MajalahKomunikasi 322 | Januari - Februari 2021

Page 1


ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah


DAFTAR ISI Pada 6 Desember 2019, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Tjahjo Kumolo telah menandatangani Peraturan Menteri (Permen) PANRB Nomor 28 tahun 2019 tentang Penyetaraan Jabatan Administrasi ke dalam Jabatan Fungsional. Bagaimana tanggapan Universitas Negeri Malang (UM)? Simak informasi selengkapnya di Rubrik Laporan Utama!

dok. Pribadi

Eselon Dipangkas, Jabatan PNS Disetarakan SALAM REDAKSI 4

6

SURAT PEMBACA 5 LAPORAN UTAMA OPINI 10

dok. Pribadi

Evi Eliyanah, Ilmuwan Muda Bervisi Mulia

20

INFO 12 PROFIL

“Tugas kita adalah berusaha sebaik mungkin dan ikhlas; rekognisi atas karya kita akan mengikuti.” Itulah salah satu kutipan dari ilmuwan muda kebanggaan Universitas Negeri Malang. Penasaran dengan tokoh kita di Rubrik Profil kali ini? Yuk, simak wawancara lengkapnya!

LAPORAN KHUSUS 22 CERITA MEREKA SEPUTAR KAMPUS 26 CURHAT 31

24

WISATA RANCAK BUDAYA 34

Kisah perjuangannya penuh lika-liku tidak membuatnya menyerah dan putus asa demi mewujudkan cita-citanya, Wecya Sugevin pemuda yang sukses berhasil mewujudkan citacitanya bahkan sukses harumkan daerahnya sebagai duta pemuda. Penasaran bagaimana ceritanya? Yuk, simak cerita selengkapnya di rubrik Cerita Mereka!

PUSTAKA 36 PUISI 37 KOMIK 38

Pantai Padas Pecah: Surga Tersembunyi dari Malang Ingin pengalaman liburan yang tidak biasa? Cobalah untuk mengunjungi Pantai Padas Pecah. Banyak yang menyebutnya bahwa Pantai Padas Pecah adalah “Surga Tersembunyi” yang ada di Malang. Kecantikannya langsung bisa kalian lihat saat pertama kali sampai di pantai ini. Penasaran dengan pantai yang khas akan hamparan pasir putih luas, laut biru, deru ombak, dan biota laut yang unik? Simak ulasan selengkapnya di Rubrik Wisata, ya!

LENSA UM 39

32

dok. Komunikasi

dok. Pribadi

Wecya Sugevin, Duta Pemuda Sukses Harumkan Daerahnya

Tahun 42 Januari - Februari 2021 | |

3


Salam Redaksi

oleh Djajusman Hadi

S

elamat bersua lagi para pembaca setia majalah Komunikasi di edisi awal tahun 2021 yang semoga akan membawa prestasi gemilang dan berkah bagi segenap Civitas Academica Universitas Negeri Malang (UM). Sebagai bagian organisasi perguruan tinggi negeri, tentulah UM yang dipimpin oleh rektor dan jajaran pimpinan lain di bawahnya (non eselon) adalah dari unsur tenaga pendidik atau dosen, sedangkan pejabat lain dari eselon yang ikut memotori roda kepemimpinan di kampus adalah dari pejabat struktural seperti Kabag dan Kasubag, kini telah berubah menjadi jabatan fungsional yang secara otomatis, status eselonnya menjadi hilang. Atas dasar itu, majalah Komunikasi pada kesempatan kali ini akan mengangkat berita utama bertajuk “Eselon Dipangkas, Jabatan PNS Disetarakan dari Administrasi ke Fungsional”. UM baru saja melantik 49 pejabat fungsional pada akhir tahun kemarin (30/12/2020). Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Jabatan Pejabat Fungsional Tenaga Kependidikan (Tendik) tersebut berlangsung secara luring di Aula Graha Rektorat lantai 9, sekaligus disiarkan secara daring melalui Zoom Meeting. Kebijakan untuk melantik pejabat fungsional ini merujuk pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (PAN-RB RI) Nomor 28 tahun 2019 tentang Penyetaraan Jabatan Administrasi ke dalam Jabatan Fungsional. Penyetaraan jabatan dari jabatan struktural menjadi jabatan fungsional ini merupakan salah satu upaya dalam proses penyederhanaan birokrasi yang harmonis. Kebijakan ini merupakan sebuah upaya untuk merampingkan jabatan, supaya pekerjaan lebih cepat dan akurat. Langkah ini menjadi bagian penting dari upaya pemerintah untuk meningkatkan investasi. Bertingkatnya eselon selama ini disinyalir menjadi pemicu lambatnya layanan birokrasi, terutama terkait investasi. Keberadaan eselon I–IV yang ada di kementerian dan lembaga terlalu banyak. Struktur eselonisasi ini disederhanakan menjadi dua level saja dan diganti dengan jabatan fungsional yang menghargai keahlian serta kompetensi. Pemangkasan eselon sebagai langkah upaya

untuk melakukan harmonisasi pada efisiensi dan penyederhanaan birokrasi agar pelayanan kepada publik lebih cepat. Latar belakang adanya kebijakan penyetaraan jabatan struktural administrasi ke jabatan fungsional adalah Reformasi Birokrasi. Tatanan jabatan struktural yang dialihkan menjadi jabatan fungsional ialah Jabatan Administrator (Eselon III) dan Jabatan Pengawas (Eselon IV). Di UM, yang dulu biasa disebut sebagai Kepala Bagian (Kabag) akan beralih menjadi Koordinator, dan Eselon IV yang biasa disebut sebagai Kepala Sub Bagian (Kasubag) akan beralih menjadi Sub Koordinator. Dengan adanya Peraturan Menteri terbaru mengenai penyetaraan jabatan, jabatan Kabag disetarakan dengan Ahli Madya dan jabatan Kasubag kini setara dengan Ahli Muda. Selain topik hangat terkait perubahan jabatan struktural ke fungsional di UM, dari redaksi Komunikasi pada edisi kali ini juga menyajikan berbagai Rubrik di antaranya (1) Up to Date: Pemira UM 2020, Tantangan Penegakan Prinsip Kejujuran dan Keadilan (Jurdil); (2) Seputar Kampus; (3) Profil: Evi Eliyanah, Ilmuwan Muda Bervisi Mulia; (4) Cerita Mereka: Mahasiswa Bidikmisi sebagai Duta Pemuda Jatim Tahun 2020; dan (5) Laporan Khusus: Delapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Baru Berkaitan dengan Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar. Tidak banyak yang bisa kami sampaikan dalam salam redaksi kali ini. Namun, kami sangat berharap, kehadiran majalah Komunikasi edisi kali ini mampu memberikan inspirasi dan informasi terkini, serta edukasi bagi para pembaca yang budiman. Semoga kehadiran kami di awal tahun 2021 ini dapat memberikan informasi up to date yang menghiasi Reformasi Birokrasi dengan harapan, terbentuk birokrasi yang lebih dinamis, luwes, dan profesional untuk mendukung peningkatan pelayanan publik yang harmonis.

Penulis adalah Sub Koordinator Registrasi dan Statistik sekaligus Penyunting Majalah Komunikasi

KOMUNIKASI • Majalah Kampus Universitas Negeri Malang • Jalan Semarang No. 5 Graha Rektorat lantai 2 Telp. (0341) 551312 Psw. 354 • E-mail: komunikasi@um.ac.id • Website: http://komunikasi.um.ac.id • Instagram: @komunikasi_um KOMUNIKASI diterbitkan sebagai media informasi dan kajian masalah pendidikan, politik, ekonomi, agama, dan budaya. Berisi tulisan ilmiah populer, ringkasan hasil penelitian, dan gagasan orisinil yang segar. Redaksi menerima tulisan para akademisi dan praktisi yang ditulis secara bebas dan kreatif. Naskah dikirim dalam bentuk softdata dan print out, panjang tulisan 2 kwarto, spasi 1.5, font Times New Roman. Naskah yang dikirim belum pernah dimuat atau dipublikasikan pada media cetak manapun. Tulisan yang dimuat akan mendapatkan imbalan yang sepantasnya. Redaksi dapat menyunting tulisan yang akan dimuat tanpa mengubah artinya. Tulisan dalam Komunikasi tidak selalu mencerminkan pendapat redaksi. Isi di luar tanggung jawab percetakan PT Antar Surya Jaya Surabaya.

4 | Komunikasi Edisi 332

dok. Pribadi

Harmonisasi Penyederhanaan Birokrasi

STT: SK Menpen No. 148/ STT:DITJEN SK Menpen No. 148/ SK PPG/STT/1978/ SK DITJEN tanggal 27PPG/STT/1978/ Oktober 1978 tanggal 27 Oktober 1978

Pembina Rektor (AH. Rofi’uddin) Penanggung Jawab Wakil Rektor III (Mu’arifin) Wakil Penanggung Jawab Hendra Susanto Ketua Pengarah Sucipto Ketua Penyunting Zulkarnain Wakil Ketua Djajusman Hadi Anggota Yusuf Hanafi Muslihati Evi Susanti M. Nuruddin Zanky Dila Umnia Soraya Kun Sila Ananda Tika Dwi Tama Ike Dwiastuti Redaktur Pelaksana Nida Anisatus Sholihah Editor Fitriyanti Bunga Syani Yemima Layouter Nadifah Adya Ilham Desainer dan Ilustrator Nur Aviatul Adaniyah Reporter Umi Nahdhiah Nur Nilam Ayu S. M. Irkhamin Erlina Febrianti Nuriyatul M. Zakaria Kreswantono Nurul Laili Rohmatin Zahira Alfiani Niken Puspitsari M. Izam Masroir Administrasi Taat Setyohadi Su’udi Suhartono Ekowati Sudibyaningsih Oni Irawan Nur Cholisah Elok Kanthiasih Hadi Mulyono Distributor Adi Santoso


Surat Pembaca

Surat Pembaca Halo, Kak! Perkenalkan, namaku Mufid. Aku mau tanya, apakah ada kuis di majalah Komunikasi? Jika ada, bagaimana caraku mengirimkan jawabannya? Terima kasih.

Nur Aviatul Adaniyah

Salam Mufid Zahir Hilmy S1 Pendidikan Geografi Dear Mufid, salam kenal juga ya. Terima kasih sudah mengirim surat pembaca ke Redaksi Komunikasi. Saat ini belum ada rubrik khusus berisi kuis. Namun, kami mengucapkan terima kasih atas pertanyaan dari Mufid yang sekaligus dapat menjadi usulan untuk konten majalah. Hal tersebut akan kami koordinasikan lebih lanjut dalam rapat redaksi Komunikasi. Salam

"Pemimpin yang baik adalah mereka yang memimpin dengan hati ikhlas dan bertanggungjawab!" Cover Story

Repro Internet

Redaksi

Desire is toxic for heart indeed. Gita Savitri Devi

ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

Tahun 42 Januari - Februari 2021 | |

5


dok. Komunikasi

dok.Komunikasi

Laporan Utama

Suasana pelantikan jabatan secara luring

U 6 | Komunikasi Edisi 332

Eselon Dipangkas, Jabatan PNS Disetarakan niversitas Negeri Malang (UM) baru saja melantik 49 pejabat fungsional pada akhir tahun kemarin (30/12/2020). Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Jabatan Pejabat Fungsional Tenaga Kependidikan (Tendik) tersebut berlangsung secara luring di Aula Graha Rektorat lantai 9, sekaligus disiarkan secara daring melalui Zoom Meeting. Kebijakan untuk melantik pejabat fungsional ini merujuk pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (PAN-RB RI) Nomor 28 tahun 2019 tentang Penyetaraan Jabatan Administrasi ke dalam Jabatan Fungsional. Penyetaraan jabatan ini merupakan salah satu upaya dalam proses penyederhanaan birokrasi. Oleh

karena itu, masih ada langkahlangkah yang harus ditempuh oleh instansi pemerintah dalam melakukan penyederhanaan birokrasi secara keseluruhan sesuai dengan tujuan dari arahan Presiden Joko Widodo. Lantas, bagaimana pelaksanaan penyetaraan jabatan tersebut di lingkungan Kampus UM? Berikut ulasannya. Latar Belakang Penyetaraan dan Pelantikan Jabatan Fungsional Reformasi Birokrasi menjadi latar belakang adanya kebijakan penyetaraan jabatan struktural administrasi ke jabatan fungsional. Tatanan jabatan struktural yang dialihkan menjadi jabatan fungsional ialah Jabatan Administrator (Eselon III) dan Jabatan Pengawas (Eselon IV).

