warisanrimba
Rekonstruksi Masa Lampau
pada Candi
Selogriyo Hakikat sejarah sesungguhnya bukanlah mengenang masa lalu. Sebaliknya, belajar sejarah sesungguhnya untuk menjalani kehidupan di masa depan dengan lebih baik. Sebab, dari sejarah masa lalu itulah kita bisa banyak belajar tentang hidup, sebagai pangkal tolak untuk melangkah ke masa depan. Hal itu yang menjiwai langkah Perhutani KPH Kedu Utara terlibat dalam penyusunan masterplan Situs Candi Selogriyo bersama Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jawa Tengah.
G
edung Pertemuan Desa Kembang Kuning, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menjadi tempat pembahasan rencana pengembangan dan rekonstruksi Candi Selogriyo. Di hari Kamis, 10 Desember 2020 itu, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara bersama Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jawa Tengah, mengikuti rapat penyusunan masterplan Situs Candi Selogriyo. Di dalam rapat pembahasan masterplan tersebut, diuraikan rencana pengembangan situs Candi Selogriyo yang akan menjadi pusat ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu. Sejumlah tokoh hadir dalam kesempatan tersebut. Di antaranya adalah Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jateng, Sukronedi; Kepala Sub Seksi (KSS) Komunikasi Perusahaan (Kompers)
64 DUTA Rimba
Perhutani KPH Kedu Utara, Riri Osmaroza; Camat Windusari, Subiyanto; Perwakilan DPRD Kabupaten Magelang, Shukur Ahkadi; Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Windusari, Suparman; Komandan Rayon Militer (Danramil) Windusari, Adi Sanyoto; dan Kepala Desa Kembang Kuning, Iwan Asnawi. Mewakili Administratur Perhutani KPH Kedu Utara, KSS Kompers, Riri Osmaroza, menyampaikan apresiasi dan dukungan Perhutani kepada BPCB Jateng dalam pengembangan situs Candi Selogriyo yang akan menjadi pusat ilmu pengetahuan dari berbagai bidang. Ada banyak disiplin ilmu yang dapat ikut dipelajari dari situs Candi Selogriyo. Di antaranya ilmu Arkeologi yang dapat merekonstruksi masa lampau berdasarkan tinggalan nenek moyang, ilmu Arsitektur yang dapat memelajari bentuk dan struktur bangunan candi yang berbahan batu andesit, juga ilmu Sosial yang dapat memelajari kondisi sosial dan
budaya masyarakat pada masa lampau. “Harapan besar bagi kita semua adalah, ke depan Candi Selogriyo mampu menyerap kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara,” ujarnya. Sementara itu Anggota Tim Konsultan PT Kala, Prana Idris Akhmaun, dalam paparannya menyampaikan konsep dasar pengembangan situs Candi Selogriyo. Menurut dia, proses pengembangan Candi Selogriyo tidak hanya terbatas pada tata ruang serta kawasan pendukungnya, tetapi juga bagaimana dampak positifnya untuk masyarakat sekitar. “Dengan design guidelines kawasan berupa strategi dan rencana pelestarian situs, Master Plan pengembangan Candi Selogriyo ini tidak hanya tata ruang serta kawasan pendukungnya, namun harapannya ke depan juga mampu memberikan kesejahteraan kepada masyarakat sekitar, yang tetap
NO. 87 • TH. 14 • NOvember - desember • 2020