MAJALAH DUTA RIMBA EDISI 88

Page 1

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

RIMBA UTAMA

M A JA L A H

Bersama Tangani Dampak Bencana Alam

P E R H U TA N I

INOVASI RIMBA

Penginapan Inovatif

di Ranca Upas Diresmikan

WARISAN RIMBA

Melacak Jejak

Gajah Purba di Pati BISNIS RIMBA

Dari Garut,

Kamodjan Fillage Siap Menyapa PRIMA RIMBA

Tanam Pohon,

Tanam Kebajikan

BANGUN SINERGI

KEMBANGKAN POTENSI


Selamat Tahun Baru Imlek

2021


SALAMREDAKSI

ISSN: 2337-6791 PENGARAH Wahyu Kuncoro Direktur Utama Perum Perhutani PENANGGUNG JAWAB Asep Dedi Mulyadi Sekretaris Perusahaan PEMIMPIN REDAKSI Yuswan Hendrawan Kepala Departemen Komunikasi Perusahaan REDAKTUR PELAKSANA Suharsono SEKRETARIS REDAKSI Ardya Setya Nurvrandita REDAKTUR Adehika Intan, Rizka Amalia, Nanjar Munandar, Aga Prasetya SCRIPT EDITING AND LAYOUT Duta Rimba Art Work PERWAKILAN - Expert Komunikasi Perusahaan Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah - Expert Komunikasi Perusahaan Perhutani Divisi Regional Jawa Timur - Expert Komunikasi Perusahaan Perhutani Divisi Regional Jawa Barat & Banten ALAMAT REDAKSI

Departemen Komunikasi Perusahaan Perhutani Graha Perhutani, Lantai 11 Jl. TB Simatupang No.22, RT 01/RW 08, Jati Padang, Ps. Minggu, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12540 Telp: 021 - 7805730, Fax: 021 - 7805731 E-mail : humas@perhutani.co.id www.perhutani.co.id

Naskah & Advertensi DUTA RIMBA adalah majalah dua bulanan yang diterbitkan Perum Perhutani untuk berbagi informasi korporasi kepada internal dan para pihak. Redaksi menerima tulisan, artikel, naskah, dan fotofoto menarik yang sesuai dengan visi dan misi tema penerbitan DUTA RIMBA edisi berikutnya. Artikel ditulis dengan spasi ganda, maksimal lima halaman dan dikirim melalui e-mail (softcopy). Redaksi berhak melakukan editing sesuai dengan kebutuhan penerbitan. Majalah Duta Rimba dapat diakses di www.perhutani.co.id

Perum Perhutani

@PerumPerhutani

Perum Perhutani

PerumPerhutani

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

P

embaca yang budiman. Kami berbahagia sekali dapat kembali menyapa Anda. Semoga Anda semua selalu sehat wal’afiat dan senantiasa sukses menjalani aktivitas. Kini kita telah berada di tahun 2021. Semoga di tahun ini kita akan meraih kesuksesan dan dapat mencapai semua target yang telah kita canangkan. Mengawali tahun ini, Perum Perhutani bersama PT Telkom melakukan “Go Live” Ceremony implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) Financial Controlling (FICO) dan Human Capital Management System (HCMS) project TREMBESI. Lalu, di minggu ketiga tahun 2021, Perhutani bersama PT Perkebunan Nusantara III (PTNPN III) menandatangani Nota Kesepahaman tentang Kerja Sama Penyediaan Biomassa Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara. Dua peristiwa bisnis itu menandai langkah tegap Perhutani di awal tahun. Langkah itu dan langkahlangkah selanjutnya tentu ditujukan untuk mewujudkan visi Perhutani, menjadi perusahaan terdepan di dunia di bidang kehutanan. Masih terhitung di awal tahun, Kementerian BUMN mengeluarkan Surat Keputusan tentang Anggota Direksi dan Nomenklatur Baru Direksi Perum Perhutani. Semoga susunan Direksi Perum Perhutani yang ada saat ini dapat membawa perusahaan terus melangkah menuju terwujudnya Visi Perhutani. Selengkapnya tentang hal itu, dan dua peristiwa bisnis di atas, dapat Anda simak di rubrik Rimba Khusus. Pembaca yang budiman, Perhutani terus konsisten dalam menjalankan fungsi sebagai penjaga kelestarian hutan. Serangkaian aksi tanam pohon dan penghijauan hutan terus digelar Perhutani di banyak lokasi, bekerjasama dengan para pemangku kepentingan. Informasi terkait hal tersebut kami hadirkan di rubrik Prima Rimba. Jangan juga lewatkan informasi di rubrik-rubrik lain yang tak kalah menarik. Misalnya, kehadiran obyek wisata unggulan baru, yaitu Wadas Malang, yang resmi dibuka oleh Perhutani KPH Kedu Selatan pada 11 September 2020. Simak informasinya di rubrik Wisata Rimba. Informasi menarik lain tersaji di rubrik Warisan Rimba. Yaitu tentang penemuan fosil gajah purba di kawasan hutan Perhutani KPH Pati. Juga tentang inovasi camping baru Bobocabin di kawasan wisata Ranca Upas, Ciwidey, Bandung, Jawa Barat, yang tersaji di rubrik Inovasi Rimba. Atau informasi tentang Perhutani KPH Garut yang menjalin kerja sama dengan LMDH dan PT Garut Wisata Mandiri untuk pemanfaatan jasa lingkungan bidang wisata alam “Kamodjan Fillage” di rubrik Bisnis Rimba. Serta Rimba Daya yang menyajikan info tentang kerja sama pengelolaan lokasi wisata rintisan Curug Luhur dan Taman Bincarung di Lembang. Dan masih banyak lagi info menarik yang kami hadirkan di Duta Rimba edisi kali ini. Semua itu untuk memuaskan dahaga keingintahuan Anda, pembaca yang budiman. Jadi, jangan tunda lagi. Segera saja buka halaman demi halaman Duta Rimba ini. Selamat membaca. • DR

Dok. Kom PHT®2020

Langkah Tegap di Awal Tahun

DUTA Rimba 1


SEMAIRIMBA

SALAM REDAKSI 1 BENAH DIRI • Terus Melangkah 4 PRIMA RIMBA • Tanam Pohon Tanam Kebajikan 6 RIMBA UTAMA • Bersama Tangani Dampak Bencana Alam 12 • Bangun Sinergi, Kembangkan Potensi 16 • Bahan Pangan Tersedia di Hutan 20 • Kinerja Unggul Berbuah Penghargaan 24 • PKBL untuk Mitra Binaan 28 RIMBA KHUSUS

12

• • •

Anggota Direksi dan Nomenklatur Baru Perum Perhutani 32 TREMBESI Implementasi ERP FICO dan HCMS Project 36 Biomassa dari Perhutani, PTPN III, dan PLN, untuk PLTU 40 LENSA • Sinergi dan Potensi Insan Perhutani 44 50 SOBAT RIMBA 54 LINTAS RIMBA

32

WARISAN RIMBA

• Melacak Jejak Gajah Purba di Pati

60

• Aroma Akar Wangi yang Menenangkan

64

ENSIKLO RIMBA RIMBA DAYA

• Berdayakan LMDH dalam Kerja Sama Wisata Rintisan Curug Luhur 68

BISNIS RIMBA

• Dari Garut, “Kamodjan Fillage” Siap Menyapa

72

• Donor Darah di Purwodadi Aksi Peduli di Tengah Pandemi

76

• Penguatan Modal Sosial untuk Tangani Permasalahan Tenurial di Kawasan Hutan Perum Perhutani

78

SOCIO RIMBA

OPINI RIMBA

ENVIRO RIMBA

• Perhutani KPH Banyuwangi Utara Tindaklanjuti Penemuan Situs Cagar Budaya 84

60 86

WISATA RIMBA

• Wadas Malang Destinasi Wisata Unggul Baru di Kebumen 86

INOVASI

• Penginapan Inovatif di Ranca Upas Diresmikan

POJOK KPH

90

• Gandeng Kimia Farma, Perhutani KPH Madiun Gelar Rapid Test Cegah Penularan Covid-19 94 2 DUTA Rimba

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


SOBATRIMBA

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

DUTA Rimba 3


BENAHDIRI

Terus

I

nsan-insan Perhutani yang saya cintai. Kini kita berada di tahun 2021. Tahun 2020 telah kita lewati dengan baik. Ada banyak hal dan dinamika kita lewati. Kini, kita menyongsong hari-hari baru di tahun 2021. Mari, kita jalani harihari selanjutnya dengan penuh semangat, harapan tinggi, dan optimisme untuk terus melangkah, menuju terwujudnya visi kita, “Menjadi Perusahaan Pengelolaan Hutan Terkemuka di Dunia dan Bermanfaat bagi Masyarakat dan Lingkungan”. Di dalam rangka melangkah untuk mewujudkan visi itu pula, di awal tahun ini kita melakukan sejumlah langkah bisnis. Pada 4 Januari 2021, Perum Perhutani Bersama Telkom melakukan “Go Live” Ceremony implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) Financial Controlling (FICO) dan Human Capital Management System (HCMS) project TREMBESI. Selanjutnya, di minggu ketiga tahun 2021, tepatnya 22 Januari 2021, Perum Perhutani bersama PT Perkebunan Nusantara III (PTNPN III) melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum Of Understanding/MoU) tentang Kerja Sama Penyediaan Biomassa Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara. Insan-insan Perhutani yang saya banggakan.

4 DUTA Rimba

Seiring dengan kegiatankegiatan bisnis yang kita lakukan, berbagai pembenahan juga harus kita lakukan. Hal itu untuk merespon perkembangan lingkungan bisnis yang terus berubah dengan cepat. Di dalam proses untuk terus melangkah, Perhutani juga perlu membuka diri dan banyak belajar. Terutama dari perusahaanperusahaan besar dan modern. Tentang bagaimana mereka bisa mengelola aset dan sumber daya yang mereka miliki sehingga mendukung upaya pencapaian target dan tujuan perusahaan. Tentu saja, belajar itu bukan berarti harus mengikuti perusahaanperusahaan besar itu. Belajar bisa juga dari ilmu manajemen yang kontemporer. Dan tidak harus juga belajar dari perusahaan-perusahaan besar dan modern di dunia barat. Sebab, sekarang juga sudah ada ilmu manajemen yang berasal dari timur. Jadi, hal-hal baik dari timur dan barat itu perlu kita gabungkan dan pelajari untuk kemudian diterapkan saat sudah sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Dulu, negara barat memang memiliki perusahaan-perusahaan hebat. Tetapi sekarang banyak perusahaan dari timur yang juga mampu mengalahkan perusahaan barat dalam hal bisnis. Keunggulan masing-masing itulah yang perlu kita pelajari. Misalnya, kita

Dok. Kom PHT®2020

Melangkah Wahyu Kuncoro Direktur Utama Perum Perhutani

menggunakan teknologi dari barat tetapi filosofi dari timur. Jadi, kita gabungkan kearifan manajemen dari timur dengan kecanggihan teknologi dari barat. Insan-insan Perhutani yang saya cintai dan banggakan. Proses kita membuka diri dan terus berbenah untuk terus melangkah menuju terwujudnya visi kita menjadi perusahaan terdepan di dunia di bidang kehutanan, perlu kerja keras. Tetapi jika targetnya jelas, hal itu tidak masalah. Satu hal yang kita ketahui, Perhutani sudah kuat dalam hal tanam menanam tanaman hutan. Selanjutnya, kita perlu lihat bagaimana produktivitas tanaman kita yang ada di lahan 2,4 juta hektare itu. SDM-SDM yang mengelolanya juga harus terus disiapkan dengan baik. Untuk dapat melaksanakan tugas besar tersebut, tantangannya cukup banyak. Perlu waktu untuk menjawab tantangan-tantangan itu. Tetapi, tantangan itu tidak lantas berarti kita mundur. Justru sebaliknya, harus menjadi pelecut semangat bagi kita untuk terus melangkah. Just do it. Lakukan saja. Terus melangkah.

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


Insan-insan Perhutani yang saya cintai dan banggakan. Pada 9 Februari 2021, Menteri BUMN, Erick Thohir, yang diwakili Asisten Deputi Bidang Industri Semen, Survei, dan Industri Lainnya Kementerian BUMN, Rachman Ferry Isfianto, menyerahkan Salinan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor SK-45/MBU/02/2021 Tanggal 9 Februari 2021 tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan, Pengalihan Tugas, dan Pengangkatan

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

Anggota-anggota Direksi Perum Perhutani. Setelah penyerahan surat keputusan Menteri BUMN tersebut, saat ini Direksi Perum Perhutani adalah Wahyu Kuncoro (Direktur Utama), Ahmad Ibrahim (Direktur Komersial), Natalis Anis Harjanto (Direktur Operasi dan Perhutanan Sosial), Kemal Sudiro (Direktur Keuangan), Endung Trihartaka (Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis), M. Deni Ermansyah (Direktur Sumber Daya Manusia, Umum dan IT).

Hadirnya susunan Dewan Direksi yang baru itu mudah-mudahan membawa angin baru yang mengiringi langkah kita menuju terwujudnya visi perusahaan. Sebab, jika personel kita punya integritas yang kuat, perusahaan juga akan kuat, punya performa yang kuat, dan akan disegani di dunia bisnis. Maka, visi kita menjadi perusahaan terdepan di dunia di bidang kehutanan akan dapat terwujud. Tidak mudah, tetapi langkah harus terus kita ayun. • DR

DUTA Rimba 5


PRIMARIMBA

Tanam Pohon Tanam Kebajikan

Perhutani terus konsisten menjalankan fungsi sebagai penjaga kelestarian hutan. Di dalam rangka menjalankan fungsi itu, aksi tanam pohon dan penghijauan hutan terus digelar di banyak lokasi, bekerjasama dengan para pemangku kepentingan. Aksi-aksi itu sekaligus menjadi sarana untuk menggugah kepedulian masyarakat terhadap pelestarian hutan. Semua itu untuk upaya mewujudkan “hutan lestari, masyarakat sejahtera”.

P

emandangan menarik terlihat di Desa Jragung, Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Sabtu, 16 Januari 2021. Di hari itu, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Semarang menggelar kegiatan penanaman pohon bersama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Kegiatan penanaman pohon bersama Perhutani dan Gubernur Jateng beserta rombongan itu digelar di Kawasan Perlindungan Setempat (KPS) sempadan sungai. Kedatangan rombongan orang nomor satu di Provinsi Jawa Tengah tersebut disambut oleh Administratur Perhutani KPH Semarang, Khaerudin; bersama Camat Karangawen, Sugeng Pujiono; Komandan Koramil Karangawen, Kapten Inf. Ahmad Safi’i; Kapolsek Karangawen, Ujang Lisyono; dan Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wargo Manunggal Wana Lestari, M. Soni, beserta anggota. Kehadiran Gubernur

6 DUTA Rimba

Jateng beserta rombongan yang juga diwarnai dengan aktivitas bersepeda sehat itu diadakan dalam rangka memenuhi undangan dari Pemerintah Desa Jragung. Sebanyak 500 pohon dengan jenis tanaman keras ditanam di hari itu. Penanaman pohon-pohon itu dipusatkan di Petak 91f, wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Jragung. Ketika menyambut kedatangan Gubernur Jawa Tengah, Administratur Perhutani KPH Semarang, Khaerudin, mengucapkan selamat datang di KPS wilayah Perhutani kepada Gubernur Jawa Tengah. Khaerudin lalu menjelaskan, wilayah hutan di Desa Jragung, Kecamatan Karangawen, cukup luas. Di wilayah hutan tersebut, terdapat hamparan kawasan hutan yang kosong. Sehingga, perlu dilakukan penanaman pohon lagi oleh pihak Perhutani selaku pengelola. Maka, Perhutani pun menggalang kebersamaan dengan para pemangku kepentingan setempat

untuk melakukan penanaman pohon tersebut. Hal itu merupakan upaya bersama, dengan harapan di kemudian hari kawasan Desa Jragung akan menjadi kawasan yang lebih asri. “Dengan semangat Hutan Lestari Masyarakat Sejahtera, semoga memperkuat fungsi hutan untuk kelestarian lingkungan,” tambah Khaerudin. Ketika menyampaikan arahannya di kesempatan itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengharapkan kepada segenap masyarakat dan stakeholders di wilayah Desa Jragung, untuk menggalakkan kegiatan menanam di seluruh sempadan sungai desa, agar wilayah sempadan sungai itu tidak gundul. Ganjar juga berharap kepada Kepala Desa Jragung, agar senantiasa megingatkan warganya supaya tidak menebang pohon. “Ayo menanam lebih banyak, karena curah hujan masih turun sampai bulan Maret, dibantu Perhutani, TNI, Polri, dan LMDH,” ucapnya.

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


Foto : Kompersh KPH semarang

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

DUTA Rimba 7


PRIMARIMBA Di kesempatan yang sama, Kepala Desa Jragung, Edy Susanto, mengatakan, masyarakat Desa Jragung yang juga tergabung dalam LMDH binaan Perhutani telah bersama-sama mengadakan konservasi lingkungan dengan penanaman pohon. Ia berharap, hal itu bisa menjadi kontribusi mereka bagi upaya pelestarian lingkungan. “Diharapkan, dengan penanaman ini, lingkungan kembali hijau, sejuk, serta mudah mendapatkan mata air. Untuk meningkatkan kepedulian bersama, maka kami juga telah membentuk Kelompok Peduli Hutan di bawah LMDH, bersama-sama dengan Perhutani, tegasnya.

HUT Polhut di Kuningan

aksi menanam pohon juga menjadi wujud nyata kepedulian masyarakat dalam melestarikan hutan. Ia berharap, kepedulian masyarakat terhadap pelestarian hutan yang tinggi itu dapat membantu mencegah terjadinya bencana alam. “Kegiatan penghijauan ini diharapkan dapat mencegah terjadinya bencana alam seperti tanah longsor, banjir, dan bencana alam lainnya yang tidak pernah kita duga sebelumnya.” ucapnya. Sedangkan Kepala Desa Dukuh Badag, Suyoto Ardi Winata, menyampaikan, aksi menanam yang dilakukan bersama tersebut juga merupakan salah satu gerakan penghijauan yang telah dicanangkan oleh Pemerintah juga. Di dalam kegiatan reboisasi ini, diharapkan pohon–pohon tersebut selanjutnya di masa depan bisa berkontribusi mencegah terjadinya banjir dan longsor. “Kami memohon kepada Perhutani agar kerja sama dengan masyarakat semakin ditingkatkan agar ke depan lebih optimal dalam

Foto : Kompersh KPH Kuningan

Aktivitas tanam pohon juga digelar Perhutani KPH Kuningan. Di dalam rangka memeringati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-54 Polisi Hutan (Polhut), Perhutani KPH Kuningan menggelar penanaman pohon bersama, pada Minggu, 3 Januari 2021. Sebanyak 2.000

pohon ditanam, berlokasi di Petak 77i Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Dukuh Badag, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Ciledug, KPH Kuningan. Tanaman yang ditanam di hari itu adalah jenis Kayu Putih. Acara penanaman tersebut dihadiri oleh Wakil Administratur Perhutani KPH Kuningan, Pepen Supendi; Pabin Polhut, Syamsudin; Danru Polhut, Marsukin; Kepala Desa Dukuh Badag, Suyoto Ardi Winata; Babinsa Koramil Cibingbin, Sutarno; sejumlah 12 orang perwakilan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Giri Mekar; 30 orang anggota Karang Taruna Braja Digiri; dan 43 orang dari masyarakat sekitar hutan. Di kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Kuningan melalui Wakil Administratur, Pepen Supendi, mengatakan, pihaknya sangat bangga dan bersyukur akhir–akhir ini melihat perkembangan baik dari generasi muda maupun generasi lanjut yang menjadikan Aksi Penanaman pohon sebagai gaya hidup kekinian. Terlepas dari itu,

8 DUTA Rimba

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


Foto : Kompersh KPH Telawa

melestarikan dan menjaga hutan,” tuturnya.

Bersama Pangdam dan Kapolda Sementara itu, Perhutani KPH Telawa bersama dengan Pangdam IV/Diponegoro dan Kapolda Jawa Tengah menanam tanaman produktif di lahan Perhutani, pada Minggu, 21 Februari 2021. Kegiatan tersebut dilaksanakan di wilayah Kabupaten Sragen, tepatnya di Petak 9, RPH Juranggandul, BKPH Gemolong, dan wilayah Kabupaten Grobogan, tepatnya di Petak 88, RPH Karengan, BKPH Karangwinong. Hadir di dalam kegiatan penanaman tersebut, Administratur Perhutani KPH Telawa, Arif Fitri Saputra; Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen TNI Bakti Agus Fadjari; dan Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ahmad Lutfi, masing-masing bersama jajaran. Turut serta dalam kegiatan ini, di antaranya Danrem 074 Warastama, Kolonel Inf. Rano Maxim Adolf Tilaar; Dandim 0725 Sragen, Lekol Inf. Anggoro Heri Pratikno; Kapolres

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

Sragen, AKBP Yuswanto Ardi; dan Kepala Divisi Regional Jawa Tengah, Oman Suherman. Administratur Perhutani KPH Telawa, Arif Fitri Saputra, di kesempatan itu, menyampaikan, terdapat 100 Hektare area yang masih bisa ditanami. Yaitu di Petak 9a, 9b, dan Petak 9c. “Yang dikerjasamakan dengan masyarakat ada 10 Hektare. Dengan kegiatan ini, tentu saja harapannya dapat meningkatkan sinergi di antara Perhutani, TNI, dan Polri,” ujarnya. Arief menjelaskan, sementara ini lahan Perhutani yang dikerjasamakan dengan TNI dan Polri di wilayah Sragen ada sekitar 5.200 Hektare. “Sekitar 4.500 Hektare di wilayah Tangen dan Jenar, sementara di Kedungombo ada 700 Hektare,” katanya. Sementara itu, Pandam IV Diponegoro, Mayjen TNI Bakti Agus Fadjari, menyampaikan, penanaman bibit pohon hasil kerja sama dari TNI dan Polri ini juga untuk mendukung kebijakan pemerintah terkait ketahanan pangan dengan

penanaman tanaman produktif jenis buah-buahan, yaitu alpukat dan kelengkeng. Kegiatan penanaman pohon kemudian dilanjutkan ke Petak 88, RPH Karengan, BKPH Karangwinong. Kegiatan tersebut dihadiri juga oleh Bupati Grobogan, Sri Sumarni, beserta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Grobogan.