Dalam lingkup Pegawai Negeri Sipil (PNS) khususnya di UM, Eselon III disebut sebagai Kepala Bagian (Kabag) dan Eselon IV sebagai Kepala Sub Bagian (Kasubag). “Dengan adanya Peraturan Menteri terbaru mengenai penyetaraan jabatan, jabatan Kabag disetarakan dengan Ahli Madya dan jabatan Kasubag kini setara dengan Ahli Muda,” ungkap Prof. Dr. Heri Suwignyo, M.Pd selaku Wakil Rektor II (bidang keuangan, Sumber Daya Manusia (SDM), dan sarana prasarana) UM. “Per tanggal 30 Desember, Kabag diganti dengan Koordinator Bagian dan Kasubag diganti Sub Koordinator,” terang Sjamsul Bachri, S.AP yang saat ini berperan sebagai Sub Koordinator Subag Tenaga Administrasi Biro Umum


dok. Komunikasi

Laporan Utama

dok.Komunikasi

Pembacaan ikrar wisudawan

Foto bersama setelah pelantikan

dan Keuangan (BUK). Secara rinci, para Tendik yang jabatannya diperbarui kini menjabat sebagai Arsiparis Ahli Madya, Arsiparis Ahli Muda, Analis Anggaran Ahli Muda, Analis Kepegawaian Ahli Madya, Analis Kepegawaian Ahli Muda, Analis Pengelolaan Keuangan APBN Ahli Madya, Analis Pengelolaan Keuangan APBN Ahli Muda, Pranata Hubungan Masyarakat Ahli Madya, Pranata Hubungan Masyarakat Ahli Muda, Pranata Komputer Ahli Muda, Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Ahli Muda, dan Pustakawan Ahli Muda. Tujuan utama penyetaraan jabatan ini ialah untuk meningkatkan efisiensi pekerjaan serta anggaran negara. Peta jabatan Eselon III dan Eselon IV dirasa terlalu banyak sehingga pemangkasan birokrasi perlu dilakukan. “Kebijakan ini merupakan sebuah upaya untuk merampingkan jabatan, supaya pekerjaan lebih cepat dan lincah,” kata Wakil Rektor II UM. Dalam sambutannya pada acara pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan, beliau pun menegaskan bahwa efektifitas, efisiensi, dan produktifitas tenaga kependidikan akan lebih ditekankan dengan adanya

kebijakan ini. Untuk lembaga di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), pengangkatan dan pelantikan jabatan fungsional melalui penyetaraan jabatan dilaksanakan paling lambat 31 Desember 2020. Pengalihan jabatan tidak diberlakukan apabila belum dilaksanakan pelantikan setelah tanggal tersebut, tetapi tidak ada tunjangan untuk pejabat yang bersangkutan. Pelaksanaan Tugas Setelah Penyetaraan Jabatan Fungsional Peran Kabag dan Kasubag kini berbeda setelah adanya penyetaraan jabatan fungsional. “Pejabat yang baru saja dilantik, diberi peran sebagai Koordinator sesuai bidangnya. Dulu Kabag punya anak buah, sekarang sudah tidak punya,” tutur Heri. Sjamsul pun menerangkan bahwa pejabat fungsional yang baru saja diangkat ini bekerja tanpa dibantu, seperti halnya dosen. “Pejabat fungsional bekerja sendiri untuk mengejar kredit poin supaya kenaikan pangkatnya lancar,” kata Sjamsul. Adanya penyetaraan jabatan fungsional membuat alur birokrasi menjadi lebih ringkas. Setelah adanya pemangkasan

birokrasi, Koordinator dan Sub Koordinator (yang dulunya Kabag dan Kasubag) kini tidak lagi berhak mengerjakan tugas legalisir atau pengesahan. “Koordinator dan Sub Koordinator sudah tidak berhak menggunakan stempel UM, sekarang semuanya langsung ke pejabat tinggi,” ujar Sjamsul. Contoh lain ialah pengajuan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) yang menjadi target kinerja pegawai. Jika sebelumnya Kabag atau Kasubag Kepegawaian berhak mengesahkan SKP, kini proses pengesahan harus diajukan langsung kepada rektor atau wakil rektor. “Sebenarnya sedikit repot juga bagi pejabat tinggi karena tugasnya semakin berat,” imbuh Sjamsul. Meskipun kebijakan sudah terlaksana per 1 Januari 2021, saat ini para Tendik yang baru dilantik masih berada dalam masa penyesuaian jabatan, setidaknya selama tiga hingga enam bulan ke depan. “Jika nanti ada ketidakcocokan antara jabatan dan peran yang dilaksanakan maka kami akan mengusulkan ke Kementerian supaya jabatan tersebut dapat disesuaikan,” kata Heri yang juga

Tahun 42 Januari - Februari 2021 | |

7


dok.Komunikasi

Laporan Utama

Pejabat yang mengikuti pelantikan secara daring

merupakan Guru Besar Fakultas Sastra UM ini. Menurut Sjamsul, sebenarnya pihak perguruan tinggi masih bingung dengan adanya penyetaraan jabatan ini. “Kami masih bingung bagaimana tugasnya, fungsinya atau apakah kami masih punya kewenangan untuk memimpin temanteman yang lain,” jelasnya. Rambu-rambu untuk menjalankan tugas masih digodog kementerian dan diperkirakan rampung pada pertengahan 2021. Kelebihan dan Kekurangan Penyetaraan Jabatan Fungsional Menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru tentunya menjadi tantangan bagi para Tendik yang baru saja dilantik, terlebih aturan main untuk menjalankan tugas pun belum sepenuhnya jelas. Namun, terdapat juga beberapa keuntungan dengan adanya peralihan jabatan ini. “Kenaikan pangkat bisa lebih cepat, minimal dua tahun. Selain itu, batas usia pensiun bagi pemegang jabatan Ahli Madya menjadi 60 tahun dan untuk Ahli Muda adalah 58 tahun,” jelas Sjamsul. Adanya pandemi Covid-19 pun membuat para Tendik dapat langsung dilantik tanpa uji kompetensi. Sjamsul berpendapat bahwa kendala yang dihadapi ialah pekerjaan bagi pejabat tinggi yang terbilang menjadi cukup berat setelah adanya penyetaraan jabatan ini. “Oleh sebab itu, meskipun

8 | Komunikasi Edisi 332

para Koordinator dan Sub Koordinator sudah dibatasi ruang geraknya, mereka tetap menjadi perantara antara atasan dan bawahan karena tidak mungkin para pejabat tinggi mengerjakan legalisir yang begitu banyak. Untungnya kami terbantu dengan adaya e-office, jadi para pejabat dapat mengecek pekerjaan kapan pun dan di mana pun, bahkan ketika ada tugas dinas di luar kota,” kata Sjamsul.

orang yang menghargai segala hal.” Dirinya berharap, semoga kedisiplinan dapat meningkat, begitu pula komitmen akan pekerjaan dan kemauan berubah ke arah yang positif. “Para mahasiswa juga, semoga ke depannya bisa lebih kondusif, analitis, dan komprehensif, tidak hanya melihat sesuatu dari satu sisi,” pesannya.

Sebagai wakil rektor yang bertanggung jawab di bidang SDM, Heri mengharapkan perubahan ke arah yang lebih baik setelah adanya penyetaraan jabatan ini. “Kita harus re-learning (belajar kembali), atau bahkan un-learning alias melupakan halhal yang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman. Istilahnya di kalangan anak muda mungkin move on ya,” kata Heri.

Bagi Sjamsul, kebijakan baru ini patut disyukuri oleh para pegawai negeri. Alasannya ialah karena kenaikan pangkat bisa lebih cepat bila para pegawai aktif, serta ada tunjangan untuk pegawai yang pangkatnya telah disetarakan. Selain itu, untuk jabatan Ahli Madya pun tidak diberhentikan secepatnya. “Memang untuk awal tahun ini kami masih merabaraba apa yang perlu dikerjakan, tetapi kami saling mendukung satu sama lain dalam menyelesaikan pekerjaan. Semoga ramburambu dari pusat cepat turun,” harapnya.

Menurutnya, tidak dapat dipungkiri bahwa pasti ada yang senang dan tidak senang dengan adanya perubahan. Rasa keberatan akan perubahan bisa jadi karena sudah berada di zona nyaman. Padahal, perubahan harus dilakukan karena perkembangan zaman semakin pesat. “Harapan saya, semoga adanya perubahan juga mengubah sikap mental. Sebagai contoh, budaya tepat waktu. Kita terbiasa dengan budaya jam karet, padahal ketepatan waktu ialah indikator

Kebijakan yang bisa jadi berubah-ubah setiap adanya pergantian pemerintah pusat pun membuat sebagian pegawai resah apabila kebijakan terus berganti. “Kan bisa saja kebijakan baru ini berubah atau dikembalikan lagi ke kebijakan sebelumnya. Harapan kami semoga kebijakan ini tidak berubah atau dikembalikan ke kebijakan awal, supaya kami juga tidak bertambah bingung dalam menyelesaikan pekerjaan,” ujar Sjamsul sambil terkekeh. Zahirah/Izam

Pesan dan Harapan


repro Internet

Laporan Khusus

Indikator Kinerja Utama Bantu Wujudkan Program MBKM

I

stilah Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) tentunya tidak asing lagi didengar oleh para pelajar di seluruh Indonesia, tak terkecuali oleh para civitas akademika Universitas Negeri Malang (UM). Agenda MBKM sudah digaungkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada program Merdeka Belajar episode dua, awal tahun 2020. Untuk menunjang pelaksanaan MBKM, maka Kemendikbud mengeluarkan delapan indikator kinerja utama (8 IKU). Hal ini disampaikan pada Merdeka Belajar episode enam (3/11/2020) yang bertajuk Transformasi Dana Pemerintah untuk Perguruan Tinggi. IKU dibuat sebagai ukuran kinerja baru bagi perguruan tinggi untuk menciptakan output lulusan yang lebih adaptif terhadap kebutuhan industri. Selain itu, IKU juga dibuat sebagai sarana agar perguruan tinggi dapat memilih keunggulan yang ingin dikembangkan, serta prioritas sasaran agar perguruan tinggi dapat fokus mengejar perubahan yang paling penting. Terdapat delapan IKU yang ditetapkan oleh Kemendikbud, antara lain: lulusan mendapat pekerjaan yang layak: Upah di atas UMR, menjadi wirausaha, atau melanjutkan studi.;Mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus: Magang, proyek desa, mengajar, riset, berwirausaha, dan pertukaran pelajar.; Dosen berkegiatan di luar kampus: Mencari pengalaman industri atau berkegiatan di kampus lain. ;Praktisi mengajar di dalam kampus: Merekrut dosen dengan pengalaman industri.; Hasil kerja dosen digunakan oleh masyarakat atau mendapat rekognisi Internasional: Hasil riset dan pengabdian yang dimanfaatkan.; Program studi bekerjasama dengan mitra kelas dunia: Dalam kurikulum, magang, dan penyerapan lulusan.; Kelas yang kolaboratif dan partisipatif: Evaluasi berbasis proyek kelompok atau studi kasus.; Program studi berstandar internasional; Memperoleh akreditasi tingkat internasional. Tentu saja karena 8 IKU merupakan sarana penunjang MBKM, ada beberapa poin yang hampir mirip dengan delapan kegiatan MBKM (Merdeka Belajar episode dua). 8 IKU merupakan ‘kontrak kerja’ antara kemendikbud dan rektor perguruan tinggi, dan ‘kontrak kerja’ tersebut nantinya

akan dijabarkan menjadi poin yang lebih rinci dan dikirimkan kepada unit satuan kerja yang ada di UM. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, IKU merupakan tolok ukur bagi perguruan tinggi untuk mencapai standarnya, dan hasil kerja tersebut akan dikirimkan ke kemdikbud untuk dievaluasi. Kampus akan mengajukan proposal ke kemdikbud paling lambat februari 2020. Untuk persiapan penyusunan proposal, UM sendiri sudah menyelesaikan kerangka proposal. Data dari proposal diambil dari eMonev yang sudah diedarkan oleh Pusat Pemeringkatan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (Puspem LP2M). Bapak Utomo Pujianto ,S.Kom, M.Kom selaku kepala Puspem LP2M memaparkan bahwa eMonev yang dicantumkan pada proposal tahun ini merupakan data dari tahun 2020. “Rektor mendapatkan sepuluh indikator dari kemendikbud, lalu dijabarkan secara rinci sehingga terdapat 140 indikator, nantinya akan dicantumkan dalam kontrak kerja rektor kepada para dekan fakultas” papar Bapak Utomo. EMonev merupakan laporan data dari berbagai unit kerja di UM yang akan diproses dan dimasukkan ke dalam proposal yang akan dikirimkan ke kemendikbud pada bulan februari. Selain mengambil data dari eMonev, data juga diambil dari berbagai macam sumber. Dalam hal pekerjaan lulusan, contohnya, data yang diambil merupakan masukan dari para lulusan melalui laman yang disediakan. Hal ini tentu saja mengurangi kevalidan data. Tentu saja, kendalanya berupa tidak semua lulusan memasukkan data dengan benar. Contoh lainnya juga dari pengisian SIMAWA, tidak semua mahasiswa menginput prestasi dengan benar sehingga data yang dihasilkan juga kurang valid. Selain itu, untuk kredit yang diakui perguruan tinggi, tidak semua perguruan tinggi memiliki standar yang sama. Pengumpulan data yang akan dicantumkan di proposal merupakan salah satu kunci keberhasilah UM dalam mencapai 8 IKU yand ditentukan. Tahun 2020, UM sudah mencapai semua indikator yang ditetapkan. Semoga untuk tahun 2021, UM kembali menorehkan prestasi yang lebuh baik lagi. Ayu

Tahun 42 Januari - Februari 2021 | |

9


Opini

ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

Manajemen Emosi dalam Komunikasi Virtual di Era Pandemi Covid-19 oleh Amanatul Haqqil Ibad

C 10 | Komunikasi Edisi 332

oronavirus Disease 2019 (Covid-19) masih menjadi sorotan di Indonesia. Tercatat pada laman website covid19.go.id, 278.722 orang positif Covid-19 per 28 September 2020. Berbagai aktivitas yang sempat dapat dilakukan secara langsung kurang lebih selama tiga bulan terhitung sejak akhir Mei hingga September 2020, kini harus kembali dilakukan secara online. Hal ini secara otomatis berdampak pada komunikasi yang juga harus dilakukan dengan perantara media tertentu.

