan kemandirian yang memadai.
SobatRIMBA Perhutani Green Lens 2020
juara I
Perhutani Green Lens 2020
juara II
54 DUTA Rimba
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
Perhutani Green Lens 2020
juara III
Perhutani Green Lens 2020
harapan I
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
DUTA Rimba 55
SobatRIMBA Perhutani Green Lens 2020
harapan II
Perhutani Green Lens 2020
harapan III
56 DUTA Rimba
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
Perhutani Green Lens 2020
hiburan I
Perhutani Green Lens 2020
hiburan II
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
DUTA Rimba 57
lintasrimba
Perhutani dan Polres Boyolali Gelar Pembinaan dan Koordinasi
Kepolisian Khusus Hutan dengan Polres Boyolali. Wakil Administratur Perhutani KPH Telawa, Kanit Binkamsa Sat Binmas Polres Boyolali, Kapolsek Juwangi, serta Kepala BKPH Kedungcumpleng, Guwo, Gemolong, Karangrayung, Krobokan, Karangwinong, perwakilan Kepala RPH, Polhut, dan Polhutmob, mengikuti kegiatan itu. Administratur Perhutani KPH Telawa melalui Wakil Administratur, Budi Sutomo, menyampaikan, pelaksanaan kegiatan itu bertujuan
menyegarkan pengetahuan tentang kewenangan Polsus (Polisi Khusus) Perhutani serta koordinasi menjalin kerja sama yang solid antara Polres Boyolali dengan Perhutani KPH Telawa. Sedangkan Kapolsek Juwangi, IPTU Sarwoko, mengucapkan terima kasih kepada jajaran Perhutani KPH Telawa yang selama ini solid dalam menjalin kerja sama patroli bersama guna pencegahan serta pemberian pemahaman kepada masyarakat desa hutan tentang pentingnya menjaga hutan agar tetap lestari. Sementara Kanit Binkamsa Sat Binmas Polres Boyolali, IPDA Budi Purnomo, dalam kesempatan itu menegaskan, butuh sinergitas multi pihak dalam pelaksanaan Tupoksi masing-masing untuk pengamanan wilayah. “Kepada rekan-rekan Polhut, mari kita tingkatkan kewaspadaan terutama pada lingkungan di sekitar hutan dan daerah-daerah hutan rawan atau pun daerah-daerah rawan bencana,” ujarnya. • DR/Tlw/Bbg
Foto : Kompersh KPH Telawa
Boyolali - Bersama Kepolisian Resor (Polres) Boyolali, Perhutani KPH Telawa mengadakan kegiatan Pembinaan dan Koordinasi Kepolisian Khusus (Binkorpolsus), Kamis, 5 November 2020, di Pos Bayangan, Petak 204a, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Ngaren, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Kedungcumpleng, KPH Telawa. Kegiatan itu merupakan tindak lanjut dari MoU Penanganan dan Penegakan Hukum di Wilayah
58 DUTA Rimba
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
Perhutani dan PT WDM Bahas Kerja Sama Agroforestri Tebu Padangan - Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Padangan melakukan pertemuan dengan PT Wahyu Daya Mandiri (WDM), di Kantor Perhutani KPH Padangan, Senin, 23 November 2020. Mereka membahas tindak lanjut penyelesaian hasil kesepakatan terkait pemanfaatan lahan agroforestry tanaman tebu di lahan Perhutani. Pertemuan itu antara lain dihadiri Administratur Perhutani KPH Padangan, Loesy Triana, beserta jajaran; Expert Madya Ecotourism dan Agroforestry dari Divisi Regional Jawa Timur; serta Direktur Operasional dan Manajer Operasional PT WDM. Di dalam paparannya, Loesy Triana menjelaskan, sesuai kesepakatan awal yang sudah ditandatangani kedua pihak, Perhutani dan PT WDM, ada kewajiban yang harus dipenuhi oleh pihak pengguna pemanfaatan lahan, yaitu pembayaran Dana Pemanfaatan Hutan (DPH) serta biaya keamanan sebagaimana tercantum dalam perjanjian kerja sama (PKS). Menurut Loesy, Perhutani akan ikut menjaga serta mengamankan lahan tanaman tebu yang telah dikerjasamakan dengan melibatkan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) sebagai kompensasi biaya pengamanan yang nanti akan diterima. “Sesuai kesepakatan antara Perhutani dengan PT WDM, lokasi yang dikerjasamakan tanaman agroforestry tebu seluas 360,28 hektare untuk masa tanam tahun
Foto : Kompersh KPH Padangan
di Padangan
2021-2022. Pihak pengelola lahan, dalam hal ini PT WDM, harus segera melakukan pembayaran DPH dan biaya pengamanan agroforestry tebu sebelum masa panen sebagaimana yang sudah tertuang dalam PKS,” kata Loesy. Sementara Manager Operasional PT WDM, Teguh Wicaksono, menyampaikan, dengan dasar pengukuran bersama antara Perhutani dan PT WDM yang dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Lapangan (BAPL) yang ditandatangani kedua
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
pihak, PT WDM akan memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran DPH serta biaya pengamanan dalam bulan November 2020. “Terhadap lokasi yang akan dikerjasamakan, sebelum memasuki masa tanam, untuk sementara bisa dilakukan penanaman tanaman semusim (tanaman polowijo) oleh LMDH, dengan kesepakatan yang dituangkan dalam surat pernyataan oleh masing masing penggarap yang menjadi anggota LMDH,” kata Teguh. • DR/Pdg/Mmt
DUTA Rimba 59
lintasrimba
Secara Daring,
Foto : Adam Dwinuryanto/Kompersh KPH Semarang
Perhutani dan Kementerian LHK Kaji Kemitraan Tanaman Biomassa
Semarang - Perum Perhutani KPH Semarang dipilih sebagai lokasi kajian di kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Pola Kemitraan Pengelolaan Hutan Tanaman Biomassa, Jumat, 18 Desember 2020. Kegiatan itu diadakan Perum Perhutani bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) secara daring melalui Zoom Meeting. Pertemuan virtual tersebut dihadiri Kepala Puslitbang Perhutani, Yahya Amin; Tim Peneliti P3SEKPI yang dipimpin Dr. R Deden Djaenudin; Administratur Perhutani KPH Semarang, Khaerudin; Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah Wilayah I, Heru Djatmiko; Kepala Desa Jragung, Edy Susanto; Kepala Desa Panadaran, Sholehaturidlo; Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wogo Manunggal Wono Lestari
60 DUTA Rimba
Desa Jragung, Moh Sony; Ketua LMDH Sido Maju Desa Panadaran, Suparjo; LMDH Maju Utomo Desa Jumo, Akadun; Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM) KPH Semarang, R.Sugito; dan undangan lain. Kegiatan kajian kemitraan tanaman biomassa itu merupakan kerja sama Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Perhutani dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Kebijakan dan Perubahan Iklim (P3SEKPI) KLHK. Tujuannya untuk memperoleh informasi dari stakeholder, terkait pengembangan model kemitraan biomassa di Perhutani, yang dapat mendukung pengembangan model kemitraan biomassa. Perhutani KPH Semarang sendiri memiliki tanaman biomassa hasil kerja sama dengan PT KOFPI
seluas 2.000 Hektare dengan pola kebun. Masyarakat pun masih bisa mengembangkan produk agro di 30% lahan Cluster untuk kesejahteraan atau pendapatan, semisal tanaman buah bahkan kayu putih, dengan tetap memerhatikan dan menjaga fungsi hutan agar tetap lestari. Hal itu dijelaskan Administratur Perhutani KPH Semarang, Khaerudin, dalam paparannya. “Tanaman biomassa Perhutani KPH Semarang tahun 2019 seluas 4.164,2 Hektare dilaksanakan dengan sistem tanaman pola Cluster, yaitu 70% tanaman biomassa dan 30% tanaman agro pertanian. Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan, masyarakat desa masih bergantung pada tanaman agro seperti jagung. Pendekatan sosial tersebut
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
diupayakan guna memberi pemahaman kepada masyarakat akan pengelolaan tanaman biomassa sejak persiapan lahan, penanaman, sampai pemungutan atau produksi. Pola tanam biomassa di KPH Semarang dilakukan dengan sistem Cluster atau plong-plongan. Sehingga masih ada lahan untuk agro yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Nantinya masyarakat masih juga mendapatkan sharing produksi,” jelasnya. Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah Wilayah I, Heru Djatmiko, menyampaikan, pemerintah mendukung penuh pengembangan biomassa sebagai Sumber Energi Alternatif Terbarukan. Hal itu sesuai
Peraturan Pemerintah RI No 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional, dan Peraturan Menteri ESDM No 39 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Kegiatan Fisik Energi Baru dan Energi Terbarukan serta Konservasi Energi. “Kebijakan pengembangan energi terbarukan setidaknya memperhatikan lingkungan, dimana sumber energi tidak menghasilkan residu yang membahayakan ekosistem,” ujarnya. Kesimpulan FGD itu disampaikan Ketua tim P3SEKPI, Dr. R Deden Djaenudin. “Persepsi terhadap tanaman biomassa oleh masyarakat cenderung mendukung pengembangan tanaman biomassa dengan pola Cluster seperti yang ada di KPH Semarang.
Pola ini merupakan alternatif mata pencaharian atau sumber pendapatan tambahan masyarakat, dalam kegiatan pengelolaan tanaman biomassa Perhutani. Manfaat pola tanam tumpangsari atau Cluster, keterlibatan masyarakat, dan pembagian dana sharing merupakan proses yang menunjang keberhasilan tanaman biomassa,” katanya. Deden meyakinkan, di masa depan hutan tanaman energi diharapkan bisa menjadi trending sebagai terobosan baru akan sumber energi yang ramah lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan adanya perhatian dari KLHK serta instansiinstansi terkait dengan tanaman energi yang dapat digunakan secara berkelanjutan. • DR/Smg/Ad
Perhutani Akhiri Kegiatan Penanaman Tahun 2020 di Blitar seremonial siaran langsung Video Conference dengan jajaran Direksi Perhutani yang dipimpin oleh Direktur Utama, Wahyu Kuncoro. Di kesempatan itu, Oman Suherman menyampaikan, KPH Blitar tampil
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
sebagai juara kedua bidang tanaman tingkat Divisi Regional Jawa Timur, dan Mandor Tanam Terbaik atas nama Ahmad Mudori dari RPH Sekaran, BKPH Lodoyo Barat. • DR/ Btr/Ag
Foto : Agung S/Kompersh KPH Blitar
Blitar - Pada Kamis, 31 Desember 2020, Perhutani KPH Blitar melakukan penanaman bibit jati bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), di lahan seluas 8,4 hektare di Petak 7a, wilayah RPH Ngubalan, BKPH Rejotangan, KPH Blitar. Kegiatan itu dihadiri Kepala Divisi Regional Perhutani Jawa Timur, Oman Suherman; dan Kepala Departemen Perlindungan Sumber Daya Hutan, Ahmad Basuki. Administratur Perhutani KPH Blitar, Teguh Jati Waluyo, dalam sambutannya, mengatakan, kegiatan tersebut merupakan penanaman yang terakhir di tahun 2020. Menurut dia, sepanjang 2020, KPH Blitar telah melaksanakan penanaman dengan luas total 716,2 hektare. “Artinya sudah 100% dilaksanakan,” tegasnya. Sebelum penanaman, segenap jajaran Divisi Regional Jawa Timur dan KPH Blitar mengikuti acara
DUTA Rimba 61
lintasrimba
Patuhi PSBM Majalengka, Wana Wisata Talaga Pancar
Ditutup Sementara Wana Wisata Talaga Pancar adalah arena camping dan tempat rekreasi keluarga yang memiliki keindahan alam dan kesejukan udara. Talaga Pancar cocok untuk menghilangkan penat di tengah kesibukan harian, dengan kegiatan makan bersama maupun bersantai dengan permainan keluarga yang tersedia. Tak heran, wana wisata itu banyak diminati para pengunjung. Menurut Administratur Perhutani KPH Majalengka, Andi Mulya, selama ini pihaknya patuh terhadap kebijakan pemerintah terkait penanganan
Covid-19. Di antaranya dengan menyediakan alat pelindung diri di lokasi wisata dan menjalankan protokol kesehatan bagi pengunjung. Misalnya, mengukur suhu tubuh di pintu masuk lokasi wisata, mengingatkan pemakaian masker, menyediakan tempat cuci tangan dan hand sanitizer, serta penyemprotan disinfektan secara rutin. Dengan dikeluarkannya surat edaran PSBM, Perhutani juga akan menutup seluruh wisata yang dikelola. Sementara Ketua LMDH sekaligus pengurus Wana Wisata Talaga Pancar, Ano Alkatno, menuturkan, dengan adanya surat edaran Bupati tentang penutupan lokasi wisata, pihaknya dan Perhutani KPH Majalengka harus mematuhi anjuran dengan menutup lokasi wisata. Ia mengakui, dampak penutupan wana wisata Talaga Pancar cukup memberatkan perekonomian masyarakat sekitar yang sementara waktu tidak bisa berjualan. Sehingga, ia berharap agar wabah pandemi Covid-19 segera berlalu. • DR/Mjl/AW
Foto : Kompersh KPH Majalengka
Majalengka - Surat Edaran Bupati Majalengka tentang Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) telah terbit tanggal 23 November 2020. Menyikapi surat edaran tersebut, Wana Wisata Talaga Pancar yang berada di wilayah hutan Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Rajagaluh, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Ciwaringin, KPH Majalengka, ditutup sementara. Penutupan itu diberlakukan selama 14 hari karena adanya peningkatan kasus terkonfirmasi Covid-19 di Kabupaten Majalengka.