Daerah Tangkapan Air Aktivitas serupa juga terlihat di Pasuruan, Sabtu, 20 Februari 2021. Ketika itu, Perhutani KPH Pasuruan, bersama Pemerintah Kabupaten Pasuruan dan Yayasan Cempaka Prigen, melakukan kegiatan reboisasi dengan aktivitas penanaman pohon di lokasi catchment area resapan air lereng Gunung Ringgit. Kawasan itu termasuk kawasan hutan Perhutani, yaitu di Petak 36a, RPH Dayurejo, BKPH Lawang Barat, KPH Pasuruan. Sejumlah pemangku kepentingan hadir dalam kegiatan penanaman pohon tersebut. Mereka antara lain Administratur Perhutani KPH Pasuruan, Candra Musi; Kepala

DUTA Rimba 9


Foto : Dedi Chrisnadi/Kompersh KPH Pasuruan

PRIMARIMBA

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pasuruan, Heru Farianto; Camat Prigen, Tri Chrisni Astuti; Forum DAS Kabupaten Pasuruan, Sulis Setyowati; LMDH Indrokilo Desa Dayurejo, dan Penggiat Lingkungan Prigen. Administratur Perhutani KPH Pasuruan, Candra Musi, ketika itu menyampaikan, pihaknya mendukung kegiatan penanaman pohon dengan melibatkan beberapa perusahaan pengguna air yang ada di Kabupaten Pasuruan tersebut. Sebab, konservasi adalah kegiatan yang sangat penting, agar ada kepedulian terhadap lingkungan dari semua pihak. Candra Musi berharap, dalam kegiatan penanaman ini akan terbentuk hutan asuh untuk mendapatkan manfaat yang baik. “Dengan adanya pengkayaan tumbuhan pada daerah resapan air, secara tidak langsung merupakan langkah penting untuk kehidupan, yang sangat berguna bagi masyarakat setempat,” tambahnya. Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pasuruan, Heru Farianto, menyatakan, mendukung program konservasi hutan melalui penanaman dan pemeliharaan

10 DUTA Rimba

pohon di daerah tangkapan air yang dilaksanakan bersama instansi terkait, dan Yayasan Cempaka Prigen, serta beberapa perusahaan pengguna air di Pasuruan tersebut. Menurut dia, melestarikan hutan merupakan tanggung jawab bersama. “Untuk itu, perusahaan pengguna air diharapkan sebagian dari Corporate Social Responsibility (CSR)-nya bisa dialokasikan untuk konservasi penanaman pohon pada daerahdaerah kritis dan resapan air, guna melindungi, menjaga ketersediaan oksigen, dan pelestarian lingkungan,” terangnya. Sementara itu, Direktur Yayasan Cempaka Prigen, Sarifudin Latif, pada laporannya, juga menjelaskan, kegiatan ini dapat terlaksana tidak lepas dari dukungan Perhutani, DLH, Instansi terkait lainnya, serta dukungan perusahaan pengguna air yang ada di Pasuruan. Ia pun menyampaikan, bibit pohon yang ditanam total sebanyak 5.100 bibit, merupakan kontribusi dari PT Mitra Alam Segar, PT Varia Niaga Nusantara, PT Agel Langgeng, PT Panvera Cakrakencana, dan Yayasan Cempaka Prigen, dengan jenis

“Dengan adanya pengkayaan tumbuhan pada daerah resapan air, secara tidak langsung merupakan langkah penting untuk kehidupan, yang sangat berguna bagi masyarakat setempat,” tambah Administratur Perhutani KPH Pasuruan, Candra Musi. tanaman berupa tanaman kayu putih dan buah-buahan. “Dengan adanya tanaman buahbuahan, harapannya petani hutan dapat menikmati hasilnya dan bisa meningkatkan perekonomiannya,” tutupnya. Jadi begitu. Ada banyak manfaat bisa kita petik dari aktivitas menanam pohon. Yang utama, menanam pohon hari ini adalah investasi untuk masa depan. Jadi, tanamlah. Menanam pohon berarti menanam Kebajikan, untuk masa depan. • DR/Smg/Ad/Kng/Ddi/Tlw/Bbg/Psu/Dd

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


Lebih Mudah! Ajukan permohonan informasi publikmu melalui formulir online

Layanan Informasi Publik Perum Perhutani

www.perhutani.co.id

Cepat, Tepat, Murah, Sederhana

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

DUTA Rimba 11


RIMBAUTAMA

Bersama Tangani Dampak

Bencana Alam Tak ada manusia yang tahu kapan musibah melanda. Tak ada manusia yang ingin terkena bencana alam. Tetapi jika musibah itu datang, tak ada manusia yang mampu menahan dan menolak. Bencana alam bisa datang tanpa diketahui sebelumnya. Yang bisa dilakukan manusia adalah mencoba meminimalkan dampak bencana alam yang sewaktu-waktu dapat melanda. Ketika bencana sudah melanda, yang bisa manusia lakukan adalah menangani dampak bencana itu. Dan itulah yang dilakukan Perhutani bersama stakeholder lainnya di sejumlah daerah.

T

anah longsor cukup besar terjadi di kaki Gunung Sawal Ciamis, Jawa Barat, Februari 2021. Longsor ini terjadi di kaki Gunung Sawal yang termasuk bagian Desa Mandalare, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis. Menyikapi musibah longsor di Gunung Sawal, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Ciamis bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis, Jumat, 19 Februari 2021, melakukan investigasi ke titik longsor Gunung Sawal. Investigasi itu tepatnya dilakukan di kaki Gunung Sawal, Desa Mandalare, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Kawasan tersebut masuk wilayah Perhutani Resort

12 DUTA Rimba

Pemangkuan Hutan (RPH) Panjalu, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Ciamis, KPH Ciamis. Administratur Perhutani KPH Ciamis, Sukidi, hadir dalam kegiatan tersebut bersama Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Ciamis, Aman. Mereka masingmasing hadir bersama jajaran. Proses investigasi tersebut dilakukan untuk mengetahui sejauh mana dampak longsor yang terjadi dan apakah masih ada ancaman bencana alam itu akan terjadi lagi. Setelah dilakukan investigasi dan assesment, diperoleh kesimpulan bahwa kejadian longsor tersebut kurang lebih terjadi di lahan seluas 0,1 hektare. Tanah yang longsor itu terdapat lebar kurang lebih 15

meter dan ketinggian atau panjang sekitar 75 meter. Longsor tersebut tidak menimbulkan ancaman bagi masyarakat ataupun mengganggu aliran air, karena jarak dengan perkampungan lebih dari 2 km. Masyarakat pun diimbau untuk tidak khawatir. Di kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Ciamis, Sukidi, menyatakan, seluruh jajaran Perum Perhutani berkomitmen untuk terus menjaga kawasan hutan dan lingkungan agar tetap lestari serta menjaga keutuhan alam. Ia pun menerangkan, di hutan produksi terdapat kawasan khusus perlindungan, antara lain Hutan Alam Sekunder (HAS) yang ditumbuhi pohon jenis rimba campur, yaitu Puspa, Kijangkat, dan lain-lain, yang

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


Foto: Eko Santoso/Kompersh KPH Lawu DS

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

DUTA Rimba 13


di dalamnya tidak boleh ada kegiatan apa pun. Artinya, hutan tersebut benar-benar dibiarkan tumbuh secara alami. Ada pula Kawasan Perlindungan Setempat (KPS) yang merupakan lokasi di sekitar mata air, daerah miring, sempadan sungai, yang juga tidak boleh diganggu kelestariannya dan sepatutnya dilakukan pengkayaan. “Kami mengimbau masyarakat agar jangan menanam kopi di tempat terlarang, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Terkait longsor ini, masyarakat dimohon untuk tidak khawatir, namun tetap waspada terhadap segala kemungkinan,” katanya. Sementara Kabid BPBD Kabupaten Ciamis, Aman, menuturkan, setelah bersama tim yang sudah melakukan pemantauan di lapangan, didapat kesimpulan bahwa longsor yang terjadi di dalam maupun di luar kawasan Perhutani KPH Ciamis disebabkan oleh curah hujan tinggi selama 3 hari berturutturut. Selain karena curah hujan tinggi, longsor juga diakibatkan oleh batu cadas yang ada di dalam bawah tanah. “Selain curah hujan tinggi, jika ditinjau dari kondisi lapangan, kontur tanahnya memang rawan longsor karena kemiringan lebih dari 75 derajat. Untuk material longsoran berupa tanah, bebatuan, dan pohon, itu pun tidak akan menggangu aliran air,” jelasnya. Sukidi menambahkan, selanjutnya area yang terkena longsoran ini nantinya akan ditanami lagi dengan tanaman jenis kaliandra, bambu, picung, dan lain-lain.

Atasi Pohon Tumbang Aktivitas tanggap bencana juga terlihat di Ponorogo, pertengahan Februari 2021. Pada Jumat, 19 Februari 2021, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Lawu

14 DUTA Rimba

Foto: Eko Santoso/Kompersh KPH Lawu DS

RIMBAUTAMA

Ds bersama Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ponorogo, merespon cepat kejadian pohon yang tumbang di kawasan hutan. Lokasi pohon tumbang itu berada di Petak 64b wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Wilis Barat, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Ngebel, KPH Lawu DS, yang secara administratif pemerintahan termasuk wilayah Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo, Setyo Budiono, turut hadir di lokasi

kejadian. Di kesempatan itu, Setyo mengatakan, pohon tumbang akibat hujan deras yang mengguyur disertai angin. “Sejak kamis sore, kawasan wisata Ngebel diguyur hujan dan disertai angin sampai malam. Ada tiga titik pohon tumbang,” katanya. Ia melanjutkan, pihaknya bersama Perhutani KPH Lawu DS segera menyikapi laporan pohon tumbang tersebut. “Tim dari BPBD dibantu dengan Petugas Perhutani KPH Lawu Ds serta relawan Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Pletes Watudakon, Ngebel, wilayah 21 Ponorogo, langsung menyisir

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


Pelatihan Vertical Rescue Guna menangani dampak bencana alam, perlu penyiapan para personelnya. Demi menyiapkan para personel itu, pelatihanpelatihan perlu dilakukan. Hal itulah yang terlihat tatkala Perhutani KPH Kedu Utara bersama Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menyelenggarakan Pelatihan Pencarian dan Pertolongan di ketinggian (Vertical Rescue). Pelatihan Vertical Rescue tersebut ditujukan kepada Search And Rescue (SAR) Community Basecamp di wilayah Jawa Tengah. Sebanyak 60 peserta dari SAR Community Basecamp

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

Foto: Kompersh KPH Kedu Utara

lokasi agar steril guna dilakukan pemotongan pohon yang roboh,” ujarnya. Sedangkan Administratur Perhutani KPH Lawu Ds, Suratno, menyampaikan, pihaknya telah mengkonfirmasi kejadian pohon tumbang tersebut dan telah menugaskan jajarannya untuk membantu penanganannya bersama petugas dari BPBD Ponorogo, Anggota Rapi Ponorogo, serta jajaran Polsek Ngebel. “Saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang sudah berperan, dan kami berharap koordinasi seperti ini dengan BPBD dan instansi terkait dalam penanganan bencana dapat berjalan dengan baik,” ujarnya. Suratno pun menuturkan, pihaknya siap untuk melakukan penanganan kejadian serupa itu. “Kami juga mengimbau kepada masyarakat, bila menemukan pohon yang sudah lapuk, segera lapor kepada petugas Perhutani yang berada di kawasan hutan terdekat, untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Kami mengimbau, bilamana terjadi hujan lebat disertai angin, harap hindari berteduh di bawah pohon,” imbuh Suratno.

Meskipun dalam situasi pandemi, kegiatan pelatihan SAR ini sangat penting dilakukan. Pelatihan tersebut ditujukan untuk mengasah kemampuan dalam antisipasi penanganan bencana alam. Pelaksanaan pelatihan itu dilakukan dengan tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan selama kegiatan berlangsung, tegas Administratur Perhutani KPH Kedu Utara, Damanhuri. terlibat dalam pelatihan tersebut. Kegiatan pelatihan vertical rescue ini dilaksanakan di lapangan Petak Banteng, Dieng, Kabupaten Wonosobo, Senin, 22 Februari 2021. Administratur Perhutani KPH Kedu Utara, Damanhuri, menegaskan, meskipun dalam situasi pandemi, kegiatan pelatihan SAR ini sangat penting dilakukan. Pelatihan tersebut ditujukan untuk mengasah kemampuan dalam antisipasi penanganan bencana alam. Pelaksanaan pelatihan itu dilakukan dengan tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan

selama kegiatan berlangsung. Pada kesempatan yang sama, Kepala Kantor SAR (Kakansar) Semarang, Yahya, menyampaikan, besarnya potensi bencana membutuhkan kesiapan serta keterampilan di bidang SAR, dalam hal ini ditujukan kepada para pengelola wisata dan komunitas di lokasi pendakian. “Diharapkan, ke depan dengan diselenggarakannya kegiatan ini secara rutin akan menambah kemampuan peserta dalam hal penanganan di lapangan,“ tuturnya.• DR/Cms/Bun/Lwuds/Eko/Kdu/Eko

DUTA Rimba 15


RIMBAUTAMA

Bangun Sinergi, Kembangkan

Potensi

Di dalam kegiatan pengelolaan kawasan hutan sehari-hari, Perum Perhutani senantiasa membangun sinergi dan menjalin kerja sama dengan pihak-pihak terkait. Jalinan sinergi dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Sebab, kerap kali proses penggalian dan pengembangan potensi yang dimiliki memerlukan kerja sama dengan pihak ketiga.

S

alah satu bentuk sinergi itu terlihat pada Rabu, 24 Februari 2021. Di hari itu, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor melakukan rapat bersama Sekretaris Daerah (Setda) Kabupaten Bogor, di Aula Ruang Rapat Besar Kantor Perhutani KPH Bogor. Rapat tersebut digelar dengan Agenda Koordinasi dan Konsultasi terkait Pengembangan Sektor Pariwisata Kabupaten Bogor. Administratur Perhutani KPH Bogor, Ahmad Rusliadi, memimpin rapat koordinasi dan konsultasi tersebut. Sejumlah pejabat hadir dalam kesempatan itu. Di antaranya adalah Wakil Administratur Perhutani KPH Bogor, Didi Korsadi, dan jajaran; Sekda (Sekretaris Daerah) Kabupaten Bogor, Burhanudin;

16 DUTA Rimba

Komisaris PT Sayaga, Zaenal; Direktur Utama PT Sayaga, Supriyadi; Direktur Umum PT Sayaga, Amin; Kepala Bidang Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), Titi; Kepala Seksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Yudiman; Kepala Bagian Ekonomi, Emy; beserta para undangan lainnya. Di kesempatan itu, Ahmad Rusliadi menyampaikan terima kasih dan selamat datang atas kehadiran Sekretaris Daerah Pemerintah Kabupaten Bogor beserta jajarannya, yang hadir dalam rangka Pengembangan Sektor Pariwisata di wilayah Perhutani KPH Bogor. Ia berharap, hasil pengkajian dan kerja sama dalam jalinan sinergi ini semoga dapat meningkatkan pendapatan dan potensi hasil di lokasi-lokasi wisata Perhutani, yang

selama ini menurun akibat terkena dampak Covid-19. “Diharapkan, dengan meningkatnya potensi yang ada ini dapat menambah pendapatan dan pencapaian konstribusi yang lebih baik lagi bagi Perhutani, Pemerintah Kabupaten Bogor, dan Masyarakat sekitar,“ ungkapnya. Sementara itu, Burhanudin mengucapkan terima kasih atas sambutan yang baik dari Perum Perhutani KPH Bogor. Ia mengatakan, sinergitas kerja sama di bidang Wisata yang terjalin antara Perhutani dengan Pemerintah Kabupaten Bogor harus mempunyai rencana perhitungan dan Master Plan yang jelas. Sehingga, setiap tindakan dan kegiatan yang akan dikerjakan dapat terukur dan bisa tercapai sesuai rencana.

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


Foto: Danu/Kompersh KPH Bogor

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

DUTA Rimba 17


RIMBAUTAMA “Master Plan ini bisa menjadi Role Model, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat menjadi lebih baik dan meningkat lagi. Dan untuk setiap kegiatan di lingkungan wisata, harus selalu wajib memerhatikan Protokol Kesehatan Covid-19,” ucapnya.

Pelatihan K3 di Kebonharjo Sebulan sebelumnya, jalinan sinergi juga terlihat di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kebonharjo. Kali ini, sinergi yang terjalin itu dalam rangka sosialisasi tentang antisipasi dan pencegahan kecelakaan kerja. Hal itu terlihat pada Senin, 18 Januari 2021. Di hari itu, Perhutani KPH Kebonharjo menggelar Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Di dalam Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang dikemas pada acara Sosialisasi dan Pelatihan Tebangan Tahun 2021 itu, Perhutani KPH Kebonharjo menggandeng Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Timur (Disnakertrans Jatim) sebagai narasumber. Pelatihan K3 itu diikuti oleh seluruh mandor tebang, tenaga kerja tebangan, dan perwakilan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Acaranya diadakan di Petak 103 Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Tuder. Administratur Perhutani KPH Kebonharjo, Joko Santoso, hadir dalam kegiatan tersebut. Kepala Pengawas Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Timur, Erni Kartikasari, juga hadir dalam pelatihan tersebut. Ketika menyampaikan kata sambutannya, Administratur Perhutani KPH Kebonharjo, Joko Santoso, mengatakan pentingnya mandor tebang dan para pekerja tebangan mengetahui teknik-teknik tebangan, demi meminimalkan

18 DUTA Rimba

Administratur Perhutani KPH Kebonharjo, Joko Santoso, mengatakan pentingnya mandor tebang dan para pekerja tebangan mengetahui teknik-teknik tebangan, demi meminimalkan kemungkinan terjadinya kecelakaan dan risiko kecelakaan. kemungkinan terjadinya kecelakaan dan risiko kecelakaan. Jika mandor tebang dan para pekerja tebangan telah mengetahui teknik-teknik tersebut, risiko kecelakaan kerja akan dapat dihindari. “Perhutani, khususnya KPH Kebonharjo, selalu berkomitmen untuk terus meningkatkan budaya K3 karena pekerjaan di hutan merupakan pekerjaan dengan risiko kecelakaan yang cukup tinggi. Untuk itu, dengan adanya sosialisasi ini bersama perwakilan LMDH, diharapkan segenap pihak dapat saling mendukung zero accident di wilayah Kebonharjo,“ tegas Joko. Sementara itu, dalam paparannya, Kepala Pengawas Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Jawa Timur, Erni Kartikasari, menyampaikan, setiap perusahaan harus menerapkan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Tujuannya adalah untuk meminimalkan risiko terjadinya kecelakaan, kebakaran, penyakit akibat kerja, pencemaran lingkungan, dan dampak lain akibat kegagalan operasional terhadap lingkungan di sekitar kegiatan pekerjaan. “Kami mengucapkan terima kasih kepada Perhutani KPH Kebonharjo yang telah menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara rutin, dengan bukti penerimaan penghargaan Zero Accident Award setiap tahunnya,” tandasnya.

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


Foto: Mukhlisin/Kompersh KPH Banyuwangi Selatan

Peringati HPN 2021 Upaya membangun sinergi itu juga terlihat di Banyuwangi. Di dalam momentum peringatan Hari Pers Nasional (HPN) Tahun 2021, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyuwangi Selatan dan PT Bumi Suksesindo (PT BSI) Banyuwangi Jawa Timur membangun sinergitas bersama awak media. PT BSI adalah operator tambang emas Gunung Tumpangpitu. Upaya membangun sinergi ini disampaikan kepada seluruh Anggota Aliansi Jurnalis Banyuwangi yang sedang menyemarakkan HPN 2021 di destinasi wisata Djawatan, Rabu, 17 Februari 2021. Di kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Banyuwangi Selatan, Panca Sihite, menyampaikan, salah satu jalur alternatif bagi pengembangan potensi daerah adalah saling bahu membahu dan memprioritaskan kepentingan bersama. “Sekarang ini harus koordinasi, komunikasi, dan kolaborasi,” ujar Panca Sihite di hari itu.

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

Menurut Panca, tema besar HPN 2021 adalah mengambil peran dalam membangkitkan ekonomi pasca pandemi dan sebagai akselerator perubahan. Untuk membangkitkan ekonomi pasca pandemi dan sebagai akselerator perubahan itu, media memiliki peran penting antara lain dalam mengemas promosi pariwisata sebagai alternatif mencapai puncak tujuan gagasan tersebut. “Dan sesuai tema dari hari pers tahun ini, kami berharap peran media di dalam memulihkan perekonomian, terutama di sektor pariwisata, bisa terlaksana dan lancar semuanya,” imbuhnya. Sebagai langkah awal, dalam kesempatan tersebut juga terdapat momen pelepasan burung pemakan ulat. Tujuannya adalah untuk memutar siklus rantai makanan dan juga langkah kolaboratif di antara Perhutani, PT BSI, bersama awak media. Selanjutnya, Senior Manager External Affairs PT BSI, Sudarmono, mengatakan, langkah pemulihan ekonomi masyarakat

juga bisa ditempuh melalui jalur kolaborasi. “Kita memilih tempat wisata yang memang ada nuansa ekologi dan lain-lain, untuk sebagai simbol. Kan banyak wisata yang kita andalkan di Banyuwangi. Nuansanuansa lingkungan itu mesti perlu banyak di-explore atau dieksplorasi untuk menjadi dorongan ekonomi buat masyarakat,” kata Sudarmoyo. Di dalam momentum HPN 2021 ini, Perhutani KPH Banyuwangi Selatan dan PT BSI berupaya untuk terus menjaga sinergitas bersama media. Sehingga, upaya mengembangkan ekonomi masyarakat melalui sektor pariwisata di lingkungan Perhutani bisa terlaksana dengan baik ke depannya. Jadi, upaya untuk membangun sinergi dan kolaborasi dengan pihak-pihak terkait sangat penting dilakukan. Kebersamaan dan sinergi yang terjalin itu di masa depan akan dapat membantu upaya-upaya mengembangkan ekonomi masyarakat. Bravo! • DR/Bgr/ Danu/Kbh/Sol

DUTA Rimba 19


RIMBAUTAMA

Bahan Pangan Tersedia di Hutan

Pemerintah punya program ketahanan pangan. Perum Perhutani mendukung program Ketahanan Pangan Nasional dari pemerintah itu. Untuk mendukung program Ketahanan Pangan Nasional tersebut, di beberapa wilayah, Perhutani menyediakan kawasan hutan yang menjadi pangkuannya untuk ditanami tanaman bahan pangan, semisal padi Gogo, jagung, dan lain-lain. Hal itu sekaligus juga dalam rangka menyukseskan program agroforestry dan program ketahanan pangan nasional tahun 2021. Seperti apa pelaksanaannya?

M

asyarakat Desa Mojorejo, Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, menyaksikan kegiatan panen jagung. Ya, karena di hari itu, Rabu, 27 Januari 2021, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Mojokerto bersama Bupati Lamongan melaksanakan kegiatan panen raya jagung hibrida di kawasan hutan. Lokasi panen jagung itu berada di Petak 34d, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Sedah, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Dradah, KPH Mojokerto. Secara administratif pemerintahan, lokasi tersebut masuk wilayah Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Kegiatan tersebut dalam rangka mendukung program pemerintah tentang ketahanan pangan yang dilaksanakan di Desa Mojorejo,

20 DUTA Rimba

Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan. Acara tersebut dihadiri oleh jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Lamongan, jajaran Perhutani KPH Mojokerto, dan anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wonorejo. Administratur Perhutani KPH Mojokerto, Nur Budi Susatyo, saat memberikan kata sambutannya, menyampaikan, pihaknya berbahagia karena dalam pengelolaan hutan yang ada di Kabupaten Lamongan dapat memberikan manfaat yang optimal kepada masyarakat. Ia pun berharap agar masyarakat bisa memanfaatkan hutan melalui program Perhutanan Sosial, selama pemanfaatan hutan tersebut dilakukan dengan mengikuti koridor ketentuan yang berlaku. “Dengan adanya akses yang lebih luas dan legal yang

diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat, saya berharap agar masyarakat bisa memanfaatkan hutan melalui program Perhutanan Sosial, tetapi pemanfaatan hutan ini harus mengikuti koridor hukum dan ketentuan yang berlaku, sehingga fungsi hutan tetap terjaga dan secara optimal dapat memberikan manfaat ekologi, ekonomi, dan sosial,” kata Nur Budi. Sebelumnya, saat menyampaikan laporannya, Plt. Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Lamongan, Sujarwo, mengatakan, dalam 4 tahun terakhir ini, produktivitas jagung di Kabupaten Lamongan mengalami peningkatan yang sangat luar biasa. Hal itu tentu membanggakan, karena dapat menjadi kontribusi positif bagi pelaksanaan program ketahanan pangan khususnya di Kabupaten Lamongan. “Sejak dicanangkan gagasan pengembangan kawasan budi daya modern dengan target provitas rata-rata 10 ton per hektare,” ujarnya. Sementara itu, Bupati Lamongan, Fadeli, mengajak kita semua untuk selalu bersyukur. Sebab, di tengah masih berjangkitnya wabah Covid-19, masyarakat Desa Mojorejo, Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan, masih bisa melaksanakan panen raya jagung. “Saya berharap hasil panen jagung ini bisa maksimal seperti tahun 2020 lalu,” katanya.

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


Foto: Suwarno/Kompersh KPH Saradan

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

DUTA Rimba 21


RIMBAUTAMA Sosialisasi Program di Pemalang

Foto : Umi Mudjiastuti/Kompersh KPH Mojokerto

Foto : Kompersh KPH Pemalang

Kegiatan mendukung program Ketahanan Pangan Nasional juga terlihat di Pemalang, Jawa Tengah. Pada Rabu, 3 Februari 2021, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pemalang melaksanakan sosialisasi Calon Petani Calon Lahan (CPCL). Sosialisasi CPCL itu dilakukan dalam rangka menyukseskan program agroforestry dan program ketahanan pangan nasional tahun 2021. Kegiatan sosialisasi tersebut diadakan di rumah salah satu calon penggarap lahan, di Dukuh Kedunglesung, Desa Pasir, Kecamatan Bodeh, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Kegiatan Sosialisasi CPCL tersebut diikuti oleh sejumlah tokoh daerah. Di antaranya adalah Kepala

22 DUTA Rimba

Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (KBKPH) Sokawati, Junaedi Imam Waluyo; Perwira Pembina (Pabin) Jaga Wana, Iptu Purwedi; Kepala Desa Pasir, Santoso; Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Kwasen, Supardi; dan para calon penggarap lahan wilayah Desa Pasir. Administratur Perhutani KPH Pemalang melalui Kepala BKPH Sokawati, Junaedi Imam Waluyo, menyampaikan, dalam rangka menyukseskan program agroforestry dan program ketahanan pangan nasional di tahun 2021, Perhutani KPH Pemalang menyiapkan 7 anak petak dengan jumlah luas 56,80 Hektare. Lokasinya di Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Kaliwadas, BKPH Sokawati, KPH Pemalang. Pada

lokasi-lokasi tersebut, Perhutani KPH Pemalang akan melaksanakan teresan di awal tahun 2021 untuk rencana tebangan A2 tahun 2023. “Kami mengajak masyarakat untuk ikut menyukseskan program agroforestry ketahanan pangan di tahun 2021 dengan menjadi calon penggarap di calon lahan (CPCL) sesuai dengan petunjuk kerja yang ada di Perhutani KPH Pemalang. Semoga program agroforestry dan program ketahanan pangan dapat berjalan dengan lancar,“ tuturnya. Di dalam kesempatan tersebut, Pabin Jaga Wana, Iptu Purwedi, mengimbau masyarakat yang tinggal di sekitar hutan bersama Perhutani KPH Pemalang agar dapat menjalankan program dengan selaras. “Mari jalankan program ketahanan pangan dengan selaras, sehingga mendukung upaya hutan lestari dan masyarakat sejahtera,“ katanya. Sementara itu, Kepala Desa Pasir, Santoso, menyampaikan terima kasih kepada jajaran Perhutani KPH Pemalang yang sudah berkenan memberikan sosialisasi kepada masyarakatnya. “Kami atas nama warga masyarakat Desa Pasir sangat mendukung dengan baik program agroforestry maupun program ketahanan pangan yang baru saja disosialisasikan oleh Perhutani, selama saling menguntungkan dan bermanfaat untuk kemaslahatan bersama,” ujarnya.