Komunikasi secara online yang juga dikenal dengan komunikasi virtual ini menjadi konsekuensi yang merata bagi hampir seluruh lapisan masyarakat. Alih-alih menjadi solusi di masa pandemi, komunikasi virtual membawa bumerang tersendiri bagi para komunikator dan komunikannya. Keluar dari masa adaptasi untuk lebih mengenal teknologi, masyarakat diresahkan dengan ambiguitas dan salah tangkap dalam aktivitas komunikasi virtual. Berperan

pentingnya gerak tubuh, kontak mata, tinggi rendahnya suara, jarak tubuh, dan lain sebagainya dalam komunikasi secara langsung, mengakibatkan munculnya keterbatasan tersendiri dalam komunikasi virtual. Terlebih, hal ini terjadi dalam komunikasi virtual asinkron atau yang dilakukan secara tidak serempak. Pengirim pesan dengan penerima pesan tidak berada di waktu yang sama melalui pesan pasif atau yang diartikan penulis sebagai pesan yang tidak dapat diketahui


Opini

bagaimana mimik wajah komunikator dan komunikannya, gesturnya, tatapan matanya, tinggi rendahnya suara, dan lain sebagainya. Tentu komunikasi virtual asinkron secara pasif tersebut akan jauh lebih berpeluang mengakibatkan miskomunikasi dibandingkan dengan komunikasi virtual sinkron (secara serempak) seperti halnya video call. Meskipun secara definisi dan fungsi, miskomunikasi dalam komunikasi virtual dapat diperkecil dengan memanfaatkan video call, pada kenyataannya aplikasi atau ruang virtual yang memfasilitasi video call juga memiliki kekurangan yang mempengaruhi pertimbangan masyarakat secara signifikan. Adapun kekurangan yang dimaksud adalah besarnya kuota yang dibutuhkan untuk mengakses aplikasi khusus video call. Semakin besar kuota yang dibutuhkan maka semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan. Hal ini menjadi pertimbangan yang mempengaruhi masyarakat sehingga tidak menggunakan aplikasi video call dalam komunikasi virtual secara rutin dan terus-menerus. Berdasarkan survei singkat yang dilakukan melalui penyebaran angket online, tercatat bahwa 45 dari 46 responden menggunakan WhatsApp dan satu lainnya menggunakan Telegram dalam berkomunikasi secara virtual. Hal ini menunjukkan bahwa WhatsApp merupakan media terbaik yang telah dipertimbangkan dari berbagai sisi untuk menunjang komunikasi di era pandemi seperti saat ini. Sebesar 88,9% dari seluruh responden menyatakan bahwa pernah mendapati kesulitan ketika berkomunikasi secara virtual. Adapun dari sejumlah 88,9% atau sebanyak 40 responden, memiliki masalah utama dalam mengartikan maksud/intonasi/ekspresi dari pesan yang diterima, dibuktikan dengan 26 responden di antaranya yang menyatakan hal tersebut. Hal ini mengartikan bahwa tidak ada tatap muka langsung di antara komunikan dan sangat memungkinkan dilakukan

di waktu yang berbeda. Fenomena ini akan mengakibatkan rawan kesalahpahaman antara komunikator dan komunikan. Begitu pula yang terjadi pada sembilan responden lainnya yang menyatakan bahwa mereka mendapati masalah ketika hendak menyampaikan maksud/ intonasi/ekspresi dari pesan yang akan dikirimkan, sedangkan sisanya menyatakan bahwa mereka mengalami masalah terkait cara menanggapi/ mengatur emosi dan tanggapan atas simbol/pesan yang diterima. Tiga masalah tersebut merupakan masalah lumrah yang perlu mendapatkan perhatian khusus bagi tiap-tiap individu. Adapun ketiga masalah yang terjadi tersebut, bersesuaian dengan yang disebutkan oleh Fiske dalam bukunya yang berjudul Cultural and Communication Studies (dalam Ane, 2020) meliputi pentransmisian secara akurat terhadap bahasa simbol, baik ketika menerima atau menyampaikan pesan dan pengaruh makna pesan terhadap tingkah laku komunikator serta komunikannya. Apabila bahasa simbol atau pesan tidak dapat ditransmisikan dengan baik maka akan rawan menyebabkan kesalahpahaman atau miskomunikasi sebagaimana disinggung sebelumnya. Apabila terjadi miskomunikasi, tentu akan sangat mungkin mempengaruhi sikap atau tingkah komunikator dan komunikan. Terbatasnya ruang dan jarak yang terjadi saat ini, seakan memaksa masyarakat sebagai pihak komunikator sekaligus komunikan untuk mengartikan pesan secara sepihak. Apa yang telah dipahami dalam satu kali membaca pesan akan langsung mempengaruhi sikap yang diambil untuk mengirimkan balasan pesan sesuai perspektif awal. Perlu manajemen yang baik bagi seseorang untuk dapat mengolah pesan yang diterima sebelum mengirimkan kembali balasan pesannya. Seorang komunikan juga perlu memikirkan kembali tentang berbagai kemungkinan yang mendasari lawan komunikasinya menyampaikan

suatu pesan. Oleh karena itu, dalam hal ini diperlukan manajemen emosi yang baik dalam menjalani aktivitas komunikasi secara virtual. Memanajemen emosi berarti berupaya untuk mengatur dan mengendalikan reaksi, baik yang berupa perasaan diri maupun suatu aksi. Ketika tersimpulkan suatu makna negatif dari pesan yang diterima, seseorang yang mampu memanajemen emosinya akan berpikir dua kali sebelum menjawab. Hal ini terkait dengan kemungkinan alasan yang melatarbelakangi komunikator dalam mengirimkan pesan atau bentuk menghindari kemarahan dalam menanggapi pesan. Selain berpikir ulang sebelum menjawab, bentuk memanajemen emosi lainnya adalah dengan memberikan jeda waktu agar pikiran tidak menggebugebu untuk menginstruksikan diri meluapkan kemarahan. Sebab, apabila yang terjadi merupakan suatu kesalahpahaman, interaksi berikutnya sangat memungkinkan runyam dan tidak menemui solusi yang dibutuhkan. Adapun seseorang yang telah memiliki manajemen emosi yang baik, dapat menanggapi pesan secara cepat dan tidak berlandaskan kemarahan apabila pesan yang diterimanya bermakna negatif atau memang mengundang kemarahan. Memanajemen emosi memang suatu yang penting untuk diterapkan dan dibiasakan dalam komunikasi virtual karena di dalamnya, intensitas terjadi salah paham dapat dikategorikan tinggi. Terlebih masa pandemi masih berlangsung dan sangat mungkin lebih lama dari yang diprediksikan. Penting diperhatikan dalam hal ini untuk memiliki manajemen emosi yang baik selama menerapkan komunikasi virtual, satu-satunya solusi komunikasi di masa pandemi.

Penulis adalah mahasiswa Jurusan Matematika sekaligus Juara 3 Kompetisi Penulisan Puisi majalah Komunikasi

Tahun 42 Januari - Februari 2021 | |

11


Info

dok. Pribadi

P

Lagi, UM Ukir Prestasi di Ajang KMI Expo XI 2020

ara kontingen Universitas Negeri Malang (UM) kembali mengukir prestasi. Mereka memboyong kejuaraan di ajang bergengsi tingkat nasional dalam Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) Expo XI 2020. Acara yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Ditjen Dikti) ini, diselenggarakan secara virtual dari Podomoro University, Jakarta selama dua hari berturut-turut yakni pada (4–5/11/2020) lalu.

Zenbox dengan karyanya yang berjudul “Zenbox Smart Farming: Pertanian Berbasis Ubiquitous Smart Farming System”, sedangkan Tim Zilotus yang mengusung karya dengan judul “Zilotus Imunostimulus: Minuman Infused Water Berbahan Dasar Plasmanutfah sebagai Peningkatan Daya Tahan Tubuh”, berhasil menaklukkan juri dengan meraih Juara 1 Bidang Makanan dan Minuman. Tak mau kalah, Tim Emde Cipta Karya dengan karyanya yang berjudul “CV. Emdea Cipta Karya: Produsen Pakaian Berbasis Teknologi” pun turut menjadi juara di posisi kedua.

Tiga punggawa UM berhasil menaklukkan Lomba Kegiatan Bisnis Mahasiswa Indonesia (KBMI) 2020 dengan total peraihan sebanyak tiga kejuaraan sekaligus. Masing-masing dari dua tim meraih juara satu dan juara tiga. Tak hanya itu, rangkaian acara juga meliputi penobatan Andreas Syah Pahlevi, S.Sn., M.Sn. sebagai Pendamping Wirausaha Mahasiswa Indonesia (PWMI) terbaik.

Andreas Syah Pahlevi, S.Sn., M.Sn. mengungkapkan bahwa walaupun di tengah pandemi Covid-19, persiapannya dalam berlomba sama seperti pada saat lomba diselenggarakan secara offline. Ada tahap karantina, presentasi, dan simulasi. Hanya saja prosesnya yang diperpendek. Dia juga mengaku bahwa mahasiswa binaannya yang hendak mengikuti lomba, sempat mengalami down ketika persiapan hingga saat pelaksanaan dikarenakan pada saat bersamaan, ada beberapa mahasiswa yang mengikuti perlombaan lain. Namun,

Keberhasilan UM dalam meraih Juara 1 Bidang Teknologi diwakili oleh Tim

12 | Komunikasi Edisi 332

dirinya tetap bersyukur karena semangat mahasiswa untuk bangkit sangat luar biasa. Itulah yang membuat Andreas salut kepada para kontingen tahun ini. “Sebenarnya, kami sebagai pembina tidak memiliki resep apa pun. Kami bekerja seperti biasa, tetapi usahakan agar tekanan yang muncul tidak sampai membuat stres. Pelajari pula berbagai pengalaman yang diperoleh dari tahun lalu,” imbuhnya. Selanjutnya, Andreas menitipkan pesan kepada mahasiswa untuk jangan ragu dalam mencoba. “Jangan ragu untuk mencoba. Kita hanya perlu percaya diri untuk bisa melakukan sesuatu. Meskipun pandemi, tetap pertahankan semangat seperti sebelum pandemi terjadi dan bangun rasa optimis yang tinggi,” ujarnya. Dia juga berharap agar mahasiswa yang mengikuti KBMI di tahun ini, bersedia untuk menjadi mentor dan membimbing adikadik tingkat yang memiliki keinginan kuat dalam mengikuti berbagai lomba sehingga proposal yang didanai pun semakin banyak, serta tentunya mengharumkan nama UM di tingkat nasional maupun internasional. Izam


dok. Pribadi

Info

Salah satu pemenang OSM POSI 2020

UM Sabet Puluhan Medali dalam OSM 2020

K

abar gembira kembali datang dari mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) yang berhasil menyabet 17 medali emas dan 56 medali perak pada Olimpiade Sains Mahasiswa (OSM) 2020 yang diselenggarakan oleh Lembaga Pelatihan Olimpiade Sains Indonesia (POSI). OSM 2020 dilaksanakan serentak melalui aplikasi Computer Based Test (CBT) pada (20/12/2020) dan diikuti oleh puluhan ribu mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta di Indonesia. Ada delapan bidang ilmu yang dilombakan pada OSM 2020 yakni Bahasa Inggris, Biologi, Ekonomi, Fisika-Astronomi, Kebumian-Geografi, Kimia, Komputer, dan Matematika. Adapun ke-17 medali emas yang diraih oleh mahasiswa UM berasal dari berbagai bidang ilmu yang berbeda, di antaranya tiga medali emas dari olimpiade Bidang Biologi, empat medali emas dari olimpiade Bidang Ekonomi, tiga medali emas dari olimpiade Bidang Fisika-Astronomi, tiga medali emas dari olimpiade Bidang Kebumian-Geografi, satu medali emas dari olimpiade Bidang Kimia, satu medali emas dari olimpiade Bidang Komputer, dan dua medali emas dari olimpiade Bidang Matematika. Disusul dengan peraihan medali perak yakni tujuh medali perak dari olimpiade Bidang Bahasa Inggris, 22 medali perak dari olimpiade Bidang

Biologi, dua medali perak dari olimpiade Bidang Ekonomi, delapan medali perak dari olimpiade Bidang Fisika-Astronomi, dua medali perak dari olimpiade Bidang Kebumian-Geografi, sembilan medali perak dari olimpiade Bidang Kimia, satu medali perak dari olimpiade Bidang Komputer, dan lima medali perak dari olimpiade Bidang Matematika. Total peraihan medali emas dan perak yang diperoleh UM adalah sebanyak 73 medali.

2020. Dia mengatakan bahwa pemenang medali emas, perak, dan perunggu dengan total peraih medali adalah 30%, dari jumlah peserta perbidangnya. Namun, pengumuman juara secara live hanya ditujukan untuk tiga besar dari setiap bidang olimpiade. “Jadi, misalnya ada 2.505 peserta yang mengikuti olimpiade Bidang Matematika maka hanya sekitar 30% (750 peserta) saja yang berhak mendapatkan sertifikat,” jelas Rofiud.