62 DUTA Rimba
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
Alih Teknologi
Cepu - Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Perhutani bersama Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, menggelar praktik Alih Teknologi Pembuatan Pupuk Hayati dan Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan. Acaranya digelar di area Kantor Puslitbang Perhutani, Cepu, Rabu, 18 November 2020. Pakar dari Fakultas Pertanian UGM, Dr. Tri Harjaka, hadir sebagai narasumber. Kegiatan penyampaian materi dilakukan di Gedung Graha Wirawanayasa, diikuti peserta alih teknologi, antara lain Koordinator Peneliti Jati, Aulia Hasanusi; Koordinator Peneliti Industri Pemasaran, Loedy Setiono; Koordinator Peneliti FGS, Anton Sudiharto; para Peneliti Puslitbang Perhutani, dan mandor Persemaian/ Staf dari KPH Cepu, KPH Blora, KPH Randublatung, KPH Ngawi, KPH Bojonegoro, KPH Kebonharjo, KPH Jatirogo, KPH Nganjuk, dan KPH Kediri. Di kesempatan itu, Kepala Puslitbang Perhutani, Yahya Amin, mengucapkan terima kasih kepada Dr. Tri Harjaka dan segenap peserta alih teknologi di Kantor Puslitbang Perhutani. Ia berharap, dengan adanya alih teknologi ini para peserta mendapatkan ilmu yang bermanfaat untuk perusahaan dan lingkungan sekitar. Sementara Dr. Tri Harjaka merasa senang bahwa peserta sangat antusias dalam mengikuti praktik pembuatan pupuk hayati dengan bahan dasar bakteri. Ia berharap
Foto : Harnoto/Kompersh Puslitbang Perhutani (PeFI)
Pembuatan Pupuk Hayati, Sinergi Puslitbang Perhutani dan UGM
para peserta bisa mempraktikkan di wilayah tugas masing-masing. Ia pun menyatakan, UGM siap berkontribusi teknologi aplikasi pupuk hayati dan agens hayati lainnya semisal agens pengendali hama maupun penyakit tanaman. “Kegiatan alih teknologi terkait Pembuatan Pupuk Hayati yang diselenggarakan oleh Puslitbang Perhutani Cepu ini sangat tepat. Mengingat saat ini pengguna pupuk kimia secara bertahap mulai dikurangi dan diupayakan
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
untuk perbaikan lingkungan secara berkelanjutan. Pengelolaan pembibitan dan penyiapan pembibitan bibit sehat melalui aplikasi pupuk hayati merupakan langkah awal untuk peningkatan kualitas pertumbuhan dan perlindungan tanaman. Oleh karena itu, pengembangan penelitian dan pengujian masih terus dilakukan untuk tercapainya hasil yang diharapkan baik di lingkup pembibitan maupun lahan produksi,” jelasnya. • DR/Puslitbang/Hrt
DUTA Rimba 63
warisanrimba
Rekonstruksi Masa Lampau
pada Candi
Selogriyo Hakikat sejarah sesungguhnya bukanlah mengenang masa lalu. Sebaliknya, belajar sejarah sesungguhnya untuk menjalani kehidupan di masa depan dengan lebih baik. Sebab, dari sejarah masa lalu itulah kita bisa banyak belajar tentang hidup, sebagai pangkal tolak untuk melangkah ke masa depan. Hal itu yang menjiwai langkah Perhutani KPH Kedu Utara terlibat dalam penyusunan masterplan Situs Candi Selogriyo bersama Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jawa Tengah.
G
edung Pertemuan Desa Kembang Kuning, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menjadi tempat pembahasan rencana pengembangan dan rekonstruksi Candi Selogriyo. Di hari Kamis, 10 Desember 2020 itu, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara bersama Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jawa Tengah, mengikuti rapat penyusunan masterplan Situs Candi Selogriyo. Di dalam rapat pembahasan masterplan tersebut, diuraikan rencana pengembangan situs Candi Selogriyo yang akan menjadi pusat ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu. Sejumlah tokoh hadir dalam kesempatan tersebut. Di antaranya adalah Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jateng, Sukronedi; Kepala Sub Seksi (KSS) Komunikasi Perusahaan (Kompers)
64 DUTA Rimba
Perhutani KPH Kedu Utara, Riri Osmaroza; Camat Windusari, Subiyanto; Perwakilan DPRD Kabupaten Magelang, Shukur Ahkadi; Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Windusari, Suparman; Komandan Rayon Militer (Danramil) Windusari, Adi Sanyoto; dan Kepala Desa Kembang Kuning, Iwan Asnawi. Mewakili Administratur Perhutani KPH Kedu Utara, KSS Kompers, Riri Osmaroza, menyampaikan apresiasi dan dukungan Perhutani kepada BPCB Jateng dalam pengembangan situs Candi Selogriyo yang akan menjadi pusat ilmu pengetahuan dari berbagai bidang. Ada banyak disiplin ilmu yang dapat ikut dipelajari dari situs Candi Selogriyo. Di antaranya ilmu Arkeologi yang dapat merekonstruksi masa lampau berdasarkan tinggalan nenek moyang, ilmu Arsitektur yang dapat memelajari bentuk dan struktur bangunan candi yang berbahan batu andesit, juga ilmu Sosial yang dapat memelajari kondisi sosial dan
budaya masyarakat pada masa lampau. “Harapan besar bagi kita semua adalah, ke depan Candi Selogriyo mampu menyerap kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara,” ujarnya. Sementara itu Anggota Tim Konsultan PT Kala, Prana Idris Akhmaun, dalam paparannya menyampaikan konsep dasar pengembangan situs Candi Selogriyo. Menurut dia, proses pengembangan Candi Selogriyo tidak hanya terbatas pada tata ruang serta kawasan pendukungnya, tetapi juga bagaimana dampak positifnya untuk masyarakat sekitar. “Dengan design guidelines kawasan berupa strategi dan rencana pelestarian situs, Master Plan pengembangan Candi Selogriyo ini tidak hanya tata ruang serta kawasan pendukungnya, namun harapannya ke depan juga mampu memberikan kesejahteraan kepada masyarakat sekitar, yang tetap
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
Foto : Kompersh KPH Kedu Utara
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
DUTA Rimba 65
warisanrimba selaras dengan upaya pelestarian cagar budaya,” jelasnya.
Candi Selogriyo sendiri berdiri megah di lereng timur kaki Gunung Sumbing. Candi itu terletak di lokasi yang cukup jauh dari pemukiman penduduk. Letaknya terpencil dan tersembunyi di antara Bukit Giyanti, Bukit Condong, dan Bukit Malang. Konon, Candi Selogriyo adalah sebuah peninggalan purbakala yang diperkirakan dibangun pada masa Kerajaan Mataram Hindu. Diperkirakan, candi tersebut merupakan peninggalan masa kejayaan Hindu abad ke-8 Masehi. Candi Selogriyo ini juga dianggap sebagai bukti perkembangan nilainilai yang ada di agama Hindu. Candi Selogriyo terletak di puncak sebuah bukit dengan ketinggian 740 meter di atas permukaan laut, pada area seluas kurang lebih 300 meter persegi. Candi itu menghadap ke arah timur. Di dalam Candi Selogriyo ada sebuah bilik yang sudah kosong. Menurut perkiraan, dahulu di bilik tersebut terdapat lingga-yoni yang menjadi simbol dari Dewa Siwa. Di empat sisi dinding bangunan candi, terdapat lima relung yang menjadi tempat arca-arca perwujudan dewa. Arca-arca tersebut adalah Durga Mahisasuramardini di dinding utara, Ganesha di dinding barat, Agastya di dinding selatan, serta Nandiswara dan Mahakala di dinding timur. Salah satu keistimewaan Candi Selogriyo adalah kemuncaknya yang berbentuk buah keben. Kemuncak tersebut disebut amalaka. Jika dilihat dari ukurannya, Candi Selagriyo ini relatif kecil. Denah bangunan candi tersebut berbentuk palang dengan ukuran 5,2 m x 5,2 m dengan tinggi sekitar 4,9 meter. Candi Selogriyo juga tidak
66 DUTA Rimba
Foto : Kompersh KPH Kedu Utara
Di Lereng Gunung Sumbing
Konon, Candi Selogriyo adalah sebuah peninggalan purbakala yang diperkirakan dibangun pada masa Kerajaan Mataram Hindu. Diperkirakan, candi tersebut merupakan peninggalan masa kejayaan Hindu abad ke-8 Masehi. memiliki candi pewara atau candi pendamping. Tidak seperti umumnya candi-candi besar Hindu lainnya yang umumnya memiliki tiga candi pewara. Namun jika dilihat posisinya, Candi Selogriyo diindikasikan sebagai tempat pemujaan para pendeta Hindu yang dahulu lebih memilih tinggal di tempat terpencil. Hal itu terlihat dari letaknya yang berada di kaki bukit dan dekat dengan sumber mata air juga sungai. Selain itu, keberadaan Candi Selogriyo yang berada di ketinggian ini menunjukkan keyakinan umat Hindu bahwa dewadewa bersemayam di tempat yang tinggi. Hal-hal tersebut juga harus menjadi dasar bahwa setiap pemugaran yang dilakukan harus dilakukan dengan Arif, agar tidak lalu mengubah keberadaan candi
sehingga makna spiritualnya tetap utuh.
Ditemukan Orang Belanda Candi Selogriyo pertama kali ditemukan oleh orang Belanda bernama Hartman pada 1835. Ketika itu Indonesia masih berada di tengah masa penjajahan Belanda. Ketika pertama kali ditemukan, kondisi candi tersebut tidak utuh seperti sekarang, melainkan masih berupa pecahan–pecahan bagianbagian candi. Berpijak dari kondisi saat ditemukan tersebut, Hartman lantas membentuk sebuah tim yang bertugas menyusun ulang Candi Selogriyo. Tim itulah yang merekonstruksi bangunan Candi Selogriyo. Di bulan Desember 1998, Candi Selogriyo mengalami hancur, karena bukit tempat bangunan
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
Foto : Kompersh KPH Kedu Utara
candi tersebut berdiri longsor. Disimpulkan, hal ini disebabkan letak candi yang berada di atas bukit dan dikelilingi oleh lereng-lereng bukit lain. Karena itu, Candi Selogriyo lantas dipindahkan posisinya supaya tidak lagi mengalami hancur karena longsor. Proses pemindahan tentu menuntut rekonstruksi Candi Selogriyo. Sebelum rekonstruksi tersebut, didahului penelitian dari para ahli arkeologi. Juga disetel sementara untuk dicek pada tahun 2000 melalui pembongkaran dari bawah. Sedangkan rekonstruksi di tempat asal candi mulai dilakukan 2001. Proses rekonstruksi ulang selesai pada 2005. Namun ada hikmah, karena peristiwa runtuhnya candi itu membawa arti penting bagi Candi Selogriyo. Sebab, saat proses rekonstruksi, dilakukan penggalian dan saat itu telah ditemukan bagian atas atau puncak candi.