Panen Raya Jagung di Saradan Kegiatan panen raya jagung juga terjadi di Kabupaten Ngawi. Pada Rabu, 10 Februari 2021, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Saradan bersama Dinas Pertanian Kabupaten Ngawi melakukan kegiatan Panen Raya Jagung bersama Lembaga Masyarakat

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

Foto : Suwarno Kompersh KPH Saradan

Desa Hutan (LMDH) Rukun Makmur. Kegiatan itu juga melibatkan masyarakat desa di kawasan hutan Petak 133a wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Teguhan, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Rejuno, KPH Saradan. Kegiatan Panen Raya jagung di kawasan hutan Perhutani tersebut dihadiri oleh sejumlah pejabat daerah. Di antaranya adalah Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ngawi, Marsudi, bersama jajaran; Asisten Perhutani BKPH Rejuno, Siswoyo, yang mewakili Administratur Perhutani KPH Saradan; Kelompok Petani yang tergabung dalam LMDH Rukun Makmur dengan Ketua Senung Budiarto; serta Tim Pendamping Masyarakat (TPM) dari Palapa, Muhtiyar Ilham. Di kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Saradan melalui Asisten Perhutani (Asper) BKPH Rejuno, Siswoyo, menuturkan, Perum Perhutani akan selalu mendukung keberhasilan petani jagung yang tergabung dalam LMDH di wilayahnya untuk selalu meningkatkan produksinya. Hal itu juga untuk turut menyukseskan program Agroforestry jagung. Menurut Siswoyo, Perum Perhutani telah mengakomodasikan pengajuan LMDH dalam program Agroforestry jagung di lahan seluas 571 hektare dengan sistem plong-plongan dengan komposisi 60:40. “Maksudnya, untuk plong 60 meter ditanami Kayu Putih dan plong 40 meter untuk tanaman palawija khususnya Jagung,” kata Siswoyo. Sementara itu, dalam sambutannya, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ngawi, Marsudi, mengatakan, untuk melakukan upaya peningkatan produksi komoditi jagung, pihaknya akan mengawal keberhasilan petani jagung dalam pengelolaannya,

sehingga bisa mencapai target. “Kita akan membantu alat oven untuk pengering jagung, sehingga pada saat musim penghujan, petani tidak akan mengalami kerugian,” ujar Marsudi.

Ketahanan Pangan Ketahanan pangan adalah ketersediaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dikatakan memiliki ketahanan pangan jika penghuninya tidak berada dalam kondisi kelaparan atau dihantui ancaman kelaparan. Ketahanan pangan merupakan ukuran kelentingan terhadap gangguan pada masa depan atau ketiadaan suplai pangan penting akibat berbagai faktor semisal kekeringan, gangguan perkapalan, kelangkaan bahan bakar, ketidakstabilan ekonomi, peperangan, dan sebagainya. Penilaian ketahanan pangan dibagi menjadi keswadayaan atau keswasembadaan perorangan (self-

sufficiency) dan ketergantungan eksternal yang membagi serangkaian faktor risiko. World Health Organization mendefinisikan tiga komponen utama ketahanan pangan, yaitu ketersediaan pangan, akses pangan, dan pemanfaatan pangan. Ketersediaan pangan adalah kemampuan memiliki sejumlah pangan yang cukup untuk kebutuhan dasar. Akses pangan adalah kemampuan memiliki sumber daya, secara ekonomi maupun fisik, untuk mendapatkan bahan pangan bernutrisi. Pemanfaatan pangan adalah kemampuan dalam memanfaatkan bahan pangan dengan benar dan tepat secara proporsional. FAO menambahkan komponen keempat, yaitu kestabilan dari ketiga komponen tersebut dalam kurun waktu yang panjang. Semoga ketersediaan pangan lewat penanaman tanaman pangan di lahan hutan dapat menjadi kontribusi positif bagi upaya mewujudkan program ketahanan pangan.• DR/Mjk/Umi/Pml/Eko/Srd/Swn

DUTA Rimba 23


Foto: Yuniar Purnomo/Kompersh KPH Surakarta

RIMBAUTAMA

24 DUTA Rimba

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


Kinerja Unggul

Berbuah Penghargaan Serangkaian penghargaan kembali didulang insan-insan Perhutani. Salah satunya adalah KPH Surakarta yang di bulan Februari 2021 meraih dua penghargaan bergengsi. Hal itu bukti kinerja unggul yang ditunjukkan para personel Perhutani. Tentu, insan-insan Perhutani selalu menunjukkan kinerja unggul bukan semata untuk mengejar penghargaan, tetapi setidaknya hadirnya penghargaan dari pihak eksternal itu menunjukkan apresiasi dan pengakuan sejumlah kalangan terhadap kinerja unggul insan-insan Perhutani. Kinerja unggul yang berbuah penghargaan.

S

elasa, 16 Februari 2021, menjadi hari yang istimewa buat Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Surakarta. Di hari itu, Perhutani KPH Surakarta menerima Piagam Penghargaan dari Bupati Karanganyar atas komitmen dan kerjasamanya dalam mendukung pengembangan wisata, pemberdayaan masyarakat, serta pelestarian hutan di Gunung Lawu,

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Penghargaan tersebut diserahkan secara simbolis oleh Bupati Karanganyar, Juliyatmono, kepada Administratur Perhutani KPH Surakarta, Sugi Purwanta, di Ruang Kerja Bupati Karanganyar. Administratur Perhutani KPH Surakarta, Sugi Purwanta, menyatakan, pihaknya merasa senang dan bangga atas Piagam Penghargaan yang diterimanya

DUTA Rimba 25


dari Bupati Karanganyar. Sugi menjelaskan, Perhutani mengelola hutan lindung dan hutan produksi. Di dalam proses pengelolaan hutan tersebut, Perhutani selalu menjalin sinergi dan membangun kerja sama dengan para stakeholder, khususnya masyarakat yang tinggal di sekitar hutan. Begitu pula dalam pengembangan wisata, dibutuhkan sinergitas antar instansi terkait dalam rangka memadukan kebijakan daerah, sasaran pengembangan wisata, potensi, serta kemampuan pengelola. “Pengembangan wisata Perhutani berdasarkan penetapan lokasi wisata dengan pula memertimbangkan potensi dan aksesibilitas serta memerhatikan kebijakan perijinan Pemerintah Daerah setempat. Semoga nantinya Perhutani dapat lebih memberi kontribusi positif bagi masyarakat sekitar dan Pemerintah Kabupaten Karanganyar,” terang Sugi. Sedangkan Bupati Karanganyar, Juliyatmono, mengatakan, pemberian Piagam Penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Karanganyar kepada Perhutani KPH Surakarta tersebut adalah sebagai salah satu bentuk apresiasi atas prestasi dan kemampuan kinerja Perhutani. Khususnya kinerja Perhutani dalam pengelolaan daya tarik wisata yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan dengan memerhatikan aspek lingkungan, ekonomi, dan kelestarian hutan.

Penghargaan dari Danlanud Masih di bulan Februari 2021, Perhutani KPH Surakarta kembali mendulang penghargaan dari pihak eksternal perusahaan. Kali ini penghargaan tersebut diberikan oleh Pangkalan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) Adi Soemarmo.

26 DUTA Rimba

Foto: Yuniar Purnomo/Kompersh KPH Surakarta

RIMBAUTAMA

Tepatnya tanggal 26 Februari 2021, Perum Perhutani KPH Surakarta menerima Piagam Penghargaan atas Kerja Sama Sinergitas dengan Pangkalan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) Adi Soemarmo. Penghargaan tersebut diberikan dalam rangkaian kegiatan penghijauan di Wilayah Surakarta. Acara pemberian penghargaan dilangsungkan di Kantor Danlanud Adi Soemarmo, Surakarta. Piagam Penghargaan tersebut diserahkan oleh Komandan Lapangan Udara (Danlanud) Adi Soemarmo, Kolonel Nav. I Nyoman Suadnyana, kepada Administratur Perhutani KPH Surakarta, Sugi Purwanta. Administratur Perhutani KPH Surakarta, Sugi Purwanta, menyatakan, pihaknya merasa senang dan bangga atas Piagam Penghargaan yang diterima Perhutani tersebut. Ia berharap agar sinergi dan kerja sama yang

telah terjalin di antara Perhutani dan Lanud Adi Soemarmo bisa terus berlanjut dengan agenda kegiatan penanaman di waktu yang akan datang. Sementara itu, Komandan Lanud Adi Soemarmo, Kolonel Nav. I Nyoman Suadnyana, mengatakan, Piagam Penghargaan yang diberikan oleh pihaknya kepada Perhutani KPH Surakarta itu sebagai salah satu bentuk apresiasi atas prestasi dan kinerja Perhutani dalam penghijauan dan pelestarian hutan di wilayah Surakarta dan sekitarnya. Sebelumnya, Perhutani telah berperan serta dalam kegiatan penanaman pohon bersama, di antaranya di lingkungan lapangan Kompleks Angkatan Udara Adi Soemarmo serta di kawasan wisata alam dan religi Lawu Camp Park Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. Dan sinergi serta kerja sama pun akan terus terjalin.• DR/Ska/ Ipk

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

DUTA Rimba 27


RIMBAUTAMA

PKBL untuk

Mitra Binaan Perum Perhutani selalu menjalin hubungan baik dengan mitra binaan. Kepada mitra binaan, selain secara rutin menyalurkan dana PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan), setiap KPH (Kesatuan Pemangkuan Hutan) juga selalu melakukan pendampingan. Hal itu bertujuan agar para mitra binaan tersebut dapat mengembangkan usaha demi meningkatkan kesejahteraan mitra dan masyarakat. Seperti apa potret kebersamaan Perhutani dengan para mitra binaan tersebut?

K

endal, 22 Januari 2021. Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kendal kembali menyerahkan dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Tahun 2020. Dana PKBL Tahun 2020 Tahap II senilai 40 juta Rupiah ini diserahkan kepada tiga orang mitra binaan. Acara penyerahannya diadakan di ruang rapat Kantor Perhutani KPH Kendal, Jumat, 22 Januari 2021. Penyerahan dana PKBL tersebut dilakukan oleh Kepala Seksi (Kasi) Keuangan, SDM dan Umum Perhutani KPH Kendal, Hari Purwanto. Melalui Kasi Keuangan, SDM dan Umum, Hari Purwanto, Administratur Perhutani KPH Kendal

28 DUTA Rimba

menyampaikan pesan agar para penerima modal yang terpilih dalam tahap dua ini dapat mempergunakan bantuan tersebut sebaik mungkin, guna mengembangkan usaha demi meningkatkan kesejahteraan mitra dan masyarakat. Hari pun berharap bantuan PKBL tersebut dapat bermanfaat dalam membantu pengembangan usaha para mitra binaan. “Dana PKBL ini sifatnya adalah pinjaman lunak untuk membantu masyarakat yang memiliki usaha berskala kecil dan menengah. Semoga bantuan ini dapat membantu usaha para mitra terutama di saat pandemi seperti sekarang ini, untuk tetap bertahan dan bahkan lebih berkembang,” ujar Hari.

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


Foto: Dwi Agus/Kompersh KPH Kendal

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

DUTA Rimba 29


RIMBAUTAMA Sementara itu, salah satu penerima bantuan, Hesti Ariani, mengucapkan terima kasih kepada Perhutani KPH Kendal atas bantuan dan kepercayaan yang diberikan. “Bantuan pinjaman modal seperti ini sangat kami butuhkan. Terima kasih kepada Perhutani KPH Kendal. Pinjaman ini pasti kami gunakan sebaik-baiknya guna mengembangkan usaha,“ tuturnya.

Empat hari kemudian, acara serupa berlangsung di Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pekalongan Barat. Secara simbolis, Senin, 25 Januari 2021, Perhutani KPH Pekalongan Barat menyerahkan dana Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) Tahun 2021 sebesar 95 juta Rupiah, kepada 5 mitra binaan. Dana PKBL tersebut untuk membantu usaha berskala mikro dan menengah yang ditekuni para mitra binaan. Wakil Administratur KPH Pekalongan Barat, Hartanto, hadir dalam kegiatan tersebut bersama Kepala Seksi Keuangan, SDM, dan Umum Perhutani KPH Pekalongan Barat, Edi Heriyanto. Mereka berdua menyerahkan bantuan modal secara simbolis kepada para mitra binaan yang terpilih. Besarnya dana PKBL yang diterima setiap mitra binaan tersebut bervariasi, antara 10 juta hingga 25 juta Rupiah. Mitra yang mendapat kucuran dana PKBL ini sudah terseleksi. Dan sebelumnya pun Tim dari Perhutani KPH Pekalongan Barat sudah melakukan survei kelayakan kepada para calon penerima dana bantuan tersebut. Administratur Perhutani KPH Pekalongan Barat, melalui wakilnya, Hartanto, mengatakan, mitra binaan yang mendapat penyaluran dana PKBL itu adalah pelaku usaha kecil menengah dengan jenis usaha

30 DUTA Rimba

Foto: Wawang Kusuma/Kompersh KPH Pekalongan Barat

Di Pekalongan Barat

yang cukup beragam. Jenis usaha mereka antara lain adalah bidang perdagangan, peternakan, dan pembuatan makanan. “Semoga dengan syarat pengembalian yang sangat lunak dengan jangka waktu tiga tahun, bantuan PKBL ini dapat mendukung para mitra untuk mengembangkan usahanya, apalagi di tengah masa pandemi saat ini,” kata Hartanto. Hartanto kembali menegaskan, Perhutani sebagai BUMN tidak hanya mengejar keuntungan saja, melainkan juga senantiasa turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, serta masyarakat. Hal itu salah satunya diwujudkan melalui PKBL. “PKBL merupakan salah satu kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) yang bertujuan

untuk mendukung pengembangan usaha kecil dan koperasi secara mandiri dan menjadi lebih tangguh, sebagai bagian dari pembangunan ekonomi nasional, dan menjadi landasan pengembangan ekonomi pedesaan. Program tersebut telah dilaksanakan sejak tahun 1993,” ungkap Hartanto. Di kesempatan itu, Nur Khofifah, Salah satu dari mitra binaan Perhutani KPH Pekalongan Barat, mengucapkan terima kasih kepada Perhutani. Sebab, dengan adanya program pinjaman dengan bunga yang dapat dijangkau oleh pihaknya dan rekan-rekan lain penerima bantuan modal dana PKBL tersebut, dirasakan sangat membantu dalam mengembangkan usaha kecil yang mereka tekuni, sehingga bisa lebih maju. • DR/Kdl/Dwi/Pkb/W2N

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

DUTA Rimba 31


RIMBAKHUSUS

Anggota Direksi dan Nomenklatur Baru

Perum Perhutani Awal Februari 2021, Menteri BUMN mengeluarkan surat keputusan tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan, Pengalihan Tugas, dan Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi Perum Perhutani. Dewan Direksi yang baru itu hadir di tengah-tengah tantangan perubahan kebijakan yang berkaitan dengan Perhutani. Juga di tengah tuntutan untuk melewati masa penuh tantangan di tengah masih berjangkitnya wabah pandemi Covid-19. Tantangan tersebut harus dijawab dengan kinerja unggul yang optimal. Dan menghadirkan kinerja optimal di tengah banyaknya tantangan itu menghadirkan tantangan tersendiri. Direksi dan seluruh insan Perhutani siap menghadapi dan menjawab tantangan-tantangan tersebut.

P

ekan kedua Februari 2021 menjadi momen perubahan di jajaran Dewan Direksi Perum Perhutani. Tepatnya pada Selasa, 9 Februari 2021, Menteri BUMN, Erick Thohir, yang diwakili Asisten Deputi Bidang Industri Semen, Survei, dan Industri Lainnya Kementerian BUMN, Rachman Ferry Isfianto, menyerahkan Salinan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor SK-45/MBU/02/2021 Tanggal 9 Februari 2021. Surat Keputusan tersebut tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan, Pengalihan Tugas, dan Pengangkatan Anggota-anggota Direksi Perum Perhutani. Yang menarik, acara yang berlangsung di Gedung Kementerian BUMN, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, tersebut

32 DUTA Rimba

dilaksanakan secara daring (dalam jaringan atau on line) melalui Zoom Meeting. Ada sejumlah hal yang disampaikan di dalam Surat Keputusan tersebut. Pertama, mengukuhkan pemberhentian dengan hormat Bambang Catur Wahyudi sebagai Direktur Operasi Perum Perhutani. Kedua, memberhentikan dengan hormat Eko Wahyudi sebagai Direktur Keuangan Perum Perhutani. Ketiga, mengubah nomenklatur jabatan anggota Direksi Perum Perhutani. Berdasarkan surat keputusan tersebut, nomenklatur jabatan anggota Direksi Perum Perhutani saat ini menjadi sedikit berubah. Sebelumnya nomenklatur jajaran Direksi Perum Perhutani adalah Direktur Utama; Direktur Sumber

Daya Manusia, Umum dan IT; Direktur Keuangan; Direktur Pengembangan Bisnis dan Pemasaran; Direktur Operasi; Direktur Perhutanan Sosial. Sedangkan nomenklatur jajaran Direksi Perum Perhutani saat ini menjadi Direktur Sumber Daya Manusia, Umum dan IT; Direktur Keuangan; Direktur Perencanaan dan Pengembangan; Direktur Komersial; Direktur Operasi dan Perhutanan Sosial. Di poin keempat surat keputusan tersebut, Menteri BUMN mengalihkan penugasan Ahmad Ibrahim, yang semula sebagai Direktur Pengembangan Bisnis dan Pemasaran, menjadi Direktur Komersial Perum Perhutani; Natalas Anis Harjanto, yang semula sebagai Direktur Perhutanan Sosial, menjadi Direktur Operasi dan Perhutanan

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


Foto: Ardya Setya Nurvrandita/Kompersh Kanpus

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

DUTA Rimba 33


Foto: Dok. PERHUTANI

RIMBAKHUSUS

Sosial Perum Perhutani; dan Kemal Sudiro, yang semula Direktur Sumber Daya Manusia, Umum dan IT, menjadi Direktur Keuangan Perum Perhutani. Sementara di poin kelima surat keputusan tersebut, Menteri BUMN mengangkat Endung Trihartaka sebagai Direktur Perencanaan dan Pengembangan Perum Perhutani; dan Deni Ermansyah sebagai Direktur Sumber Daya Manusia, Umum dan IT Perum Perhutani. Maka, setelah penyerahan surat keputusan Menteri BUMN tersebut, saat ini Direksi Perum Perhutani adalah Wahyu Kuncoro (Direktur Utama), Ahmad Ibrahim (Direktur Komersial), Natalis Anis Harjanto (Direktur Operasi dan Perhutanan Sosial), Kemal Sudiro (Direktur Keuangan), Endung Trihartaka (Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis), M. Deni Ermansyah (Direktur Sumber Daya Manusia, Umum dan IT).

Quantum Leap Di kesempatan itu, Asisten Deputi Bidang Industri Semen, Survei dan Industri Lainnya Kementerian BUMN, Rachman Ferry Isfianto, menyampaikan selamat bekerja kepada anggota Direksi yang

34 DUTA Rimba

baru. Pihaknya juga berharap, dengan adanya anggota Direksi Perhutani yang baru dan perubahan nomenklatur tersebut, jajaran Direksi Perum Perhutani dapat melakukan “quantum leap” dalam menghadapi tantangan di Perhutani. Istilah ”Quantum Leap” belakangan ini seakan menjadi trade mark bagi perusahaan yang mencitrakan diri untuk berambisi meraih prestasi-prestasi besar. Atau untuk menggambarkan tentang seseorang yang menunjukkan dirinya bagaikan meteor, melesat mencetak prestasi yang jauh melambung. Intinya, Quantum Leap menunjukkan sebuah lompatan yang besar. Sesuai arti harafiahnya, quantum leap adalah lompatan atau peningkatan yang sangat tinggi. Biasanya, hal ini menggambarkan tentang pencapaian bisnis yang jauh melampaui target dengan lonjakan yang ekstrim. Misalnya, jika target 1.000 tetapi ternyata hasilnya 10.000 atau lebih. Misalkan ada suatu perusahaan yang pada 10 tahun terakhir hanya mampu meningkatkan angka penjualan per tahun rata-rata 3 persen - 5 persen, tetapi suatu

saat ternyata meningkat hingga 20 persen, itu pun disebut quantum leap. Jadi tak ada batas minimal tingkat kenaikan yang dapat dikatakan sebagai quantum leap. Tetapi yang jelas, pencapaian berlipat-lipat itu tentu merupakan prestasi yang luar biasa. Nah, hal itulah yang diharapkan Rachman Ferry Isdianto, dengan mengatakan, jajaran Direksi Perum Perhutani diharapkan dapat melakukan “quantum leap” dalam menghadapi tantangan di Perhutani. Sementara itu, di dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Perum Perhutani, Wahyu Kuncoro, mengucapkan terima kasih kepada Eko Wahyudi yang telah bergabung bersama di Perhutani, dan berharap untuk dapat terus menjalin silaturahmi. Kepada anggota Direksi yang baru, Wahyu Kuncoro menyampaikan selamat bergabung di jajaran Direksi Perum Perhutani, di tengah-tengah tantangan perubahan kebijakan yang berkaitan dengan Perhutani.

Profil Direksi Wahyu Kuncoro (Direktur Utama Perum Perhutani) lahir di Surakarta, 31 Oktober 1969. Ia merupakan Sarjana lulusan Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta yang lalu melanjutkan pendidikan dan meraih gelar Magister Manajemen di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Penunjukan Wahyu Kuncoro sebagai Direktur Utama Perum Perhutani berdasarkan Keputusan Menteri BUMN selaku RUPS Perum Perhutani Nomor SK-55/MBU/02/2020 Tanggal 26 Februari 2020 tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan, Pengalihan Tugas dan Pengangkatan Anggotaanggota Direksi Perusahaan Umum (Perum) Kehutanan Negara (Perhutani).