Adapun daftar nama mahasiswa UM peraih medali emas OSM 2020 pada Bidang Biologi di antaranya adalah Nur Lailiyah, Naila Nabila, dan Yulia Dewi, sedangkan pada Bidang Ekonomi, ada nama Kamelia Kusuma, Mohammad Khanafi, Al Karomah Sihafudin, dan Akmal Naufal. Pada Bidang Fisika-Astronomi, ada nama Muhammad Dian Ilham Akbar, Rodan Hadid Qot’an, dan Alfina Sintya. Pada Bidang KebumianGeografi, ada nama Muhammad Idham Akmalani, Ahmad Romadoni, dan Naufal Mujadid Aly. Kemudian, pada Bidang Kimia dan Komputer, ada nama Muhammad Rafli dan Muhammad Nur Alamsyah. Terakhir, mahasiswa UM peraih medali emas OSM 2020 pada Bidang Matematika adalah Rofiud Darojad dan Muchamad Syaiful Faristyan.

“OSM 2020 menjadi perlombaan terakhir yang saya ikuti di tahun 2020, sekaligus menjadi perlombaan yang memberikan kesan tersendiri bagi saya karena saat mengerjakan soal, saya sempat terlambat selama 10 menit. Alhamdulillah, saya bisa mengharumkan nama universitas dengan meraih posisi tiga besar dan memperoleh medali emas dari 2.505 peserta lain yang bersaing di olimpiade Bidang Matematika,” tutur Rofiud bersemangat, saat ditanya tentang pengalamannya yang paling berkesan di OSM 2020.

Rofiud Darojad sebagai salah satu peraih medali emas pada Bidang Matematika, memaparkan sejumlah informasi terkait pengumuman pemenang pada OSM

Di tengah pandemi Covid-19 yang belum juga berakhir, mahasiswa UM dapat memanfaatkan waktu luang dengan berbagai kegiatan yang positif. Dengan mengikuti berbagai perlombaan untuk memanfaatkan waktu luang, mahasiswa UM dapat tetap mengasah otak untuk berpikir dan bekerja secara maksimal. Tentunya lewat keahlian di bidang masingmasing. Wafiq

Tahun 42 Januari - Februari 2021 | |

13


Juara umum Jamkopnas 2020

dok. Komunikasi

Info

Kopma UM Kantongi Lagi Juara Umum Jamkopnas 2020

M

eski Pandemi Covid-19 menciptakan jarak dan dinding pemisah antar manusia untuk bergerak dan beraktivitas, tapi itu bukanlah penghalang yang berarti bagi sebagian orang. Masih banyak yang bisa dilakukan untuk mewujudkan dan menyesuaikan diri dengan adanya lingkungan yang berubah secara drastic, dari komunikasi secara konvesional beralih ke virtual. Tidak terkecuali Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Koperasi Mahasiswa Universitas Negeri Malang (KOPMA UM) yang berhasil menjuarai kegiatan Jambore Kopma Nasional 2020 (Jamkopnas 2020). Kegiatan ini diadakan oleh Badan Pengurus Pusat Forum Komunikasi Koperasi Mahasiswa Indonesia (BPP FKKMI) yang bekerja sama dengan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai tuan rumahnya. Jamkopnas merupakan kegiatan besar yang diadakan tahunan untuk seluruh Kopma yang ada di Indonesia. Jamkopnas tahun 2020 sempat tertunda karena adanya Pandemi Covid-19. Nampaknya hal tersebut bukan alasan untuk meniadakan agenda tahunan akbar ini. Untuk pertama kalinya, Jamkopnas 2020 dilaksanakan secara virtual dengan tema “Karsa Cipta Karya Kapita Muda Hatta Menuju Koperasi Society 5.0”. Jamkopnas 2020 kini mengadakan beberapa cabang lomba yaitu Genta Aryaduta, Geta Start Up, Genta Olimpiade, Genta Visual, dan Genta Icon. Meskipun penyelenggaraannya secara virtual, sebanyak 56 tim dari seluruh Kopma di Indonesia seperti Bali, Riau, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan daerah lainnnya ikut dalam kompetisi yang dilaksanakan pada (12-13/12). Kategori juara terbagi ke dalam 10 Besar Putra dan Putri, Juara Favorit Genta Visual, Juara Terkece Genta Olimpiade, Juara Terkreatif Genta Jingle, juara 1, 2, dan 3 pada masing-masing cabang lomba, serta Juara Umum. Setiap tim yang ada wajib mengikuti enam cabang lomba yang ada. Selain itu, setiap anggota pada cabangnya harus menguasai tiap kategori yang diselenggarakan.

14 | Komunikasi Edisi 332

Salah satu cabang lomba, yaitu Genta Aryaduta cukup membuat para peserta mengalami sedikit masalah karena adanya sedikit keterlambatan pengiriman pedoman pelaksanan lomba. langkah awal adalah melakukan pengiriman berkas, seperti visi, misi, dan program kerja Kopma. Setelah itu, diberikan jeda seminggu untuk membuat video pengabdian terhadap pelaksanaan program kerja. Kemudian dilakukan seleksi tanya jawab terkait visi dan misi yang kemudian penentuan dan penobatan duta dari perolehan nilai tertinggi. Kopma UM berhasil menjuarai 5 cabang lomba yaitu Juara 1 dan 2 cabang lomba Genta Aryaduta yang diraih oleh Aji Nuryoko dan Diah Ayu, Juara 2 cabang lomba Genta Olimpiade, Juara 2 Genta Visual, dan Juara 3 Genta Start-Up, sekaligus menjadi Juara Umum Jamkopnas 2020. Sebelumnya Kopma UM juga berhasil menjadi Juara Umum Jamkopnas 2018 dan menjadi tuan rumah Jamkopnas 2019. Jevri Dwi Rojabi selaku Ketua Umum Kopma UM menyampaikan bahwa pencapaian yang telah diperoleh saat ini merupakan hasil kerja keras keluarga Kopma UM. “Bisa melakukan dan mengusahakan yang terbaik, serta tidak lupa juga berkoordinasi dengan pembimbing Kopma, Dinas Koperasi Malang, serta koperasi yang menjadi acuan kami dalam pembuatan karya Genta Aryaduta dan Visual,” ujarnya. Pada masa pandemi kesempatan untuk melakukan kegiatan yang produktif dan menambah pengalaman tentunya masih bisa dilakukan. Intinya Pandemi bukan menjadi alasan untuk tidak bisa melakukan kegiatan produktif dan positif. “Pada masa pandemi ini bukan alasan untuk berhenti berprestasi. Saat ini kita harus bisa lebih jeli melihat peluang-peluang lomba yang banyak diadakan universitas lain atau diri sendiri bahkan ada pula lomba yang diadakan perusahaan atau komunitas. Jangan lupa untuk tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19 dan meminta restu orang tua yang selalu mendoakan yang terbaik untuk anaknya. Terus semangat dan jangan menyerah,” tandasnya. Zakaria


Info

ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

Edukasi Penanganan Covid-19: Vaksinasi dan Dampaknya

D

i tengah Pandemi Covid-19 yang masih terjadi, berbagai upaya pencegahan dan penurunan angka penularan terus dilakukan. Salah satunya kemunculan vaksin Covid-19 sejak (13/1) lalu. Namun banyak masyarakat yang belum tahu apa itu vaksin Covid-19. Akibatnya, memunculkan respon penolakan terhadap vaksinasi oleh masyarakat. Untuk menanggapi kesimpangsiuran informasi yang beredar, Reporter Komunikasi UM berkesempatan mewawancarai Ketua Satgas Covid-19 Universitas Negeri Malang (UM), Ibu dr. Shendi pada Sabtu (16/1). Berbicara tentang vaksin, tentu tidak asing lagi dengan istilah imunisasi. Menurut KBBI imunisasi adalah pengimuman; pengebalan (terhadap penyakit), hal ini juga diperjelas oleh dr. Sedhi. “Imunisasi adalah suatu upaya pembentukan kekebalan tubuh seseorang terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terkena dengan penyakit yang sama tidak akan atau hanya mengalami sakit ringan,” terangnya. Vaksin Covid-19 sendiri adalah produk biologi yang berisi antigen dari virus Covid-19/ SARS cov-2 yang bila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan secara spesifik terhadap penyakit Covid-19. Vaksin Covid-19 saat ini dibutuhkan karena dengan pemberian vaksin Covid-19 dapat membentuk herd immunity alias kekebalan secara kelompok masyarakat. Tujuan pemberian vaksin ini adalah menyelamatkan jiwa, melindungi diri, keluarga, dan masyarakat dari penularan Covid-19 serta untuk menurunkan angka kematian dan kecacatan yang disebabkan oleh penyakit Covid-19. Dalam proses sosialisasi, banyak masyarakat yang enggan untuk diimunisasi dikarenakan ketakutan akan keamanan dari vaksin ini. Vaksin Covid-19 ini, sangat aman untuk masyarakat karena telah memenuhi syarat utama yaitu aman, ampuh, stabil, dan efisien dari segi biaya serta telah lulus 3 tahapan uji klinis dengan nilai efikasi lebih dari 50% menurut standar Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO). Adapun 3 tahap tersebut adalah menguji keamanan dan keampuhan vaksin pada kurang dari 100 orang, menguji keamanan dan efikasi lebih jauh, serta mengetahui apakah ada efek samping yang jarang terjadi.

Efek samping yang ditimbulkan dari pemberian vaksin biasa disebut dengan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Secara umum, efek samping yang timbul dapat beragam. Pada umumnya ringan dan bersifat sementara. Selain itu, pada kasus tertentu efek samping ini tidak selalu ada dan bergantung pada kondisi tubuh penggunanya. Efek samping ringan seperti demam, nyeri otot, dan ruam-ruam pada bekas suntikan adalah hal yang wajar. Namun tetap perlu diawasi. Oleh karena itu, bagi seseorang yang telah diberikan vaksin Covid-19 tidak boleh langsung pulang, tapi harus menunggu minimal 30 menit untuk melihat adanya KIPI atau tidak. Selain efek samping yang telah dijelaskan di atas, beberapa hal juga harus tetap diperhatikan sebelum memberikan vaksin ini, salah satunya adalah memperhatikan siapa saja yang dapat dan tidak dapat menerima vaksin ini. Sebelum mejelaskan hal tersebut perlu diketahui vaksin Covid-19 yang beredar di Indonesia saat ini adalah vaksin yang diproduksi dengan merk dagang Sinovac. Beberapa kriteria pasien yang tidak bisa diberi vaksin ini di antaranya pernah terkonfirmasi menderita Covid-19, ibu hamil dan menyusui, pasien dengan kelainan darah dan sedang menjalani terapi jangka panjang, penderita penyakit jantung, autoimun, ginjal, saluran pencernaan kronis, hipertiroid, kanker, penderita gejala ISPA, diabetes mellitus, HIV-AIDS, serta penyakit paru seperti asma dan tuberculosis. “Dengan melalui tahapan pengembangan dan pengujian vaksin yang lengkap dan penjelasan hal-hal yang perlu diperhatikan, efek samping yang terjadi dapat terlebih dahulu terdeteksi sehingga dapat dievaluasi lebih lanjut. Manfaat vaksin jauh lebih banyak dibandingkan resiko sakit karena terinfeksi Covid-19. Jadi jangan takut divaksin ya,” tuturnya. “Semoga dengan adanya vaksin Covid-19 dapat menurunkan angka kematian dan meningkatkan herd immunity pada masyarakat khususnya di Indonesia. Meskipun begitu, vaksin ini bisa diibaratkan hanya sebagai payung atau jas hujan. Pondasi utama untuk mencegah terpapar dari Covid-19 adalah perilaku 5M yaitu memakai masker, mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas yang tidak perlu atau tidak penting dilakukan,” tutup dr. Sendhi. Erlina

Tahun 42 Januari - Februari 2021 | |

15


Tim Nuri Riskian dalam Pelopor IABBL Community Creative Challenge Competition 2020

S

repro Internet

Info

UM Berkarya: Edukasi Lalu Lintas Berbasis Platform Tiktok

epanjang tahun 2020, mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) berhasil mengantongi berbagai kejuaraan di tangah keterbatasan adanya pandemi Covid-19. Salah satu capaian mahasiswa UM yang sangat membanggakan datang dari Nuri Riskian (FS), Riski Pratama (FIS), Aviatul Mauludiyah (FS), Abdul Fatih (FIS), dan Muhammad Hilmy Nafi’ (FE) dalam “Pelopor IAABL Community Challenge Creative Campaign Competition 2020” pada Jumat (16/10/2020). Kompetisi ini diadakan oleh Perusahaan Astra sebagai bentuk kepedulian di khalayak umum terkait dengan keselamatan lalu lintas. Dengan demikian, dalam pelaksanaannya kompetisi ini mengajak kelompok komunitas, pelajar, dan mahasiswa serta seluruh masyarakat Indonesia untuk berpartisipasi dalam menyebarkan aksi-aksi positif dan menumbuhkan rasa kepedulian masyarakat terhadap pentingnya menjaga keamanan berlalu lintas bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Nuri Riskian dan tim berhasil menyabet juara 2 kategori pelajar dengan memanfaatkan platform Tiktok yang saat ini sangat digandrungi setiap kalangan masyarakat Indonesia. Banyaknya pengguna Tiktok di Indonesia diharapkan agar tujuan penyampaian konten tersampaikan kepada masyarakat serta meningkatkan kesadaran dalam berkendara. Hal ini tentunya agar mengurangi tingkat kecelakaan yang akan terjadi. Edukasi lalu lintas yang diberikan adalah bagaimana agar masrakat selalu aman berlalu lintas seperti cara memakai helm, kelengakapan selama berkendara agar aman serta kampanye 3M (menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker). Prestasi yang diraih mahasiswa sastra dan timnya tersebut tentu meningkatkan kesadaran masyarakat selain dalam keamanan berkendara. Edukasi yang disampaikan adalah mengenai tata cara berkendara yang benar dan peringatan agar selalu ingat 3M sebelum bepergian selama pandemi. Selain sebagai mengedukasi