Potensi Wisata Ada potensi besar yang dikandung Candi Selogriyo, terutama di sektor wisata. Faktanya, di pelataran candi itu pun sering
diadakan pentas kebudayaan Jawa. Setiap Bulan Suro dalam sistem penanggalan Jawa, atau "malam Jumat kliwon" dan "malam Selasa kliwon" dalam kalender Jawa, tempat itu pun lazim didatangi orang untuk "nyuwukke" kuda lumping. Supaya pementasan kesenian tradisional itu bisa baik, yang melakukan "nyuwukke" di Candi Selogriyo ada yang dari Magelang dan Temanggung. Menurut Ketua Kelompok Sadar Wisata Candi, sebelum runtuh, pengunjung candi itu selalu ramai. Setiap bulan bisa mencapai 400 orang, terutama kalangan anak-anak sekolah. Di masa liburan panjang sekolah, kawasan itu juga digunakan untuk kegiatan perkemahan anak-anak sekolah baik dari Magelang maupun Yogyakarta. Sedangkan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke tempat itu, biasanya setiap bulan sekitar 10 orang. Selain menikmati wisata sejarah dari bangunan Candi Selogriyo yang bersejarah itu, para wisatawan yang berkunjung ke sana juga bisa menikmati keindahan panorama sekitarnya, berupa
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
gunung-gunung, persawahan, dan perkampungan penduduk setempat yang masih asli. Berbeda dengan candi-candi lain semisal Borobudur, Mendut, Ngawen, maupun Pawon, orangorang asing yang berkunjung ke Candi Selogriyo selalu menyebut perjalanan ini sebagai “hiking”, bukan “visiting”. Sebab, akses menuju lokasi candi dari pemukiman penduduk hanya berupa jalan setapak dengan kontur tanah berbatu sepanjang sekitar 2 kilometer. Hal ini tentu cocok bagi yang suka hiking menjelajah alam sambil menikmati suasana pedesaan nan asri. Di candi ini terdapat mata air yang berbentuk mirip pancuran. Lokasi pancuran itu berjarak sekitar 10 meter dari posisi candi berdiri. Menurut keyakinan warga setempat, konon air pancuran tersebut dipercaya dapat mengobati berbagai macam penyakit dan memberi efek awet muda. Pemandangan di sekitar Candi Selogriyo sangat indah dan udaranya segar karena terletak di kaki gunung. Selain panorama persawahan dan candi, kawasan ini sesungguhnya masih menyimpan sejumlah potensi wisata yang lain. Yaitu, sekitar 2 kilometer di sebelah utara Candi Selogriyo, terdapat curug atau air terjun yang belum punya nama. Namun, karena curug itu jarang dikunjungi, para guide atau pemandu wisata biasanya jarang berani mengantar pengunjung sampai ke lokasi air terjun. Candi Selogriyo memang menyimpan potensi besar untuk dikembangkan. Namun, pengembangannya perlu memerhatikan kelestariannya. Sehingga, kita bisa banyak belajar dari masa lalu, saat candi itu dibangun, untuk cermin dalam menatap masa depan. • DR/Kdu/Eko
DUTA Rimba 67
ensikloRIMBA
Sengon, Ringan Kayunya, Tinggi Gunanya
B
elakangan, kayu sengon mengemuka di kalangan industri. Sebab, kayu sengon dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk pembuatan plywood atau tripleks. Termasuk di Pabrik Plywood Perhutani, sengon digunakan sebagai bahan baku. Di kalangan perhubungan, sengon juga cukup dikenal karena menjadi pilihan sebagai tumbuhan peneduh yang kerap ditanam di sepanjang tepi jalan. Sengon (Albizia chinensis) adalah sejenis pohon peneduh yang merupakan anggota suku Fabaceae. Secara alami, pohon peneduh dan penghasil kayu itu tersebar di sejumlah tempat semisal India, Asia Tenggara, Cina Selatan, dan Indonesia. Sebaran alami sengon meliputi India, Burma, Thailand, Kamboja, Laos, Cina, Vietnam, Indonesia, dan diintroduksi ke Australia. Di Indonesia, sengon menyebar di Jawa, Bali, Nusa Tenggara, serta dibawa masuk dan dibudidayakan di Sumatera dan Kalimantan. Pohon ini dikenal dengan nama berbeda-beda di sejumlah daerah. Di Jawa, pohon sengon dikenal dengan nama séngon, singon, sengon. Orang Sunda menyebutnya jeungjing, jeungjing sunda.
68 DUTA Rimba
Di Indonesia, awalnya sengon menyebar di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Lantas dibawa masuk lalu dibudidayakan di Sumatera dan Kalimantan. Pohon sengon dikenal menghasilkan kayu yang ringan sampai agak ringan. Namun, kayu sengon banyak dimanfaatkan di kalangan industri karena besar gunanya. Besarnya guna itu lantaran kekuatan dan keawetannya yang digolongkan ke dalam kelas kuat dan kelas awet. Apalagi, kayu sengon tidak diserang rayap tanah, karena adanya kandungan zat ekstraktif di dalam kayunya. Lalu apa lagi manfaat dan keunggulan sengon? Di Madura, ia disebut séngghung. Di Sumba, sengon disebut marĕwita, keura (Sumba). Nama lain sengon adalah silk tree (Bahasa Inggris), albizia (Chinese), kōōl (Kamboja), kh a:ng (Laos), khang hung, kang luang (Thailand), cham (Vietnam), dan lain-lain.
Ciri Fisik Sengon adalah pohon yang menggugurkan daun. Pohon ini umumnya berukuran sedang hingga tinggi hingga 30–45 m, dan gemang batangnya 70 (–140) cm. Pepagan agak halus, di luarnya abu-abu gelap, dengan gigir-gigir
melintang, berlentisel, tipis. Pepagan bagian dalam setebal 5 mm, merah jambon. Ranting-ranting muda bersegi dan berambut. Daun-daun sengon merupakan daun majemuk menyirip berganda, dengan 4–14 pasang sirip, tulang daun utama 10–25 cm, berambut, dengan kelenjar dekat pangkal tangkai daun dan pada pertemuan tulang sirip. Daun penumpu besar, bundar telur miring dengan pangkal yang setengah berbentuk jantung, seperti membran, dengan ekor di ujungnya; dan lekas rontok. Siripsirip 4–14 cm panjangnya, dengan 10–45 anak daun per sirip, duduk,
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
Foto : Wikipedia
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
DUTA Rimba 69
berhadapan. Anak daun memanjang sampai bentuk garis, dengan ujung runcing, miring, sisi bawah hijau biru, 6–13 × 1,5–4 mm, tulang daun tengah sangat dekat dengan tepi atas. Bunga sengon majemuk berbentuk bongkol yang bertangkai, yang terkumpul lagi menjadi malai yang panjangnya 15–30 cm. Bongkol berisi 10–20 kuntum bunga. Bunga berbilangan 5 dengan kelopak bergigi, tinggi lk 4 mm, berambut. Tabung mahkota pada bunga berbentuk corong, kuning hijau, tinggi lk 7 mm, dan berambut. Benang sari 10 atau lebih, panjang lk 3 cm, putih, di atas hijau, pangkalnya menyatu membentuk tabung, yang kurang lebih setinggi mahkota. Buah sengon berbentuk polong panjang 10–18 cm x 2–3,5 cm. Buahnya tidak membuka, patah-patah tidak teratur. Bijinya pipih, jorong, 7 x 4–5 mm. Sengon kerap dijumpai tumbuh secara alami di hutan luruh daun campuran di wilayah lembab dan ugahari, dengan curah hujan antara 1.000–5.000 mm pertahun. Pohon sengon didapati pula tumbuh di hutan-hutan sekunder, di sepanjang tepian sungai, dan di sabana, hingga ketinggian 1.800 m di atas permukaan laut. Sengon beradaptasi dengan baik pada tanahtanah miskin, ber-pH tinggi, atau yang mengandung garam. Sengon juga tumbuh baik di tanah aluvial lateritik dan tanah berpasir bekas tambang.
Manfaat Kayu Sengon Sengon menghasilkan kayu yang ringan sampai agak ringan, dengan densitas 320–640 kg/m3 pada kadar air 15%. Kayunya agak padat, berserat lurus dan agak kasar, namun mudah dikerjakan. Kayu terasnya kuning mengkilap sampai cokelat-merahgading. Kekuatan dan keawetan kayu sengon digolongkan ke dalam kelas
70 DUTA Rimba
Foto : Wikipedia
ensikloRIMBA
kuat III–IV dan kelas awet III–IV. Kayu sengon diketahui tidak diserang rayap tanah, karena adanya kandungan zat ekstraktif di dalam kayunya. Akan tetapi percobaan kuburan di Filipina mendapatkan hasil bahwa kayu sengon (A. chinensis) hanya bertahan 16 bulan, sementara kayu langit (A. saponaria) tahan hingga 3 tahun dan kayu weru (A. procera) bahkan mencapai 10 tahun. Kayu sengon biasa dimanfaatkan untuk membuat peti, perahu, ramuan rumah, dan jembatan. Di Sabah, kayu Albizia chinensis diperdagangkan sebagai kayu ‘batai’, dalam campuran bersama kayu-kayu A.
pedicellata dan Paraserianthes falcataria. Pohon sengon juga dimanfaatkan di dunia agroforestri. Di perkebunan-perkebunan kopi dan teh, Alabizia chinensis kerap ditanam sebagai naungan. Khususnya dalam campuran bersama jeunjing (P. falcataria) dan dadap (Erythrina spp.). Perakaran sengon bersifat mengikat nitrogen. Sengon juga disukai sebagai tanaman hias dan peneduh taman, kebun, dan tepi jalan. Pohon tersebut juga ditanam untuk melindungi lahan berlereng, serta untuk memperbaiki tanah. Sebagaimana kulit kayu Ki Hiang, pepagan sengon
Sengon beradaptasi dengan baik pada tanah-tanah miskin, ber-pH tinggi, atau yang mengandung garam. Sengon juga tumbuh baik di tanah aluvial lateritik dan tanah berpasir bekas tambang. NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
Klasifikasi ilmiah Plantae Ordo : Fabales Fabacease Famili : Genus : Albizia Species : Albizia chinensis Kerajaan :
mengandung bahan yang dapat digunakan untuk membius ikan di sungai. Di masa lalu, pepagan sengon juga dimanfaatkan sebagai bahan sabun. Meskipun daun-daunnya kerap dimakan kambing, tetapi kulit ranting-rantingnya beracun karena mengandung saponin.
Untuk Kesehatan
Foto : tropical.theferns.info
Sengon diketahui mengandung konsentrasi tinggi saponin, polifenol, dan triterpenoid. Ketiga zat tersebut diketahui memiliki manfaat untuk kesehatan. Sengon yang memiliki nama ilmiah Albizia chinensis itu juga merupakan tanaman kayu yang tumbuh dengan cepat. Tingginya bisa mencapai 30 hingga 45 meter. Di India, pohon sengon kerap dijadikan bagian dari perawatan
ayurvedic. Dan ada manfaat sengon untuk kesehatan. Sallah satunya adalah untuk obat cemas. Kombinasi unik dari komponen aktif seperti quercetin, isoquercetin, saponin, dan polifenol pada sengon memiliki dampak positif untuk tubuh. Sehingga, sengon diketahui dapat membantu mengurangi gangguan stres dan cemas. Manfaat sengon untuk kesehatan, yang kedua adalah dapat mengatasi gejala depresi. Pohon jenis ini juga dapat meningkatkan suasana hati dengan menyeimbangkan kembali hormon dalam tubuh. Pohon sengon juga ampuh untuk meredakan perasaan ingin bunuh diri dan tantrum yang menjadi gejala depresi. Yang ketiga, sengon dapat menjadi obat tidur. Jadi, jika
Anda mengalami sulit tidur, Anda dapat memanfaatkan sengon. Rebusan daun pohon sengon bisa membantu membuat tidur lebih nyenyak. Rebusan dipercaya dapat menenangkan saraf dan pikiran yang dapat merangsang tidur agar lebih nyenyak. Yang keempat, sengon dapat engatasi gangguan pernapasan. Tanaman jenis ini bermanfaat bagi mereka yang menderita asma, alergi, atau kondisi pernapasan kronis. Sengon secara signifikan membantu menghilangkan peradangan yang terjadi pada saluran pernapasan. Manfaat sengon untuk kesehatan, yang kelima adalah sebagai antioksidan. Pohon sengon dikenal pula sebagai tanaman yang kaya akan kandungan antioksidan. Antioksidan membantu menangkal radikal bebas dalam tubuh. Dan yang keenam adalah menjaga kulit sehat. Kandungan antiinflamasi dan antioksidan yang ada dalam pohon sengon bermanfaat untuk kesehatan kulit. Pohon sengon dipercaya dapat menenangkan sejumlah kondisi kulit seperti ruam, cacat, luka, jerawat, dan psoriasis. • DR
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
DUTA Rimba 71
rimbadaya
Pemberdayaan Masyarakat Dusun Dawe di Persemaian
Perhutani KPH Mantingan Keberadaan Perhutani kian terasa manfaatnya bagi masyarakat yang tinggal di sekitar wilayahnya. Salah satunya adalah dengan mendapatkan pekerjaan sebagai mata pencaharian warga sekitar hutan. Misalnya di Dusun Dawe yang berada di sekitar kawasan hutan pangkuan Perhutani KPH Mantingan. Mereka kini banyak yang beralih profesi menjadi pekerja persemaian di hutan Perhutani KPH Mantingan. Lalu seperti apa proses kerja mereka di sana?
A
da kepedulian terhadap warga di sekitar hutan yang tercermin dari lantgkah Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Mantingan. Bersama Kepala Dusun Dawe Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora, Perhutani KPH Mantingan berupaya meningkatkan kesejahteraan Masyarakat Desa Hutan (MDH). Caranya dengan mengarahkan mereka agar beralih profesi menjadi pekerja persemaian di hutan. Hal itu terlihat pada 3 November 2020. Upaya mereka itu dilakukan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan keahlian dalam kegiatan persemaian khususnya tanaman keras atau tanaman kehutanan. Upaya itu juga sekaligus dilakukan dalam rangka mengurangi potensi pencurian kayu di hutan wilayah Perhutani KPH Mantingan. Administratur Perhutani KPH Mantingan melalui Kepala Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Kebon, Hari Juli Prihatianto,
72 DUTA Rimba
menjelaskan, dahulu tidak ada warga desa di sekitar hutan yang mau menjadi tenaga persemaian. Mereka lebih memilih menjadi pencari rencek dan kayu–kayu curian di hutan. Kini, seiring dengan berlangsungnya masa pandemi Covid-19, banyak dari mereka yang mencoba alih pekerjaan. Dan pilihan logis adalah menjadi pekerja persemaian. Di lokasi persemaian sendiri, Perhutani KPH Mantingan menerima tambahan tenaga sebanyak 15 orang. Mereka melakukan pekerjaan di lahan-lahan persemaian Perhutani. Untuk pekerjaan itu, mereka menerima upah Rp 75.000 per hari yang diterima setiap 15 hari sekali. Perhutani KPH Mantingan memiliki 6 lahan persemaian yang tersebar di 6 kantor BKPH. Di wilayah BKPH Kebon, luas persemaian mencapai sekitar 1 hektare. Lahan seluas itu didominasi oleh tanaman keras dan tanaman kehutanan yang meliputi Jati Plus Perhutani (JPP) stek pucuk sebanyak 221.248 batang, Mahoni sejumlah 98.492 plances, Sengon 20.144 plances,
Sonokeling 3.477 plances, dan ditambah tanaman jenis lainnya. Total keseluruhan tanaman mencapai 1.540.853 plances.