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


Foto: Dok. PERHUTANI

Natalas Anis Harjanto (Direktur Operasi dan Perhutanan Sosial Perum Perhutani) lahir di Banyumas, 15 Oktober 1964. Ia menjabat Direktur Operasi dan Perhutanan Sosial Perum Perhutani sejak 9 Februari 2021. Lulusan Sarjana Kehutanan Universitas Gajah Mada Yogyakarta itu kemudian melanjutkan pendidikan dan meraih gelar S2 di Nothern Arizona University (NAU) Flagstaf, Arizona, Unites States of America. Sebelumnya, ia pernah menjabat Direktur Operasional PT Palawi Risorsis dan Direktur Utama PT Inhutani V. Sebelum diangkat sebagai Direktur Operasi dan Perhutanan Sosial, ia menjabat sebagai Direktur Perhutanan Sosial Perum Perhutani. Muhamad Denny Ermansyah (Direktur SDM, Umum, dan IT Perum Perhutani) lahir di Sukabumi, 22 Agustus 1971. Ia menjabat Direktur SDM, Umum dan IT Perum Perhutani sejak 9 Februari 2021. Denny merupakan Sarjana Kehutanan lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 1995. Karir sebelumnya adalah menjabat sebagai Kepala

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

Satuan Manajemen Perubahan Perum Perhutani. Kemal Sudiro (Direktur Keuangan Perum Perhutani) lahir di Hannover, 1 Mei 1965. Kemal menjabat Direktur Keuangan sejak 9 Februari 2021. Sebelumnya, Kemal menjabat Direktur SDM, Umum dan IT Perum Perhutani. Ia meraih gelar Bachelor of Commerce (BComm.) in Finance Degree dari Bond University, Australia, setelah sebelumnya mengenyam pendidikan Business Administration di Sacramento City College, Amerika Serikat. Sebelumnya, Kemal pernah berkarir di PT Bank Danamon Indonesia pada tahun 2007 – 2014, dan terakhir menjabat sebagai HR Services & Industrial Head. Ahmad Ibrahim (Direktur Komersial Perum Perhutani) lahir di Serang, 25 September 1967. Ia menjabat Direktur Komersial sejak 9 Februari 2021. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Direktur Pengembangan Bisnis dan Pemasaran Perum Perhutani. Lulusan Sarjana Kehutanan Institut Pertanian Bogor itu kemudian melanjutkan pendidikan dan

meraih gelar S2 di Forest Economic University Of Goettingen Germany. Sebelumnya, Ahmad Ibrahim juga pernah berkarir sebagai Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur dan Direktur Utama PT Inhutani IV. Endung Trihartaka (Direktur Perencanaan dan Pengembangan Perum Perhutani) Lahir di Rembang, 2 Maret 1969. Ia menjabat Direktur Perencanaan dan Pengembangan Perum Perhutani sejak 9 Februari 2021. Ia merupakan lulusan Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada Yogyakarta tahun 1993. Karir sebelumnya adalah ia menjabat sebagai Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah. Menyimak rekam jejak para anggota Direksi Perhutani, memang harapan besar disematkan di pundak mereka. Bahwa para anggota Direksi selanjutnya diharapkan akan mampu memuat lompatan besar. Lompatan besar yang akan dapat membawa Perhutani meraih cita-citanya, menjadi perusahaan terdepan di dunia di bidang kehutanan. Semoga. • DR/PR/2021-II-3

DUTA Rimba 35


Foto: Ardya Setya/Kompersh Kanpus

RIMBAKHUSUS

36 DUTA Rimba

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


TREMBESI

Implementasi ERP FICO dan HCMS Project Terobosan atau inovasi merupakan suatu hal yang niscaya jika sebuah entitas ingin terus bertahan, bahkan berjaya, di tengah persaingan bisnis yang kian ketat. Itu pula yang terus dilakukan Perum Perhutani. Selalu menghadirkan hal baru, termasuk menjalin hubungan baik dan kerja sama dengan pihak-pihak yang dapat memudahkan kinerja, menjadi bagian dari kegiatan dan kinerja mereka. Hal itu pula yang terasa dalam kegiatan ‘Go Live’ ceremony implementasi ERP FICO dan HCMS Project, di awal tahun 2021 ini.

A

wal tahun 2021 menjadi momentum yang menandai dimulainya implementasi sebuah project hasil jalinan kerja sama Perum Perhutani dengan PT Telkom. Tepatnya pada Senin, 4 Januari 2021, Perum Perhutani Bersama Telkom melakukan kegiatan “Go Live” Ceremony implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) Financial Controlling (FICO)

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

dan Human Capital Management System (HCMS) project TREMBESI. Acara”Go Live” Ceremony tersebut dilaksanakan di Kantor Pusat Perum Perhutani dan melalui virtual conference (Zoom). TREMBESI merupakan nama dari project model hasil kerja sama sinergi BUMN Perum Perhutani dengan PT Telkom. Nama TREMBESI merupakan singkatan dari TRansformasi Ekosistem Menuju Bisnis pErhutani yang Sustain dan

Inovatif. Kendati sesungguhnya ERP ini bukan termasuk barang baru dalam dunia teknologi dan manajemen perusahaan saat ini, tetapi kehadiran TREMBESI adalah hal positif dalam inovasi kinerja perusahaan. Di dalam kegiatan tersebut, hadir seluruh anggota Dewan Direksi Perum Perhutani beserta jajaran, dan Direktur Enterprise Businees & Service PT Telkom beserta jajarannya. Hadir pula perwakilan talent dari

DUTA Rimba 37


Kantor Pusat dan Divisi Regional yang masing-masing diwakili oleh 1 (satu) Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH), serta seluruh personel Tim TREMBESI dan Run System. Saat memberikan sambutan di kesempatan itu, Direktur Utama Perum Perhutani, Wahyu Kuncoro, menyampaikan, Go live ERP FICO dan HCMS tersebut sejalan dengan salah satu Prioritas Kementerian BUMN, yaitu Kepemimpinan Teknologi. Menurut dia, ERP ini sesungguhnya bukan barang baru dalam dunia teknologi dan manajemen perusahaan. Tetapi hal itu bukan merupakan masalah, karena selalu ada kesempatan untuk mulai melakukan suatu perubahan positif dan perbaikan. “(Kita memang) Sedikit lebih lambat bila dibandingkan BUMNBUMN besar lain, namun tidak ada kata terlambat untuk memulai suatu perubahan dan perbaikan,” katanya. Wahyu Kuncoro melanjutkan, pada kesempatan pertama menerapkan ERP, pihaknya memilih dua modul awal, yaitu FICO dan HCMS. Hal itu dikarenakan jumlah SDM (Sumber Daya Manusia) Perum Perhutani yang saat ini mencapai 18.000 orang dan tersebar di seluruh Pulau Jawa dan Madura. “Maka, SDM jelas menjadi suatu hal yang penting dan harus dikelola dengan baik, sehingga terwujud kepuasan karyawan dan keuntungan bagi perusahaan,” katanya. Wahyu juga menyampaikan, dalam dunia bisnis sekarang ini, kita harus semakin efektif, efisien, dan berkualitas, dengan memiliki sistem yang dapat memonitor pergerakan uang secara utuh dari seluruh satuan unit kerja dan seluruh pos anggaran, hingga ke satuan rekening paling detail. Kepemilikan sistem tersebut akan membuat pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat. Juga akurat.

38 DUTA Rimba

Foto: Adehika Intan Kompersh Kanpus

RIMBAKHUSUS

“Dengan ERP FICO ini, manajemen dapat dengan mudah memonitor dan mengevaluasi sampai satuan unit kerja, apakah dalam keadaan untung ataupun rugi,” katanya. Wahyu pun menegaskan, project TREMBESI akan menjadi sarana yang memungkinkan dan memudahkan perusahaan untuk terus tumbuh. Sehingga, perusahaan akan dapat memastikan sistem sustainable development tetap berjalan. “Sebagaimana tagline TREMBESI yakni ‘Berubah Hari Ini untuk Melindungi Masa Depan’, project ini akan melindungi masa depan perusahaan agar terus bertumbuh dan sustain,” tutup Wahyu.

Bagian dari Transformasi Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Direktur Enterprise Business & Service PT Telkom, Edi Witjara, menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan kepada Telkom untuk mendukung program Perhutani.

Ia mengatakan, pihaknya bangga telah menjadi bagian dari proses transformasi Perhutani. “Ini bukti kolaborasi antar BUMN untuk menunjukkan sinergitas dan implementasi BUMN Untuk Indonesia,” katanya. Edi Witjara juga menyampaikan, saat ini TREMBESI masih dalam tahap awal. Artinya, masih dalam proses adaptasi dengan pola dan sistem kerja di Perhutani. Jika prosesnya berjalan lancar, segera akan masuk tahap selanjutnya. “Jika TREMBESI sudah berjalan, mudah-mudahan menjadikan benefit bagi Perhutani, yaitu bagaimana menjaga efisiensi, bagaimana proses bisnis yang tertata dengan baik, dan ujungnya dapat berkontribusi kepada value perusahaan,” tutupnya.

FICO dan HCMS FICO (Financial Controlling) merupakan modul fungsional dan menjadi inti dari system ERP. Penggunaan FICO memungkinkan

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


Foto: Adehika Intan Kompersh Kanpus

perusahaan dan bisnis untuk bisa mengelola semua data keuangannya dengan optimal. Tujuan dari FICO adalah membantu perusahaan agar bisa menghasilkan dan mengelola laporan keuangan terbaik, sehingga bisa digunakan untuk membantu analisis, membantu pelaporan, membantu perencanaan bisnis, dan membantu pengambilan keputusan secara efektif. Sesuai dengan namanya, FICO ini terdiri dari dua modul yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Yaitu modul Finance atau FI dan juga modul Controlling. Masingmasing modul tersebut digunakan dalam proses keuangan tertentu. Sedangkan Human Capital Management System atau HCMS adalah cara mengelola sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh perusahaan. Human capital ini menjadi salah satu jenis aset tak berwujud bagi suatu perusahaan yang memiliki nilai ekonomi. Nilai ekonomi didapat dari personel perusahaan, baik

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

berupa keterampilan, kreativitas, pengalaman kerja, dan lain sebagainya, yang kemudian digunakan untuk menghasilkan barang ataupun jasa yang memiliki nilai. HCMS secara sederhana adalah sebuah sistem teknologi, software yang mempermudah tugas divisi human resource (HR) sebuah perusahaan.

Dorong Pertumbuhan Bisnis Beberapa waktu sebelumnya, Wahyu Kuncoro juga sempat meminta seluruh jajaran Perum Perhutani untuk berkomitmen agar fokus dan mengerahkan seluruh sumber daya demi suksesnya project tersebut. “Bersama ini, saya minta komitmen seluruh jajaran Perhutani, seluruh BoD, Kadivre, Kapus-kapus, Kadiv Kantor Pusat, beserta seluruh jajaran, untuk fokus dan mengerahkan seluruh sumber daya untuk menyukseskan proyek ERP TREMBESI ini,” ucap Wahyu. Di pertengahan tahun 2020 lalu, Deputy Executive Vice President

Divisi Enterprise Service PT Telkom Indonesia, Suhartono, juga menjelaskan bahwa transformasi menuju ke ERP ini tidak hanya mengubah platform atau teknologi, tetapi juga mengubah kultur tatanan perusahaan dalam menjalankan bisnis. Dengan begitu, kerja sama sinergi Perhutani dengan Telkom harus siap berkomitmen, mulai dari top management sampai ke level pelaksana, untuk menuju perubahan tersebut. Jadi, implementasi Modul ERP FICO dan HCMS memang harus dilakukan, untuk menambah kepercayaan dari pihak luar, terutama mitra bisnis dan stakeholder lainnya, serta mendorong pertumbuhan bisnis yang inovatif. Sebab, keberadaan FICO dan HCMS yang mengintegrasikan berbagai macam proses utama korporat, terutama proses keuangan dan SDM secara real time, diharapkan mampu mengubah ekosistem bisnis internal Perhutani. • DR/Kom-PHT/PR/2021-I-1

DUTA Rimba 39


RIMBAKHUSUS

Biomassa

Foto: Nanjar Munandar/Kompersh Kanpus

dari Perhutani, PTPN III, dan PLN, untuk PLTU

40 DUTA Rimba

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


Ketika tiga BUMN berkolaborasi, jalinan kerja sama pun terjadi. Hal itu terlihat saat Perum Perhutani bersama PT Perkebunan Nusantara III (PTNPN III) menandatangani Nota Kesepahaman atau Memorandum Of Understanding (MoU) tentang kerja sama Penyediaan Biomassa untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara. Tentu, sinergi dan terobosan yang sangat strategis yang ditempuh oleh tiga BUMN utama dalam penyediaan enegeri berbasis biomassa itu merupakan hal baik. Sebab, energi biomassa memang menjadi salah satu sumber energi alternatif yang terbarukan.

P

eristiwa menarik itu terjadi pada Jumat, 22 Januari 2021. Di hari itu, Perum Perhutani bersama PT Perkebunan Nusantara III (PTNPN III) melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum Of Understanding/MoU) tentang Kerja Sama Penyediaan Biomassa Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara. Acara penandatanganan MoU tersebut dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting. Sejumlah pejabat BUMN terkait hadir dalam kesempatan tersebut. Di antaranya adalah Direktur Utama Perum Perhutani, Wahyu Kuncoro; Direktur Utama PTPN III, Mohammad Abdul Ghani; Wakil Direktur Utama PTPN III, Denaldy M Mauna; Direktur Utama PT PLN, Zulkifli Zaini; Direktur Perencanaan Korporat, M Ikbal Nur; Direktur Mega Proyek, Ikhsan Asaad; serta Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Dadan Kusdiana. MoU tersebut ditandatangani oleh Wahyu Kuncoro, Mohammad Abdul Ghani, dan Zulkifli Zaini. Dirjen EBTKE, Dadan Kusdiana, beserta seluruh tamu undangan yang hadir menyaksikan penandatanganan MoU tersebut. Saat menyampaikan kata sambutan, Wahyu Kuncoro mengatakan bahwa Perhutani sangat membuka diri untuk melakukan

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

kerja sama dengan pihak manapun. Kerja sama dengan banyak pihak memang diperlukan dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan dan pelayanan kepada masyarakat. Hal itu sesuai dengan Visi Perhutani, yaitu “Menjadi Perusahaan Pengelolaan Hutan Terkemuka di Dunia dan Bermanfaat bagi Masyarakat dan Lingkungan”. “Selaras dengan hal tersebut, kami mendukung percepatan pencapaian target bauran energi nasional yang telah dicanangkan oleh Pemerintah. Kami sangat mengapresiasi kepada pihak-pihak terkait yang telah bekerja dengan cepat sehingga MoU ini dapat terwujud,” kata Wahyu. Wahyu juga menyampaikan, sejak tahun 2013 Perum Perhutani telah merintis bisnis berbasis biomassa hutan, dengan melakukan uji coba penanaman tanaman energi seluas 2.000 Hektare. Pada tahun 2019, Perhutani mulai mengembangkan bisnis biomassa dengan menyiapkan klaster tanaman energi seluas 70.000 Hektare dan rencana industri turunannya yaitu wood chip dan wood pellet. Pengelolaan bisnis biomassa dan industri turunannya itu pun telah menjadi salah satu program dalam RJPP 2020-2024.

Siap Berkolaborasi Sementara itu, di kesempatan yang sama, Mohammad Abdul Ghani menyampaikan, pada

prinsipnya pihaknya sangat mendukung upaya pencapaian target bauran energi nasional. Pihaknya juga berterima kasih kepada semua pihak atas terselenggaranya acara itu. “Kami siap berkolaborasi dan mendukung dalam upaya pencapaian target bauran energi nasional sebesar 23% di tahun 2025,” ujarnya. Sedangkan Zulkifli Zaini di kesempatan itu juga menyampaikan, pelaksanaan penandatanganan MoU tersebut merupakan suatu tantangan dan peluang dalam salah satu fokus transformasi PLN ‘Green’. Transformasi PLN ‘Green’ bertujuan untuk melakukan transisi energi Indonesia melalui peningkatan energi baru dan terbarukan secara pesat dan efisien. “Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas penandatangan MoU ini. Dan mudahmudahan MoU ini memberikan manfaat yang sebesar-bersanya untuk negara, terutama dalam hal energy security,” katanya. Sementara itu, Dadan Kusdiana mewakili menteri ESDM mengatakan, pihaknya memiliki perhatian yang khusus terhadap pengembangan biomassa sebagai sumber energi maupun sebagai bahan baku yang lainnya. Pihaknya juga mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih terhadap jalinan sinergi dan terobosan yang sangat strategis

DUTA Rimba 41


RIMBAKHUSUS di antara tiga BUMN utama dalam hal penyediaan energi baru dan terbarukan berbasis biomassa. “Menurut saya, tidak ada lagi yang lebih besar dibandingkan 3 BUMN ini untuk mendorong pemanfaatan energi listrik yang berbasis biomassa,” katanya. Menurut dia, penandatanganan MoU tersebut merupakan awal yang baik untuk melakukan upaya konkret selanjutnya. Pihaknya juga siap untuk memfasilitasi dan mendukung agar MoU ini dapat terealisasi.

Energi biomassa adalah energi yang bersumber dari biomassa. Biomassa adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut semua senyawa organik yang berasal dari tanaman budi daya, alga, dan sampah organik. Pengelompokan biomassa terbagi menjadi biomassa kayu, biomassa bukan kayu, dan biomassa sekunder. Biomassa juga dapat dikategorikan menjadi limbah pertanian, limbah kehutanan, tanaman kebun energi, dan limbah organik. Sifat kimia, sifat fisik, kadar air, dan kekuatan mekanis pada berbagai biomassa sangat beragam dan berbeda-beda. Biomassa merupakan sumber energi terbarukan dengan kualitas yang rendah. Teknologi konversi termal yang menggunakan biomassa sangat rumit dan harus disesuaikan dengan pemanfaatannya. Biomassa bersifat beragam tergantung pemanfaatannya dan relatif rumit. Di dalam proses gasifikasi, karakteristik utama biomassa berkaitan dengan analisis proksimat, analisis ultimat, temperatur abu fusi, sifat mempan gerus, dan indeks pengembangan. Biomassa tersusun dari berbagai macam bahan organik. Sebagian besar biomassa tersusun dari

42 DUTA Rimba

Foto: Nanjar Munandar/Kompersh Kanpus

Energi Biomassa

karbohidrat, lemak, dan protein. Sisanya merupakan mineral yang tersusun dari natrium, fosfor, kalsium, dan besi. Senyawa utama yang membentuk biomassa adalah selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Ketiga senyawa ini merupakan pembentuk dinding sel pada tanaman. Biomassa dapat digunakan sebagai bahan bakar

secara langsung atau melalui proses pembriketan. Selain itu, biomassa juga digunakan sebagai bahan bakar penghasil energi listrik. Jadi, kolaborasi tiga BUMN dalam kerja sama pengelolaan energi biomassa untuk PLTU merupakan langkah yang positif. Semoga besar pula manfaatnya bagi kemaslahatan masyarakat. • DR/KomPHT/PR/2021-I-2

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


WBS Whistle Blowing System

Perum Perhutani berkomitmen menerapkan Prinsip GCG

MELIHAT, MENGETAHUI DAN MENGALAMI TINDAK KECURANGAN?

LAPORKAN!!! MELALUI WBS PERUM PERHUTANI

layanan.perhutani.co.id/wbs/ NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

DUTA Rimba 43


SINERGI DAN POTENSI

INSAN PERHUTANI

44 DUTA Rimba

NO. NO.88 88• •TH. TH.1515• •JANUARI JANUARI-FEBRUARI - FEBRUARI • 2021


LENSA

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI-FEBRUARI JANUARI - FEBRUARI• •2021 2021

DUTA Rimba 45


46 DUTA Rimba

NO. NO.88 88• •TH. TH.1515• •JANUARI JANUARI-FEBRUARI - FEBRUARI • 2021


LENSA

NO. 88 55 • TH. 9 15••NOVEMBER JANUARI - FEBRUARI JANUARI-FEBRUARI - DESEMBER • •2021 2021 • 2014

DUTA Rimba 47


KEBIJAKAN ANTI PENYUAPAN PERUM PERHUTANI ISO 37001:2016

1 Mematuhi peraturan perundang-undangan anti penyuapan baik Internasional maupun Nasional, melakukan pengelolaan manajemen anti penyuapan secara berkelanjutan serta memberikan sanksi terhadap penyimpangan yang terjadi.

Menerapkan secara konsisten dan meningkatkan secara berkelanjutan sistem manajemen anti penyuapan sesuai standar ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan untuk mencapai Visi Misi Perusahaan

2


3

INTIKU Integritas Inovatif Fokus pada

pelanggan

Unggul

Membangun budaya anti penyuapan melalui tata nilai INTIKU (Integritas, Inovatif, Fokus pada pelanggan, Unggul) secara berkelanjutan dengan dilandasi itikad baik dan keyakinan yang wajar, tanpa takut terhadap tindakan balasan

4

Melarang dan menolak praktik penyuapan, pemberian komisi, gratifikasi, hadiah dan jamuan yang berlebihan.

5 Membentuk Fungsi Kepatuhan Anti Penyuapan yang memiliki kewenangan dan kemandirian yang memadai.


SOBATRIMBA

50 DUTA Rimba

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

DUTA Rimba 51


SOBATRIMBA

52 DUTA Rimba

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

DUTA Rimba 53


LINTASRIMBA

Dialog Perhutanan Sosial LMDH di Tasikmalaya Dengan Tasikmalaya - Kelompok Tani Hutan yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Tasikmalaya, melakukan dialog tentang Perhutanan Sosial (PS) dengan Dewan Pengawas (Dewas) Perum Perhutani. Hal itu terjadi saat Dewas Perhutani menggelar pertemuan dengan Kelompok Tani Hutan yang tergabung dalam LMDH Perhutani KPH Tasikmalaya, di Wisata Curug Candung, Desa Sirnagalih, Kecamatan Cigalontang, Tasikmalaya, Kamis, 25 Februari 2021. Hadir dalam acara tersebut, Dewas Perum Perhutani, Noer Fauzi Rachman; Kepala Departemen Perhutanan Sosial (PS) Perhutani, Isnin Soiban; Administratur Perhutani KPH Tasikmalaya, Benny Suko Triatmoko, bersama jajaran; perwakilan LMDH; dan tamu undangan lainnya. Noer Fauzi Rachman menyampaikan, PS adalah sistem pengelolaan hutan lestari yang dilaksanakan dalam kawasan hutan oleh masyarakat sekitar hutan, yang tergabung dalam LMDH sebagai pelaku utama, untuk tujuan kesejahteraan. Ia juga menerangkan, program PS membuat masyarakat dapat turut mengelola hutan dan memeroleh manfaat ekonomi melalui proses pemberdayaan dengan berpegang pada aspek kelestarian hutan, berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Nomor 83 Tahun 2016.