16 | Komunikasi Edisi 332

mengenai tata cara lalu lintas yang aman, konten positif ini dapat membantu pemerintah dalam penanggulangan wabah Covid-19 yang belum berakhir hingga saat ini. Dengan banyaknya respon positif dalam kampanye edukatif berbasis platform Tiktok ini, mereka berharap dapat mengembangkan lebih lanjut edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat dengan menerapkan beberapa saran yang diberikan dewan juri saat perlombaan agar lebih sempurna. Selain itu, untuk memperluas jaringan dan mendapat respon banyak masyarakat tentunya ingin menggandeng para stakeholder untuk lebih menggaungan kampanye mereka. Dari prestasi yang telah diraih, Riski dan timnya menginginkan agar masyarakat mampu mengubah pandangan platform Tiktok bahwa Tiktok bukanlah platform yang hanya berisi konten negatif dan sepele seperti persepsi masyarakat. Apabila pengguna dapat memanfaatkannya dengan baik, maka Tiktok juga dapat mengedukasi masyarakat salah satunya dengan kampanye keamanan berkendara tersebut. Suatu alat termasuk platform digital tentu akan memberikan dampak negatif atau positif tergantung bagaimana pengguna memanfaatkannya. Kesadaran akan pemanfaatan platform digital secara tepat tersebut tentu akan memberikan dampak positif kepada masyarakat. Semakin banyak konten edukasi dalam platform digital, semakin banyak masyarakat yang dapat memanfaatkan media tersebut dengan positif dan mengurangi dampak negatif yang diberikan. Riski berharap dengan adanya berbagai platform digital yang ada, termasuk Tiktok diharapkan mahasiswa dapat tetap produktif selama pandemi pada hal yang positif dan bermanfaat bagi orang lain. Sehingga, pemanfaatan platform digital tersebut tidak hanya sebagai hiburan selama pandemi, tetapi juga memberi efek positif kepada sesama. Selain itu, Riski juga berharap agar pandemi segera berakhir agar seluruh aktivitas yang terhalang akibat pandemi dapat dilakukan lagi. Nuriyatul

B


Berawal dari Tugas sampai Jadi Microblogger

Keberhasilan yang berhasil dicapai tidaklah instan, tetapi dengan ketekunan untuk selalu mencoba dan belajar dari kegagalan yang didapat. Dalam belajar, Nerry awalnya menerapkan metode ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi) untuk menemukan pola desain yang akan dibuatnya. Selain itu, ia juga menambahkan selalu mengeksplor pengetahuan mengenai desain agar karya yang dihasilkan dapat selalu menjadi lebih baik dari sebelumnya lewat media platform Canva mobile. Dengan ketekunan yang dimilikinya hingga saat ini Nerry berhasil mencapai banyak kesuksesan di usia muda seperti menjadi seorang Canva mobile expert berkat keahliannya dalam desain dengan media platform Canva mobile. Selain mengembangkan kemampuannya belajar desain, Nerry juga mengembangkan kemampuannya dalam bidang lain yang masih relevan dengan desain yaitu microblogger. Terbukti dalam ketergabungannya sebagai member Indonesia Microblogger Community (IMBC). Selain itu, ilmu yang dimilikinya dalam dunia desain ia bagikan dalam bentuk konten media sosial dan dengan menjadi pembicara dalam beberapa workshop desain. Ia menjelaskan, dengan berbagi ilmu kepada sesama akan menambah pula ilmu yang ia miliki. Alasan

lain yang sedang ia kejar dengan membagikan konten kepada sesama melalui media sosial adalah ia ingin menjadi salah satu duta Canva di Indonesia. Sebab, salah satu syarat yang diajukan dalam seleksi duta Canva adalah dapat mengenalkan platform Canva kepada masyarakat luar sehingga akan meluaskan jaringan platform tersebut. Keberhasilan yang diraih Nerry bukan hanya di bidang desain saja, tetapi juga dalam bisnis, akademik, dan kegiatan kemasyarakatan. Hal tersebut dibuktikan dengan saat ini dia telah berhasil menekuni bisnis clothing dan printing bersama rekannya dalam Sabr Project3. Selain itu, ia juga tergabung dalam beberapa organisasi kemasyarakatan dan kegiatan kemanusiaan, seperti dalam organisasi Gerakan Bahagiakan Orang Tua Indonesia (Gabo Indonesia). Keberhasilan yang diraih mahasiswa asal Blitar ini, mampu menginspirasi setiap orang untuk selalu produktif dan berdampak kepada sesama.

dok. Komunikasi

B

erawal dari kebutuhan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah, Nerry Supanji menemukan ketertarikan akan aplikasi android media desain yaitu Canva. Mahasiswa jurusan Sejarah Universitas Negeri Malang (UM) ini mengatakan mulai tertarik dengan platform Canva sejak tahun 2017. Ketertarikan itu mengantarkan berbagai prestasi bagi mahasiswa kelahiran Blitar tersebut. Berbagai prestasi tersebut di antaranya adalah berhasil mendapat juara terbaik MTQ FEB UM cabang poster dakwah dan juara 1 lomba Microblogger Palestina Millenial Peace Maker Fest Adara Relief International.

dok. Pribadi

Nerry supanji sang Canva mobile expert

Nerry meyakini bahwa suatu media tentu akan mengantarkan penggunannya pada kesuksesan tergantung bagaimana cara memanfaatkannya. Bukan hanya keyakinan akan hal tersebut, Ia juga menambahkan bahwa keajekan pada sesuatu yang disukai tentu menjadi salah satu kunci suksesnya. Seperti pada pandemi saat ini, walaupun sempat dirundung dengan berbagai keterbatasan, ia tetap berusaha selalu produktif dan mencari celah agar lepas dari kemalasan dan keterbatasan. Nerry juga berpesan sebagai pemuda harus tetap produktif dan menginpirasi, terlepas dari banyaknya keterbatasan. “Yang terpenting coba aja dulu, kalau belum mencoba kita tidak akan tahu di mana kesalahan dan kekurangan kita karena sejatinya hidup itu adalah perjalanan untuk menemukan pelajaran,” tandas Mahasiswa Sejarah ini. Nuriyatul

dok. Komunikasi

s

Info

Tahun 42 Januari - Februari 2021 | |

17


dok. Komunikasi

Seputar Kampus

Salah satu adegan dalam pementasan drama ketika tokoh bapak tidak sadarkan diri

Pementasan Drama Virtual Dukung Proses Pembelajaran

P

ementasan drama virtual bertajuk “Orang Asing” hadir di tengah pandemi melalui channel Youtube Jurusan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang (UM) yang diunggah pada (10/1) lalu. Pementasan drama virtual yang berjudul Orang Asing tersebut merupakan hasil akhir dari proses perkuliahan Mahasiswa Paket Drama Jurusan Sastra Indonesia UM. Pentas drama Orang Asing ini merupakan karya Rupert Brooke yang diterjemahkan oleh D. Djajakusuma. Pementasan drama yang disutradarai oleh Leo Zainy dengan Prof. Dr. Imam Suyitno selaku pembina, menjadi salah satu media pembelajaran virtual di tengah pandemi. Pementasan drama ini semakin menarik ketika dibawakan oleh delapan orang aktor di antaranya Lutfi, Anggi, Ripu, Aulia, Adila, Imey, Isel, dan Sasa. Ditambah dengan iringan musik oleh Leo, Sadam, dan Yosin, serta dukungan artistik panggung yang kuat dari Rio dkk. Drama Orang Asing ini mengisahkan tentang konflik internal di dalam sebuah keluarga miskin yang tinggal di pedesaan. Dibumbui dengan kisah hilangnya seorang anak hingga kemunculan orang asing di dalam keluarga tersebut yang ternyata adalah anak yang hilang dulu. Ketegangan konflik semakin menguras emosi penonton, ketika terjadi pembunuhan terhadap si orang asing sebagai penanda akhir cerita yang menyedihkan. Pementasan drama ini sukses menemani penonton di tengah pandemi, lewat alur cerita yang mencerminkan kehidupan seharihari. “Awalnya, pementasan drama ini hadir karena adanya mata kuliah pementasan. Kemudian, saya dan temanteman diberi pilihan antara mementaskan monolog atau mementaskan teater sehingga kami bersepakat untuk mengambil pementasan teater dan menjatuhkan pilihan

18 | Komunikasi Edisi 332

pada naskah berjudul Orang Asing, dengan penyesuaian jumlah tokoh dan anggota mahasiswa. Kurang lebih, tiga bulan lamanya kami menyiapkan drama ini,” tutur Adila selaku pimpinan pelaksana sekaligus salah satu aktris pentas. “Pertunjukan ini dipersembahkan oleh Mahasiswa Paket Drama Jurusan Sastra Indonesia UM. Pertunjukan ini menjadi suatu model pembelajaran di tengah pandemi sehingga memberikan kesempatan kepada mahasiswa dalam menyajikan drama berkonsep virtual. Tentunya dengan lebih menarik dalam memanfaatkan teknologi saat ini, serta tidak mengurangi konsep pertunjukan teater itu sendiri,” ungkap Leo Zainy dalam pembukaan awal di video drama. Pernyataan tersebut didukung oleh Imam selaku pembina, “Tujuan perkuliahan ini adalah agar mahasiswa memiliki pengalaman dalam mementaskan drama yang nantinya dapat diterapkan oleh mahasiswa dalam pengajaran drama di sekolah. Pastinya setelah mahasiswa tersebut lulus dari UM,” imbuhnya. Pementasan drama ini tidak digelar secara langsung seperti tahuntahun sebelumnya dikarenakan pandemi. Oleh karena itu, pementasan dilakukkan melalui proses perekaman yang selanjutnya diunggah melalui channel Youtube Jurusan Sastra Indonesia UM. Selain sebagai salah satu media pembelajaran di tengah pandemi, pementasan drama yang digelar oleh mahasiswa ini juga diharapkan dapat menjadi bentuk promosi untuk lembaga jurusan. Selain itu, pementasan drama juga dilakukan sebagai wujud perbaikan dalam perkuliahan, dengan keterbukaan dalam menerima kritik dan saran yang membangun dari para penonton (viewers) drama virtual tersebut. Niken


dok. Komunikasi

dok. Komunikasi

Seputar Kampus

Suasana Offline Pemaparan LPJ dari Pengurus inti ASC 2020

Konferensi ASC VIII, Wujud Evaluasi Kinerja di Era Pandemi

K

Konferensi ASC VIII dilaksanakan secara daring dan luring. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari berturut-turut (2–3/1) ini, dimulai pada pukul 08.00–17.30 WIB. Pelaksanaan acara secara daring diselenggarakan via Zoom, sedangkan pelaksanaan acara secara luring diselenggarakan di Sekretariat UKM ASC yang berlokasi di Jalan Surakarta Nomor 7, Malang. “Beberapa departemen memerlukan waktu yang cukup lama dalam menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban sehingga berdampak pada estimasi waktu pelaksanaan untuk acara selanjutnya. Misalnya, pada sidang komisi dan pemilihan ketua umum. Oleh karena itu, acara dilanjutkan kembali pada Sabtu, 9 Januari,” ujar Ahmad Falahuddin selaku Ketua Pelaksana ASC VIII.

oleh seluruh peserta dan hakim yang telah dibagi sesuai dengan departemennya masing-masing. Sidang komisi membahas berbagai rekomendasi untuk kepengurusan di tahun berikutnya. Nantinya, hasil sidang akan dipaparkan pada forum utama. Berbeda dengan sesi pertama, sesi kedua diisi dengan seleksi wawancara dari sembilan calon ketua umum yang diikuti oleh para alumni, Majelis Kehormatan (MK) ASC, dan Pengurus Inti (PI) ASC pada tahun berjalan. “Kedua sesi acara ini berlangsung hingga magrib. Malam harinya, acara dilanjutkan dengan musyawarah yang diikuti oleh seluruh peserta, kecuali tiga calon ketua umum yang lolos seleksi wawancara. Musyawarah berlangsung hingga pukul sembilan malam. Terakhir, proses pengesahan dan rangkaian acara pun selesai,” tambah Ahmad. Keberhasilan dari terselenggaranya Konferensi ASC VIII, tentu tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, termasuk panitia pelaksana acara. Total, ada 20 orang panitia yang berasal dari berbagai divisi yang berbeda. Konferensi ASC VIII juga turut mengundang perwakilan dari berbagai UKM yang ada di Universitas Negeri Malang. “Di hari pembukaan, kami mengundang perwakilan dari berbagai UKM yang ada di UM dan Pendamping UKM ASC UM. Kami juga mengundang seluruh anggota dari UKM ASC UM, MK ASC UM, dan alumni UKM ASC UM. Ketiganya berstatus sebagai peserta penuh, sedangkan peserta pembinaan UKM ASC UM yang juga hadir, berstatus sebagai peserta peninjau,” ujarnya.