Senang dan Berterima Kasih Menanggapi alih profesi warganya, Kepala Dusun Dawe, Suyono, menyatakan sangat berterima kasih kepada Perhutani. Sebab, warganya diperbolehkan untuk bekerja di lahan persemaian. “Dahulu banyak warga kami yang menjadi blandong (pengambil kayu di hutan). Sekarang mereka lebih senang menjadi tenaga persemaian. Hutan Mantingan dikelilingi desa, sehingga banyak warga yang kehidupannya tergantung pada hutan. Kami bersyukur sekali, banyak warga kami yang mulai bergeser menjadi tenaga kerja di Perhutani,” tuturnya. Istilah blandong mencuat di zaman penjajahan Belanda. Kerja Blandong adalah suatu bagian dari sistem Kerja Rodi di zaman pemerintahan VOC dan Hindia Belanda. Kerja blandong tak lepas
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
Foto: Vanno Pradana/Kompersh KPH Mantingan
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
DUTA Rimba 73
Foto: Vanno Pradana/Kompersh KPH Mantingan
rimbadaya
dari bentuk penindasan VOC dan pemerintah kolonial Belanda terhadap rakyat Indonesia, yang berupa pengerahan tenaga rakyat untuk bekerja di bidang perkayuan dan penebangan hutan di daerah pedalaman dan pantai utara Pulau Jawa. Kerja blandong dikategorikan sebagai kerja rodi paling berat. Maka, di masa lalu para kuli blandong dibebaskan dari bentuk kerja rodi yang lainnya. Kerja yang dilakukan para kuli blandong itu dulu meliputi penebangan, pengangkutan, pembelahan, dan penanaman hutan kembali. Jenis kayu yang diutamakan adalah kayu Jati. Jadi, pekerjaan-pekerjaan blandong di masa lalu itu memang membutuhkan fisik yang sangat kuat. Sementara itu, salah satu warga Desa Keser, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora, Suparmi, mengatakan, ia sangat senang bekerja di persemaian daripada harus menjadi blandong perempuan. Sebab, pekerjaan blandong perempuan membuat ia harus mengeluarkan tenaga yang besar setiap kali bekerja. “Berat bawanya kayu, mas. Kalau di persemaian, kami hanya membuat bedengan (tempat semai benih), membuat media tanam
74 DUTA Rimba
dari kompos, memindahkan bibit ke bedeng sapih, dan mencabuti rumput yang tumbuh di sekitar persemaian agar tanaman yang sudah tumbuh bisa berkembang baik. Beberapa waktu yang lalu, kami juga diberikan bantuan dari Perhutani berupa beras 5 kg, minyak goreng, mie instant, susu, vitamin dan masker,” ungkap dia sambil melakukan pekerjaannya mencabuti rumput di bedengan persemaian.
Penanganan Bibit Jati Kegiatan persemaian memegang peranan penting dalam budi daya tanaman jati. Khususnya penanganan bibit jati dengan cara stek pucuk yang meliputi persemaian dan pemeliharaan hingga siap tanam. Penanganannya harus mengikuti standar penetapan. Wadah bibit yang digunakan dapat berupa kantong plastik atau polybag. Biasanya wadah plastik ini berwarna hitam atau putih transparan dengan ukuran panjang 20 cm dan lebarnya 15 cm dengan lubang di bagian samping dan bawahnya. Media tanam yang digunakan sebisa mungkin tidak mengandung hama dan penyakit. Media tanam itu juga hendaknya bisa menyimpan air dengan baik dan mampu menahan stek pucuk jati agar bisa tetap berdiri. Berdasarkan syarat itu, untuk
campuran bahan, bisa digunakan media arang sekam padi, tanah, pasir, dan kompos. Prosedur kerjanya, yang harus dilakukan adalah menyiapkan stek pucuk lalu memberikan hormon. Setelah itu, dilakukan penanaman dengan cara memasukkan stek yang sudah diberi hormon ke dalam media yang dilubangi dan berukuran lebih besar daripada diameter batang stek sedalam 1 cm-2,5 cm. Media di sekeliling batang stek juga harus dipadatkan, agar stek bisa berdiri tegak dan tidak goyah saat dilakukan penyiraman. Proses selanjutnya yaitu melakukan pemeliharaan stek di dalam sungkup. Saat di dalam sungkup, yang harus dilakukan adalah melakukan penyiraman setiap pagi dengan percikan air halus selama kira-kira 10 menit. Berikutnya, melakukan penyemprotan di luar sungkup. Hal ini dilakukan apabila cuaca panas. Sehingga, kelembaban udara di dalamnya bisa terjaga. Pembukaan sungkup dilakukan secara bertahap setelah pada stek itu telah tumbuh dua pasang daun dan berkembang akar cabangnya. Di saat itu, pembukaan sungkup harus dilakukan. Dan untuk penyesuaian, dibiarkan terbuka selama dua minggu. Proses selanjutnya adalah penyapihan. Lalu dilakukan pemeliharaan stek di bedeng pertumbuhan dan bedeng pengerasan. Proses akhir sebelum dilakukan penanaman di alam adalah bibit-bibit itu terlebih dahulu harus diseleksi. Proses kerja persemaian itu membutuhkan ketelatenan. Tetapi hasilnya dapat melahirkan bibit jati yang bagus. Jadi, peran tenaga persemaian itu sangat penting. Dan pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan dalam kegiatan persemaian itu juga sangat penting. • DR/Mtg/Sgt
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
DUTA Rimba 75
bisnisrimba
Perhutani Lakukan
Grand Opening Wisata Gondang Park di Lamongan Pengembangan wisata juga menjanjikan peluang bisnis yang terbuka lebar. Bukan hanya bagi pengelola tempat wisata, tetapi juga dapat memberdayakan ekonomi masyarakat sekitar. Maka, momen pembukaan dan pengembangan lokasi wisata selalu menarik untuk disimak. Diharapkan, kehadiran wisatawan ke lokasi wisata akan berimbas pada peningkatan pendapatan warga sekitar dan tentu saja pengelola lokasi wisata itu. Hal itu pula yang menjadi semangat dalam momen Grand Opening Wisata Gondang Park di Lamongan.
P
enghujung tahun 2020 menjadi saat berlangsungnya momen penting dalam perjalanan pengelolaan wisata Gondang Park di Lamongan. Pada Kamis, 31 Desember 2020 itu, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Mojokerto bersama Pengelola wisata "Gondang Park" dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wonoasri, menggelar acara Grand Opening Wisata Gondang Park. Tempat wisata Gondang Park itu berlokasi di Desa Sugio, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Pembukaan kali perdana atau Grand Opening wisata Gondang Park tersebut merupakan hasil kerja
76 DUTA Rimba
sama secara tripartit Perhutani KPH Mojokerto, Pengelola Gondang Park, dan LMDH Wonoasri, dalam rangka sinergitas untuk memberdayakan ekonomi masyarakat setempat. Sejumlah pemangku kepentingan (stakeholders) hadir dalam kegiatan tersebut. Di antaranya adalah Administratur Perhutani KPH Mojokerto beserta jajaran, pengelola Gondang Park, Kapolsek Sugio, Kepala Desa Sugio, dan Pengurus LMDH Wonoasri wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Lawangan Agung. Di kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Mojokerto, Suratno, menyampaikan, Perhutani mengapresiasi semua pihak yang
telah berperan dalam merintis wisata Gondang Park tersebut. Menurut dia, dengan adanya wisata baru tersebut, diharapkan akan menumbuhkan ekonomi kreatif masyarakat di sekitar lokasi wisata Gondang Park. Selanjutnya, Suratno juga berpesan kepada pengelola agar selalu mengembangkan inovasi, sehingga wisata Gondang Park bisa bersaing dengan wisata yang telah ada. Baik secara bisnis maupun nilai unik pariwisatanya. Menanggapi momen grand opening tersebut, Manajer Gondang Park, Teguh Wahyudi, menyatakan, pihaknya sangat berterima kasih kepada Perhutani KPH Mojokerto yang telah memberikan izin dan menjalin kerja sama tripartit dengan
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
Foto: Umi Mudjiastuti/Kompersh KPH Mojokerto
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
DUTA Rimba 77
Foto: Umi Mudjiastuti/Kompersh KPH Mojokerto
bisnisrimba
pihaknya dan LMDH Wonoasri dalam pengelolaan wisata "Gondang Park". Lokasi Gondang Park berada di kawasan hutan yang termasuk wilayah kerja RPH Gondang Lor, BKPH Lawangan Agung, KPH Mojokerto. “Semoga kerja sama ini juga dapat memberi manfaat kepada masyarakat sekitarnya dalam rangka mengembangkan perekonomian desa setempat,” katanya. Sementara itu, Kepala Desa Sugio, Herdian Permana, berharap, dengan adanya pengelolaan wisata baru di desanya itu akan dapat menyerap tenaga kerja lokal. Selain itu, juga diharapkan dapat memberdayakan anak muda di sekitar lokasi wisata. Memanfaatkan lahan dari Perum Perhutani Divre Jawa Timur, wana wisata yang termasuk di dalam kawasan hutan lindung itu berfungsi untuk menjaga debit air waduk Gondang.
Ubah Citra Di sisi lain, pembukaan wana wisata Gondang Park juga menjadi kabar gembira untuk warga sekitar.
78 DUTA Rimba
Wana wisata di barat tepian waduk Gondang itu dulu memiliki kesan negatif di masyarakat. Tempat yang tertata rapih itu dulunya dikenal kotor dan sering digunakan untuk berbuat tidak baik. Tempat kotor tersebut pun disulap menjadi tempat rekreasi yang nyaman bagi keluarga dan kolega. Perlahan-lahan, citra negatif atas tempat itu pun berubah. vaSebab, wana wisata di barat tepian waduk Gondang itu dulu memiliki kesan negatif di masyarakat. Tempat yang tertata rapih itu dulunya dikenal kotor dan sering digunakan untuk berbuat tidak baik. Entah dari mana saja asalnya, namun tempat itu dulunya memang dikenal sebagai tempat negatif. Banyak pasangan datang ke sana untuk melakukan perbuatan yang tak pantas dilakukan di lokasi yang terbuka untuk umum. Bahkan, penemuan banyak alat kontrasepsi di tempat itu bukan hal yang aneh. Kondisi itu bahkan masih ditemui ketika Tata Wisata mulai menjadi
pengelola tempat wisata yang lalu diberi nama Gondang Park itu. Ketika itu, tempat itu masih kotor karena banyak sampah dan bekasbekas perbuatan tak baik yang masih terlihat di sana-sini. Namun, di tangan H. Teguh Wahyudi, CEO Tata Wisata, yang kemudian mengelola wana wisata itu berkolaborasi dengan Perhutani KPH Mojokerto, tempat kotor tersebut pun disulap menjadi tempat rekreasi yang nyaman bagi keluarga dan kolega. Perlahan-lahan, citra negatif atas tempat itu pun berubah. Perlahan, tempat tersebut ditata dengan penuh estetika tanpa
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
Foto: Umi Mudjiastuti/Kompersh KPH Mojokerto
merusak hutan lindung yang ada. Maka, hadirlah Gondang Park, dengan konsep yang ditawarkan adalah hutan dan suasana yang tenang sebagai tempat rekreasi. Fasilitas-fasilitas pendukung pun dilengkapi, semisal toilet yang bersih, musholla, dan gazebo disediakan untuk para pengunjung bersantai.
Harga Terjangkau Satu hal yang bakal menjadi nilai unik wana wisata Gondang Park adalah harga tiketnya yang terjangkau untuk masyarakat yang ingin menikmati kenyamanan,
keindahan, dan ragam fasilitas menarik di Gondang Park. Gondang Park juga menyediakan panggung live musik. Pagelaran musik di panggung Gondang Park rutin digelar. Juga terdapat mini trail buat anak anak dan play ground atau tempat bermain. Bagi yang gemar berselfiria dan memajang foto-foto di media sosial, terdapat spot-spot foto yang instragamable. Bahkan, area memancing bagi mancing mania juga terdapat di Gondang Park. Selain itu, akan segera menyusul kehadiran wisata petik buah.