54 DUTA Rimba

Foto : Aceng Masud/Kompersh KPH Tasikmalaya

Dewas Perhutani

Menurut Noer Fauzi, pemerintah menjadikan PS sebagai program unggulan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan. Perhutani sudah membentuk Direktorat Perhutanan Sosial untuk menyukseskan implementasi kebijakan PS di wilayah kerjanya. Di kesempatan itu, Benny Suko Triatmoko menyampaikan terima kasih atas kunjungan Dewas Perhutani ke KPH Tasikmalaya dan LMDH. Ia menjelaskan tentang pemahaman penguatan dan pemberdayaan kelompok PS. Di wilayah Perhutani KPH Tasikmalaya baru ada 2 LMDH yang sudah meraih SK Pengakuan Perlindungan Kemitraan Kehutanan (Kulin KK) maupun Izin Pemanfaatan Hutan Perhutanan Sosial (IPHPS), yaitu LMDH Agrowangi Galunggung RPH Leuwisari dan LMDH Giri Jaya RPH Cigalontang. Ia pun berharap LMDH lainnya segera diverifikasi oleh tim KLHK. “Progam PS yang dikerjasamakan dengan LMDH di wilayah Perhutani KPH Tasikmalaya ini terdiri dari

unsur lembaga desa ataupun unsur masyarakat yang mempunyai kepedulian terhadap hutan,” jelasnya. Benny juga menuturkan, Program PS baik skema Kulin KK maupun IPHPS perlu didukung serta dikawal mulai dari proses awal sampai keluarnya Surat Keputusan (SK). Kata dia, hutan selama ini dikelola oleh Perum Perhutani bekerjasama dengan LMDH. Sehingga, diharapkan tidak memicu terjadinya konflik di lapangan. “Dengan adanya kegiatan ini, semoga membawa berkah bagi kelestarian hutan dan untuk kesejahteraan masyarakat sekitar hutan,” katanya. Sedangkan Ketua LMDH Girijaya, Maksum, menyatakan menyambut baik dan mendukung program PS. Terlebih dengan dilakukannya pemahaman penguatan kelembagaaan LMDH terkait Perhutanan Sosial, sehingga dalam pelaksanaan di lapangan dapat menyejahterakan masyarakat sekitar hutan yang tergabung dalam LMDH. • DR/Tsk/AJB

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


Perhutani Bersama Pemdes dan LMDH di Jember

Tanam Bibit Kayu Putih Jember - Sabtu, 30 Januari 2021, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Jember bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Lampeji Saka Wana Desa Lampeji Kabupaten Jember, melakukan penanaman bibit pohon kayu putih. Kegiatan itu dilakukan di lahan seluas 30 hektare di Petak 45c, wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Mumbulsari, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan

(BKPH) Mayang, KPH Jember. Kegiatan penanaman tersebut memanfaatkan musim hujan yang masih ada dalam kawasan hutan guna mendukung konservasi sumber daya hutan. Di dalam sambutannya, Administratur Perhutani KPH Jember, Rukman Supriatna, menjelaskan, tanaman kayu putih adalah solusi untuk mereboisasi kawasan hutan, khususnya

wilayah RPH Mumbulsari, RPH Seputih, dan RPH Pace. Menurut Rukman, tanaman kayu putih akan mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat desa hutan. Sebab, pada usia tanaman mencapai 9 bulan, daunnya sudah dapat dipanen untuk disuling menjadi minyak kayu putih. Di kesempatan sama, Ketua LMDH Lampeji Saka Wana, Edy Mulyono, mengatakan, penanaman bersama yang didampingi Kepala Desa Lampeji ini berharap tanaman kayu putih ini dapat meningkatkan ekonomi masyarakat, “Selain itu, tentunya untuk mendukung kelestarian hutan,” ujarnya. Terkait tanaman kayu putih, Kepala Desa Lampeji, Ary Wahyudi, menjelaskan, sebenarnya tanaman kayu putih ini sudah lama diinginkan oleh masyarakat. "Harapannya, tanaman tersebut nantinya dapat memberikan tambahan penghasilan dari hasil petik daun,” ujarnya. • DR/

Foto : Agus Sulaiman/Kompersh KPH Jember

Jbr/As

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

DUTA Rimba 55


LINTASRIMBA

Perhutani dan Kejaksaan Negeri Ngawi Jalin Kerja Sama

Foto : Ratih Kartiningtyas/Kompersh KPH Ngawi

Bidang Hukum Datun

Ngawi - Administratur Perhutani KPH Ngawi, Haris Suseno, dan Kepala Kejaksaan Negeri Ngawi, Ali Nurhaji, menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) tentang penanganan dan penyelesaian masalah hukum bidang Perdata dan Tata Usaha Negara (DATUN) di wilayah Kabupaten Ngawi. Acara yang berlangsung di Ruang Tectona Kantor Perhutani KPH Ngawi, Rabu, 3 Februari 2021, itu disaksikan oleh jajaran masing-masing. Acaranya diadakan dengan tetap

56 DUTA Rimba

memerhatikan protokol kesehatan, yaitu mencuci tangan, menjaga jarak, dan memakai masker. Usai penandatanganan MoU tersebut, Haris Suseno menyampaikan terima kasih kepada Kejaksaan Negeri Ngawi atas dukungannya dalam pengelolaan sumber daya hutan yang ada di wilayah kerja Perhutani KPH Ngawi. “Berkat dukungan jajaran Kejaksaan Negeri Ngawi kepada Perhutani selama ini, kami merasa kegiatan pengelolaan sumber daya hutan, khususnya di bidang hukum,

semakin kondusif, sehingga kami lebih tenang dalam menjalankan tugas,” tutur Haris. Lebih lanjut, Haris berharap dapat meningkatkan kerja sama dalam batas dan tanggung jawab sesuai wewenang dan kapasitas masingmasing pihak. Di kesempatan yang sama, Kepala Kejaksaan Negeri Ngawi, Ali Nurhaji, menyatakan siap membantu Perhutani KPH Ngawi dalam menghadapi permasalahan hukum bidang DATUN yang bersinggungan dengan hutan serta lingkungan. • DR/Ngw/Rth

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


Mahasiswi IPB Tuntaskan

Praktik Lapang Kehutanan di Perhutani Kepala Sub Seksi (KSS) Komunikasi Perusahaan dan Perhutanan Sosial, yaitu Bapak Wanto,” kata Administratur Perhutani KPH Blora, Agus Widodo. Salah satu perwakilan mahasiswi IPB, Yunia Terpujiana, memberikan kenang-kenangan berupa Plakat sebagai tanda terima kasih kepada Perhutani KPH Blora, yang telah membimbing dan menyambut

mereka dengan ramah dan baik selama berada di sana. “Terima kasih atas keramahtamahan Perhutani KPH Blora yang telah membimbing kami selama melaksanakan PLK sehingga tugas-tugas kami bisa selesai dengan baik dan lancar. Kami berharap ilmu dan pengalaman yang didapat selama PLK di sini akan bermanfaat untuk masa depan kami,” kata gadis asal Blora itu. • DR/Blr/Wnt

Foto : Kompersh KPH Blora

Blora - Lima orang mahasiswi asal Institut Pertanian Bogor (IPB), Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, resmi merampungkan kegiatan Praktik Lapang Kehutanan (PLK) di Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Blora, Sabtu, 30 Januari 2021. Kelima mahasiswi tersebut adalah Nifa Nabilia Khalidah (Rembang), Uswatun Khasanah (Rembang), Yunia Terpujiana (Blora), Mira Septiani (Karawang), dan Zahra Amany Raihanah (Depok). Mereka mendapat tugas dari IPB untuk melaksanakan PLK selama kurang lebih 13 hari, mulai 18 hingga 30 Januari 2021. Kegiatan PLK dilaksanakan sesuai protokol kesehatan dengan menyertakan pula bukti bebas Covid-19, melalui Rapid Test maupun Swab Test. “Selama magang, mereka melakukan dan memelajari berbagai hal tentang Kehutanan, di antaranya perlindungan hutan, pembinaan hutan, pemanenan, pemberdayaan masyarakat, dan lain-lain. Mereka dibimbing oleh Pelaksana Tugas (Plt)

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

DUTA Rimba 57


LINTASRIMBA

Perhutani dan Almisbat

Foto : Asep Senjaya/Kompersh KPH Banten

Sosialisasikan Percepatan Perhutanan Sosial di Lebak

Lebak - Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banten bersama Aliansi Masyarakat Sipil Untuk Indonesia Hebat (ALMISBAT) melakukan Sosialisasi dan memfasilitasi Percepatan Program Perhutanan Sosial (PS) kepada kelompok petani yang masuk wilayah hutan Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Gunung Kendeng dan RPH Malingping, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Malingping. Kegiatan dalam rangka mendukung pengawalan keberhasilan program Perhutanan Sosial (PS) skema Pengakuan Perlindungan Kemitraan Kehutanan (Kulin KK), itu diadakan di Pondok Pesantren Darul Fikri, Desa Kadujajar, Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak, Senin, 18 Januari 2021. Hadir dalam acara tersebut Kepala Sub Seksi (KSS) Kelola SDH dan Perhutanan Sosial, Yusdiawan; Asisten Perhutani (Asper) Malingping, Nendih, beserta jajaran; Kepala Divisi (Kadiv) Pemberdayaan

58 DUTA Rimba

Masyarakat dan Jaringan BPN ALMISBAT, Chairuddin; perwakilan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten, Irfan; dan perwakilan pemerintah desa setempat. Administratur Perhutani KPH Banten melalui Yusdiawan menerangkan, Perhutanan Sosial merupakan suatu program dari pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), yang menitikberatkan pada kelestarian hutan dan sinkronisasi rencana kerja Perhutani dan LMDH, dimana hak dan kewajiban para pihak harus dipatuhi dan dilaksanakan. “Hak Pangkuan Desa (HPD) yang akan diusulkan skema kulin KK antara lain, untuk RPH Gunung Kendeng yaitu Desa Parakalima, Cimayangray dan Kroya sementara dari RPH Malingping yaitu Desa Pagelaran, Mugijaya, Cikaratuan dan Cikadongdong, yang selanjutnya akan mengklarifikasi data-data penggarap lokasi yang akan

diusulkan agar tidak terjadi tumpang tindih baik secara data maupun lokasi,” terangnya. Sementara Kepala Divisi Pemberdayaan Masyarakat dan Jaringan BPN ALMISBAT, Chairuddin, menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah hadir dan berkumpul dalam kegiatan sosialisasi Perhutanan Sosial oleh Perhutani KPH Banten. “Kami akan membantu mendorong program Perhutanan Sosial dengan skema Kulin KK terutama pada HPD yang belum diusulkan atau belum mendapat SK Kulin KK dan data yang ada akan di bawa ke kementarian LHK untuk segara di terbitkan. Sementara pasca terbitnya SK Kulin KK pihak ALMISBAT akan memfasilitasi kepada pihak-pihak terkait seperti Dinas LHK, Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, dan dinas lainnya, agar Perhutanan Sosial dapat segera terrealisasi sesuai harapan pemerintah sehingga masyarakat sejahtera dan hutan lestari,” jelasnya. • DR/Btn/AJB

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


Perhutani Gelar Aksi Pungut Sampah

di Wisata Air Panas Tuban - Peringati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) tahun 2021, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Jatirogo menggelar bakti sosial dengan aksi pungut sampah dan membersihkan lingkungan di wana wisata air panas Nganget, Desa Sidorejo, Kecamatan Kenduruan, Kabupaten Tuban, Jumat, 26 Februari 2021. Aksi pungut sampah itu diikuti oleh pengelola wana wisata Pantai Sowan, bersama Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Kenduruan, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wonorejo, dan mahasiswa UMM Malang jurusan Kehutanan yang sedang melaksanakan praktik lapangan di Perhutani KPH Jatirogo. Kegiatan dipusatkan di lokasi wisata tersebut, karena air panas Nganget merupakan salah satu tujuan wisata yang ramai didatangi pengunjung sehingga perlu dijaga kebersihannya. Saat melakukan aksi bersih-bersih, mereka berhasil membersihkan beberapa karung sampah, memisahkan sampah organik dan anorganik berupa botol plastik dan bungkus makanan yang berasal dari plastik yang sulit terurai. Di kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Jatirogo, Fajar Arif Wicaksono, dalam keterangannya menyampaikan, aksi pungut

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

Foto : Rusiono/Kompersh KPH Jatirogo

Nganget Jatirogo

sampah bersama ini dilakukan untuk menjaga kebersihan dan keasrian lokasi wisata dalam rangka memeringati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN). “Harapannya, dengan gelar bersih-bersih di kawasan wisata tersebut dapat tercipta lingkungan yang sehat dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, sehingga

dapat memberikan kenyamanan kepada pengunjung,” kata Fajar. Sementara Camat Kenduruan, Joko Purnomo, mengapresiasi aksi bersih-bersih tersebut. “Kami sangat mendukung gerakan pungut sampah, karena merupakan tugas kita bersama dalam menjaga lingkungan tetap asri, apalagi di kawasan wisata,” ujarnya. • DR/Jtr/Rus

DUTA Rimba 59


WARISANRIMBA

Melacak Jejak

Gajah Purba di Pati

Lagi, fosil gajah purba ditemukan di kawasan hutan Perum Perhutani. Kali ini, fosil berupa gading gajah purba yang telah membatu ditemukan di kawasan hutan Perhutani KPH Pati. Fosil gading gajah sepanjang 183 cm tersebut kini diamankan di Museum Purbakala Patiayam Terban, Kudus, Jawa Tengah. Lantas apakah temuan tersebut bisa menunjukkan bahwa ada jejak gajah purbakala yang pernah hidup di kawasan itu?

S

ore itu cuaca sedang mendung di kawasan hutan Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pati. Tepatnya di petak 51 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Tlogo, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Muria Pati Ayam, KPH Pati. Melihat hujan akan segera mengguyur, Untung bergegas hendak pulang ke rumah. Perlahan hujan gerimis mulai turun. Warga Desa Wangunrejo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati, bernama Untung, yang bekerja di lahan garapan Perhutani KPH

60 DUTA Rimba

Pati, itu pun kian memercepat langkahnya. Di tengah hujan gerimis yang turun, Untung terpeleset jatuh karena kondisi tanah saat itu sudah basah dan licin. Semula, Untung menduga dirinya jatuh karena ia telah menginjak akar tunggak. Namun, saat akan beranjak pergi dari tempat ia jatuh itu, Untung spontan merasa curiga. Perasaannya menggugah curiga bahwa benda yang ia injak dan lantas membuat ia terjatuh itu bukan akar tunggak. Maka ia pun berbalik ke tempat ia jatuh dan mengeruk tanah di sekitar benda

yang diduga akar itu dengan menggunakan sabit. Setelah digali lebih dalam, semakin jelas bahwa benda itu bukan akar, melainkan bentuk sebuah gading gajah. Itu adalah kejadian di hari Senin, 8 Februari 2021. Kejadian itu dikisahkan Untung, tentang awal mula penemuan fosil berupa gading gajah purba di kawasan hutan Perhutani, tepatnya di Petak 51, RPH Tlogo, BKPH Muria Pati Ayam, KPH Pati. Usai mengajami kejadian tersebut, Untung lantas melaporkan hasil temuannya itu ke Kepala RPH Tlogo, Suprapto, kemudian

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


Foto : Mashudi/Kompersh KPH Pati

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

DUTA Rimba 61


Foto : Mashudi/Kompersh KPH Pati

WARISANRIMBA

melanjutkan informasi tersebut ke Kepala BKPH Muria Pati Ayam, hingga akhirnya ke KPH Pati. Menanggapi laporan tersebut, Manajemen Perhutani KPH Pati segera membentuk tim evakuasi bersama. Tim itu juga melibatkan petugas dari Museum Purbakala Pati Ayam Terban Kudus. Salah seorang petugas museum, Jamin, menyarankan untuk mengamankan lokasi temuan tersebut. Ia menyatakan, hasil pengecekan didapat setelah dilakukan penggalian kurang lebih sedalam 30 cm. “Kami, tim kecil dari Perhutani dan Museum Purbakala melakukan cek lapangan guna memastikan bahwa temuan itu berupa fosil gading gajah. Fosil gading gajah sepanjang 183 cm tersebut kami amankan di Museum Purbakala Patiayam Terban, Kudus. Di lokasi ini ada dua fosil gading gajah.

62 DUTA Rimba

Kepala BKPH Muria Pati Ayam, Subiyanto menyampaikan, di akhir tahun 2020 kemarin juga telah ditemukan fosil gading gajah purbakala yang berbentuk utuh dengan panjang hampir 3 meter di wilayah hutan Perhutani KPH Pati. Yang satu posisinya lebih dalam dan dikhawatirkan akan rusak jika dipaksakan digali. Oleh karena itu, untuk gading yang satu ditunda pengambilannya sambil menunggu Tim Balai Besar Sangiran,” jelasnya.

Habitat Gajah Purba? Fosil gading gajah purba hasil temuan Untung itu menjadi menarik. Sebab, temuan Untung itu mengundang pertanyaan, apakah memang gajah purba pernah hidup di kawasan hutan itu? Apakah kawasan hutan tersebut dulunya merupakan lokasi habitat gajah purba? Sebab, sebelum ini pun fosil gajah purba

juga pernah ditemukan. Hal itu dikatakan Administratur Perhutani KPH Pati melalui Kepala BKPH Muria Pati Ayam, Subiyanto. Ia menyampaikan, di akhir tahun 2020 kemarin juga telah ditemukan fosil gading gajah purbakala yang berbentuk utuh dengan panjang hampir 3 meter di wilayah hutan Perhutani KPH Pati. Beberapa waktu sebelumnya, fosil gajah purba juga ditemukan di wilayah Kabupaten Pati. Fosil gajah purba itu ditemukan di kawasan hutan Kaliampo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, September 2018. Waktu itu, Jumlahnya ada puluhan fragmen

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


fosil gajah purba jenis stegodon, meliputi tulang ekor dan dada. Temuan berupa puluhan fragmen itu lalu dititipkan di Museum Patiayam, Kudus. Penemuan fosil tersebut berawal dari kecurigaan seorang warga desa yang berada di kawasan hutan tersebut. Temuan benda mencurigakan yang masih dalam kondisi masih terkubur di tanah itu kemudian dilaporkan kepada instansi terkait, lantas diteruskan ke Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran.

Proses evakuasi fosil tersebut membutuhkan waktu cukup lama, 25-29 September 2018. Saat itu, lokasi penemuannya berada di daerah turunan, yang diduga sebagai tempat saluran air. Sehingga, fosil tersebut terlihat seperti bebatuan. Temuan fosil gajah purba tersebut merupakan yang pertama kalinya di wilayah Pati. Jika dihubungkan hasil temuan di tahun 2018 itu dengan hasil temuan sekarang, adalah wajar jika muncul pertanyaan,

Foto : Mashudi/Kompersh KPH Pati

Jika dihubungkan hasil temuan di tahun 2018 itu dengan hasil temuan sekarang, adalah wajar jika muncul pertanyaan, apakah kawasan hutan tersebut dulunya merupakan lokasi habitat gajah purba? Tetapi, sampai kini pertanyaan tersebut masih berupa wacana.

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

apakah kawasan hutan tersebut dulunya merupakan lokasi habitat gajah purba? Tetapi, sampai kini pertanyaan tersebut masih berupa wacana.

Ribuan Fragmen Terkait dengan fosil-fosil hasil temuan tersebut, Pemerintah Kabupaten Pati juga mewacanakan untuk membuat museum guna menyimpan benda-benda bersejarah yang ditemukan di daerah tersebut. Termasuk fosilfosil purba itu. Saat ini, memang fosil-fosil hasil temuan tersebut masih dalam tahap pemeliharaan. Setelah itu, nanti akan beranjak ke tahap penelitian. Penemuan fosil di kawasan sekitar Situs Patiayam itu ternyata bukan baru satu atau dua kali terjadi. Bahkan, sudah sering kali fragmen fosil ditemukan di sekitar kawasan Patiayam dan kemudian dikonservasi di Situs Purbakala Patiayam. Bahkan, ada data yang menyebutkan, sejak tahun 2004 hingga 2018, tercatat ada sekitar 6.200 fragmen yang telah ditemukan di kawasan itu. Di Dusun Karang Subur, Desa Klaling, Kecamatan Jekulo, Kudus, Jawa Tengah, juga pernah ditemukan fosil di lahan Perum Perhutani dan lahan milik warga sekitar hutan. Namun, proses konservasinya masih menunggu waktu yang tepat. Di kedua lokasi tersebut diperkirakan ada fragmen fosil gading gajah purba dan kepala banteng. Jika benar fragmenfragmen fosil yang ditemukan itu merujuk pada kesimpulan bahwa kawasan itu dulunya adalah habitat gajah purba, tentu temuan-temuan tersebut akan menjadi kontribusi positif bagi khazanah ilmu pengetahuan.• DR/Pti/Gto

DUTA Rimba 63


ENSIKLORIMBA

Aroma

Akar Wangi yang Menenangkan

Mendengar namanya, tentu kita tidak perlu bertanya lagi apa kelebihannya. Tumbuhan yang tergolong rumput-rumputan itu memang dikenal memiliki aroma khas yang disukai banyak orang. Banyak orang sejak lama sudah menjadikan Akar Wangi sebagai sumber wangi-wangian. Aroma minyak atsiri yang dihasilkan dari Akar Wangi disukai banyak orang. Bagi banyak orang, aroma khas Akar Wangi bahkan dapat memberikan ketenangan dan membawa efek relaksasi. Lalu apa lagi kelebihan tumbuhan ini selain wangi aromanya?

T

umbuhan ini termasuk dalam famili Poaceae. Tumbuhan yang dikenal dengan nama Akar Wangi ini masih sekeluarga dengan serai atau padi. Tumbuhan Akar Wangi juga dikenal dengan nama Narwastu. Juga kerap disebut serai wangi, rumput akar wangi, vetiver, Chrysopogon zizanioides syn., Vetiveria zizanioides, Andropogon zizanioides. Akar Wangi adalah sejenis rumput yang berasal dari India. Tumbuhan ini dapat tumbuh sepanjang tahun. Dan sesuai namanya, tumbuhan ini sejak lama dikenal banyak orang sebagai sumber wangi-wangian. Akarnya yang dikeringkan secara tradisional, sejak dulu dikenal sebagai pengharum lemari penyimpan

64 DUTA Rimba

pakaian atau barang-barang penting, semisal batik dan keris. Aroma wangi tersebut berasal dari minyak atsiri yang dihasilkan tumbuhan ini pada bagian akar. Kini, tumbuhan Akar Wangi merupakan komoditas perdagangan minor walaupun cukup luas penggunaan minyaknya dalam industri wangi-wangian. Minyak atsiri merupakan salah satu produk sekunder dari pengolahan Akar Wangi. Minyak atsiri dari Akar Wangi itu dihasilkan melalui proses penyulingan, sehingga diperoleh residu minyak akar wangi. Minyak ini banyak dimanfaatkan karena Indonesia merupakan salah satu produsen minyak atsiri. Oleh karena itu, untuk minyak atsiri dari Akar Wangi sendiri sudah ada standarnya yaitu standar

nasional Indonesia atau SNI. Untuk standar internasional, minyak atsiri dari Akar Wangi juga sudah distandardisasi oleh International Standarization Organization. Beberapa parameter yang biasanya dijadikan standar untuk mengenali kualitas minyak atsiri meliputi bilangan asam dan kelarutan dalam alkohol. Bilangan asam menunjukkan kadar asam lemak bebas dalam minyak atsiri. Parameter ini penting dalam standardisasi minyak atsiri dari Akar Wangi, karena berhubungan erat dengan bau khas dari minyak atsiri. Baku mutu dari bilangan asam pada minyak atsiri yang baik berada pada rentang 10-35. Kualitas dari minyak atsiri yang diperoleh pun sangat dipengaruhi oleh metode ekstraksi yang dilakukan. Sedangkan

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


Foto : Istimewa

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

DUTA Rimba 65


Foto : Istimewa

ENSIKLORIMBA

kelarutan dalam etanol pada minyak atsiri memiliki baku mutu menurut SNI adalah 1:1 larutan jernih.

Kondisi Pertumbuhan Tanaman Akar Wangi tumbuh baik pada ketinggian antara 7001600 meter di atas permukaan laut (mdpl). Curah hujan yang baik untuk penanaman Akar Wangi berkisar antara 1500–2500 mm setiap tahun dengan suhu lingkungan berkisar antara 17o-27o C dengan pH sekitar 6-7. Tanah yang baik untuk pertumbuhan Akar Wangi adalah tanah yang tidak terlalu padat. Hal ini dikarenakan jika ditanam pada tanah yang terlalu padat, Akar Wangi akan sulit dicabut, sehingga ketika tumbuhan ini dicabut akan ada beberapa bagian akar yang menempel pada tanah. Jadi, salah satu jenis tanah yang baik untuk menumbuhkan Akar Wangi adalah tanah berpasir. Akar wangi merupakan tumbuhan yang tumbuh sepanjang tahun. Maka, penanaman Akar Wangi

66 DUTA Rimba

Tanah yang baik untuk pertumbuhan Akar Wangi adalah tanah yang tidak terlalu padat. Hal ini dikarenakan jika ditanam pada tanah yang terlalu padat, Akar Wangi akan sulit dicabut, sehingga ketika tumbuhan ini dicabut akan ada beberapa bagian akar yang menempel pada tanah. dapat dilakukan setiap saat. Namun, waktu penanaman yang terbaik adalah pada awal musim hujan. Tanaman Akar Wangi merupakan tanaman yang cukup cepat tumbuh. Pemanenan Akar Wangi dapat dilakukan setelah tanaman tersebut berumur 8 bulan pada musim kemarau. Kajian metabolomics yang sudah dilakukan terhadap tanaman Akar Wangi ini salah satunya adalah identifikasi jalur metabolisme terkait toleransi dan detoksifikasi logam berat timbal dengan menggunakan pendekatan metabolic profiling. Desain penelitian dilakukan dengan pemberian perlakukan berbagai konsentrasi logam timbal pada kultur hidroponik Akar Wangi. Kemudian

dilakukan ekstraksi metabolit yang terdapat di akar dan pucuk tanaman. Kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan instrument LC/MS. Setelah diperoleh data spektrum, kemudian dilakukan analisis multivariat. Analisis multivariat menunjukkan hasil berupa induksi tinggi terhadap beberapa jalur metabolic utama semisal metabolisme gula dan metabolisme asam amino. Selain itu perlakuan juga meningkatkan produksi osmoprotektan yang cukup tinggi semisal betain dan poliol serta produksi dari asam organik pengkelat logam. Penelitian ini memberikan wawasan yang komprehensif tentang bagaimana tanaman ini merespons terhadap

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


stress lingkungan, terutama stress logam berat.

Bagian tubuh dari tanaman Chrysopogon zizanioides yang banyak dimanfaatkan adalah akarnya. Hal ini dikarenakan akar dari tumbuhan ini mengandung banyak metabolit sekunder, yaitu lebih dari 300 senyawa yang didominasi oleh senyawa dengan struktur siklik dan bisiklik dari sekuiterpenoid semisal vetivone, khumisol, cadanena, cedrena, dan ß-humulena. Oleh karena itu, akar dari tumbuhan Akar Wangi merupakan produk primer dari tumbuhan ini. Tanaman ini terkenal karena kemampuannya menghasilkan minyak atsiri atau dikenal sebagai vetiver oil. Minyak itu banyak digunakan dalam proses pembuatan parfum dan kosmetik. Minyak itu banyak digunakan sebagai parfum dan kosmetik karena mengandung ester yang tersusun oleh senyawa karboksilat asam vetinenat dan senyawa alcohol vetivenol. Mengingat kemampuannya dalam menghasilkan minyak atsiri, tanaman Akar Wangi memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Produksi minyak Akar Wangi Indonesia cukup tinggi, dan sebanyak 89% dihasilkan di Jawa Barat, yaitu Kabupaten Garut, dengan luas areal yang semakin luas dari tahun ke tahun. Pada tahun 1988, luas area yang digunakan untuk perkebunan Akar Wangi hanya berkisar sebesar 1475 Hektare. Sedangkan pada tahun 2003 menjadi 2400 hektare. Sehingga, komoditas ini berperan besar dalam meningkatkan devisa negara dan penyerapan tenaga kerja.

