MAJALAH DUTA RIMBA EDISI 88

Page 14

RIMBAUTAMA

Bersama Tangani Dampak

Bencana Alam Tak ada manusia yang tahu kapan musibah melanda. Tak ada manusia yang ingin terkena bencana alam. Tetapi jika musibah itu datang, tak ada manusia yang mampu menahan dan menolak. Bencana alam bisa datang tanpa diketahui sebelumnya. Yang bisa dilakukan manusia adalah mencoba meminimalkan dampak bencana alam yang sewaktu-waktu dapat melanda. Ketika bencana sudah melanda, yang bisa manusia lakukan adalah menangani dampak bencana itu. Dan itulah yang dilakukan Perhutani bersama stakeholder lainnya di sejumlah daerah.

T

anah longsor cukup besar terjadi di kaki Gunung Sawal Ciamis, Jawa Barat, Februari 2021. Longsor ini terjadi di kaki Gunung Sawal yang termasuk bagian Desa Mandalare, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis. Menyikapi musibah longsor di Gunung Sawal, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Ciamis bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis, Jumat, 19 Februari 2021, melakukan investigasi ke titik longsor Gunung Sawal. Investigasi itu tepatnya dilakukan di kaki Gunung Sawal, Desa Mandalare, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Kawasan tersebut masuk wilayah Perhutani Resort

12 DUTA Rimba

Pemangkuan Hutan (RPH) Panjalu, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Ciamis, KPH Ciamis. Administratur Perhutani KPH Ciamis, Sukidi, hadir dalam kegiatan tersebut bersama Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Ciamis, Aman. Mereka masingmasing hadir bersama jajaran. Proses investigasi tersebut dilakukan untuk mengetahui sejauh mana dampak longsor yang terjadi dan apakah masih ada ancaman bencana alam itu akan terjadi lagi. Setelah dilakukan investigasi dan assesment, diperoleh kesimpulan bahwa kejadian longsor tersebut kurang lebih terjadi di lahan seluas 0,1 hektare. Tanah yang longsor itu terdapat lebar kurang lebih 15

meter dan ketinggian atau panjang sekitar 75 meter. Longsor tersebut tidak menimbulkan ancaman bagi masyarakat ataupun mengganggu aliran air, karena jarak dengan perkampungan lebih dari 2 km. Masyarakat pun diimbau untuk tidak khawatir. Di kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Ciamis, Sukidi, menyatakan, seluruh jajaran Perum Perhutani berkomitmen untuk terus menjaga kawasan hutan dan lingkungan agar tetap lestari serta menjaga keutuhan alam. Ia pun menerangkan, di hutan produksi terdapat kawasan khusus perlindungan, antara lain Hutan Alam Sekunder (HAS) yang ditumbuhi pohon jenis rimba campur, yaitu Puspa, Kijangkat, dan lain-lain, yang

NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.