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
Ada lagi satu wahana yang tak kalah penting. Ia adalah cafetaria yang menghadirkan berbagai menu pilihan. Para pengunjung bisa memilih sesuai selera, dan pastinya pilihan itu tampil dengan harga yang terjangkau. Para penikmat kopi juga bisa mencoba racikan kopi dari barista profesional yang didatangkan ke Gondang Park untuk memanjakan pengunjung. Seperti umumnya bisnis cafetaria, di sini para pengunjung juga dapat menikmati ngopi sambil mendengarkan alunan live music akustik di alam terbuka, di bawah pohon, dengan semilir angin. Sudah tentu perpaduan semua itu menjadikan suasana ngopi akan berbeda dibandingkan ngopi biasa di warkop (warung kopi) atau kafe lain. H. Teguh Wahyudi berharap, pengunjung yang datang ke wana wisata Gondang Park akan bisa betah berlama-lama menikmati suasana di wana wisata itu. Dan setelah pulang, akan membawa kesan yang baik sehingga bisa kembali lagi berkunjung kapankapan. Apalagi, Gondang Park juga cocok buat rekreasi dan bersantai bersama keluarga atau kolega. Acara reuni sekolah, gathering perusahaan pun cocok digelar di sini. Jarak yang tidak terlalu jauh dari pusat kota Lamongan, yaitu kurang lebih 30 km, dan dari Babat kurang lebih 20 km, juga menjadi faktor unggul yang lain. H. Teguh Wahyudi selaku pengelola Gondang Park juga menyebut, apa yang mereka llakukan saat ini adalah mengembangkan potensi di Lamongan Selatan yang belum banyak dikelola padahal punya potensi yang besar. Potensi ekonomi wilayah selatan juga bisa terangkat dan bisa sejajar dengan wilayah Lamongan yang lainnya. • DR/Mjk/Dwi
DUTA Rimba 79
sociorimba
Di Lumajang,
Foto : Heri Hartono/Kompersh KPH Probolinggo
Perhutani Bantu Korban Lahar Dingin Gunung Semeru
Kepedulian terhadap sesama perlu terus dibina dan ditingkatkan. Terutama untuk mereka yang membutuhkan, karena baru saja menghadapi musibah. Itulah yang selalu ditunjukkan oleh insan-insan Perhutani. Kali ini, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Probolinggo menunjukkan kepedulian itu. Mereka menyalurkan bantuan berupa sembako (sembilan bahan makanan pokok) kepada masyarakat di Lumajang, korban bencana alam lahar dingin dari Gunung Semeru. Seperti apa kegiatan tersebut berlangsung?
P
osko Bencana Curah Kobo’an, di Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, menjadi tempat penyaluran bantuan untuk masyarakat yang menjadi korban luluhan lahar dingin dari Gunung Semeru. Pada Sabtu, 26 Desember 2020, di posko itulah Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Probolinggo menyalurkan bantuan berupa
80 DUTA Rimba
paket-paket sembako kepada korban bencana alam tersebut. Bantuan yang diberikan tersebut berupa paket sembako, pakaian layak pakai, dan tenda, yang diperlukan oleh masyarakat yang mengungsi akibat bencana alam tersebut. Administratur Perhutani KPH Probolinggo, Imam Suyuti, secara langsung menyerahkan bantuan tersebut kepada Ketua Tim Tanggap Bencana (Tagana) Kabupaten
Lumajang, Eko. Kepala Desa Supit Urang, Nurul, dan Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Pelita, Busareh, menyaksikan momen penyerahan bantuan tersebut. Selanjutnya, bantuan tersebut didistribusikan kepada korban terdampak bencana di lokasi pengungsian yang telah ditentukan oleh Tagana. Usai acara penyerahan paket bantuan sembako itu kepada para korban bencana alam luluhan lahar
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
Sementara itu, Kepala Desa Supit Urang, Nurul, yang turut hadir dalam kegiatan penyerahan bantuan tersebut, menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu meringankan beban warganya yang terkena dampak akibat kejadian bencana alam lahar dingin. Bantuan tersebut dirasakan sangat bermanfaat. “Kami mengucapkan terima kasih, khususnya kepada pihak Perhutani KPH Probolinggo, yang sudah ikut berpartisipasi menyalurkan bantuan paket sembako,” katanya.
Gunung Tertinggi di Jawa Gunung Semeru atau Gunung Maha Meru adalah sebuah gunung berapi kerucut di provinsi Jawa Timur, Indonesia. Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa. Puncaknya, Mahameru, berada di 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Gunung Semeru juga merupakan gunung berapi tertinggi ketiga di Indonesia, setelah Gunung Kerinci di Sumatera dan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat. Posisi geografis, Gunung Semeru terletak di antara 8°06' LS dan 112°55' BT. Secara administratif, lokasi Gunung Semeru termasuk ke dalam wilayah dua kabupaten, yaitu Kabupaten Malang dan Kabupaten
Foto : Heri Hartono/Kompersh KPH Probolinggo
dingin dari Gunung Semeru, Imam Suyuti menyampaikan, bentukbentuk kepedulian dan pertolongan kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan perlu terus kita berikan. Menurut dia, dalam hal ini Perhutani KPH Probolinggo telah ikut berpartisipasi dalam memberikan bantuan kepada masyarakat korban lahar dingin itu. Bantuan diberikan dengan menyalurkan paket sembako yang terdiri dari 250 kg Beras, 200 kg gula, 40 dus mie instant, dan masker sebanyak 800 buah. “Di saat saudara-saudara kita mengalami bencana alam, kita harus memberikan pertolongan atau bantuan yang dibutuhkan yang sifatnya segera, seperti bahan pangan seperti sembako, pakaian yang layak pakai, dan tempat tinggal sementara berupa tenda,” katanya. Imam Suyuti mengatakan, bantuan tersebut merupakan bentuk kepedulian kita terhadap para korban bencana alam, khususnya masyarakat sekitar Gunung Semeru. Imam pun berharap, minimal pemberian bantuan berupa paket sembako tersebut dapat meringankan beban penderitaan masyarakat yang terkena bencana alam lahar dingin Gunung Semeru. Khususnya bagi masyarakat Desa Supit Urang.
Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Gunung ini termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko. Semeru mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung. Di tahun 1913 dan 1946, Kawah Jonggring Saloko memiliki kubah dengan ketinggian 3.744,8 m hingga akhir November 1973. Di sebelah selatan, kubah ini mendobrak tepi kawah, menyebabkan aliran lava mengarah ke sisi selatan yang meliputi daerah Pronojiwo dan Candipuro di Lumajang.
Meletus Satu Desember Gunung Semeru dilaporkan meletus pada Selasa, 1 Desember 2020, mulai pukul 01.23 WIB. Hal itu dikonfirmasi oleh Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani. Kepada wartawan, Kasbani membenarkan kabar meletusnya Gunung Berapi tertinggi di Pulau Jawa itu. "(Meletus) sekitar jam 01.23 dan diikuti oleh rentetan beberapa jam setelahnya," kata Kasbani. Setelah rentetan letusan, guguran awan panas meluncur dari puncak kubah, memiliki jarak luncur 2 kilometer hingga 11 kilometer. Selanjutnya, guguran lahar dingin pun turun. Menurut Kasbani, belakangan ini Gunung Semeru beberapa kali meletus. Bencana alam tidak dapat diprediksi kapan datangnya. Tetapi cepatnya penyikapan terhadap dampak bencana alam dapat dioptimalkan. Di dalam konteks itu, kepedulian terhadap sesama yang ditunjukkan Perhutani KPH Probolinggo patut ditepuktangani. • DR/Pbo/HH
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
DUTA Rimba 81
opinirimba
Perhutanan Sosial Oleh : Isnin Soiban, S.Hut, MM
Penulis adalah Kepala Departemen Pemberdayaan, Direktorat Perhutanan Sosial Perum Perhutani
T
indak lanjut Ratas tersebut adalah penyelenggaraan Rapat Koordinasi yang dipimpin Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, dan dihadiri oleh Kementerian LHK, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi dan UKM, serta Kementerian Desa. Menko Marves saat itu menyampaikan, dalam satu bulan ke depan akan dibentuk Tim yang akan membuat Road Map PS. Penerapan PS dilakukan secara terintegrasi antar Kementerian dan Lembaga (K/L). Integrasi juga dapat dilakukan pada alur proses hulu hilir, sehingga perlu ditetapkan bisnis model. Di dalam Perhutanan Sosial, terdapat usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh kelompok PS dan disebut KUPS (Kelompok Usaha Perhutanan Sosial). KUPS berbasis komoditi dan dapat dibentuk lebih dari satu unit usaha. KUPS disahkan oleh Kepala Desa dan dimaksudkan supaya terjadi integrasi antara pembangunan desa dan rencana usaha perhutanan sosial yang dilaksanakan oleh kelompok PS, dengan mendayagunakan sumber daya hutan yang sudah diberi akses oleh pemerintah. Keberadaan KUPS sejauh ini telah memberikan manfaat ekonomi bagi para petani PS, namun masih
82 DUTA Rimba
dalam Perspektif Pembangunan Ekonomi Wilayah
Saat Rapat Terbatas (Ratas) tanggal 3 November 2020, Presiden RI menyampaikan bahwa Perhutanan Sosial (PS) tidak sekadar membagikan SK. Artinya, Perhutanan Sosial harus mampu memberikan manfaat bagi warga hutan khususnya pemegang SK PS. Manfaat tersebut adalah bagaimana masyarakat dapat mengelola sumber daya hutan dengan segala kekayaannya untuk meningkatkan taraf ekonomi wilayah. perlu dukungan dan pengembangan dari pemerintah, sehingga dapat benar-benar berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi wilayah. Menurut data yang dihimpun Direktorat Perhutanan Sosial Perum Perhutani hingga Oktober 2020, setidaknya 114.539 orang tenaga kerja di sub sektor kehutanan telah terserap, yang tersebar di Pulau Jawa. Kontribusi pangan diprognosa tercapai 58.186 ton padi; 136.557 ton jagung; 1.032 ton kacang-kacangan; dan komoditi lain 32,386 ton. Kelompok Usaha Perhutanan Sosial terdata sebanyak 1011 KUPS.
Pembangunan Ekonomi Wilayah Menurut Herry Darwanto, kekayaan sumber daya sangat beragam dan berbeda antara daerah satu dengan daerah lain.
Demikian juga karakter wilayah dan budayanya. Sehingga, tidak ada daerah yang punya strategi pembangunan wilayah yang sama. Namun, ada prinsip dasar pembangunan ekonomi wilayah yang harus diperhatikan. Pertama, kenali ekonomi wilayah. Kedua, merumuskan manajemen pembangunan ekonomi wilayah yang pro bisnis. Beberapa isu utama dalam mengenali ekonomi wilayah, antara lain pertumbuhan penduduk dan urbanisasi. Pertumbuhan alami penduduk dan urbanisasi merupakan faktor utama pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan penduduk akan mendorong upaya pemenuhan kebutuhan setiap penduduk terhadap pangan, perumahan, dan berbagai barang dan jasa.
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
Foto : Soeharmanto/Kompersh KPH Randublatung
Urbanisasi dalam skala besar sangat tak menguntungkan bagi pemerintah daerah, sehingga perlu diciptakan lapangan kerja yang mampu menyerap para pemuda khususnya untuk mengembangkan potensi di wilayahnya. Memberikan latihan kerja dan merencanakan masa depan mereka merupakan upaya memertahankan mereka supaya tidak meninggalkan daerahnya dalam waktu yang lama dan jumlah yang besar.
Isu berikutnya adalah pengembangan agrobisnis dan agroindustri di sektor pertanian. Di beberapa daerah terdapat pembanguan daerah yang tak berjalan baik atau bahkan terhenti dan wilayah ini akan menjadi wilayah kedua dalam pengembangan ekonomi wilayah. Sehingga, para pelaku bisnis akan keluar meninggalkan wilayah karena dianggap sudah tak layak untuk dijadikan tempat
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
berusaha. Sektor agrobisnis dapat membantu untuk mengembangkan dan mempromosikan sektor agroindustri. Solusi yang tepat untuk mengatasi persoalan ini adalah dilakukannya kerja sama antara berbagai pihak mengatasi keterbatasan modal, mengurangi risiko produksi, dan membuka pasar yang baru. Prinsip kedua, yaitu merumuskan manajemen pembangunan ekonomi wilayah yang pro bisnis.
DUTA Rimba 83
opinirimba
Foto : Soeharmanto/Kompersh KPH Randublatung
Penyerapan tenaga kerja dalam kegiatan kehutanan di wilayah kerja Perum Perhutani tercatat sebanyak 114.539 orang yang terdapat dalam kegiatan persemaian, tebangan, sadapan, dan ekowisata. Sedangkan dalam kegiatan piloting pangan tercatat sebanyak 49.000 orang terlibat dalam kegiatan ketahanan pangan tahun 2020/2021. Kerja sama dan saling pengertian antara pemerintah daerah dan pengusaha adalah sesuatu yang harus dilakukan, karena keduanya akan saling mengisi kelemahan satu dengan lain. Pemerintah daerah harus mampu memberikan informasi rencana bisnis dan investasi yang akan dilakukan. Diperlukan kejelasan dan ketegasan terhadap regulasi dan atau kebijakan yang akan membawa suasana bisnis dan investasi yang nyaman bagi pengusaha.