Efek Menenangkan Tumbuhan Akar Wangi sudah menimbulkan kesan positif dari

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

Foto : Istimewa

Produk Primer Akar Wangi

Klasifikasi ilmiah

Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Poales Famili : Poaceae Genus : Chrysopogon Spesies : C. zizanioides Nama Binomial : Chrysopogonzizanioides(L.) Roberty

Kerajaan :

namanya saja. Begitu pula dari aroma yang dikeluarkannya. Aroma wangi yang diproduksi tumbuhan ini memberikan efek menenangkan bagi banyak orang. Tanaman Akar Wangi punya beberapa nama julukan lain yang mungkin lebih akrab di telinga banyak orang. Di antaranya adalah narwastu, serai wangi atau sereh wangi, dan vetiver. Akar Wangi punya nama ilmiah Chrysopogon zizanioides dari famili Poacease yang masih satu rumpun dengan serai atau padi.

Tumbuhan Akar Wangi aslinya berasal dari negara India. Namun, tumbuhan ini juga banyak dibudidayakan di negara tropis, termasuk Indonesia. Tanaman rerumputan ini bisa tumbuh subur di iklim panas. Tingginya bisa mencapai 1 sampai 3 meter. Karakteristik fisiknya sering ditandai dengan bentuk batang yang panjang dan daun tipis panjang yang kaku dan keras. Akar wangi juga bisa berbunga coklat keunguan. Yang khas adalah tumbuhan ini memiliki akar yang kokoh. • DR

DUTA Rimba 67


RIMBADAYA

Berdayakan LMDH dalam Kerja Sama Wisata Rintisan

Curug Luhur

Pengelolaan hutan di wilayah Perum Perhutani selalu melibatkan masyarakat yang tinggal di sekitar hutan. Pelibatan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan bahkan menjadi hal yang sangat diperhatikan oleh Perhutani. Hal itu juga terlihat dalam proses penandatanganan perjanjian kerja sama pengelolaan lokasi wisata rintisan Curug Luhur dan Taman Bincarung di Lembang. Seperti apa konkretnya jalinan kerja sama antara Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Teguh Pamitra itu?

J

alinan kerja sama kembali tercipta di antara Perhutani dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Hal itu terlihat pada Selasa, 5 Januari 2021. Di hari itu, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) bersama LMDH Teguh Pamitra tentang pengelolaan lokasi wisata rintisan Curug Luhur dan Taman Bincarung. Acara tersebut diadakan di Padepokan LMDH Teguh Pamitra, Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Administratur Perhutani KPH Bandung Utara, Komarudin, beserta jajaran Tim Pengembangan Bisnis Usaha, hadir dalam acara tersebut. Selain mereka, hadir juga Kepala Desa Suntenjaya, Asep Wahyono; Ketua LMDH Teguh Pamitra, Agus Sungkaw, beserta anggota; Ketua

68 DUTA Rimba

Kelompok Usaha Produktif (KUP) wisata Curug Luhur, Nandang Gaos; dan Karang Taruna Desa Suntenjaya. Di dalam sambutannya, Administratur Perhutani KPH Bandung Utara, Komarudin, mengatakan, lokasi yang dikerjasamakan dengan LMDH Teguh Pamitra adalah wisata Curug Luhur yang memiliki luas 4,40 hektare. Wana wisata tersebut berada di Petak 67e, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Cibodas, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Manglayang Barat, KPH Bandung Utara. Lokasi tersebut memiliki luas baku 35,90 hektare. Sedangkan lokasi Taman Bincarung berada di Petak 67n RPH Cibodas, BKPH Manglayang Barat, KPH Bandung Utara, dengan luas baku 29 hektare dan luas pemanfaatan area wisata 2,80 Hektare. “Penandatanganan PKS dengan LMDH ini merupakan wujud dari SK Menteri LHK

nomor 8956/MENLHK-PSKL/ PKPS/PSL.0/12/2018 tanggal 28 Desember 2018 tentang Pengakuan dan Perlindungan Kemitraan Kehutanan (Kulin KK) antara LMDH Teguh Pamitra dan Perhutani KPH Bandung Utara. Sinergi antara Perhutani dan pemerintahan desa sekitar hutan serta organisasi Karang Taruna dalam melakukan rencana pengembangan wisata di kawasan hutan, diharapkan agar dalam pengembangan wisata tidak merusak hutan serta tetap mentaati semua klausul yang telah disepakati,” urai Komarudin. Di kesempatan itu, Kepala Desa Suntenjaya, Asep Wahyono, menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua pihak, baik Perhutani maupun LMDH, yang telah menandatangani PKS. “Kami sangat mengapresiasi Perhutani dan Pemerintah Desa yang telah mendukung upaya dan terobosan dalam melakukan rencana

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


Foto: Eem Sulaeman/Kompersh KPH Bandung Utara

pengembangan wisata rintisan yang berada di Desa Suntenjaya. Saya berharap, pengembangan obyek wisata tersebut bisa memberikan dampak positif untuk meningkatkan ekonomi desa sekitar hutan melalui pemberdayaan masyarakatnya,” terang Asep.

Sensasi Pesona Alami Wisata Curug Luhur dan Taman Bincarung menawarkan sensasi pemandangan yang punya pesona

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

alami sangat luar biasa. Dua tempat wisata ini berada di Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Curug Luhur Cibodas dan Taman Bincarung merupakan dua obyek wisata alam yang baru digarap oleh KPH Bandung Utara. Curug Luhur Cibodas terbilang cukup anyar karena baru diresmikan pada pertengahan Januari 2017. Walau demikian, tempat ini sudah

ramai dan kini setiap harinya sering dikunjungi oleh para wisatawan. Daya tarik Curug Luhur bagi para wisatawan adalah air terjun yang jernih dan sangat bersih. Airnya terasa sangat sejuk dan segar. Air terjun ini berasal dari Pegunungan Bukit Tunggul yang memiliki hilir di Sungai Citarum sampai menuju laut Jawa. Sedangkan Taman Bincarung, didesain berbeda dengan tempat wisata lain. Di sini, wisatawan bisa

DUTA Rimba 69


Foto: Eem Sulaeman/Kompersh KPH Bandung Utara

RIMBADAYA

berinteraksi langsung dengan penduduk lokal. Ada dua opsi pilihan wisata di sana, yaitu wisata edukasi dan wisata alam. Di wisata edukasi, pengunjung bisa secara langsung melakukan kegiatan yang sering dilakukan warga Kampung Pasir Angling, yaitu bertani dan beternak, bahkan merasakan kehidupan mereka dengan menginap. Pengunjung yang memilih keluarga petani bisa mengikuti proses bercocok tanam hingga panen sayuran maupun buah-buahan. Sedangkan pengunjung yang memilih keluarga peternak akan disuguhi kegiatan memberi pakan, memerah susu, hingga mengolah produk dan limbah kotoran ternak.

Dukungan Desa Berkunjung ke wana wisata Taman Bincarung tak kalah

70 DUTA Rimba

menarik dari tempat wisata lain. Sebab, dari Taman Bincarung, pengunjung bisa main air di Curug Cibodas, mendatangi Batu Ampar, trekking, hingga berkemah di Bumi Perkemahan Kampung Pasir Angling. Dengan tiket masuk seharga Rp 23.000 sampai Rp 25.000, pengunjung dapat menikmati kegiatan kemah selama satu malam, tiket parkir mobil atau motor, serta mengunjungi Curug Cibodas, permukiman Kampung Pasir Angling, dan wisata Batu Ampar. Tentu saja semuanya dengan protokol kesehatan. Juga tersedia produk olahan khas dari hasil bumi semisal susu murni, yogurt, kopi, dan sari lemon. Apalagi, warga dan Kepala Desa juga sangat mendukung kegiatan di Curug Luhur dan Taman Bincarung. Ditambah jalinan kerja sama yang apik dengan LMDH, tentu

pengelolaan lokasi wisata alam tersebut dapat lebih optimal. Kepala Desa Suntenjaya, Asep Wahyono, menyatakan, pihaknya mendukung penuh Kampung Pasir Angling menjadi kawasan wisata. Hal tersebut, kata dia, sesuai dengan moto Desa Suntenjaya, yaitu MAJU (Mandiri, Agamis, Jenius, dan Unggul). “Ya, ini merupakan awal yang baik dalam hal pariwisata dengan potensi alam yang bagus di Suntenjaya itu sendiri. Sesuai moto di Desa Suntenjaya khususnya di wilayah Kampung Pasir Angling ini,” ucap Asep. Awal yang baik. Kalimat itu tampaknya menjadi kunci kerja sama yang telah terjalin di antara Perhutani dengan masyarakat lewat LMDH. Semoga prospeknya di masa depan semakin bagus secara bisnis.• DR/KPH/ Alo

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

DUTA Rimba 71


BISNISRIMBA

Dari Garut,

“Kamodjan Fillage” Siap Menyapa

Perhutani KPH Garut menjalin kerja sama dengan LMDH dan PT Garut Wisata Mandiri untuk pemanfaatan jasa lingkungan bidang wisata alam. Lokasi yang menjadi obyek kerja sama tersebut adalah Wisata Alam “Kamodjan Fillage”. Diharapkan, kerja sama yang dijalin itu akan lebih meningkatkan kualitas pengelolaan lokasi wisata alam itu sehingga lebih profesional dan semakin prospektif secara bisnis. Bagaimana proses jalinan kerja sama tersebut? Seperti apa pula prospek bisnis pengelolaan lokasi wisata alam “Kamodjan Fillage” itu?

A

dministratur Perhutani KPH Garut, Nugraha, hadir beserta jajaran, dalam gelaran acara Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) Kemitraan Kehutanan untuk Pemanfaatan Jasa Lingkungan Bidang Wisata Alam ‘Kamodjan Fillage” dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sawargi dan PT Garut Wisata Mandiri. Hadir pula di acara yang diselenggarakan di Ruang Rapat Kantor Perhutani KPH Garut, Selasa, 9 Februari 2021, itu sejumlah pihak terkait. Mereka adalah Ketua LMDH Sawargi, Omay, beserta anggotanya; serta Komisaris PT Garut Wisata Mandiri, Yenny Sugianto, beserta jajaran. Lokasi wisata yang menjadi obyek kerja sama itu adalah lahan seluas 12,00 hektare yang terletak di Petak 24c Resort Pemangkuan

72 DUTA Rimba

Hutan (RPH) Tarogong, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Leles, KPH Garut. Secara administratif pemerintahan, lokasi itu termasuk wilayah Desa Sukakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Di kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Garut, Nugraha, menerangkan, kerja sama ini hanya terbatas pada pengelolaan kegiatan wisata alam. Sehingga, tidak ada penyerahan dan atau pengalihan pengelolaan hutan. Artinya, pengelolaan hutan masih sepenuhnya menjadi kewenangan Perhutani. “Masing-masing pihak harus menaati Standar Operasional Prosedur (SOP), secara rutin melaksanakan pemeliharaan fasilitas dan sarana-prasarana wisata, serta menerapkan ‘Sapta Pesona’, dan turut menjaga keamanan kawasan

hutan baik kawasan hutan yang dikelola maupun kawasan hutan sekitarnya,” katanya. Nugraha menambahkan, saat ini kita masih berada di tengah situasi berjangkitnya wabah pandemi Covid-19. Sehingga, lokasi wisata tersebut juga harus menerapkan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah. Apalagi, Kabupaten Garut masih dalam status zona merah. Sementara itu, Komisaris PT Garut Wisata Mandiri, Yenny Sugianto, mengharapkan bantuan untuk pemasaran dan promosi. Antara lain, jika Perhutani mengadakan event atau kegiatan, diharapkan agar acaranya digelar di “Kamodjan Fillage”. Sedangkan Ketua LMDH Sawargi, Omay, menyampaikan harapannya agar anggota LMDH dapat dilibatkan dalam pengelolaan lokasi

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


Foto: Kompersh KPH Garut

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

DUTA Rimba 73


BISNISRIMBA

wisata alam itu. Sekaligus dapat memasarkan hasil produksi kopi dari LMDH di tempat wisata.

Mengusung konsep keindahan panorama alam, meskipun belum lama dibuka, Kamodjan Fillage sudah ramai dikunjungi oleh wisatawan. Sebab, wana wisata ini memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan tempat wisata serupa yang ada di Kawasan Kamojang. Tak hanya mengandalkan keindahan panorama alam, Kamodjan Fillage punya spot-spot unik yang sebelumnya belum ada di tempat wisata di Kota Garut, sehingga dengan cepat menjadi lokasi favorit para wisatawan untuk berfoto, baik swafoto/selfie hingga foto pre-wedding. Spot unik tersebut misalnya Floor Dock Sky yang menyajikan panorama menarik karena menghadap hutan kamojang yang lebat. Juga ada Becak on The Sky. Serta Bamboo House yang memiliki keunikan semisal ilusi optik, fasilitas Glamping (berkemah) yang akan segera hadir

74 DUTA Rimba

Foto: Kompersh KPH Garut

Favorit Wisatawan

dengan fasilitas setara hotel bintang 3, serta spot-spot unik lainnya yang masih dalam tahap pembangunan. Memiliki luas kurang lebih 14 hektare, Kamodjan Fillage berada di Desa Sukakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut. Pengunjung bisa menuju ke sana dengan akses menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat dengan waktu sekitar 30 menit dari Garut Kota. Kamodjan Fillage berada di daerah dataran tinggi, sehingga medan jalan yang

dilalui cukup menanjak dan agak berkelok-kelok. Namun, kondisi jalannya bagus sehingga tak akan menghambat atau mengganggu perjalanan pengunjung.

Nama yang Unik Satu lagi nilai jual yang unik dari Kamodjan Fillage. Namanya yang unik, Kamodjan Fillage, memang unik dan kerap menuai pertanyaan publik, terutama dari netizen di Instagram. Banyak sekali yang mengirimi pihak pengelola lewat

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


Foto: Kompersh KPH Garut

Kamodjan Fillage sengaja mengubah ejaan “Village” tersebut menjadi “Fillage”, karena memiliki makna filosofis tersendiri. Maka tidak aneh jika banyak sekali yang penasaran dengan “Kamodjan Fillage” karena namanya yang unik. Hal itu berdampak positif karena menimbulkan keingintahuan publik untuk segera mengunjungi kamodjan fillage. Artinya, dari sisi marketing, nama itu sudah memiliki unique selling point. akun media sosialnya. Misalnya DM (Direct Message) via Instagram yang isinya memberitahu pengelola bahwa penulisan kata “Fillage” pada nama “Kamodjan Fillage” itu salah. Ternyata, nama “Kamodjan Fillage” itu memang sebuah kesengajaan. Karena itu, pihak dari bagian tim Social Media Kamodjan Fillage lantas menjelaskan dengan membalas DM dari netizen tersebut. Mereka menjelaskan, memang jika ditinjau secara tata Bahasa Inggris yang benar, penulisan yang tepat adalah “Village”, menggunakan

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

huruf “V” dan bukan “Fillage” menggunakan huruf “F”. Namun, memang Kamodjan Fillage sengaja mengubah ejaan “Village” tersebut menjadi “Fillage”, karena memiliki makna filosofis tersendiri. Maka tidak aneh jika banyak sekali yang penasaran dengan “Kamodjan Fillage” karena namanya yang unik. Hal itu berdampak positif karena menimbulkan keingintahuan publik untuk segera mengunjungi kamodjan fillage. Artinya, dari sisi marketing, nama itu sudah memiliki unique selling point.

Pemilihan nama Kamodjan Fillage tidak asal-asalan. Sebab, nama itu memiliki makna filosofi yang mewakili konsep Kamodjan Fillage. Penulisan kata “Kamodjan” diambil dari ejaan zaman dulu untuk kata “Kamojang”. Kata “Kamodjan” juga terinspirasi dari nama Hotel yang berada di sekitar lokasi Kamodjan Fillage. Hotel tersebut bernama “Hotel Kamodjan”. Hotel tersebut didirikan saat Garut masih dalam era penjajahan Belanda dan kini hanya tersisa bekas fondasinya saja. Kamojang sendiri dalam Bahasa Sunda bermakna Keindahan. Kata “Fillage” bermakna “tempat untuk mengisi umur”. Sebab, Fillage bukan diambil dari kata village. Tetapi, Fillage merupakan akronim atau singkatan dari “Fill Age” yang dalam Bahasa Indonesia bermakna mengisi umur. Kata Fillage sendiri sekaligus menjadi tagline dari Kamodjan Fillage yaitu “Fill Your Age”, sehingga Kamodjan Fillage berharap bisa menjadi tempat wisata untuk mengisi umur Anda. Artinya, itu berlaku bagi semua kalangan, baik anak-anak, pemuda, maupun orang tua. Pengunjung juga tidak perlu khawatir soal harga tiket masuk ke Kamodjan Fillage, karena harganya sangat terjangkau. Saat ini, harga tiket yang perlu pengunjung bayar sekitar Rp 15.000 saja (Harga bisa berubah). Lalu untuk foto di spot floor dock sky, pengunjung dikenakan biaya Rp 5000 per foto, dikarenakan pengambilan foto harus dilakukan oleh staff dari Kamodjan Fillage demi alasan keamanan. Selain itu, kualitas foto yang diambil juga lebih bagus karena menggunakan kamera DSLR sehingga hasil foto tidak backlight. Untuk informasi lebih lanjut, pengunjung bisa menghubungi social media “Kamodjan Fillage” di Instagram @ kamodjanfillage. • DR/Grt/Imn

DUTA Rimba 75


SOCIORIMBA

Donor Darah di Purwodadi

Aksi Peduli di Tengah Pandemi Kepedulian terhadap sesama perlu terus ditumbuhkan. Kendati ada banyak prosedur dan tahap yang harus dilalui, mengingat kondisi lingkungan yang masih dilingkupi wabah Pandemi Covid-19. Hal itu terlihat saat berlangsung kegiatan donor darah yang diadakan Perhutani KPH Purwodadi bersama PMI Kabupaten Grobogan. Tetap memerhatikan prosedur kesehatan di tengah masa pandemi, kegiatan sosial itu pun digelar dengan lancar.

76 DUTA Rimba

Foto : Kompersh KPH Purwodadi

B

akti sosial donor darah kembali digelar Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Purwodadi. Bersama PMI (Palang Merah Indonesia) Kabupaten Grobogan, Perhutani KPH Purwodadi mengadakan bakti sosial donor darah itu pada Rabu, 17 Februari 2021, untuk membantu menjaga ketersediaan stok darah di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Kegiatan itu dilaksanakan di Ruang Rapat Kantor Perhutani KPH Purwodadi dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Administratur Perhutani KPH Purwodadi, Dian Rakhmawati, menyatakan, pihaknya sangat mendukung kegiatan bakti sosial itu. Hal itu ditunjukkan dengan memberikan apresiasi yang setinggitingginya kepada semua pendonor, atas kepedulian dan terjaganya semangat untuk terus berbagi terhadap warga yang membutuhkan darah. Wujud kepedulian itu terlihat masih tinggi, meskipun kondisi mereka masih dalam masa pandemi Covid-19.

“Semoga amal kebaikan yang kita lakukan dapat memberikan kemudahan kepada kita dalam menjalankan segala kegiatan yang akan kita lakukan, dan kegiatan ini bermanfaat bagi semuanya,” kata Dian.

Sementara itu, Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Cabang Grobogan, dr. Siti Rohmah Miratin, menyampaikan terima kasih kepada Perhutani yang telah menunjukkan kerja sama yang baik dan mendukung sepenuhnya kegiatan

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


Foto : Kompersh KPH Purwodadi

donor darah secara kolektif itu. Kegiatan donor darah yang secara kolektif itu dilaksanakan setiap tiga bulan sekali di Kantor Perhutani KPH Purwodadi maupun secara mandiri dengan cara para pendonor mendatangi kantor PMI. “Meskipun jumlah pendonor secara umum berkurang karena masih dalam masa pandemi, namun antusias pendonor sesungguhnya masih cukup tinggi,” pungkas Siti.

Aman Donor Darah Sejak berjangkitnya masa pandemi, stok darah di PMI kian menipis. Penerapan physical distancing dan pembatasan aktivitas di luar rumah sejak wabah COVID-19 berjangkit, membuat banyak kegiatan donor darah terhenti. Hal ini menyebabkan stok darah di Palang Merah Indonesia (PMI) berkurang secara drastis, padahal kebutuhan transfusi darah tidak menurun. Sehingga, relawan donor darah sangat dibutuhkan guna memastikan keamanan pasokan darah di Indonesia. Menurunnya pasokan darah bisa jadi juga karena kekhawatiran para calon pendonor akan tertular Covid-19 jika mendonorkan darah saat pandemi. Terhadap hal ini, PMI meminta masyarakat tak perlu khawatir untuk mendonorkan darah saat pandemi, selama mengikuti pedoman berdonor darah, yaitu menerapkan protokol kesehatan. PMI juga telah mengeluarkan protokol agar donor darah tetap aman di tengah merebaknya virus Corona. Darah dari pendonor pun akan melalui uji saring yang ketat dari PMI. PMI akan memastikan pula keamanan transfusi darah ke penerima. Menurut protokol kesehatan dari PMI, orang yang akan mendonorkan darahnya perlu melakukan beberapa hal. Di antaranya adalah menjalani

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

pengecekan suhu tubuh terlebih dahulu; mencuci tangan dengan benar menggunakan sabun dan air mengalir; menjalani pemeriksaan kesehatan oleh dokter; menjalani pengecekan kadar hemoglobin (Hb) dan tekanan darah; serta menerapkan physical distancing selama proses donor darah. Jika suhu tubuh calon pendonor kurang dari 37,5o C, proses donor darah bisa dilanjutkan. Namun jika suhu tubuhnya 37,5o C ke atas, calon pendonor akan ditolak untuk melanjutkan proses donor darah. Begitu juga jika saat pemeriksaan dengan dokter ditemukan faktor risiko tertular COVID-19 atau gejala yang mengarah ke penyakit pernapasan, calon pendonor akan ditolak untuk melanjutkan proses donor darah.

Cegah Penularan Virus Corona penyebab wabah pandemi COVID-19, yang dikenal juga dengan SARS-CoV-2, merupakan virus yang menyerang sistem pernapasan. Virus Corona ini dapat menular jika seseorang secara langsung menghirup percikan air liur yang dikeluarkan oleh penderita COVID-19 ketika bersin atau batuk. Selain melalui percikan air liur, virus Corona juga dapat masuk ke dalam

tubuh seseorang jika orang tersebut menyentuh barang yang sudah terkontaminasi virus ini kemudian menyentuh hidung, mulut, atau mata tanpa mencuci tangannya terlebih dahulu. Hingga saat ini, tidak ada laporan kasus yang menyebutkan bahwa virus yang menyerang sistem pernapasan, termasuk virus Corona itu, menular melalui transfusi atau donor darah. Maka, mendonorkan darah di saat berjangkitnya wabah COVID-19 juga sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan. Sebab, prosedur selama proses donor darah sudah diatur dan diusahakan seaman mungkin. Untuk mencegah penularan virus antara pendonor dan petugas donor darah, pendonor disarankan untuk mengenakan masker, setidaknya masker kain, walaupun tidak memiliki gejala. Petugas donor darah juga harus mengenakan APD yang lengkap dan tidak boleh bertugas jika merasa tidak enak badan. Intinya, kegiatan donor darah di tengah masa pandemi tak perlu dikhawatirkan. Bahkan, kepedulian insan-insan Perhutani KPH Purwodadi dalam upaya menjaga ketersediaan darah untuk kemanusiaan itu layak ditepuktangani. Bravo! • DR/Pwd/Ndr

DUTA Rimba 77


OPINIRIMBA

Oleh : Ir. Mubarak Nur Alamsyah Sigit, MM Penulis adalah Tenaga Profesional Madya II Kelola Bisnis, Perhutani Forestry Institute.

Pengaturan akses masyarakat atas sumber daya hutan adalah masalah fundamental yang harus direncanakan dengan baik. Sehingga, masyarakat lokal dapat turut berperan aktif mengelola sumber daya hutan secara baik, berkelanjutan, dan menyejahterakan. Maka, perlu dipikirkan tentang rencana pengelolaan hutan yang seimbang, yang bisa mengakomodasi baik Perum Perhutani maupun Masyarakat Desa di sekitar hutan. Salah satunya dengan penguatan modal sosial (social capital).