Hari pertama (2/1), rangkaian kegiatan diawali dengan penyampaian pembukaan, pembacaan tata tertib selama mengikuti kegiatan, dan dilanjutkan dengan penyampaian Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) dari masing-masing departemen. Pada hari kedua (3/1), rangkaian kegiatan yang berlangsung kurang lebih sama dengan hari pertama, dengan penyampaian LPJ dari masing-masing departemen sebagai agenda utama. Pada hari terakhir yakni di hari ketiga (9/1), kegiatan dibagi ke dalam dua sesi berbeda. Sesi pertama diisi dengan sidang komisi yang diikuti

“Kesan saya, tentu sangat senang karena memperoleh pengalaman yang tak terlupakan, lewat pelaksanaan acara yang dilakukan secara daring seperti sekarang ini. Belum adanya pedoman pelaksanaan acara yang tetap, membuat peran sebagai perencana dan analisator acara benar-benar diuji di sini. Saya juga sangat mengapresiasi seluruh panitia yang tidak menunjukkan rasa lelahnya, baik panitia yang berada di ranah online maupun offline. Mereka sangat totalitas dalam melaksanakan tugas,” imbuh Ahmad sekaligus menutup perbincangan. Nurul

onferensi Al-Qur’an Study Club (ASC) VIII merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Al-Qur’an Study Club (ASC) Universitas Negeri Malang (UM). Tahun ini, Konferensi ASC VIII memiliki tema Bergerak Menginspirasi Melalui Evaluasi Kinerja di Era Pandemi. Tema kali ini disesuaikan dengan tujuan kegiatan, yakni mengevaluasi kinerja kepengurusan selama satu tahun yang akan dijadikan inspirasi dan pedoman untuk kepengurusan di tahun berikutnya. Masa pandemi yang masih berlangsung tentu tidak menjadi penghalang dari terselenggaranya rangkaian acara.

Tahun 42 Januari - Februari 2021 | |

19


Profil

EVI ELIYANAH, ILMUWAN MUDA BERVISI MULIA

dok.Pribadi

Nama Bidang ilmu Email Hobi

Evi Eliyanah, Ss. S., M.A., Ph.D. Gender Studies, Cultural Studies, Asian Studies evi.eliyanah.fs@um.ac.id/evierozi@gmail.com Membaca, menonton film, memasak, dan travelling

“Menjadi ilmuwan itu tentang menjadi rendah hati dan berintegritas, selain tentang kerja keras dan mimpi.”

Riwayat Pendidikan: 2019 PhD (Asian Studies), The Australian National University, Australia 2008 Master of Arts (Gender and Development), The University of Melbourne, Australia 2006 Graduate Certificate in Arts (Gender Studies), The University of Melbourne, Australia 2002 Sarjana Sastra (Bachelor of Arts in English Language and Literature), Universitas Negeri Malang, Indonesia

Penghargaan

dok. Pribadii

2006-2008 Australian Development Scholarships (Graduate Certificate and Master’s Degree Program, University of Melbourne, Australia) 2013-2017 Australian Awards Scholarships (PhD Program, Australian National University, Australia) 2015 Australian Group of Eight–DAAD Joint Research Scheme Scholarships (Research Exchange, University of Freiburg, Germany) 2016 Australian National University Vice Chancellor’s Travel Grants 2020 Ann Bates Postgraduate Prize on Indonesian Studies 2019 (The Australian National University, Australia) Apa kabar sobat Komunikan? Pandemi bukan alasan untuk berhenti merangkai mimpi dan bangkit membangun negeri, setuju? Berbicara tentang mimpi, pernahkah terbesit di benak kalian untuk menjadi seorang ilmuwan? Mungkin iya dan juga tidak. Namun, tentu kita sepakat bahwa menjadi ilmuwan itu keren! Eitss.. tunggu dulu, ilmuwan seperti apa yang dimaksud? Alhamdulillah, kita berkesempatan untuk berbincang dengan

20 | Komunikasi Edisi 332

: : : :

ilmuwan muda yang pertama dan satu-satunya dari Universitas Negeri Malang (UM). Dosen Jurusan Sastra Inggris ini tidak hanya handal di bidang ilmu pengetahuan, kemampuannya berbicara di depan umum juga tidak perlu diragukan. Yuk, simak wawancara lengkapnya! Apa saja kesibukan Anda saat ini? Saat ini kesibukan saya di antaranya mengajar, meneliti, mengelola kerja sama internasional UM, dan melakukan pengabdian kepada masyarakat. Saya juga terlibat dalam kegiatan-kegiatan di asosiasi profesi, paling aktif di KAFEIN (Asosiasi Pengkaji Film Indonesia) dan asosiasi keilmuan, paling aktif di ALMI (Akademi Ilmuwan Muda Indonesia). Sebagai dosen UM pertama yang tergabung di ALMI, apa visi Anda? Visi saya di ALMI adalah memasyarakatkan Budaya Ilmiah (scientific culture) unggul dan Perangai Keilmuan (scientific temper) yang baik di berbagai jenjang pendidikan Indonesia. Kedua hal ini yang akan menjadi tulang punggung kemajuan ilmu pengetahuan di Indonesia sehingga dapat memajukan Indonesia. Bagaimana definisi dari budaya ilmiah (scientific culture) dan perangai ilmiah (scientific temper) tersebut? Budaya Ilmiah–bisa dikatakan sebagai a set of good behaviour in science (seperangkat perilaku ilmiah yang baik)–terdiri dari rigorous scrutiny (penelaahan dan pengkajian yang mendalam), honesty, integrity, and objectivity (kejujuran, integritas, dan objektifitas), credit where credit is due (merujuk dan memberikan apresiasi berupa sitasi pada karya sebelumnya), serta adherence to ethical guidelines (mematuhi kode etik penelitian), sedangkan Perangai Ilmiah bisa dikatakan sebagai sikap ilmiah yang mengutamakan penerapan logika berpikir. Dalam menumbuhkan Perangai Ilmiah


Profil yang baik, kita perlu mendorong munculnya diskusi, perdebatan, dan analisa ilmiah yang dilandasi logika keilmuan. Saat ini, posisi Anda di ALMI adalah sebagai anggota Bidang Ilmu Budaya, apakah bidang ini sesuai dengan keinginan Anda? Sesuai. Bidang keahlian saya yang utama adalah studi gender. Dalam praktiknya, studi gender ini adalah bidang yang transdisipliner dan sangat dekat dengan studi budaya. Bahkan, penelitian-penelitian saya lebih banyak menggali representasi gender dalam produk-produk budaya, khususnya budaya pop seperti film. Apa yang bisa dilakukan/dipersiapkan oleh mahasiswa jika kelak ingin menjadi bagian dari ALMI? Berkarya dalam memajukan ilmu pengetahuan. Tidak harus jadi dosen, bisa juga menjadi peneliti di lembaga riset. Selama ini, anggota ALMI dan AIPI umumnya adalah peneliti, baik di perguruan tinggi, lembaga riset atau lembaga di mana penelitian menjadi unsur utama. Anggota ALMI terdiri dari berbagai bidang keahlian. Saat ini, ada Kedokteran, Ilmu Rekayasa, Ilmu Sosial, Ilmu Pengetahuan Dasar, dan Ilmu Budaya. Anggota ALMI dipilih melalui proses seleksi yang cukup ketat, dilihat dari berbagai sisi. Misalnya dari riwayat pendidikan, penelitian, publikasi, dan network. Selain menjadi ilmuwan, Anda juga dikenal sebagai public speaker yang baik. Apakah Anda memang senang berbicara di depan publik? Bukan senang, mungkin seperti hobi, tapi lebih karena pekerjaan. Untuk bisa menyampaikan materi dengan baik ketika mengajar, kita perlu kemampuan berbicara yang baik di depan publik. Begitu pula ketika harus menyampaikan hasil penelitian di konferensi atau seminar. Ketika menghadapi mitra UM dalam konteks bernegosiasi terkait kerja sama, keterampilan diplomasi dan public speaking juga diperlukan. Jadi, mungkin ala bisa karena biasa. Menurut Anda, kapan pengalaman menjadi public speaker yang paling berkesan? Saya paling senang ketika berbicara di forum ilmiah, mendiseminasikan dan mendiskusikan hasil penelitian, meminta feedback, berdebat ilmiah, dll. Tentunya dalam bidang yang saya tekuni seperti politik gender, film, dan budaya pop. Salah satu yang paling berkesan mungkin ketika mempresentasikan hasil penelitian saya tentang representasi sinematik Muslim Arab dan Muslim Indonesia di sebuah forum ilmiah kecil yang isinya adalah peneliti yang mengkaji topik Pop Islam. Forum ilmiah kecil berskala internasional yang memang digagas untuk “menelurkan” sebuah publikasi seperti ini, seperti siraman rohani keilmuan bagi saya karena ada interaksi yang sangat intens tentang satu topik khusus dan dilihat dari berbagai dimensi oleh orang-orang yang memiliki latar belakang keilmuan yang berbeda. Sangat energizing. Apakah Anda pernah mengalami kendala saat berbicara di depan umum? Tentu. Ketika hanya memiliki sedikit waktu untuk menyiapkan bahan atau siaran live saya sering grogi. Apa tips dan trik dari Anda agar dapat tampil dan berbicara di depan umum dengan baik dan percaya diri? Kita harus paham betul materi yang akan disampaikan, kepada siapa materi tersebut disampaikan, kapan, dan untuk tujuan apa. Dari segudang prestasi dan pencapaian yang Anda miliki

di usia yang masih muda ini, prestasi/pencapaian apa yang paling berkesan menurut Anda? Ada dua hal yaitu kesempatan menempuh pendidikan di Australia (Master dan PhD) dan mendapatkan penghargaan Ann Bates Postgraduate Awards 2019 untuk disertasi tentang Indonesia, terbaik di The Australian National University. Kesempatan menempuh pendidikan di luar negeri tidak hanya membuka wawasan keilmuan dan pengalaman hidup yang berbeda, tapi juga memberikan kita comparative outlook ketika kembali ke Indonesia. Pengalaman berada dan belajar di luar negeri juga merupakan humbling experience yang membuat saya sadar bahwa saya hanya a speck of dust in the galaxy. Bahwa dunia ilmu pengetahuan ini sangat luas dan saya hanya bisa berkontribusi secuil saja dalam bidang yang saya tekuni. Apakah Anda memang sudah menduga akan menerima penghargaan tersebut? Tidak, mendapatkan penghargaan untuk disertasi terbaik itu di luar perkiraan saya. Sama sekali tidak menargetkan atau menyangka akan mendapatkannya. Hal ini memberikan pelajaran kepada saya bahwa tugas kita adalah berusaha sebaik mungkin dan ikhlas, rekognisi atas karya kita akan mengikuti. Siapa yang selama ini paling berpengaruh dalam kesuksesan Anda? Banyak. Keluarga pastinya yang pertama. Suami saya adalah supporter utama saya untuk saat ini. Dia selalu mendukung pilihanpilihan saya, termasuk mendampingi saya ketika studi di Australia, baik untuk S2 (2006-2008) maupun S3. Kalau dalam masyarakat yang masih patriarkis seperti di Indonesia, tentunya lebih mudah jika keadaannya terbalik yaitu ketika yang sekolah adalah suami dan istri mengikuti. Meskipun harusnya tidak perlu dipandang kaku begitu tentang peran gender dalam rumah tangga, apa yang dilakukan suami saya untuk mendukung pendidikan dan karier saya, tentu memiliki konsekuensi sosial yang cukup besar. Untuk itu, saya memberi apresiasi yang sangat besar kepada beliau. Berikutnya tentu keluarga besar, orang tua, mertua, saudara, dan ipar yang selalu percaya dan mendukung saya. Siapa orang yang paling berpengaruh dalam kesuksesan Anda dalam bidang akademis? Dalam bidang akademis, sosok yang sangat berpengaruh bagi saya adalah Prof. Ariel Heryanto. Beliau adalah pembimbing dan mentor saya dalam bidang akademik dan karier. Beliau adalah pembimbing utama saya ketika S2 (The University of Melbourne) dan S3 (The Australian National University). Pemikiran beliau tentang politik budaya sangat mempengaruhi karya-karya saya. Apa pesan Anda untuk seluruh Mahasiswa UM? Go confidently in the direction of your dreams. Live the life you’ve imagined – Henry David Thoreau. Mahasiswa harus berani bermimpi besar dan membangun fondasi agar mimpi-mimpi besarnya bisa dicapai. Jadilah generasi muda yang visioner dan pekerja keras. Sebagai ilmuwan, saya selalu menekankan bahwa ilmuwan bukanlah sebuah entitas yang berdiri sendiri. We are standing on the shoulder of a giant. Kita bukan yang pertama, utama atau satu-satunya dalam dunia keilmuan. Untuk itu, kita harus membuka wawasan keilmuan kita lebar-lebar dan memberikan rekognisi kepada karya-karya terdahulu di mana karya kita berpijak. Menjadi ilmuwan itu tentang menjadi rendah hati dan berintegritas, selain tentang kerja keras dan mimpi. Nilam Tahun 42 Januari - Februari 2021 | |