Berbasis Perhutanan Sosial Tahap perencanaan pembanguan ekonomi wilayah berbasis Perhutanan Sosial dapat dikelompokkan dalam dua kondisi, yaitu kondisi sebelum terbitnya SK PS dan setelah terbitnya SK PS. Kondisi Sebelum Terbit SK PS dapat digambarkan, bahwa berdasarkan usulan permohonan lokasi perhutanan sosial dan Peta Indikatif Areal Perhutanan Sosial,
84 DUTA Rimba
sesungguhnya sudah dapat dimulai perencanaan pembangunan ekonomi wilayah. Terutama dengan melihat sumber daya hutan yang terdapat di calon lokasi PS. Ada tahapan yang dapat dilakukan. Pertama, penapisan kecocokan lahan dan peruntukannya, untuk agrobisnis, hortikultura, sylvofishery, atau sylvopastural. Kedua, analisa singkat pengembangan bisnis berdasarkan data kependudukan, serta keberadaan infrastruktur terutama jalan, pasar, dan pelabuhan. Ketiga, memberikan masukan kebutuhan sarana dan prasarana beserta penempatan area agroindustri yang mendukung proses bisnis. Keempat, memberikan rekomendasi teknis pengembangan usaha kelompok perhutanan sosial kepada regulator. Kondisi Setelah Terbit SK PS dapat digambarkan, bahwa setelah kelompok PS memperoleh SK Perhutanan Sosial, terdapat kewajiban yang harus dilakukan oleh
kelompok. Di antaranya, menyusun Rencana Pemanfaatan Hutan (RPH), Rencana Kerja Tahunan (RKT), dan Rencana Kerja Usaha (RKU) sebagai pedoman dalam menjalankan program kerja. Ada tahap yang dapat dilakukan untuk pengembangan usaha terintegrasi dengan rencana pembangunan ekonomi wilayah. Pertama, mengoordinasikan dengan Pemerintahan (Desa atau Kabupaten). Kedua, sinkronisasi dan integrasi multipihak dan dikoordinasikan oleh Pemerintah (Desa atau Kabupaten) melalui Musrenbang. Ketiga, pengesahan dan penetapan dokumen pembangunan ekonomi wilayah berbasis Perhutanan Sosial oleh Pemerintah (Desa/Kabupaten/ Provinsi). Keempat, melakukan pemberdayaan kelompok melalui peningkatan kewirausahaan kelompok. Pembangunan sub sektor kehutanan memiliki peranan penting
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
Foto : Soeharmanto/Kompersh KPH Randublatung
dan strategis dalam pembangunan regional dan nasional. Sub sektor kehutanan bukan saja berperan terhadap ketahanan pangan wilayah nasional, namun juga memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap penyediaan tenaga kerja. Penyerapan tenaga kerja dalam kegiatan kehutanan di wilayah kerja Perum Perhutani tercatat sebanyak 114.539 orang yang terdapat dalam kegiatan persemaian, tebangan, sadapan, dan ekowisata. Sedangkan dalam kegiatan piloting pangan tercatat sebanyak 49.000 orang terlibat dalam kegiatan ketahanan pangan tahun 2020/2021. Kegiatan usaha kelompok Perhutanan Sosial atau Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) telah diatur dalam Perdirjen PSKL Nomor 3 Tahun 2016 tentang KUPS. Tercatat sudah terbentuk sebanyak 1.011 KUPS di wilayah kerja Perum Perhutani. Setiap KUPS dapat terdiri atas satu atau lebih unit usaha dan tergantung pada sumber daya
hutan yang ada di area perhutanan sosial. Misalnya, unit usaha ternak, unit usaha tanaman pangan, unit usaha wisata, unit usaha kopi, unit usaha jeruk, unit usaha rimpang/ rempah-rempah, dan sebagainya.
Sebaran Lokasi Unit Usaha Lokasi komoditi unit usaha kelompok perhutanan sosial pada umumnya menyebar kompak secara demografi. Misalnya, unit usaha kopi di wilayah Jawa Barat menyebar di wilayah Garut, Bandung Selatan, Bandung Barat dan Subang. Unit usaha kopi di wilayah Jawa Tengah terdapat di Kedu Utara dan Kedu Selatan. Sedangkan unit usaha kopi di Jawa Timur menyebar di Kabupaten Bondowoso dan Jember. Unit usaha padi terdapat di wilayah Sumedang, Majalengka, dan Indramayu. Sedangkan unit usaha padi di Jawa Tengah terdapat di Banyumas Barat. Di wilayah Banten ada unit usaha tanaman jagung yang terdapat di Kabupaten Lebak.
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
Di Jawa Tengah di Kabupaten Pemalang, Pati, Grobogan, dan Kendal. Sedangkan di Jawa Timur terdapat di kabupaten Ponorogo, Madiun, Blitar, Bojonegoro, dan Tuban. Unit usaha wisata di Jawa Barat terdapat di Kabupaten Bandung dan wisata rintisan lain yang dikelola oleh kelompok dan terdapat di berbagai kabupaten. Demikian juga unit usaha wisata di Jawa Timur menyebar di daerah Malang, dan di Jawa Tengah memusat di wilayah selatan Jawa Tengah. Unit usaha ternak juga memusat di wilayah Jawa Tengah bagian tengah, antara lain di Kabupaten Blora, Rembang, dan masuk wilayah Jawa Timur semisal Bojonegoro dan Tuban. Terhadap sebaran lokasi berdasar komoditi itu, dapat direncanakan infrastruktur yang menunjang proses bisnis. Misalnya di mana akan dibangun unit pengolah hasil panen padi, unit olah hasil panen jagung,
DUTA Rimba 85
opinirimba SEBARAN KUPS DIKELOMPOKKAN DALAM UNIT USAHA
unit olah hasil panen kopi. Untuk menunjang unit usaha ternak juga perlu direncanakan di mana akan dibangun Rumah Potong Hewan (RPH), sarana pembuatan konsentrat, bahkan pasar ternak. Unit usaha wisata juga masih mengalami kendala terutama akses jalan menuju obyek wisata alam yang rata-rata tingkat kerusakan atau kualitas jalannya tidak cukup bagus mengingat letak obyek wisatanya cukup jauh dari kota namun memiliki nilai yang bagus. Selama ini, kelompok usaha Perhutanan Sosial sudah mulai merintis usahanya dan tak sedikit telah memberikan kontribusi pendapatan atau ekologi kepada pemerintah daerah. Dari sisi kelembagaan, kelompok Perhutanan Sosial telah berpengalaman mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia, begitu juga lembaga pendukung lainnya, antara lain koperasi, pengaturan kelola pinjaman, dan bantuan dan paguyuban kelompok yang secara cepat dapat memobilisiasi anggota untuk melakukan kegiatan bersama. Namun perlu disadari bahwa keterbatasan sarana
86 DUTA Rimba
prasarana dan infrastruktur yang menunjang proses bisnisnya masih perlu didukung dan direncanakan secara holistik pengembangannya. Di sinilah peran pemerintah kabupaten atau provinsi harus sudah mulai masuk ke dalam perencanaan pembangunan wilayah, sehingga percepatan pembanguan kesejahteraan masyarakat dapat terwujud melalui implementasi Perhutanan Sosial. Bagaimana mengukur keberhasilan pengembangan wilayah (kasus kelompok Perhutanan Sosial)? Menurut Dedi M Masykur Riyadi, ada tiga indikator keberhasilan pengembangan wilayah yang dapat dilihat sebagai kesuksesan pembangunan daerah. Pertama adalah produktivitas, yang dapat diukur dari perkembangan kinerja suatu institusi (kelompok) beserta aparatnya (anggotanya). Kedua adalah efisiensi, yang terkait peningkatan kemampuan teknologi/ sistem dan kualitas sumber daya manusia dalam pelaksanaan pembangunan. Terakhir adalah partisipasi masyarakat, yang dapat menjamin kesinambungan pelaksanaan suatu program di suatu wilayah.
Perlu Keanekaragaman Ekonomi Pembangunan ekonomi wilayah berbasis Perhutanan Sosial telah memiliki dasar yang baik dan cukup untuk didorong ke arah yang lebih berkembang. Ketersediaan sumber daya hutan yang beranekaragam, kekuatan kelompok sebagai salah satu faktor pendukung kelembagaan dengan memiliki koperasi, pengalaman mengelola bantuan, pinjaman maupun hibah, dan paguyuban yang mampu memobilisasi anggota kelompok, adalah modal utama pengembangan ekonomi wilayah. Kekuatan tersebut perlu dorongan perencanaan yang kuat dan holistik, baik oleh pemerintah desa, kabupaten, ataupun provinsi, untuk percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui implementasi Perhutanan Sosial. Ekonomi wilayah sebaiknya tidak berbasis satu sektor tertentu. Keanekaragaman ekonomi diperlukan untuk memertahankan lapangan pekerjaan dan untuk menstabilkan ekonomi wilayah. Seperti kata Herry Darwanto, ekonomi yang beragam lebih mampu bertahan terhadap konjungtur ekonomi. • DR
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
Selamta
Hari Ibu NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
DUTA Rimba 87
envirorimba
Di Raden Sekar Park Madiun, Seratus Ekor Burung
Pulang ke Habitatnya Bentuk kepedulian terhadap lingkungan hidup kembali ditunjukkan insaninsan Perhutani. Kali ini hal tersebut terlihat di Madiun, tatkala Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Madiun bersama stakeholders melepasliarkan burung-burung kembali ke habitatnya di alam liar. Keberlangsungan kegiatan itu disertai harapan agar burung-burung tersebut selanjutnya dapat berkembangbiak secara alami di habitatnya, sehingga kelestarian dan keseimbangan alam dan lingkungan hidup pun dapat terjaga.
88 DUTA Rimba
Foto: Yudi Triyanto Kompersh KPH Madiun
L
okasi wisata Raden Sekar Park, Madiun, Jawa Timur, menjadi tempat pelepasliaran burungburung ke alam. Pada Sabtu, 7 November 2020, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Madiun bersama sejumlah stakeholders, yaitu Bank BPR Artanawa Dolopo Madiun dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Risqi Abadi Desa Krandinan Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun, melepasliarkan 100 ekor burung perkutut. Lokasi pelepasliaran 100 ekor perkutut itu di Wisata Raden Sekar Park, terdapat di Petak 104 c, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Tambak Merang, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Dagangan, KPH Madiun. Di sela-sela mengikuti kegiatan tersebut, Kepala BPR Artanawa, Purnomo, mengatakan, tujuan kegiatan pelepasliaran burungburung tersebut adalah sebagai perwujudan kepedulian sosial terhadap alam. Intinya untuk menjaga keseimbangan ekosistem, dengan harapan agar burung-
burung tersebut nanti dapat berkembang biak di alam liar sesuai habitatnya. Sehingga lingkungan hidup pun ikut lestari. “Kegiatan semacam ini juga sebagai wujud kebersamaan di antara sesama pemangku kepentingan dalam melestarikan lingkungan dan ekosistemnya,” tambah Purnomo.
Menanggapi kegiatan tersebut, Administratur Perhutani KPH Madiun, Wakhid Nurdin, menyampaikan, pelepasliaran burung-burung itu adalah salah satu upaya menjaga kelangsungan ekosistem. “Dalam upaya menjaga ekosistem hayati, perlu kita melepasliarkan satwa sehingga dapat berkembangbiak secara
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
Burung Perkutut Perkutut merupakan salah satu burung yang menarik perhatian orang lantaran suara kicaunya yang merdu. Salah satu jenis perkutut itu adalah Perkutut Jawa. Suara Perkutut Jawa relatif kecil dan tipis jika dibandingkan dengan jenis Perkutut Thailand atau yang acap kali disebut dengan nama Perkutut Bangkok. Perkutut Jawa (Geopelia striata) adalah spesies burung dalam suku Columbidae, dari genus Geopelia. Burung tersebut merupakan jenis burung pemakan biji-bijian saja. Tetapi tidak tertutup kemungkinan jika burung ini juga memakan serangga di habitat aslinya. Perkutut Jawa yang sering disebut sebagai perkutut lokal
Foto: Yudi Triyanto Kompersh KPH Madiun
alami di habitatnya, demi terjaganya kelestarian dan keseimbangan lingkungan,” tutur Wakhid. Sementara itu, Sumedi, yang sehari-hari adalah Penyuluh Kehutanan CDK Madiun, sebagai pendamping kegiatan LMDH wilayah Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, menyampaikan terima kasih kepada Bank BPR Artanawa Dolopo dan Perhutani KPH Madiun, yang telah bersamasama memfasilitasi kegiatan tersebut. Menurut Sumedi, pemilihan lokasi kegiatan tersebut juga mereka sudah rencanakan. Mereka sengaja memilih kawasan hutan lokasi wisata Raden Sekar Park sebagai tempat untuk pelepasliaran burung perkutut, karena kondisi alamnya sesuai dengan habitat asli burungburung itu. "Karena selain kondisi geografis yang masih alami, di hutan ini juga ditemukan habitat serupa. Selain itu, juga untuk ajang promosi wisata Raden Sekar Park agar ke depan semakin ramai dikunjungi wisatawan,” tambahnya.
diketahui memiliki ciri-ciri khusus. Burung tersebut memiliki tubuh berukuran kecil (panjang 21 cm). Burung ini bertubuh ramping dan berekor panjang. Kepala burung Perkutut Jawa umumnya berwarna abu-abu, dengan leher dan bagian sisi bergaris halus, serta punggung berwarna coklat dengan tepi hitam. Bulu sisi terluar ekor perkutut berwarna kehitaman dengan ujung putih. Iris dan paruh berwarna abu-abu biru, kaki merah jambu tua. Burung perkutut umumnya hidup berpasangan atau kelompok kecil. Sarangnya berbentuk datar tipis dan terbuat dari ranting-ranting. Perkutut Jawa makan di permukaan tanah. Kadang mereka berkumpul untuk minum di sumber air. Biasanya Perkutut Jawa berbiak pada bulan Januari hingga September. Telurnya berwarna putih, jumlah 2 butir. Perkutut Jawa umumnya menyebar di wilayah Filipina, Semenanjung Malaysia, Thailand, Sumatera, Jawa, Bali, dan Lombok. Maka, pemilihan wisata Raden Sekar Park, Madiun, sebagai lokasi pelepasliaran seratus ekor perkutut itu dipandang tepat.