Penguatan

Modal Sosial

untuk Tangani Permasalahan Tenurial di Kawasan Hutan Perum Perhutani

P

asal 2 Undang Undang Kehutanan (UU Nomor 41 Tahun 1999) menegaskan, “Penyelenggaraan kehutanan berasaskan manfaat dan lestari, kerakyatan, keadilan, kebersamaan, keterbukaan, dan keterpaduan”. Pasal selanjutnya menyebutkan, “Penyelenggaraan kehutanan bertujuan untuk kemakmuran rakyat yang berkeadilan dan berkelanjutan”. Namun di sisi lain, eksistensi Perum Perhutani didorong oleh fungsi kawasan hutan yang tetap terjaga dengan baik. Sebab, Perum Perhutani merupakan BUMN yang bergerak di bidang Kehutanan yang keberadaannya dipengaruhi keseimbangan fungsi ekonomi dan ekologi Sumber Daya Hutan. Salah satu hal terpenting yang perlu Perum Perhutani perhatikan untuk mengelola hutan yang berkeadilan dan berkelanjutan adalah pengaturan akses masyarakat terhadap sumber daya hutan.

78 DUTA Rimba

Hal itu terkait dengan Sertifikasi Pengelolaan Hutan Lestari, sesuai Prinsip 1 Kriteria 5 Forest Stewardship Counsil (FSC), yaitu Kawasan pengelolaan hutan harus dilindungi dari penebangan ilegal, pendudukan ilegal, dan kegiatan lain yang tidak diizinkan. Maka, perlu upaya-upaya sosialisasi guna menyamakan persepsi dan memberikan pendidikan terhadap masyarakat akan pentingnya kelestarian lingkungan. Kelola sosial akan berjalan dengan baik jika dapat mengintegrasikan pengelolaan hutan dalam bentuk pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar hutan. Perum Perhutani telah melakukan kegiatan kelola sosial, namun belum sepenuhnya berhasil. Tak sedikit manfaat yang telah dapat dirasakan masyarakat di dalam dan sekitar hutan. Disadari, kelemahan kegiatan kelola sosial selama ini adalah sangat kurangnya

koordinasi antara Perum Perhutani dan stakeholders yang lain, sehingga tidak ada sinergitas dan kurang terarah. Bermacam isu lingkungan dan sosial juga menerpa Perum Perhutani sebagai pengelola hutan di Pulau Jawa dan Madura. Menjawab kondisi tersebut, di masa depan tentu Perum Perhutani tak bisa mengelola hutan dengan paradigma lama yang cenderung represif dan tertutup. Prinsip kelestarian lingkungan dan pelibatan multi stakeholder, terutama masyarakat sekitar hutan, merupakan paradigma baru yang harus dibangun demi menjaga kelestarian hutan. Konflik tenurial yang banyak terjadi di dalam kawasan hutan adalah persoalan yang sangat kompleks yang dihadapi Perum Perhutani saat ini dalam mengemban tugas pengelolaan kawasan hutan. Timbulnya permasalahan tenurial banyak terjadi pada saat adanya

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


Foto :Ir. Mubarak Nur Alamsyah Sigit, MM

euforia reformasi. Ketika itu, ada beberapa bagian hutan yang mendapat gangguan intens dari masyarakat dengan melakukan pencurian kayu dan kegiatan penggarapan hutan secara liar, bibrikan lahan dan okupasi kawasan hutan. Selain itu, tekanan sosial yang semakin meningkat karena meningkatnya populasi masyarakat, jumlah angka pengangguran, serta dinamika perubahan sosial politik di masyarakat sekitar hutan, akan memberikan dampak negatif terhadap eksistensi kawasan hutan. Terjadinya permasalahan tenurial berkembang menjadi konflik tenurial dan konflik sosial. Hal itu merupakan akumulasi dari kegiatan penggarapan lahan di kawasan hutan oleh masyarakat atau pihak ketiga yang tidak mendapatkan penanganan serius. Permasalahan tenurial seperti kegiatan penggarapan lahan secara liar, bibrikan lahan, penambangan liar, kerja sama lahan yang melewati

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

batas waktu, kemudian berkembang menjadi pendudukan/okupasi dan klaim kepemilikan lahan.

Penguatan Modal Sosial Tindak lanjut penanganan masalah itu adalah dengan melalui pendekatan sosial (Social Approach) atau sosialisasi kepada seluruh pesanggem dan penggarap liar serta Aparat Desa maupun Muspika tentang status dan fungsi kawasan serta dasar hukum penguasaan wilayah Perum Perhutani. Selain itu, sosialisasi diharapkan juga menjadi alat untuk menjaring keinginan masyarakat secara luas dan memadukan dengan kebijakan manajemen, untuk mencari solusi terbaik dalam menyelesaikan permasalahan lahan. Serta membentuk opini dan alur pikir yang sama terhadap permasalahan yang dihadapi, sehingga bisa terbentuk kata mufakat. Jika terjadi konflik tenurial, juga perlu kegiatan

manajemen resolusi konflik, dengan melakukan negosiasi/perundingan dan mediasi, agar kesepakatan dan mufakat dapat dicapai. Secara umum, kapasitas sumber daya manusia masyarakat di sekitar hutan relatif rendah dan marginal. Tetapi masih memiliki potensi budaya yang dapat dibangkitkan dalam rangka penguatan modal sosial (social capital). Di antaranya saling percaya, pengakuan pranata sosial, kemauan belajar, serta tingkat kebersamaan dan solidaritas yang tinggi. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan penguatan modal sosial masyarakat desa hutan dapat melalui proses pendidikan, pelatihan, penyuluhan, penguatan kelembagaan sosial (keberadaan LMDH/KMDH Kelompok Masyarakat Desa Hutan dan Gapoktan diperkuat dengan peraturan desa/Perdes), dan pendampingan masyarakat yang dipandu secara terpadu di dalam Implementasi Perhutanan Sosial

DUTA Rimba 79


(PS)/Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). Proses yang perlu waktu dan biaya ini akan memberikan wawasan dan cara berpikir masyarakat, sehingga dapat membuka akses terhadap informasi dan membebaskan masyarakat di sekitar hutan dari keterbelakangan dan kemiskinan. Program pengentasan kemiskinan seharusnya memang bukan tanggung jawab Perum Perhutani semata, dan seharusnya di bawah koordinasi Pemerintahan Daerah. Program-program khusus untuk kesejahteraan masyarakat desa hutan dapat disinkronisasikan dengan program-program yang ada di Dinas dan Instansi Pemerintah Daerah. Kegiatan pengentasan kemiskinan untuk masyarakat di sekitar hutan tak dapat dilakukan dengan memberikan bantuan secara subsidi langsung kepada kelompok masyarakat miskin, tetapi harus dilakukan secara terintegrasi dalam sebuah pengelolaan sosial secara partisipatif, komprehensif, dan terencana secara baik, yang mendorong proses pemberdayaan (empowering), memberikan peluang (enabling), dan memberikan perlindungan (protection). Untuk membina dan melaksanakan implementasi Perhutanan Sosial (PS)/PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat), Perum Perhutani harus menginventarisir berbagai organisasi kemasyarakatan yang ada di Desa Sekitar Hutan, baik berbentuk paguyuban maupun kelompok masyarakat (Pokmas), yang secara umum disebut Kelompok Masyarakat Desa Hutan (KMDH). KMDH sebaiknya telah memenuhi syarat untuk diarahkan dan dibina oleh Perum Perhutani, agar secara formal dapat menjalin kerja sama dalam berbagai aspek pengelolaan hutan. Persyaratan tersebut adalah

80 DUTA Rimba

Foto :Ir. Mubarak Nur Alamsyah Sigit, MM

OPINIRIMBA

sebagai berikut. Pertama, Anggotanya terdiri dari warga masyarakat desa hutan. Diutamakan yang kehidupannya tergantung pada sumber daya hutan dan atau punya kepedulian terhadap kelestarian sumber daya hutan. Kedua, Memiliki struktur organisasi, peraturan dan mekanisme kerja, rencana kerja, rencana pengelolaan dan rencana pemanfaatan hasil berbagi secara partisipatif. Ketiga, Direkomendasi dan diajukan oleh Lembaga Pemerintahan Desa dengan surat permohonan kerja sama kepada Perum Perhutani. Keempat, Bersepakat bekerjasama dengan Perum Perhutani yang dituangkan dalam perjanjian kerja sama (PKS) dengan Pola PS/PHBM. Langkah pertama dalam membangun kelembagaan LMDH adalah melakukan identifikasi kelembagaan di desa. Hal itu adalah kegiatan inventarisasi kelembagaan yang ada di dukuh/desa baik lembaga formal, non formal maupun informal, yang dapat menjadi mitra

kerja dalam kegiatan. Sementara, identifikasi terhadap pihak yang berkepentingan merupakan kegiatan inventarisasi terhadap kelompok/ lembaga di desa dan kota dalam bentuk usaha kecil, koperasi dan perusahaan berbadan hukum yang dapat menjadi mitra usaha.

Peningkatan Produktivitas Hutan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) yang bekerjasama dalam pengelolaan hutan diutamakan yang telah berbadan hukum, dan telah direkomendasikan serta diajukan oleh pemerintah desa dengan surat permohonan kerja sama kepada Perum Perhutani. Pihak lain yang berkepentingan (stakeholder) dapat berperan langsung (sebagai investor) maupun tidak langsung (sebagai motivator, fasilitator, maupun dinamisator) untuk bekerjasama dalam kegiatan pengelolaan sumber daya hutan bersama masyarakat. Bentuk kerja sama bisa dengan skema Tripartit yaitu Perhutani

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


– Investor – LMDH, dengan pola kemitraan sejajar. Bentuk kerja sama dengan skema tripartite yang efektif diterapkan di lapangan adalah kegiatan Agroforestry (On Farm) maupun kegiatan Wana Farma, dengan menanam komoditi Agricultural yang bernilai tinggi dalam pemenuhan kebutuhan pasar dalam negeri maupun luar negeri. Semisal kopi, cokelat, cengkeh, porang, jahe, kapulogo, cabe jamu, nanas, jeruk, pisang, nilam, dan lain lain. Agroforestry merupakan salah satu alternatif yang mampu meningkatkan produktifitas lahan hutan, sehingga mampu meningkatkan pendapatan perusahaan, maupun masyarakat desa hutan dan terjaminnya kelestarian fungsi-fungsi hutan. Sehingga dapat meminimalkan dampak negatif adanya lapar lahan atau ekses penggarapan lahan secara liar. Peningkatan produktivitas lahan hutan dengan program Agroforestry (Agribisnis) juga diiringi peningkatan kualitas sumber daya manusia MDH dan SDM Petugas yang mendampingi (Human Capital), sehingga kegiatan agroforestry dapat menghasilkan keuntungan bagi Perhutani juga meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian MDH. Sumber daya manusia yang mendampingi kegiatan Agroforestry harus memiliki mutu SDM yang tinggi kapasitasnya dalam penguasaan teknik produksi dan pemasaran. Fokus pada modal manusia (Human Capital) dalam kegiatan pendampingan PS/PHBM/kegiatan Agroforstry juga sangat menentukan dalam peningkatan kapasitas modal sosial (Social Capital). Sebagai pendamping MDH selain sebagai motivator dan fasilitator, juga berperan menjadi perekat masyarakat (kohesi sosial) dan

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

hubungannya dengan jejaring sosial yang dibangun dengan rasa saling percaya di antara individu MDH. Ini jadi modal dalam membangun kerja sama dan solidaritas. Di dalam kegiatan Agroforestry/Agribisnis, peran petugas pendamping dari Perhutani sangat memengaruhi peningkatan kapasitas modal sosial, yang mana dapat dilihat langsung dalam peningkatan pendapatan bisnis (bisnis yang menguntungkan) yang berdampak langsung terhadap tingkat kepercayaan MDH, tingkat pendapatan masyarakat, yang secara langsung meningkatkan produktivitas MDH.

Peran Petugas Pendamping Petugas pendamping dari Perhutani tidak terbatas untuk ditangani secara khusus oleh Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM). Tetapi juga perlu peran aktif Jajaran KRPH, Asper/KBKPH, dan KSS Kelola Sosial. Mereka juga harus sering melakukan kegiatan pendampingan kepada MDH melalui kegiatan Komunikasi Sosial, yaitu kegiatan simpatik (Bantuan Sosial dan Kegiatan Sosial), Pendekatan kepada Key Person, Penyuluhan dan Pelatihan maupun kerja sama kolaborasi pola PS/PHBM. Jika petugas Perhutani tak pernah melakukan kegiatan Komunikasi Sosial semisal Pemberdayaan dan Pendampingan Masyarakat Desa Hutan (MDH), dampaknya akan terjadi deviasi modal sosial MDH. Modal sosial positif akan melemah disebabkan adanya intervensi modal sosial negatif. Terjadinya penggerusan/ pemudaran modal sosial positif pasti akan mengganggu interaksi sosial (keharmonisan hubungan Perhutani dengan MDH), pelanggaran norma sosial (kegiatan illegal logging, illegal mining, maupun konflik tenurial), krisis kepemimpinan, sifat

pasif/apatis, dan akhirnya terjadi kerenggangan hubungan sosial. Modal sosial negatif semisal nilai budaya konsumerisme, individualistik, sentimen individu, primordialisme dan hedonisme (suka bersenang-senang seperti kebiasaan minum-minuman keras/ mo-li-mo) akan dengan mudah menimbulkan pelanggaran norma sosial, perilaku menyimpang, dan konflik-konflik. Rendahnya intensitas dan kualitas kegiatan pemberdayaan dan pendampingan MDH melalui Komunikasi Sosial, mengakibatkan lemahnya fungsi kontrol sosial. Apabila tak ada kepedulian dari Petugas Perhutani, maka akan terjadi krisis kepercayaan dan terjadi pelanggaran sosial yang lebih besar, yaitu Penjarahan Hutan dan Okupasi Kawasan Hutan. Sehingga, pentingnya Petugas Perhutani melakukan Kegiatan Komunikasi Sosial melalui kegiatan

Rendahnya intensitas dan kualitas kegiatan pemberdayaan dan pendampingan MDH melalui Komunikasi Sosial, mengakibatkan lemahnya fungsi kontrol sosial. Apabila tak ada kepedulian dari Petugas Perhutani, maka akan terjadi krisis kepercayaan dan terjadi pelanggaran sosial yang lebih besar, yaitu Penjarahan Hutan dan Okupasi Kawasan Hutan. DUTA Rimba 81


OPINIRIMBA

Foto :Ir. Mubarak Nur Alamsyah Sigit, MM

manajemen administrasi berbasis kearifan lokal. Kelima, Penghubung/ Mediator. Karena permasalahan masyarakat yang dihadapi multidimensi, pendamping perlu menjadi penghubung/membuka akses kepada para pihak terkait semisal Pemda, Dinas Kehutanan, Dinas Koperasi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Instansi terkait lainnya, tokoh masyarakat, dan lain-lain. Tujuannya agar hambatan pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat dapat segera diatasi dan dicarikan solusinya.

Monitoring dan Evaluasi pemberdayaan dan pendampingan MDH. Kegiatan Implementasi PS/ PHBM dan Komunikasi Sosial mampu meningkatkan kapasitas modal sosial positif dan meminimalkan modal sosial negatif. Ada beberapa pendekatan yang dapat dikembangkan dalam meningkatkan kapasitas modal sosial positif. Pertama, Pendidikan agama, pendidikan sosialisasi keluarga, dan pendidikan karakter sebagai sumber pengembangan nilai-niai luhur untuk membangun sifat kebersamaan dan saling percaya antara sesama manusia, meningkatkan nilai moral kehidupan. Kedua, Pemeliharaan kearifan lokal (local wisdom) memiliki makna bahwa struktur sosial masyarakat masih mengandung sifat arif, nilai-nilai sosial yang digunakan sebagai sumber pemikiran dan pedoman berperilaku untuk menjaga kelestarian sumber daya hutan. Ketiga, Pengembangan komunikasi informasi lewat beragam media dan saluran seni budaya, diharapkan dapat menanamkan nilai-nilai luhur dari kearifan lokal, kerja sama, saling percaya, dan tanggung jawab. Sehubungan hal itu, pada dasarnya petugas perhutani sebagai pendamping MDH yang memfasilitasi

82 DUTA Rimba

kegiatan pemberdayaan MDH maupun kegiatan Agroforestry harus memiliki sejumlah peran dasar. Pertama, Teknik Analisa Permasalahan. Pendamping harus memiliki kemampuan dalam mengumpulkan data, menganalisis dan mengidentifikasi masalah, serta merumuskan kegiatan bersama masyarakat yang didampingi (LMDH). Kedua, Pembimbing Kelompok. Pendamping melakukan bimbingan dan memberi masukan yang dibutuhkan kelompok (LMDH) dalam menghadapi permasalahan. Ketiga, Kemampuan sebagai Pelatih. Sebagai pendamping MDH, harus mampu menularkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya kepada MDH/LMDH. Untuk hal tersebut diperlukan pelatihan manajerial, kepemimpinan dan teknis (teknik budi daya, agribisnis, dan lain-lain) juga perlu dilakukan studi banding ke daerah lain. Keempat, Inovator. Sebagai pendamping perlu selalu membuat kajian dan menemukan hal baru untuk dijadikan sebagai input pemberdayaan masyarakat desa hutan, misalnya dalam bentuk inovasi model pembinaan kelompok, metoda penyuluhan, dan

Pemberdayaan masyarakat desa hutan (MDH) dan LMDH perlu disertai peningkatan kemampuan masyarakatnya (Capacity Building) dan penguatan kelembagaan LMDH (Institutional Building) dalam mengembangkan potensi sumber daya dan jaringan sosial yang ada. Hal ini sangat penting dalam menyediakan dan mengembangkan berbagai akses terhadap sumber dan kesempatan bagi peningkatan keberdayaan masyarakat desa hutan. Penguatan kapasitas masyarakat (Capacity Building) dan Penguatan kelembagaan LMDH (Institutional Building) itu merupakan suatu proses dalam pemberdayaan MDH dengan meningkatkan atau menambah pola perilaku individu, organisasi (LMDH) dan sistem yang ada di masyarakat untuk mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu MDH yang sejahtera dan mandiri. Di situlah perlu monitoring dan evaluasi. Monitoring dan Evaluasi Permasalahan Tenurial secara terus menerus diperlukan untuk mendapatkan gambaran dan perkembangan detail peta permasalahan tenurial sebagai dasar penetapan dan feed back strategi yang ada dalam penanganan Permasalahan. • DR

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

DUTA Rimba 83


ENVIRORIMBA

Perhutani KPH Banyuwangi Utara Tindaklanjuti Penemuan Situs

Cagar Budaya

Beberapa waktu yang lalu, dilaporkan terjadinya penemuan Prasasti Sejarah di Kawasan Hutan Wilayah KPH Banyuwangi Utara. Menyikapi temuan benda bersejarah tersebut, Perhutani KPH Banyuwangi Utara segera menindaklanjuti dengan berkoordinasi dengan pihak terkait. Rangkaian langkah pun dirancang dan dilakukan bersama instansi terkait, agar temuan itu bisa menjadi kontribusi positif bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya tentang perkembangan peradaban dan budaya masa silam.

84 DUTA Rimba

Gunung Waru, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Bajulmati, KPH Banyuwangi Utara. “Perhutani sangat mendukung upaya pelestarian lingkungan, situs dan cagar budaya sesuai dengan Prinsip FSC (Forest Stewardsip Council) Prinsip 10 Point 10.2, yaitu desain dari kawasan dalam konteks perlindungan lingkungan,” katanya.

Sementara itu, saat menyampaikan pemaparan dari Tim Balai Arkeologi Yogyakarta, Ketua tim tersebut, Sofwan Noerwidi, menyampaikan hasil Survei yang menunjukkan bahwa sebagian besar artefak yang ditemukan adalah artefak gerabah. Artefak gerabah yang ditemukan itu memiliki ciri-ciri teknologi yang sama, yaitu dibuat

Foto: Muzayin Muhammad/Kompersh KPH Banyuwangi Utara

B

ertempat di Kantor Perhutani KPH Banyuwangi Utara, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyuwangi Utara mengadakan pertemuan bersama Dinas Pariwisata Banyuwangi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Penelitian dan Pengembangan, dan Perbukuan Balai Arkeologi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pertemuan yang berlangsung pada Senin, 17 Januari 2021 itu, digelar sebagai tindak lanjut penemuan prasasti sejarah di kawasan hutan Perhutani KPH Banyuwangi Utara. Administratur Perhutani KPH Banyuwangi Utara, Agus Santoso, mengatakan, acara tersebut dilakukan untuk mendukung laporan penemuan Prasasti Sejarah di kawasan hutan yang termasuk wilayah Perhutani KPH Banyuwangi Utara. Di dalam kesempatan itu, Agus juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Balai Arkeologi Yogyakarta, yang telah melaksanakan Penelitian Arkeologi di wilayah kerja Perhutani KPH Banyuwangi Utara, tepatnya di Petak 13 D dan 3 L, wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH)

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


Museum Situs Terbuka Situs Watukebo yang terletak di Dusun Maelang, Desa Watukebo, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, itu merupakan situs perbengkelan klasik di masa Kerajaan Majapahit. Pertama kali ditemukan atau satu-satunya di Pulau Jawa. Karena tinggi nilai budayanya, situs itu bakal dijadikan museum situs terbuka (open site museum). Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, Muhammad Yanuarto Bramuda, mengatakan, dengan dijadikan open site museum, masyarakat

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

Foto: Muzayin Muhammad/Kompersh KPH Banyuwangi Utara

dengan temper berbutir kasar, tebal 5-10 mm, dan tingkat kekerasan gerabahnya mengindikasikan bahwa gerabah-gerabah ini dibuat dengan sistem pembakaran terbuka. “Situs sejenis pernah ditemukan di tepi Danau Matano Sulawesi Selatan (Abad XIII), di Martapura Kalimantan Selatan (Abad XVIII), dan sejauh ini belum pernah diketemukan di Jawa. Mempertimbangkan aspek kekhasan dari situs tersebut, diperkirakan merupakan situs permukiman dan perbengkelan logam dari sekitar Abad XIII Masehi,” ujar Sofwan Noerwidi. Sedangkan perwakilan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, Bayu Nugroho, menyampaikan, sesuai dengan UUCB (UndangUndang Cagar Budaya) Nomor 11 Tahun 2020, masyarakat dilarang dengan sengaja melakukan aktifitas pencarian benda cagar budaya maupun benda yang diduga cagar budaya. Menurut Bayu, masyarakat yang menemukan benda cagar budaya maupun benda yang diduga cagar budaya wajib melaporkan temuan itu kepada instansi terkait. “Khususnya di lokasi Perhutani Petak 13D dan 3L RPH Gunung Waru BKPH Bajulmati yang telah dilakukan penelitian,” katanya.

dapat belajar tentang bendabenda peninggalan sejarah dengan langsung datang ke lokasi tempat ditemukannya (insitu). "Jadi tidak perlu dibangun gedung baru. Masyarakat bisa melihat bendabenda bersejarah langsung di tempat benda itu ditemukan," kata Bramuda. Bramuda menerangkan, berdasarkan hasil penelitian dari Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) serta Perhutani KPH Banyuwangi Utara selaku pemilik lahan, diketahui Situs Watukebo pada masa lalu digunakan sebagai pemukiman dan perbengkelan logam selama abad 14 - 15 Masehi di masa Kerajaan Majapahit. Bramuda pun mengapresiasi Perhutani KPH Banyuwangi Utara selaku pemilik kawasan yang telah melindungi situs tersebut. “Kami bersyukur masyarakat di sekitar situs sangat peduli dan turut menjaga kelestarian. Beberapa benda sudah diselamatkan Perhutani KPH Banyuwangi Utara dan ditaruh di kantor mereka sebagai sampel,” kata Bramuda.

