BISNISRIMBA
Dari Garut,
“Kamodjan Fillage” Siap Menyapa
Perhutani KPH Garut menjalin kerja sama dengan LMDH dan PT Garut Wisata Mandiri untuk pemanfaatan jasa lingkungan bidang wisata alam. Lokasi yang menjadi obyek kerja sama tersebut adalah Wisata Alam “Kamodjan Fillage”. Diharapkan, kerja sama yang dijalin itu akan lebih meningkatkan kualitas pengelolaan lokasi wisata alam itu sehingga lebih profesional dan semakin prospektif secara bisnis. Bagaimana proses jalinan kerja sama tersebut? Seperti apa pula prospek bisnis pengelolaan lokasi wisata alam “Kamodjan Fillage” itu?
A
dministratur Perhutani KPH Garut, Nugraha, hadir beserta jajaran, dalam gelaran acara Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) Kemitraan Kehutanan untuk Pemanfaatan Jasa Lingkungan Bidang Wisata Alam ‘Kamodjan Fillage” dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sawargi dan PT Garut Wisata Mandiri. Hadir pula di acara yang diselenggarakan di Ruang Rapat Kantor Perhutani KPH Garut, Selasa, 9 Februari 2021, itu sejumlah pihak terkait. Mereka adalah Ketua LMDH Sawargi, Omay, beserta anggotanya; serta Komisaris PT Garut Wisata Mandiri, Yenny Sugianto, beserta jajaran. Lokasi wisata yang menjadi obyek kerja sama itu adalah lahan seluas 12,00 hektare yang terletak di Petak 24c Resort Pemangkuan
72 DUTA Rimba
Hutan (RPH) Tarogong, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Leles, KPH Garut. Secara administratif pemerintahan, lokasi itu termasuk wilayah Desa Sukakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Di kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Garut, Nugraha, menerangkan, kerja sama ini hanya terbatas pada pengelolaan kegiatan wisata alam. Sehingga, tidak ada penyerahan dan atau pengalihan pengelolaan hutan. Artinya, pengelolaan hutan masih sepenuhnya menjadi kewenangan Perhutani. “Masing-masing pihak harus menaati Standar Operasional Prosedur (SOP), secara rutin melaksanakan pemeliharaan fasilitas dan sarana-prasarana wisata, serta menerapkan ‘Sapta Pesona’, dan turut menjaga keamanan kawasan
hutan baik kawasan hutan yang dikelola maupun kawasan hutan sekitarnya,” katanya. Nugraha menambahkan, saat ini kita masih berada di tengah situasi berjangkitnya wabah pandemi Covid-19. Sehingga, lokasi wisata tersebut juga harus menerapkan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah. Apalagi, Kabupaten Garut masih dalam status zona merah. Sementara itu, Komisaris PT Garut Wisata Mandiri, Yenny Sugianto, mengharapkan bantuan untuk pemasaran dan promosi. Antara lain, jika Perhutani mengadakan event atau kegiatan, diharapkan agar acaranya digelar di “Kamodjan Fillage”. Sedangkan Ketua LMDH Sawargi, Omay, menyampaikan harapannya agar anggota LMDH dapat dilibatkan dalam pengelolaan lokasi
NO. 88 • TH. 15 • JANUARI - FEBRUARI • 2021