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
Raden Sekar Park Wisata Raden Sekar Park merupakan lokasi yang menjadi ikon baru wisata di Dolopo, Madiun, Jawa Timur, yang berada di lahan Perhutani. Taman di Desa Kradinan ini dikonsep flower garden dengan banyak spot foto cantik. Taman wisata ini dilengkapi juga dengan miniatur Kincir Angin khas Belanda, sehingga pengunjung betah bersantai di sana hingga berlamalama. Bagi pengunjung yang lelah setelah bermain di taman, sudah disiapkan tempat untuk beristirahat. Terdapat 12 gazebo yang tersebar di beberapa titik, serta warung untuk sekadar membeli makan dan minum. Bagi anak-anak, juga ada tempat untuk bermain dan rumah kelinci. Saat ini, pengunjung yang ingin menikmati indahnya wanawisata Raden Sekar Park, diminta untuk selalu memerhatikan protokol kesehatan. Setiap pengunjung harus memakai masker dan mencuci tangan sebelum masuk taman wisata. Raden Sekar Park buka setiap hari mulai pukul 07.00 hingga 17.00 WIB. • DR/Mdn/Yud
DUTA Rimba 89
Foto : Y. Niken Anggraini/Kompersh KPH Kedu Selatan
wisatarimba
90 DUTA Rimba
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
Menikmati Udara Sejuk dan Aroma Hutan Pinus Alam
di Watu Barut, Kebumen
Kabupaten Kebumen punya destinasi wisata baru lagi. Namanya Watu Barut. Pembukaan lokasi wisata baru itu dilakukan medio Desember 2020. Obyek wisata hutan yang terdapat di Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, itu kini menjadi salah satu lokasi wana wisata pilihan di Kebumen. Apa saja keunggulan dan nilai lebih dari wana wisata Watu Barut itu?
K
ebumen adalah salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah. Kebumen dikenal sebagai sebuah kabupaten yang memiliki segudang bahkan semilyar panorama dan pesona alam yang sangat menakjubkan bagi siapa saja yang melihat langsung keindahan wisata alamnya. Keindahan wisata alam di Kebumen ini belum seluruhnya terekspos ke publik, karena masih ada beberapa lokasi wisata alam yang tersembunyi. Sehingga, banyak dari wisatawan, bahkan warga Kebumen sendiri, yang masih belum mengetahui obyek wisata yang ada di Kebumen tersebut. Salah satu lokasi wisata di Kebumen yang belum banyak diketahui orang itu adalah Watu
Barut. Kini, obyek wisata Watu Barut itu mulai diperkenalkan sebagai lokasi wisata rintisan di Kabupaten Kebumen. Pembukaan obyek wisata baru itu pun menandai langkah untuk mengangkat wana wisata tersebut. Secara resmi, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Selatan melakukan pembukaan obyek wisata hutan Watu Barut, pada Kamis, 17 Desember 2020. Administratur Perhutani KPH Kedu Selatan, Yudha Suswardhanto, hadir saat pembukaan, didampingi Kepala Seksi Kelola Sumber Daya Hutan dan Perhutanan Sosial, Ayurani Prasetyo, serta Kepala Seksi Perencanaan dan Pengembangan Bisnis, Rita Rubiantari. Mereka memantau langsung di lokasi, bersama Kelompok Sadar Wisata Desa Semali. Wana wisata Watu Barut itu
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
terdapat di Petak 102, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Kedung Bulus, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Gombong Utara, KPH Kedu Selatan. Secara administratif, posisinya termasuk wilayah Desa Semali, Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Di kesempatan itu, Yudha Suswardhanto menyampaikan, wana wisata Watu Barut memiliki keunikan karena menyajikan suasana alam yang sejuk dengan suara gemericik air terjun, serta medan yang berbukit-bukit. Apalagi, letak Watu Barut ada di pinggir jalan beraspal. Keunggulan dan keunikan wana wisata itu membuat Watu Barut layak menjadi satu destinasi wisata yang potensial. Yudha pun berpesan kepada Lembaga Masyarakat Desa Hutan
DUTA Rimba 91
Foto : Y. Niken Anggraini/Kompersh KPH Kedu Selatan
wisatarimba
(LMDH) Ngudi Makmur dan Karang Taruna Desa Semali, untuk membuka kerja sama simbiosis mutualisme dengan masyarakat yang tinggal di sekitar hutan, sehingga mereka ikut juga mengelola wisata hutan. “Tentu saja dengan tetap mengikuti aturan, di antaranya tidak mengubah bentang alam, tetap menjaga kelestarian hutan, melengkapi persyaratan administrasinya, dan lainnya. Semoga dengan dibukanya wisata ini, kesejahteraan masyarakat akan meningkat,” ujarnya.
Kesejukan Hutan Pinus Sementara itu, Anggota Kelompok Sadar Wisata Desa Semali, Eko, mengatakan, pihaknya mengapresiasi pembukaan destinasi wisata Watu Barut. Pihaknya juga senang karena dilibatkan dalam pengelolaan wisata Watu Barut itu. Sebab, pihaknya juga merasa terpanggil untuk menggali potensi wisata yang ada di daerah mereka. ”Kami sebagai anak muda
92 DUTA Rimba
Desa Semali merasa terpanggil untuk menggali potensi yang ada di wilayah desa kami. Di antaranya adalah wisata rintisan Watu Barut ini. Dan puji syukur, di desa kami yang sebagian wilayahnya masuk kawasan hutan Perhutani, juga terdapat lokasi alam yang punya nilai estetika, sehingga dapat kami kembangkan. Kami juga mengharap bimbingan dan arahan dari Perhutani, Pemerintah setempat, Dinas Pariwisata, serta dinas terkait, agar pengembangan wisata Watu Barut tetap dalam kaidah-kaidah yang berlaku," urainya. Di Wisata Watu Barut, pengunjung bisa menikmati sejuknya alam hutan pinus sembari menikmati indahnya matahari terbit, serta melihat tingkah kera dan rusa kecil. Watu Barut juga merupakan lokasi wisata yang nyaman untuk aktivitas bersepeda gunung, berkemah, dan lain-lain. Eko pun berharap, banyak pengunjung menikmati lokasi wisata tersebut.
"Mudah-mudahan Watu Barut bisa menjadi wisata alam yang banyak diminati pengunjung,” ucapnya. Hutan pinus selalu menarik perhatian wisatawan, khususnya para penyuka Susana alam yang berudara sejuk dan segar. Hutan pinus selalu menyajikan udara yang segar, lantaran umumnya berada di dataran yang sejuk dan jauh dari keramaian kota. Oleh karena itu, banyak orang yang menjadikan wana wisata hutan pinus sebagai salah satu alternatif lokasi liburan dengan suasana yang tenang. Apalagi untuk mereka yang jenuh dengan aktivitas sehari-hari yang rutin. Sejuk hutan pinus dapat menjadi pilihan untuk refreshing. Tak hanya tenang, hutan pinus juga menjadi tempat wisata favorit karena kerap menyajikan spot yang instagrammable. Sehingga, wisatawan khususnya kaum milenial bisa mendapatkan banyak stok foto saat pulang dari hutan pinus. Stokstok foto itulah yang bisa mereka
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
Kecamatan Sempor Wana wisata Watu Barut berada di Desa Semali, Kecamatan Sempor. Sempor adalah sebuah kecamatan yang ada di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kecamatan Sempor terletak di sebelah barat laut Kota Kebumen. Jarak Kecamatan Sempor dari Kota Kebumen adalah 29 kilometer. Luas wilayahnya 138,4 km². Kecamatan Sempor terdiri dari 16 desa, 74 RW, dan 368 RT. Pusat pemerintahan Kecamatan Sempor berada di Desa Bejiruyung. Kecamatan Sempor memiliki kondisi geografi berupa lembah dan perbukitan yang merupakan bagian dari Pegunungan Serayu Selatan. Ketinggian rata-rata Kecamatan Sempor adalah 140 meter di atas permukaan laut (mdpl). Puncak tertingginya adalah Gunung Wadasputih yang memiliki ketinggian 654 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Sempor berada di perbatasan Desa Sampang dengan Kecamatan Rowokele. Kecamatan ini juga dialiri sejumlah sungai. Sungai-sungai di wilayah ini yakni Sungai Jatinegara, Sungai Kemit, Sungai Gombong, Sungai Sampang, Sungai Seliling, Sungai Kedungjati, Sungai Kaliputih, Sungai Kalimandi, Sungai Karangtiris, Sungai Petus, Sungai Kedungtangkil, dan Sungai Pesuruhan. Kecamatan Sempor cukup mudah untuk dijangkau, karena terdapat banyak alat transportasi yang melewatinya. Transportasi di Kecamatan Sempor berupa angkutan pedesaan yang menghubungkan sejumlah desa di Kecamatan Sempor dengan pusat Kecamatan. Sarana dan Prasarana penunjang semisal jalan hotmix dan jembatan sudah baik di ruas vitas
wilayah ini. Terdapat juga ruas jalan provinsi yang menghubungkan Kabupaten Kebumen dengan Kabupaten Banjarnegara melalui Kecamatan Gombong lalu melintasi sejumlah Desa di Kecamatan Sempor semisal Desa Jatinegoro, Desa Sempor, Desa Tunjungseto, dan Desa Sampang. Desa Semali adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Desa Semali ini juga ditempati Puskesmas Sempor 2. Sebagian besar penduduk Kecamatan Sempor berprofesi sebagai petani, buruh tani, Ibu Rumah Tangga, Wiraswasta, dan PNS. Umumnya penduduk usia produktif pergi merantau atau bersekolah ke kota besar semisal Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Kota Bandung, Kota Semarang,
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
Kota Surabaya, Kota Yogyakarta, Kota Surakarta, Kota Purwokerto, dan sejumlah kota besar di luar pulau semisal Sumatera, Bali, dan Kalimantan. Mayoritas penduduk Kecamatan Sempor memeluk agama Islam. Jenjang pendidikan yang dicapai penduduk di wilayah ini adalah hingga Universitas meski sebagian besar adalah tamatan Sekolah Menengah Pertama. Keunggulan wisata yang terdapat di Watu Barut menjadikan lokasi wisata rintisan ini potensial untuk dikembangkan. Selanjutnya, perlu langkah-langkah strategis untuk meningkatkan popularitas wana wisata Watu Barut. Promosi dan publikasi perlu digalakkan agar wana wisata Watu Barut kian dikenal publik dan selanjutnya menjadi pilihan lokasi wisata di Kebumen. Cag! • DR/Kds/Rwi
Foto : Y. Niken Anggraini/Kompersh KPH Kedu Selatan
share di laman web atau akun Instagram mereka.
DUTA Rimba 93
inovasi
Permudah Informasi dan Transaksi dengan
DILAN
Apa jadinya jika tiga divisi Perum Perhutani berkolaborasi? Hasilnya adalah sebuah aplikasi bernama "DILAN". Nama DILAN merupakan singkatan dari "persediaan dan penjualan". DILAN adalah hasil kolaborasi Divisi Produksi dan Industri, Divisi Pemasaran, dan Divisi IT (Information Technology). Aplikasi ini akan memudahkan setiap proses penjualan dan inventori, khususnya untuk produk-produk gondorukem, terpentin, dan derivat (GTD). Lewat penggunaan aplikasi DILAN, diharapkan seluruh proses informasi dan penjualan produk-produk tersebut akan menjadi lebih mudah.
