Foto: Dien Arida/Kompersh KPH Nganjuk
rimbaUTAMA
kemungkinan-kemungkinan terjadinya bencana alam. Juga tentang bagaimana bersiap siaga dan mencegah terjadinya bencana alam. Rangkaian acara kemudian diakhiri dengan simulasi antisipasi dan penanggulangan bencana oleh BPBD Kabupaten Purworejo. Saat memberikan sambutan di acara tersebut, Kepala Departemen PSDH dan Perhutanan Sosial Perhutani Divre Jawa Tengah, Henry Purnomo, menyampaikan, sosialisasi pencegahan dan simulasi penanggulangan bencana alam itu diadakan untuk mengantisipasi kemungkinan datangnya bencana alam, khususnya banjir dan tanah longsor. Hal itu mereka lakukan sebagai salah satu penyegaran dalam rangka siaga, antisipasi, dan kesigapan jajaran Perhutani untuk penanggulangan bencana alam di wilayah Perum Perhutani. “Sangat pentingnya merespon dan memberikan empati atas
18 DUTA Rimba
terjadinya bencana alam di sekitar kita,” tegas Henry. Di kesempatan itu, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Semarang, Tuban Wiyoso, memaparkan tanda-tanda kejadian alam, bulan-bulan dimana dimungkinkan terjadi bencana alam berupa banjir, tanah longsor, tsunami, kebakaran hutan, kepada seluruh peserta sosialisasi. Diharapkan, para peserta selanjutnya akan memahami bagaimana menyikapi dan mengantisipasi Bencana alam yang mungkin terjadi. “Dengan kita semua memiliki pengetahuan mengenai hal ini, dimungkinkan bencana alam bisa diminimalkan,” jelasnya.
Siaga Bencana Hidrometeorologi Kegiatan siaga bencana alam juga dilakukan di Nganjuk, Jawa Timur. Hal itu ditunjukkan Perhutani
Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Nganjuk yang mendukung upaya Komando Resort Militer (Korem) 081/DSJ Madiun dalam menggelar apel dan perlengkapan. Apel yang diadakan dalam rangka kesiapsiagaan menghadapi bencana Hidrometeorologi itu dilaksanakan di halaman Gedung Olah Raga (GOR) Kabupaten Nganjuk, Selasa, 8 Desember 2020. Usai mengikuti apel tersebut, Administratur Perhutani KPH Nganjuk, Wahyu Dwi Hadmojo, menyampaikan, langkah antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam akan selalu mereka terapkan. Ia pun menegaskan, pihaknya segera menindaklanjuti instruksi Komandan Korem (Danrem) 081/DSJ Madiun, Kolonel Inf. Waris Ari Nugroho, yang mengatakan bahwa data Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) akhir tahun 2020 dan awal tahun 2021, menunjukkan bahwa di sebagian besar wilayah Indonesia akan terdampak cuaca ekstrim. Wahyu Dwi Hadmojo juga mengatakan, mengutip pernyataan Danrem 081/DSJ Madiun, bahwa berdasarkan Kajian Risiko Bencana (KRB), di wilayah Kabupaten Nganjuk memiliki ancaman bencana banjir dan tanah longsor, dengan kategori risiko tinggi. Wahyu Dwi Hadmojo juga menyampaikan, ia segera memerintahkan jajarannya di lapangan untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat yang tinggal di sekitar hutan. Pihaknya juga memasang rambu-rambu di lokasi-lokasi yang diperkirakan berbahaya serta rawan tanah longsor dan pohon tumbang. Menurut dia, pihaknya juga akan mengajak Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) di wilayah kerjanya untuk ikut ambil bagian dalam upaya pencegahan bencana alam. Hal ini untuk meningkatkan partisipasi dan
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020