21


dok.Komunikasi

Up to Date

Berlatih Menulis Puisi Lewat Poetry Writing Training

M

enulis puisi memang terlihat sederhana. Namun, nyatanya menulis puisi membutuhkan keterampilan, khususnya dalam mengolah rasa dan menuangkannya lewat barisan kata. Pada Sabtu (6/2), SMA Ar-Rohmah Putri 2, Dau, Malang telah melaksanakan Literation Program: Poetry Writing Training atau program literasi yang dikemas dalam Pelatihan Penulisan Puisi. Acara yang diselenggarakan di Alhambra Hall tersebut juga turut mengundang pemateri yang merupakan Redaktur Majalah Komunikasi Universitas Negeri Malang (UM), Nida Anisatus Sholihah, S.Pd., M.M. Bertema Melampaui Batas Diri Melalui Literasi, acara ini disambut antusias oleh para peserta yang merupakan santri. Aula dipenuhi oleh ratusan santri kelas 10 yang bersemangat dalam mengikuti pelatihan. Acara juga dimeriahkan dengan pembacaan puisi karya pribadi dari beberapa santri. “Semangat para santri kelas 10 sangat luar biasa. Sejak awal saya memasuki ruangan, mereka terlihat sangat antusias dalam mendengarkan setiap materi yang saya paparkan. Bahkan, beberapa dari mereka juga membacakan puisi hasil karyanya di depan semua peserta yang hadir,” ungkap Nida. Di samping itu, Aliffa S.Pd selaku Waka Kemuridan SMA Ar-Rohmah Putri 2, Dau, Malang juga menuturkan bahwa

22 | Komunikasi Edisi 332

Pelatihan Penulisan Puisi ini menjadi kegiatan perdana yang diselenggarakan oleh pihak sekolah. Tujuannya agar santri dapat mengenal lebih dalam tentang penulisan puisi dan dapat membuat buku antologi puisi. “Target kami setelah pelatihan ini berlangsung adalah kami dan para santri dapat membuat buku antologi puisi karya santri Ar-Rohmah putri kelas 10,” tuturnya. “Saya merasa tertantang untuk menyampaikan materi tentang menulis puisi karena biasanya saya hanya menulis puisi melalui media cetak sedangkan pada saat itu, saya tampil langsung di depan para santri dan harus mentransfer ilmu yang saya miliki kepada mereka,” jelas Nida. Setelah pemberian materi, para santri diberi tugas untuk menulis puisi sesuai kaidah penulisan puisi yang telah dipaparkan oleh pemateri. Di akhir acara, Nida selaku pemateri pun membacakan sebuah puisi. Sontak, penampilan tersebut disambut riuh tepuk tangan dari para santri. “Harapan saya, para santri dapat memiliki karya sendiri dan dapat mempublikasikan karyanya di berbagai media cetak maupun online sehingga dapat pula menebarkan hal baik kepada orang lain, khususnya kepada para pembaca yang nantinya membaca puisi karya mereka,” tutup Nida. Nas


Up to Date

Pemira UM 2020,

P

emilu Raya (Pemira) UM adalah pesta demokrasi prestisius yang diadakan setiap tahun untuk memilih ketua dan wakil ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) serta senator Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) di tingkat universitas. Di tingkat fakultas, Pemira dilaksanakan untuk memilih ketua dan wakil ketua BEM Fakultas, senator Dewan Mahasiswa Fakultas (DMF), dan ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ). Pada tanggal (15/12/2020), Komisi Pemilihan Umum (KPU) UM telah berhasil melaksanakan Pemira. Tentunya pelaksanaan Pemira tahun 2020 menuntut upaya pelaksanaan yang ekstra karena pertama kalinya berlangsung dalam situasi pandemi. Proses Pemira UM tahun 2020 pada dasarnya berjalan lancar. Namun, seusai pelaksanaannya, muncul gugatan terhadap proses dan hasil Pemira UM tahun 2020. Penyebabnya, persyaratan untuk calon wakil ketua BEM dan senator DPM yang ditetapkan KPU bertentangan dengan Peraturan Rektor No. 43 Tahun 2020 sehingga para ketua Dewan Mahasiswa Fakultas (DMF) se-UM menggugatnya ke Majelis Kemahasiswaan UM agar membatalkan hasil Pemira di tingkat Universitas dan mengagendakan Pemira Ulang. Staf Ahli Wakil Rektor (WR) 3, Hendra Susanto, Ph.D mengungkapkan bahwa gugatan para ketua DMF tersebut berisikan koreksi atas persyaratan yang ditetapkan KPU tidak sejalan dengan Peraturan Rektor sehingga merampas hak konstitusional caloncalon yang gugur dan tidak dapat bersaing dalam Pemira UM tahun 2020. Gugatan tersebut diterima dan ditindaklanjuti oleh pihak rektorat melalui WR 3 UM, Dr. Mu’arifin, M.Pd., selaku Ketua Majelis Kemahasiswaan. Setelah dua kali proses mediasi antara DMF dan KPU mengalami kebuntuan (deadlock), Majelis Kemahasiswaan memutuskan perlunya Pemira ulang karena adanya temuan penyimpangan KPU yang melukai prinsip kejujuran dan keadilan (jurdil). ”Kami telah menerbitkan

dok. Komunikasi

Tantangan Penegakan Prinsip Jurdil ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

Surat Keputusan terkait Pemira Ulang yang akan diselenggarakan pada 27 Januari 2021. Kewenangan pelaksanaannya ada di KPU dan Panwas baru yang beranggotakan KPU dan Panwas lama ditambah dengan perwakilan masing-masing fakultas,” ujar WR 3. Dr. Mu’arifin menambahkan, sebelum Pemira diselenggarakan, KPU telah diberikan amanah agar Pemira dijadikan media berdemokrasi yang objektif, jujur, dan adil. Selain itu, KPU juga telah diingatkan agar menjalankan Pemira sesuai dengan regulasi (Peratuan Rektor). “Saya telah memberikan peringatan agar menjunjung tinggi keadilan dan kejujuran dalam setiap Pemira. Semuanya harus mengacu kepada Peraturan Rektor,” tegasnya. Kurangnya kecakapan KPU dalam menjalankan tugas terbukti dengan tidak adanya konsistensi terhadap timeline yang telah dibuatnya sendiri. WR 3 mengatakan bahwa timeline yang telah dibuat KPU sudah sangat baik, lebih baik dari Pemira sebelumnya tetapi tidak dijalankan dengan alasan yang tidak wajar. “Kami telah melihat jadwal yang dibuat KPU. Pada tanggal 22 Januari 2021 siang, kami melakukan rapat dan rencananya pada sore hari nanti akan dilaksanakan verifikasi oleh KPU terkait calon yang memenuhi syarat Pemira, tapi entah kenapa tidak dilakukan. Ternyata ada gugatan kembali sehingga verifikasi belum bisa dilaksanakan. Padahal pihak PTIK telah menunggu,” terangnya. Sampai pada tanggal (26/1) lalu, pukul 16.00 WIB, belum juga ada verifikasi. Terpaksa pihak rektorat melalui WR 3 menerbitkan surat pernyataan bahwa Pemira tidak bisa dilaksanakan. Sangat disayangkan perilaku KPU yang tidak

mencerminkan keadilan merusak semarak Pemira yang dinantikan oleh berbagai pihak. Dirasa sudah ada kekosongan bangku kepengurusan BEM dan DPM di depan mata dan tidak bisa dipastikan sampai kapan akan diselenggarakan ulang Pemira untuk mengisi kekosongan tersebut. Kekosongan dalam bangku BEM dan DPM tidak memiliki pengaruh bagi kehidupan kampus yang sedang berjalan maju saat ini. Kejanggalan pada setiap pelaksanaan Pemira diungkapkan oleh salah satu mahasiswa sastra karena setiap calon pengurus organisasi mahasiswa (Ormawa) meminta Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) sebagai bukti telah mengikuti voting. Penarikan KTM tersebut tidak ada dalam peraturan rektor atau peraturan yang lainnya tetapi dijalankan oleh calon pengurus Ormawa. Hal tersebut telah menyalahi peraturan dan tidak ada tindakan untuk menanggapinya. Selain itu, terhitung hanya 1/6 dari jumlah mahasiswa atau hanya sekitar 3000 mahasiswa yang berpartisipasi. Menurut penuturan Staf WR 3 angka tersebut sangat sedikit. Untuk memancing peningkatan partisipasi dalam Pemira, mahasiswa yang mengikuti Ormawa, baik di tingkat legislatif maupun eksekutif hendaknya meningkatkan kinerja dengan kerja nyata bukan hanya orasi untuk mengembalikan kepercayaan dan meningkatkan partisipasi mahasiswa untuk mengikuti voting dalam Pemira. ”Untuk bisa mengetahui dan meningkatkan kinerja Ormawa, kami telah membuat kontrak kerja sama untuk menilai keberhasilan Ormawa dalam menjalankan tugas yang diemban dan untuk mengembalikan tingkat kepercayaan mahasiswa terkait Ormawa,” ujarnya. Berlian Tahun 42 Januari - Februari 2021 | |

23


dok.pribadi

Cerita Mereka

Shooting FilmPendek Festival Budaya

dok.pribadi

Wecya Sugevin, Wecya shooting di Pendopo Ronggo Hadinegoro Kabupaten Blitar

24 | Komunikasi Edisi 332

dari rasa antusiasnya sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) dan bertemu dengan salah satu duta wisata di daerahnya. Pada saat yang sama, Gevin berkesempatan untuk berbincang dengan role modelnya tersebut dan membuatnya tertarik untuk menjadi seorang duta. “Berawal dari 2014, waktu itu saya masih SMP dan saya bertemu dengan salah satu Duta wisata di daerah saya. Saya berbincang cukup banyak dengan beliau, dari situ saya tertarik menjadi seorang duta dok. Pribadi

M

ahasiswa Semester 6 yang sedang menempuh S-1 Pendidikan Seni Tari dan Musik di Jurusan Seni dan Desain, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang (UM) ini bernama lengkap Wecya Sugevin. Pemuda yang akrab disapa Gevin ini tak pernah gentar memperjuangkan impiannya sebagai seorang duta. Ia berasal dari Kabupaten Malang, tepatnya di Desa Palaan, Kecamatan Ngajum. Perjuangannya hingga menjadi Duta Pemuda Kabupaten Malang tidaklah mudah. Keberhasilannya berawal

Duta Pemuda Sukses Harumkan Daerahnya untuk merepresentasikan diri saya. Saya sering melihat penghargaan duta-duta daerah dan duta-duta nasional lainya,” ujar Gevin. Sebelum sampai di titik ini, Gevin ternyata juga pernah mencoba mengikuti ajang pemilihan duta. Sayangnya pada kesempatan itu, ia masih gagal dan belum memenuhi kriteria seperti tinggi dan berat badan yang proporsional serta penampilan yang menarik untuk menjadi seorang duta. Ia sempat merasa minder dan putus asa untuk menggapai mimpinya


Cerita Mereka tersebut. “Sampai saya sedikit menyerah dan berfikir tidak perlu dulu ikut begituan (ajang pemilihan duta, red.) dan fokus ke akademik saja,” terangnya. Pada saat ia mulai memasuki perguruan tinggi dan mulai bertemu dengan banyak teman-teman yang memiliki beragam latar belakang, keinginan tersebut kembali muncul. Beberapa orang temannya juga memotivasinya untuk bangkit dari rasa putus asa akan impiannya dan ia memutuskan untuk melanjutkan kembali meraih mimpinya. Meski keinginannya untuk menjadi duta sempat surut, Gevin tidak berhenti mencari tahu infoinfo mengenai kepemudaan dan ajang pemilihan duta pemuda. Ia masih sering mencari tahu mengenai informasi seputar duta dengan ikut menyaksikan pegelaran ajang pmilihan duta di berbagai acara. Meskipun di UM sendiri sebenarnya juga sering menyelenggarakan acara duta kampus, Gevin merasa bahwa dirinya masih belum memiliki persiapan yang matang untuk mengikuti ajang tersebut. Setelah, mendapatkan motivasi dari teman-temannya, ia mulai optimisi kembali mengikuti acara seleksi duta. Ketika, ia memasuki semester 3 pada tahun 2019, daerah asalnya menyelenggarakan acara pemilihan Duta Pemuda Kabupaten Malang 2019. Ia mulai memberanikan diri untuk mengikuti acara tersebut. Dengan rasa optimis dan memberanikan diri, akhirnya ia lolos pada seleksi administrasi hingga berhasil masuk ke 16 besar dalam acara tersebut. Akan tetapi, di tengah perjalanannya yang hampir berhasil lolos meraih mimpinya, ia tidak dapat melanjutkan langkahnya masuk dalam tahapan babak final karena pada waktu yang bersamaan ada acara yang tidak kalah pentingnya yang mengharuskannya untuk menghadiri acara tersebut. “Saya tidak bisa melanjutkan ke babak final karena waktu itu bertepatan dengan acara festival mewakili Kota Malang di Semarang, jadi saya harus mengikhlaskan mimpi saya itu,” ujarnya. Perjalanan untuk menggapai mimpinya, ia sempat merasa putus asa kembali namun dalam doa-doanya, ia meminta agar dapat meraih mimpinya. Meskipun, ia merasa putus asa berulang kali, ia masih