K
endati masih berada di tengah masa pandemi Covid-19, insan-insan Perhutani tak berhenti menghasilkan karya dan inovasi serta terobosan baru. Yang teranyar adalah hadirnya sebuah aplikasi yang akan memudahkan proses informasi dan penjualan. Aplikasi yang diberi nama DILAN itu mengemuka saat Perum Perhutani mengadakan acara "Kick Off Meeting penggunaan aplikasi
94 DUTA Rimba
‘DILAN’ (persediaan dan penjualan)". Acara bertajuk "Kick Off Meeting penggunaan aplikasi ‘DILAN’ (persediaan dan penjualan)" itu digelar di Ruang Rapat lantai 20 Kantor Pusat Perum Perhutani, dan secara virtual conference, pada Rabu, 2 Desember 2020. Acara tersebut dihadiri oleh seluruh anggota BoD (Board of Director), semua Kepala Divisi Regional, segenap Kepala Divisi Kantor Pusat, seluruh Administratur, General
Manager Industri Hasil Hutan, General Manager Penjualan, Kepala Pabrik Gondorukem dan Terpentin (PGT), dan pengguna aplikasi DILAN. DILAN merupakan aplikasi yang dihasilkan dari bentuk kolaborasi 3 (tiga) divisi, yaitu Divisi Produksi dan Industri, Divisi Pemasaran, dan Divisi IT. Tujuannya adalah untuk menjawab tantangan terkait penjualan dan inventori produk gondorukem, terpentin, dan derivat (GTD). Selama ini memang ada
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
Foto : Ardya Setya N/Kompersh Kanpus
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
DUTA Rimba 95
Foto : Ardya Setya N/Kompersh Kanpus
inovasi
sejumlah tantangan yang dihadapi terkait dengan pengelolaan huluhilir, inventori, sampai dengan penjualan produk-produk gondorukem, terpentin, dan derivat.
Perlu Komitmen Seluruh Jajaran Saat menyampaikan sambutan di acara kick off meeting itu, Direktur Utama Perum Perhutani, Wahyu Kuncoro, mengatakan, Produk GTD telah memberikan kontribusi sebesar 40% pendapatan perusahaan. Namun, selama ini pengelolaan hulu-hilir, inventori, sampai dengan penjualan, masih dilakukan secara manual, sehingga menyebabkan sulit melakukan monitoring, tracking, dan proses rekapitulasi untuk mendapatkan data yang baik dan benar. Wahyu pun menjelaskan, bisnis proses penjualan dan pergudangan saat ini masih belum seragam dan sering terjadi ketidakcocokan alokasi dan reservasi persediaan inventori, misalkan penjualan dari dalam maupun luar negeri. Demikian juga tentang status persediaan dan penjualan yang sulit
96 DUTA Rimba
“Maka, bersama ini saya minta komitmen seluruh jajaran Perhutani, baik BoD, Kadivre, Kadiv Kantor Pusat, beserta seluruh jajaran, untuk fokus dan mengerahkan seluruh sumber daya yang dimiliki tentunya untuk menyukseskan implementasi dalam penggunaan aplikasi DILAN,” kata Direktur Utama Perum Perhutani, Wahyu Kuncoro. dipantau secara real time, sehingga proses manual sangat mungkin menimbulkan terjadinya human error. “Maka, bersama ini saya minta komitmen seluruh jajaran Perhutani, baik BoD, Kadivre, Kadiv Kantor Pusat, beserta seluruh jajaran, untuk fokus dan mengerahkan seluruh sumber daya yang dimiliki tentunya untuk menyukseskan implementasi dalam penggunaan aplikasi DILAN,” kata Wahyu. Wahyu menekankan, perlu komitmen dari seluruh jajaran Perhutani untuk mengatasi tantangan-tantangan yang selama ini dihadapi. Komitmen seluruh
jajaran Perhutani akan membuat implementasi dalam penggunaan aplikasi DILAN berhasil dan mencapai tujuan yang diharapkan. Pada kesempatan yang sama, Direktur Pengembangan Bisnis dan Pemasaran Perum Perhutani, Ahmad Ibrahim, menyampaikan apresiasi kepada penemu istilah DILAN. Sebab, DILAN yang digunakan sebagai nama aplikasi baru itu sangat akrab di telinga. Apalagi untuk generasi milenial. Sehingga, aplikasi ini mudah diingat karena sangat millenial. Ahmad Ibrahim juga menambahkan, aplikasi DILAN dapat mengakomodasi bisnis
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
proses, “best practice” untuk proses Marketing, Sales, Inventory/ Warehouse, Shipment, Invoice & Payment, serta alur prosesnya mengikuti sistem. Sehingga, seluruh proses terkendali secara otomatis, yang tadinya manual digantikan dengan sistem, sehingga proses menjadi terstandar. “Dengan kick off ini, kita harus berani meninggalkan proses yang manual, komitmen untuk menggunakan ‘DILAN’, oleh karena itu kedisiplinan dari rekan-rekan yang terlibat dalam proses menjadi sangat penting," jelas Ibrahim.
Nama DILAN yang dipilih sebagai nama aplikasi baru tersebut dipandang tepat. Sudah umum diketahui, bahwa nama untuk merek, brand, atau produk, termasuk nama aplikasi, hendaknya adalah kata yang mudah diingat dan diucapkan. Dan nama DILAN sangat memengaruhi syarat tersebut, karena saat ini Dilan sangat akrab di telinga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan milenial. DILAN merupakan sosok fiktif yang menjadi tokoh utama dalam sebuah novel yang lalu diangkat ke film layar lebar. Penulis novel Dilan adalah Pidi Baiq. Novel Dilan dibuat dengan setting Kota Bandung di tahun 1990-an. Di dalam cerita itu, sosok Dilan adalah seorang "anak motor" yang mempunyai cara berbeda dalam mendekati seorang gadis yang ia sukai, Milea. Novel, cerita, dan film Dilan memang lantas meledak di pasaran. Laris manis. Juga menjadi pembicaraan di mana-mana. Sontak, hampir seluruh penduduk Indonesia pernah mendengar nama DILAN, walau mungkin belum pernah membaca novelnya atau menonton filmnya.
Foto : Ardya Setya N/Kompersh Kanpus
Akrab dengan Milenial
Pidi Baiq sang penulisnya pernah mengungkapkan bahwa Dilan dan Milea (dua tokoh utama dalam cerita tersebut) adalah tokoh nyata. Sosok Dilan merupakan asli orang Bandung dan Milea Adnan Hussain saat ini bekerja di Jakarta. Mungkin, hal itu pula yang membuat Dilan terkesan begitu dekat di hati banyak orang. Yaitu karena memang tokoh dan ceritanya benar-benar ada di alam nyata.
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
Jadi, seperti kata Ahmad Ibrahim, sang penemu istilah DILAN untuk nama aplikasi baru di Perhutani itu cukup cermat. Sebab, ia (atau mereka) dengan cerdik menggunakan nama DILAN sebagai nama aplikasi baru itu. Sehingga, aplikasi ini mudah diingat karena sangat millenial. Dan apresiasi pun perlu disematkan kepada para penemu aplikasi DILAN di Perum Perhutani. Bravo! • DR/Kanpus/AS
DUTA Rimba 97
pojokkph
Bersama LMDH, Perhutani KPH Indramayu
Perbaiki Jalan Desa Transportasi yang lancar merupakan salah satu penunjang peningkatan kualitas ekonomi suatu wilayah. Sarana jalan yang bagus juga menjadi sebab lancarnya arus transportasi itu. Hal itu mendasari langkah Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Indramayu bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Jagamulya mengadakan kegiatan kerja bakti dengan melakukan perbaikan dan pengerasan jalan di wilayah Desa Sukaselamet, Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu.
K
egiatan tersebut dilakukan di hari Kamis, 17 Desember 2020. Asisten Perhutani (Asper) Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Plosokerep, Darto; dan Ketua LMDH Jagamulya, Toip Hari Sadikin; hadir di kegiatan itu beserta anggota masing-masing. Masyarakat Desa Sukaselamet pun hadir menyaksikan pengerasan jalan desa mereka. Melalui Asper BKPH Plosokerep, Darto, Administratur Perhutani KPH Indramayu menyatakan, kegiatan pengerasan jalan itu dilakukan untuk mewujudkan upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebab, pengerasan jalan akan memperlancar aktivitas ekonomi, transportasi, dan kegiatan lainnya, khususnya untuk masyarakat desa hutan yang
98 DUTA Rimba
mayoritas bekerja sebagai petani. “Dengan perbaikan jalan poros hutan ini, tentunya akan menunjang keberhasilan tanaman Perhutani dan tanaman padi masyarakat di musim penghujan. Oleh sebab itu, kami selalu bersinergi dalam membangun hutan agar terus lestari dan ada nilai ekonomis yang dapat menggerakkan perekonomian dan mendongkrak pendapatan masyarakat,” ungkap Darto. Di kesempatan yang sama, Ketua LMDH Jagamulya, Toip Hari Sadikin, mewakili masyarakat Desa Sukaselamet, menyampaikan terima kasih kepada Perhutani KPH Indramayu yang telah mewujudkan keinginan masyarakat di wilayah Desa Sukaselamet, dalam melaksanakan pengerasan jalan yang akan memerlancar aktivitas mereka.
Hal itu, menurut dia, sekaligus membantu menyejahterakan masyarakat desa mereka. “Semoga Perhutani tetap hadir di tengah-tengah masyarakat dalam usaha menyejahterakan kehidupan. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Perhutani KPH Indramayu, atas bantuan tenaga dan dukungan dalam kerja bakti pengerasan jalan ini,” ujarnya.
Profil KPH KPH Indramayu adalah salah satu unit manajemen di wilayah Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten. Luas wilayah KPH Indramayu adalah 40.701,05 Hektare. Wilayah seluas itu meliputi kawasan hutan yang berada di Kabupaten Indramayu. Berdasarkan hasil evaluasi potensi sumber daya hutan
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
Foto : Kompersh KPH Indramayu
NO. 87 • TH. 14 • november - Desember • 2020
DUTA Rimba 99
Foto : Kompersh KPH Indramayu
pojokkph
tahun 2013, kawasan hutan KPH Indramayu adalah Hutan Produksi seluas 32.629,86 Hektare (80,17 %) dan 8.071,19 Hektare (19,83 %) Hutan Lindung. Berdasarkan BATB (Berita Acara Tata Batas) tahun 1915, 1916, 1923, 1924, 1931, dan tahun 1994, KPH Indramayu merupakan hutan produksi yang berdasarkan topografi terdiri dari 99,44% lahan datar dan 0,56% lahan landai. Berdasarkan letak geografis, KPH Indramayu berada pada koordinat 107°52' BT – 108°36' BT dan 6°15' LS – 6°400' LS. Iklim di kawasan KPH Indramayu termasuk tipe D dengan curah hujan 1.140 mm per tahun. Berdasarkan wilayah geografis, wilayah KPH Indramayu berbatasan dengan sejumlah wilayah geografis. Di sebelah utara, ia berbatasan dengan Laut Jawa, di timur berbatasan dengan KPH Kuningan, di selatan berbatasan dengan KPH Majalengka dan KPH Sumedang, serta di sebelah barat berbatasan dengan KPH Purwakarta. Kawasan
100 DUTA Rimba
hutan KPH Indramayu memiliki empat Bagian Hutan dengan Tiga Kelas Hutan (KP), yaitu KP Jati, KP Kayu Putih, dan KP Karet. Saat ini, karyawan Perhutani KPH Indramayu berjumlah 211 orang. Pengelolaan kawasan hutan di KPH Indramayu diorganisasikan dalam 6 BKPH dan 21 RPH. Masing-masing RPH punya pelaksana lapangan untuk kegiatan persemaian, tanaman, pemeliharaan, penjarangan, keamanan, pembantu penyuluh / sosial, pembantu lingkungan, dan tebangan.
Enam BKPH Ada enam BKPH di KPH Indramayu. Keenam BKPH tersebut adalah Indramayu, Cikawung, Sanca, Haurgeulis, Plosokerep, dan Jatimunggul. Masing-masing BKPH melakukan pengelolaan hutan dengan baik. Luas BKPH Indramayu adalah 8.032,25 Hektare, meliputi wilayah kerja RPH Purwa, RPH Cangkring, RPH Cemara, dan RPH Pabean Ilir.
BKPH Cikawung memiliki wilayah seluas 5.606,78 Hektare, meliputi RPH Cikawung, RPH Cikamurang, RPH Cipondoh, dan RPH Citayeum. BKPH Sanca memiliki luas 5.879,81 Hektare, membawahi RPH Sanca, RPH Bantarwaru, RPH Bantarhuni, dan RPH Cijambe. Sementara BKPH Haurgeulis punya luas 4.747,70 Hektare, meliputi RPH Gantar, RPH Cikandung, dan RPH Tamansari. Sedangkan BKPH Plosokerep yang seluas 4.988,00 Hektare, membawahi RPH Kroya, RPH Sukaselamet I, dan RPH Sukaselamet II. Dan BKPH Jatimunggul yang punya luas 11.271,18 Hektare, meliputi RPH Jatimunggul Utara, RPH Jatimunggul Selatan, dan RPH Proyek Khusus. Selain itu, KPH Indramayu memiliki alur seluas 175,33 Hektare. Khusus BKPH Cikawung, di dalamnya terdapat 1 unit setingkat BKPH Agroforestry Karet dan 2 unit setingkat RPH. Sedangkan BKPH Sanca, di dalamnya terdapat 1 unit setingkat BKPH Agroforestry Karet dan 3 unit setingkat RPH. • DR/Idr/SH
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020
DUTA RIMBA Mengucapkan
Selamat Natal & Tahun Baru