Cagar Budaya Tim ahli Arkeologi Disbudpar Banyuwangi, Bayu Ari Wibowo, menjelaskan, bukti yang mengindikasikan bahwa situs

tersebut merupakan perbengkelan logam terlihat dari ditemukannya terak besi, tungku perapian, fragmen tanur atau bekas lelehan besi, dan fragmen kowi yaitu alat untuk melelehkan logam. Di samping ada temuan lainnya semisal gerabah, gandik (uleg-uleg), keramik China, susunan batu-batu alam, struktur bata merah, dan bekas galian yang diduga makam Mbah Janur Kuning. “Situs perbengkelan klasik semacam ini baru pertama kali ditemukan atau satu-satunya di Pulau Jawa. Ada situs perbengkelan serupa di wilayah lain di Indonesia yaitu di tepi Danau Matano Sulawesi Selatan dan Martapura Kalimantan Selatan, namun berbeda periodisasi,” tutur Bayu. Situs Watukebo ini, imbuh Bayu, telah diregistrasi di Disbudpar Banyuwangi sebagai Obyek Diduga Cagar Budaya (ODCB). Artinya, perlakuan dan perlindungannya dianggap sama seperti cagar budaya. Bayu menceritakan, situs ini bermula saat Perhutani KPH Banyuwangi Utara melaporkan temuan tersebut kepada Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur. BPCB lalu menunjuk arkeolog Disbudpar Banyuwangi dibantu Balai Arkeologi DIY untuk meneliti cagar budaya ini. • DR/Bwu/JY

DUTA Rimba 85


WISATARIMBA

Wadas Malang

Destinasi Wisata Unggul Baru

di Kebumen

Wisatawan khususnya para penikmat wisata alam punya destinasi baru yang berpotensi untuk menjadi lokasi tujuan wisata unggulan. Letaknya pun tak terlalu jauh dari Jakarta. Tepatnya di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Lokasi ini juga tampaknya sudah cukup dikenal masyarakat di Jawa Tengah, apalagi yang tinggal di jalur Gombong – Kenteng – Mandiraja – Banjarnegara. Nama destinasi wisata unggulan baru itu adalah Wadas Malang. Apa saja nilai unggul dari tempat wisata yang berada di wilayah kerja Perhutani KPH Kedu Selatan itu?

B

agi Anda yang berencana untuk berlibur dan ingin tujuan liburan yang belum pernah dikunjungi, tak ada salahnya memasukkan wisata Wadas Malang ke dalam daftar destinasi liburan keluarga. Ya, Wadas Malang ini memang lokasi wisata baru. Tetapi ia punya daya tarik tersendiri yang tak kalah menarik dibandingkan lokasi wisata lain yang sudah dikenal banyak orang sebelumnya. Wadas Malang adalah obyek wisata alam yang resmi dibuka oleh Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Selatan pada 11 September 2020. Lokasinya terletak di Desa Semali, Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Berada tepat di jalur Gombong – Kenteng – Mandiraja – Banjarnegara, Wadas Malang menjadi tempat

86 DUTA Rimba

wisata dengan bentang alam yang indah dan asri yang layak direkomendasikan. Saat memberikan penjelasan tentang destinasi wisata baru itu, Administratur Perhutani KPH Kedu Selatan, Yudha Suswardhanto, menyampaikan, pihaknya melakukan pengembangan lokasi wisata Wadas Malang yang diproyeksikan akan menjadi destinasi wisata unggulan. Menurut Yudha, pengembangan wisata Wadas Malang tersebut merupakan hasil kerja sama yang harmonis yang terjalin di antara Perhutani, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Ngudi Makmur, Masyarakat Desa Semali, serta Karang Taruna Desa Semali. Lebih lanjut, Yudha mengatakan, di tengah masa berjangkitnya pandemi, jadwal operasional wisata Wadas Malang mengacu pada kebijakan pemerintah kabupaten

setempat. Selain itu, pengunjung Wadas Malang tetap harus mematuhi protokol kesehatan. “Mudah-mudahan Wadas Malang bisa menjadi alternatif tujuan wisata di tahun 2021 terutama jika pandemi ini sudah berakhir. Antusiasme masyarakat untuk berkunjung meningkat, sehingga nantinya dapat mendongkrak penghasilan masyarakat sekitar dan Perhutani,” ujar Yudha. Sementara itu, Ketua LMDH Ngudi Makmur, Madgardi, menyampaikan terima kasih kepada Perhutani KPH Kedu Selatan yang telah bersama-sama mengupayakan pengembangan wisata Wadas Malang sehingga lebih baik dan semakin baik dari tahun ke tahun. Saat ini, untuk dapat menikmati Wadas Malang, pengunjung cukup membayar Rp 5.000 per orang untuk tiket masuk.

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


Foto : Y. Niken Anggraini/Kompersh KPH Kedu Selatan

“Sejuknya hutan pinus dan gemericik air bendungan membuat suasana Wadas Malang semakin syahdu,” ujarnya.

Wisata Hutan Pinus Wadas Malang memiliki wahana yang akan membuat pengunjung betah. Di sana, yang utama adalah para pengunjung dapat menikmati wisata hutan Pinus yang asri. Sebab, seluruh wahana dan fasilitas di Wadas Malang memang menghampar di antara rimbunnya pepohonan pinus.

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

Yang menarik, pohon-pohon pinus di sana merupakan pohonpohon pinus bocor getah yang produktif. Sehingga, pengunjung dapat juga melihat proses pengambilan getah pinus yang merupakan bahan dasar pembuatan gondorukem dan terpentin. Juga dapat melihat, betapa proses pengambilan getah itu dilakukan tanpa merusak kelestarian hutan pinus tersebut. Di antara kesejukan dan keasrian hutan pinus, pengunjung juga dapat menikmati gemericik aliran sungai

nan asri. Sungai yang airnya mengalir alami itu seakan mengundang para pengunjung untuk turun ke tepian sungai, sekadar untuk bermain air. Di sana juga bendungan air yang menyajikan pesona tersendiri. Di tengah aktivitas jalan-jalan di medan yang berkontur alami, pengunjung dapat beristirahat di gazebo-gazebo yang tersedia di dalam area wisata. Dan yang tentu tak bisa dilepaskan dari tempat wisata masa kini adalah keberadaan spot foto yang instagramable. Untuk sampai ke titik spot foto

DUTA Rimba 87


WISATARIMBA

Foto : Y. Niken Anggraini/Kompersh KPH Kedu Selatan

itu, pengunjung akan merasakan dulu sensasi berjalan di jembatan anyaman bambu dan kayu. Untuk melewati jembatan itu, sebelumnya pengunjung perlu melewati jalan setapak yang menurun. Semua itu menghadirkan suasana alami yang menarik.

Wisata Kuliner Wadas Malang juga menghadirkan wahana luas untuk berolah raga. Juga ada area untuk berkemah. Dan juga trek untuk bersepeda gunung bagi para penyukanya. Tetapi Wadas Malang tak hanya menyajikan fasilitas memadai dan pemandangan alam yang indah. Wadas Malang juga menyajikan menu makanan khas lokal, yaitu nasi tiwul, mendoan, tumpeng mini, dan lain-lain. Penganan-penganan khas tersebut dijajakan oleh masyarakat sekitar. Nasi tiwul (thiwul, red) adalah makanan pengganti nasi beras yang terbuat dari ketela pohon atau

88 DUTA Rimba

Dan yang tentu tak bisa dilepaskan dari tempat wisata masa kini adalah keberadaan spot foto yang instagramable. Untuk sampai ke titik spot foto itu, pengunjung akan merasakan dulu sensasi berjalan di jembatan anyaman bambu dan kayu.

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


Foto : Y. Niken Anggraini/Kompersh KPH Kedu Selatan

singkong. Tiwul dibuat dari gaplek. Di sebagian masyarakat Jawa Timur, saat ini masih ada yang menjadikan nasi tiwul sebagai makanan pokok. Sebagai makanan pokok, kandungan kalorinya lebih rendah daripada nasi beras, namun cukup memenuhi sebagai bahan makanan pengganti beras. Sebenarnya, di daerah Kebumen, Banyumas, dan Cilacap, dikenal juga penganan serupa yang disebut oyek. Meskipun sama-sama dibuat dari gaplek, proses pembuatan kedua jenis makanan ini berbeda. Sehingga, rasanya pun sedikit berbeda. Tiwul pernah digunakan untuk makanan pokok oleh sebagian penduduk Indonesia pada masa penjajahan Jepang. Kini, memang sudah jarang ada anggota masyarakat yang mengonsumsi tiwul sebagai makanan sehari-hari. Namun, mengonsumsi tiwul di tengah hutan pinus yang asri tentu cukup nikmat, apalagi juga sebagai pengingat sejarah masa penjajahan Jepang sekaligus tetap melestarikan

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

Mendoan adalah makanan sejenis gorengan yang berasal dari wilayah yang dulu termasuk Karesidenan Banyumas, Jawa Tengah. Kata “mendoan” berasal dari Bahasa Banyumasan, yaitu mendo, yang berarti setengah matang atau lembek. makanan khas masyarakat Indonesia. Mendoan adalah makanan sejenis gorengan yang berasal dari wilayah yang dulu termasuk Karesidenan Banyumas, Jawa Tengah. Kata “mendoan” berasal dari Bahasa Banyumasan, yaitu mendo, yang berarti setengah matang atau lembek. “Mendoan” sendiri kemudian diartikan sebagai “makanan yang dimasak dengan minyak panas yang banyak dengan cepat sehingga masakan tidak benar-benar matang”. Bahan makanan yang paling sering dibuat menjadi berbagai menu mendoan

adalah tempe dan tahu. Itu adalah sebagian menu dalam wisata kuliner di Wadas Malang. Ada sejumlah menu lain yang tersaji. Semuanya layak menjadi pilihan bagi para pengunjung yang menyukai wisata kuliner. Intinya, semua wahana dan fasilitas di Wadas Malang menyajikan pesona wisata yang menarik. Tetapi nilai lebih yang terutama dari wana wisata Wadas Malang adalah pemandangan alam yang asri dan menyejukkan mata serta hati, yang tersaji di sejauh mata memandang, saat berada di Wadas Malang. Hmm... • DR/Kds/Rwi

DUTA Rimba 89


INOVASI

Penginapan Inovatif

di Ranca Upas Diresmikan Ide-ide dan hal-hal baru kerap kali muncul dari aktivitas sehari-hari. Justru dari kegiatan yang rutin dilakukan setiap hari, inovasi dan terobosan baru sering tercipta. Begitu pula dengan inovasi camping baru Bobocabin di kawasan wisata Ranca Upas, Ciwidey, Bandung, Jawa Barat. Ini sekaligus merupakan langkah taktis dalam upaya menggerakkan dan mendongkrak industri pariwisata guna memulihkan ekonomi akibat dampak pandemi covid-19. Inovasi ini pun diharapkan bisa turut memulihkan ekonomi, khususnya di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif pada era new normal.

A

da hal menarik terjadi di kawasan wisata Ranca Upas, Ciwidey, Bandung, Jawa Barat, Senin, 15 Februari 2021. Di hari itu, Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Ecotourism Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten bekerja sama dengan PT Bobobox Aset Manajemen (BAM) telah me-launching produk inovasi camping baru, yaitu Bobocabin. Kolaborasi Perhutani Divre JabarBanten dengan PT BAM ini juga menjadi langkah positif sebagai upaya menggerakkan dan mendongkrak industri pariwisata guna memulihkan ekonomi akibat dampak pandemi covid-19. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) yang diwakili Deputi Industri dan Investasif, Fadjar Hutomo, hadir dalam acara tersebut. Turut hadir di acara tersebut, Gubernur Jawa Barat yang diwakili Sekretaris Dinas Kebudayaan dan

90 DUTA Rimba

Pariwisata Provinsi Jawa Barat, Andre Wijanto; Bupati Bandung, H Dadang M Naseer; Direktur Utama PT Pos Property, Setijowati; Direktur Keuangan PT ITDC Property, Herdi Ranu Wibowo; Direktur Operasional PT Jaswita Provinsi Jawa Barat, Agus Darmadi; Kepala Polisi Resort Kota (Polresta) Bandung, Hendra Kurniawan; CEO dan co-founder PT Bobobox Mitra Indonesia, Indra Gunawan; Kepala Departemen Produksi Industri Ecotourism Agroforestry (PIEA), Dadan Wahyu Wardana; General Manager (GM) KBM Ecotourism, Agus Mashudi; dan tamu undangan lainnya. Di kesempatan itu, mewakili Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jabar - Banten, Dicky Yuana Rady, Dadan Wahyu Wardana mengatakan, Bobocabin ini merupakan salah satu bentuk inovasi Perhutani melalui KBM Ecotourism untuk mengembangkan potensi wisata camping di Ranca

Upas dengan memadukan teknologi Internet of Thing (IoT), keindahan alam, dan desain modern. Inovasi itu adalah hasil kerja sama dengan PT BAM. Dadan menyebut, dengan adanya inovasi ini, pihaknya optimis bisa turut memulihkan ekonomi khususnya di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif pada era new normal. “Keberadaan Bobocabin ini juga didukung dengan telah diraihnya sertifikasi Cleanliness, Health, Safety, Environment (CHSE) untuk Ranca Upas, sehingga menjadi salah satu obyek wisata yang recommended dan aman di Jawa Barat,” tuturnya.

Produk Akomodasi Terbaru Di kesempatan itu, General Manager KBM Ecotourism Perum Perhutani, Agus Mashudi, mengatakan, selama masa pandemi Covid-19, tren wisata masyarakat menjadi berubah. Masyarakat menjadi gemar untuk berwisata

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


Foto : Salma Hasna/Kompersh DIvre Janten

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

DUTA Rimba 91


ke alam terbuka, baik itu camping maupun aktivitas alam terbuka lainnya. Sehingga, dengan adanya inovasi Bobocabin di Ranca Upas, diharapkan masyarakat tidak akan merasa jenuh karena pilihan untuk wisata alam terbuka akan bertambah variatif. “Melihat potensi dan kemungkinan adanya kejenuhan masyarakat terhadap tempat camping, KBM Ekowisata Perhutani melakukan inovasi dengan cara bekerjasama dengan Bobobox untuk membangun sebuah destinasi wisata bermalam gaya baru yang berkonsep elevated cabin,” paparnya. Sementara itu, CEO dan CoFounder Bobobox, Indra Gunawan, mengatakan, Bobocabin adalah produk akomodasi terbaru dari Bobobox. Bobocabin hadir dengan konsep elevated cabin yang mengusung pengalaman baru berkemah dengan memadukan penggunaan teknologi IoT dan keindahan alam sekitar. Indra menerangkan, secara desain, Bobocabin ini dirancang aman dengan memenuhi prosedur kesehatan, yaitu menerapkan standar physical distancing, yaitu dengan menerapkan contactless experience dengan dukungan teknologi IoT untuk operasional kabin. Salah satunya dengan memanfaatkan fitur QR code untuk membuka pintu. “Setiap kabin dilengkapi juga dengan fasilitas yang modern dengan dukungan teknologi IoT untuk mengontrol fitur-fitur yang ada di dalamnya seperti smart glass window, lampu, pintu dan Bluetooth Audio Speaker yang bisa dikendalikan langsung dari ponsel pengunjung,” jelasnya. Keberadaan Bobocabin, lanjut Indra, diharapkan dapat ikut serta dalam menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat

92 DUTA Rimba

Foto : Salma Hasna/Kompersh DIvre Janten

INOVASI

Wisata Glamping bernama Bobocabin ini merupakan kabin yang bisa ditempati dua orang dewasa dan seorang anak berusia kurang dari 12 tahun. Hal ini menjadi sebuah terobosan yang menarik, karena mengusung tema berkemah di tengah alam tetapi di dalam kabin yang cukup mewah dibandingkan dengan sekadar menggunakan tenda yang umum digunakan untuk berkemah. sekitar. Dan Bobocabin juga akan memajukan industri pariwisata dengan mengedepankan keberlanjutan, baik dari segi sosial, ekonomi, maupun lingkungan.

Glamour Camping KBM Ecotourism Perum Perhutani dan Bobobox mengembangkan wisata glamour camping alias glamping di Ranca Upas, sebagai sebuah obyek wisata inovatif. Wisata Glamping bernama Bobocabin ini merupakan kabin yang bisa ditempati dua orang dewasa dan seorang anak berusia kurang dari 12 tahun. Hal ini menjadi sebuah

terobosan yang menarik, karena mengusung tema berkemah di tengah alam tetapi di dalam kabin yang cukup mewah dibandingkan dengan sekadar menggunakan tenda yang umum digunakan untuk berkemah. President dan Co-Founder Bobobox, Antonius Bong, mengatakan, Bobocabin dirumuskan dengan tujuan untuk menjembatani kebutuhan pariwisata yang berkelanjutan lewat segmen wisata alam. Konsep yang diusung adalah menawarkan sensasi petualangan bernuansa alam dengan sentuhan desain modern. Bobocabin menjadi

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


Foto : Salma Hasna/Kompersh DIvre Janten

kian berkelas dan bernilai unik karena dukungan teknologi. Pengunjung Wana Wisata Ranca Upas Akan sangat dimanjakan dengan menikmati potensi wisata yang luar biasa. Sebab, panorama alam Indonesia memang sangat indah dan menjanjikan untuk dikembangkan. Apalagi di Ranca Upas, yang sebelumnya pun sudah dikenal banyak kalangan karena keindahan dan kenyamanan alam yang asri. Lewat Bobocabin, Perhutani dan Bobobox menangkap permintaan

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

besar dari masyarakat yang telah berbulan-bulan berada di rumah karena wabah pandemi Covid-19. Mereka ingin sejenak berada di alam terbuka yang lokasinya dekat dengan tempat tinggalnya. Kepenatan karena wabah pandemi yang juga belum berakhir, membuat masyarakat ingin menikmati pemandangan alam yang indah, langsung di tengah alam. Caranya, dengan berkemah. Bobocabin mengangkat konsep glamping yang memungkinkan pengunjung menikmati pengalaman

berpetualang di lokasi sekitar penginapan. Di sana, pengunjung dapat menyegarkan diri dan sejenak melepaskan kepenatan dari hiruk pikuk suasana kota dan rutinitas pekerjaan sehari-hari. Bobocabin dirancang berjendela besar, agar pengunjung bisa menikmati langsung alam sekitar dari dalam kamar. Kabin penginapan ini juga dilengkapi dengan teknologi Internet of Things untuk mengatur lampu, pintu, jendela, juga bluetooth untuk koneksi pengguna ponsel (telepon seluler) pintar ke pelantang suara di kamar. Ada pula layanan 24 jam, api unggun, barbeque, serta kamar mandi umum. Bobocabin dapat disewa harian seharga Rp 500.000 hingga Rp 1.000.000. Glamping dengan Bobocabin ini sudah tersedia pada pertengahan Januari 2021. Jadi, untuk Anda yang ingin berkemah dan menikmati pemandangan alam langsung di tengah alam terbuka tetapi tetap dapat menikmati kemudahan akses teknologi dan internet, datang saja ke Ranca Upas. Dan nikmatilah inovasi baru bertajuk Bobocabin. Cag! • DR/DivreJanten/SRM

DUTA Rimba 93


Foto : Yudi Triyanto/Kompersh KPH Madiun

POJOKKPH

94 DUTA Rimba

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


Gandeng Kimia Farma, Perhutani KPH Madiun

Gelar Rapid Test Cegah Penularan Covid-19 Berjangkitnya wabah pandemi Covid-19 belum berakhir. Grafik penularan belum sampai ke angka minimal. Maka, langkah-langkah pencegahan penularan virus Corona harus terus dilakukan. Bentukbentuk kepedulian harus terus diterapkan. Dan hal itulah yang dilakukan Perhutani KPH Madiun dengan menggandeng PT Kimia Farma Surabaya. Di Madiun, mereka menggelar Rapid Test untuk mendeteksi potensi penularan Covid-19. Hasil Rapid Test akan menjadi rujukan untuk menerapkan langkah-langkah memutus mata rantai penularan Covid-19.

K

aryawan dan seluruh pekerja di lingkup Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Madiun berkumpul di Aula Kantor Perhutani KPH Madiun, pada Rabu, 24 Februari 2021. Di hari itu, Perhutani KPH Madiun, bekerjasama dengan Laboratorium Klinik Kimia Farma Surabaya, mengadakan rapid test antigen. Tes yang diperuntukkan bagi karyawan dan seluruh pekerja yang ada di lingkup Kantor Perhutani KPH Madiun itu diselenggarakan sebagai bagian dari upaya untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Kegiatan tersebut dihadiri oleh Wakil Administratur Perhutani KPH Madiun, Agus Haryono. Di kesempatan itu, Agus menyampaikan, kegiatan rapid test antigen itu merupakan agenda yang penting. Sebab, kegiatan rapid test antigen itu adalah salah satu

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021

upaya untuk mengetahui kondisi kesehatan para karyawan serta pekerja yang ada di Perhutani KPH Madiun. “Dengan diketahuinya kondisi kesehatan masing-masing karyawan, maka dapat dijadikan acuan dalam melakukan aktifitas pekerjaan,” kata Agus. Agus juga menekankan, guna meminimalkan potensi penyebaran virus Corona, pihaknya meminta agar seluruh karyawan dan pekerja di lingkup Perhutani KPH Madiun selalu mematuhi protokol kesehatan. Hal-hal semisal rajin mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan, menjadi kunci untuk meminimalkan potensi penularan Covid-19. Selain itu, juga penting untuk selalu menjaga imunitas tubuh. “Untuk menjaga imun tubuh, perlu mengonsumsi makanan yang bergizi dan bervitamin, istirahat

yang cukup, dan hindari stres,” imbau Agus. Sementara itu, petugas medis dari Laboratorium Klinik Kimia Farma Surabaya, Fitria Hardiyanti, mengatakan, kegiatan tersebut merupakan langkah bijak yang diambil oleh Manajemen Perhutani KPH Madiun. Pihaknya pun mendukung langkah tersebut untuk mencegah penularan virus Corona yang menyebabkan Covid-19. Rapid Test itu juga penting dilakukan, untuk mengetahui ada atau tidaknya Orang Tanpa Gejala (OTG) di lingkungan kerja Perhutani KPH Madiun.

Tiga Kabupaten Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Madiun merupakan salah satu unit kelola sumber daya hutan (SDH) Perum Perhutani yang termasuk di bawah pengelolaan Divisi Regional Jawa Timur. Kantor Perhutani KPH Madiun berkedudukan di Jalan

DUTA Rimba 95


Foto : Yudi Triyanto/Kompersh KPH Madiun

POJOKKPH

Rimba Mulya Nomor 6, Madiun, Jawa Timur. Secara administratif, wilayah KPH Madiun berada pada tiga kabupaten, yaitu Madiun, Ponorogo, dan Magetan. Berdasarkan RPKH Jangka 20112020, wilayah hutan yang dikelola oleh Perhutani KPH Madiun adalah seluas 31.219,70 Hektare. Wilayah hutan tersebut terdiri dari 2 kelas perusahaan, yaitu kelas perusahaan jati seluas 27.483,60 Hektare dan kelas perusahaan kayu putih seluas 3.736,10 Hektare. Wilayah hutan KPH Madiun seluas 15.953,8 Hektare berada di Kabupaten Madiun; seluas 13.405,8 Hektare berada di Kabupaten Ponorogo, dan seluas 1.860,1 Hektare berada di Kabupaten Magetan.

Pengelolaan Hutan Lestari Sebagai satu unit kerja di Perum Perhutani, KPH Madiun menerapkan

96 DUTA Rimba

pengelolaan hutan berdasarkan prinsip-prinsip kelestarian. Di dalam implementasinya, KPH Madiun menerapkan prinsipprinsip pengelolaan hutan lestari (PHL) berdasarkan skema Forest Stewardship Council (FSC). Penerapan prinsip-prinsip tersebut telah dilakukan oleh Perhutani KPH Madiun dengan membentuk bagian hutan sebagai satu kesatuan pengelolaan hutan secara lestari dengan petak sebagai unit kelola terkecil. Kawasan hutan KPH Madiun dibagi menjadi 4 bagian hutan. Keempatnya yaitu Bagian Hutan Caruban (11.953,60 Hektare – KP Jati), Pagotan (4.076 Hektare – KP Jati), Ponorogo Barat (6.260,3 Hektare – KP Jati), dan Bagian Hutan Ponorogo Timur (5.193,7 Hektare –KP Jati dan 3.736,1 Hektare – KP Kayu Putih).

Berdasarkan fungsinya, kawasan hutan Perhutani KPH Madiun dibagi menjadi dua, yaitu Hutan Produksi seluas 26.490 Hektare dan Hutan Lindung seluas 4.729,7 Hektare. Struktur organisasi KPH Madiun terdiri dari 2 Sub Kesatuan Pemangkuan Hutan (SKPH), 11 Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH), dan 39 Resort Pemangkuan Hutan (RPH). Menurut Penataan Area Kerja (PAK), dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu Kawasan produksi 26.490 Hektare (84,85%), Kawasan perlindungan 3.816,2 Hektare (12,21%), dan Kawasan peruntukan lain seluas 913,5 Hektare (2,93%). Kegiatan pengelolaan dan pemantauan di KPH Madiun dilakukan secara terencana dan terstruktur, sehingga diharapkan mampu menjamin keberlanjutan fungsi ekonomi, lingkungan, dan sosial. • DR/Mdn/Yud

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021



SELAMAT TAHUN BARU

Hari Baru, Semangat Baru, Harapan Baru, Untuk Hutan Indonesiaku


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.