memiliki harapan yang kuat dapat meraih mimpinya. Hingga, ia memutuskan untuk mencoba mengikuti acara duta kembali yakni duta edukasi namun ia gagal kembali. Pada kenyataannya, perjalanannya tidak semulus yang dibayangkan orang-orang, ia terus bangkit dan selalu berdoa agar dapat meraih mimpinya menjadi seorang duta. Pada akhirnya, semua harapan dan doadoanya mulai terwujud, pada tahun 2020 kabupaten Malang daerahnya mengadakan pemilihan Duta Pemuda tingkat Provinsi. “Saya sebenarnya heran kok ada ya padahal menurut info tahun ini tidak ada untuk pemilihan di tingkat provinsi tapi Kab. Malang mengadakan pemilihan. Yaa sempat heran, tapi saya tetap mengikuti seleksinya hehe” sahutnya ditengah perbincangan. Pada akhirnya, perjalanannya menggapai mimpinya mulai menemukan cahaya terang, ia mulai optimis dan semangat mengikuti seleksi panjang menjadi seorang seorang duta hingga ia lolos menjadi finalis 50 besar, dan akhirnya ia berhasil membawa provinsi Jawa Timur menjadi terbaik 1 favorit sebagai Duta Pemuda Kab. Malang 2020 dari 50 peserta seluruh Kabupaten Malang. Meskipun, awalnya sempat berhembus kabar dari Kepala Dinas tidak diadakan Jambore Pemuda Nasional (Duta Pemuda Indonesia) tahun 2020 namun ternyata acara tersebut tetap diadakan meski ditengah pandemi, “Tapi mungkin tuhan mendengar kesedihanku dan doa-doa ku, alhamdulillahnya ternyata dilaksanakan kegiatan tersebut dan bersyukurnya lagi saya mewakili Kabupaten Malang untuk ditingkat provinsi Jawa Timur dan lagi lagi Allah memuluskan jalanku hingga aku menjadi salah satu dari Duta Pemuda Indonesia mewakili provinsi Jawa Timur yang mendapatkan juara 1 favorit di tingkat Nasional” ujarnya. Dengan demikian, menjadi seorang duta yang mewakili dinas pemuda dan olahraga kabupaten dibawah organisasi PPMI (Purna Prakrya Muda Indonesia), nantinya ia dapat berkarya dalam bentuk menjadi seorang duta pemuda yang nantinya akan mengikuti jamboree di tingkat daerah dan juga tingkat nasional. Pelaksanaan jamboree berlangsung 14 Oktober 2020, yakni diselengarakan tahapan

pengumuman dan pengukuhan sebagai duta kabupaten dan acara jamboree langsung mengikuti pada tingkat nasional “Waktu itu, aku dikirim mewakili kabupaten malang dan alhamdullilah lolos mewakili jawa timur ditingkat nasional” ujarnya. Pelaksanaan acara tersebut dilaksanakan pada bulan Desember melakukan pembekalan dan video typing secara virtual seluruh Indonesia. keuntungan menjadi seorang duta sangat banyak, diantaranya memiliki wadah untuk mengembangkan diri sendiri melalui platform, memiliki relasi teman yang beragam dari seluruh kabupaten dan kota di Jawa Timur bahkan seluruh Indonesia, dan untuk meningkatkan kapasitas diri sebagai seorang duta pemuda dibawah naungan Kemenpora RI yang nantinya akan dibina menjadi pemuda yang unggul. Untuk kegiatan menjadi sebagai seorang duta, yakni “Untuk saat ini, kesibukannya shareing-shareing secara virtual, dan ketika pandemi berakhir seluruh duta di Jawa Timur melakukan jamboree pada bulan pertengahan tahun, bisanya attending di acara duta-duta” tanggapnya. Pada kenyataannya, cita-citanya bukan menjadi seorang duta namun esensinya ia menjadi seorang duta, yakni ia dapat merepresentasikan dirinya dan juga mempresentasikan daerahnya melalui platform duta. “Dari situ, saya bisa improve my self, jadi meningkatkan kapasitas diri. Esesensi saya, sebagai seorang duta, kita bisa dibilang sebagai representasi dari apa yang kita bawakan, seperti pada duta pemuda, saya menjadi represntasi pemuda-pemuda yang ada di kabupaten Malang, provinsi Jawa Timur bahkan seluruh Indonesia serta saya ingin mengajak seluruh temen-temen dari seluruh Indonesia untuk bisa menjadi seorang duta, karena menjadi sorang dapat membangun relasi yang luas” tambahnya. Setelah, kisah perjalanan meraih mimpinya yang sangat panjang dan berlikaliku, ia menutup perbincangan dengan salah satu kru Majalah Komunikasi UM dengan motivasi hidupnya “Motivasi hidup, saya itu cuma satu kak. yaitu Ojo dumeh yang artinya jangan sok atau jangan meremehkan dan sebaik-baiknya rencana manusia tapi lebih baik rencana Allah, karena saya telah membuktikan itu semua”. Nurul

Tahun 42 Januari - Februari 2021 | |

25


dok. Komunikasi

Seputar Kampus

Foto bersama seluruh delegasi Pendidikan Kader Pemimpin Muda (PKPMN) Angkatan I KEMENPORA RI 2020

Konferensi Pendidikan Kader Pemimpin Muda Nasional

K

onferensi Pendidikan Kader Pemimpin Muda Nasional (KPKPMN) Angkatan I yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) telah berlangsung dari (30/11–14/12/2020) lalu. Universitas Negeri Malang (UM) pun turut serta sebagai salah satu peserta KPKPMN. Rount Maulero yang merupakan mahasiswa semester empat dari Jurusan Sastra Jerman, program studi S1 Pendidikan Bahasa Jerman, berkesempatan mewakili UM dalam acara tersebut. Pemuda yang akrab dipanggil Roni ini berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. Untuk bisa mengikuti KPKPMN, para peserta harus melewati rangkaian seleksi terlebih dahulu. Dimulai dengan seleksi awal yakni seleksi berkas seperti Curriculum Vitae, esai, sertifikat penghargaan, dan biodata lainnya. Tahapan seleksi kedua yakni seleksi wawancara dan terakhir pengumuman kelulusan. Pada seleksi awal, total pendaftar sebanyak 3.370 orang yang diseleksi menjadi 433 orang, dengan keterangan lulus seleksi pemberkasan. Pada seleksi kedua yang merupakan seleksi wawancara, jumlah peserta dikerucutkan menjadi 184 orang. Pada tahap pengumuman kelulusan, terpilihlah 60 putra putri terbaik dari seluruh Indonesia. “Saya menjadi perwakilan dari Jawa Timur yang ketika itu diwakili oleh empat orang mahasiswa, di antaranya saya sebagai perwakilan dari UM, kemudian perwakilan dari Universitas Brawijaya, perwakilan dari Universitas Muhammadiyah Malang, dan perwakilan dari Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang,” ungkap Roni. KPKPMN berlangsung secara daring dan luring. Kegiatan perdana berlangsung secara daring pada (30/11–4/12/2020) dengan berbagai penyampaian materi melalui platform Zoom. Peserta mendapatkan banyak pengetahuan tentang kebijakan pembangunan pemuda, wawasan nusantara, isu-isu destruktif, dan masih banyak

26 | Komunikasi Edisi 332

lagi. Sebagian besar pemateri yang hadir berasal dari kalangan pejabat kementerian dan staf ahli kepresidenan. Dalam kegiatan ini, peserta tidak hanya mendengarkan materi, tetapi juga terlibat dalam Forum Group Discusion (FGD) yang diharapkan mampu membuat para delegasi lebih kritis dalam berpikir, solutif, dan dapat meningkatkan kerja sama antardelegasi. Berikutnya, kegiatan luring yang dilaksanakan pada (10–14/12/2020) dan bertempat di Bogor, Jawa Barat. “Kegiatan offline sangatlah berkesan karena mengajarkan saya banyak hal. Saya bertemu dengan banyak orang hebat yang berasal dari berbagai daerah hingga akhirnya waktu perpisahan pun tiba. Kami harus kembali ke daerah masing-masing untuk berkontribusi kepada lingkungan sekitar. Tentu saja kepulangan kami tetap difasilitasi oleh Kemenpora RI,” ujarnya. “Besar kemungkinan bahwa nantinya akan diadakan pertemuan para alumni dari KPKPMN. Harapannya, forum alumni yang sudah terbentuk dapat menjangkau semua aspek kehidupan di masyarakat, melalui berbagai kontribusi terbaik dari para delegasi sehingga mampu memaknai KPKPMN sebagai wadah pengembangan diri, guna menjadi pemimpin-pemimpin di setiap tempat atau daerah,” tegas Roni. Di akhir wawancara, Roni menyampaikan kesannya setelah mengikuti KPKPMN. “Saya sangat bersyukur karena telah diberikan kesempatan oleh Allah untuk mengikuti kegiatan ini. Saya bangga bisa menjadi delegasi UM, kampus tercinta saya dan tentunya Jawa Timur, tempat saya merantau. Walaupun di konferensi tersebut saya menjadi salah satu peserta termuda, bukan berarti saya tidak bisa berbuat apa-apa. Alhamdulillah, saya ditunjuk menjadi koordinator bidang organisasi minat bakat ketika pelaksanaan kegiatan offline di Bogor. Inilah bukti bahwa yang terhebat tidak selamanya menjadi yang paling atas, tetapi kiat-kiat menjadi hebat akan memberikan kesempatan lebih untuk menjadi semakin baik,” tutup Roni. Nurul

W


dok. Komunikasi

dok. Komunikasi

Seputar Kampus

Penyampaian materi oleh narasumber Septa Resistor

Workshop Bright Scholarship Hadir Saat Pandemi

W

orkshop Bright Scholarship Universitas Negeri Malang (UM) hadir sebagai bentuk dukungan dalam pengembangan potensi diri. Workshop yang bertemakan Self Confidence Development ini diselenggarakan secara virtual melalui Zoom Meeting pada (20/1) lalu. Workshop ini menjadi semakin menarik dengan hadirnya professional motivator and trainer yakni Septa Resistor. Acara tersebut dipandu oleh Mario Ahmad Aprilian selaku moderator, sekaligus salah satu mahasiswa Bright Scholarship unit UM. Sebagai mentor, Dwi Romadony menjelaskan bahwa Workshop Bright Scholarship merupakan langkah pengembangan diri untuk membina mahasiswa, khususnya para penerima beasiswa dan kalangan umum sehingga menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih percaya diri. Workshop ini merupakan workshop kedua yang telah diselenggarakan, setelah pelaksanaan perdananya pada awal Januari lalu dengan jumlah peserta sebanyak 70 orang. Para peserta tidak hanya berasal dari kalangan mahasiswa UM saja, melainkan juga dari kalangan umum. Sebelumnya, workshop pertama telah diselenggarakan pada (13/1) dengan tema Mind Management dan menghadirkan Rochman Hidayat sebagai narasumber. “Workshop ini merupakan keberlanjutan dari kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan sebanyak dua kali dalam satu bulan dari Divisi Bakat Minat Bright Scholarship. Pelaksanaan kegiatan adalah dalam rangka mewadahi bakat minat mahasiswa sehingga memberikan kebermanfaatan ilmu,” ungkap Mario Ahmad Aprilian selaku Ketua Pelaksana Workshop Bright Scholarship. Sesuai dengan tema yang diusung, workshop kali ini lebih mengarah pada pembahasan proses pengembangan kepercayaan diri. “Kepercayaan diri seseorang adalah pemahaman tentang konsep diri yang mempengaruhi harga diri. Kemudian, dibina dalam pengembangan diri dan disalurkan pada aktualisasi diri dalam lingkungan

sosial yang mendukung,” jelas Septa Resistor selaku narasumber. Seseorang dapat merasa lebih percaya diri lewat visualisasi atau menampilkan diri, melakukan gerakan sesuai dengan potensinya, berbicara kepada orang lain, dan cenderung lebih percaya diri untuk tampil di media sosial daripada di dunia nyata. Dalam proses pengembangan kepercayaan diri, aspek-aspek yang terkait di dalamnya tentu penting untuk diketahui. Aspek-aspek tersebut antara lain self concept, yaitu cara pandang seseorang terhadap dirinya dengan melihat kekurangan dan kelebihan yang dimiliki. Biasanya, hal ini terkait dengan perencanaan visi dan misi hidup. Kemudian self esteem, yaitu evaluasi yang dibuat oleh individu dan biasanya berhubungan dengan penghargaan terhadap diri dari orang tersebut sehingga ada kepedulian dari orang lain, keluarga, dan diri sendiri dalam memberikan penghargaan. Ada pula self actualization di mana seseorang memanfaatkan segala bakat dan potensi diri yang dimilikinya serta self behavior, yaitu ruang lingkup seseorang dalam pemahaman diri untuk berkembang sesuai dengan potensinya. Seseorang seringkali tidak merasa percaya diri dalam menjalani kehidupan. Ada beberapa alasan di mana seseorang tidak merasa percaya diri antara lain karena belum mampu mengevaluasi kelemahan dirinya, belum mampu mengonsep potensi dirinya, belum mampu menemukan ruang atau lingkungan yang baik untuk potensi dirinya, dan belum menemukan cara untuk mengaktualisasikan potensi diri. Oleh karena itu, peserta dalam workshop diharapkan mampu mengenali segala potensi diri yang dimilikinya. Pada dasarnya, proses pengembangan kepercayaan diri tidak akan terwujud jika bukan dari orang itu sendiri yang membentuk rasa percaya dirinya. Niken Tahun 42 Januari - Februari 2021 | |

27


dok. Komunikasi

dok. Komunikasi

dok. Pribadi

dok. Komunikasi

Seputar Kampus

Webinar Radikalisme

Jimat Sakti Pancasila: Gerakan Anti Radikalisme, Hidupkan Indonesia!

P

usat Pengkajian Pancasila Universitas Negeri Malang (UM) telah menyelenggarakan webinar pada (21/1) lalu melalui platform Zoom. Webinar dengan tema Meredam Radikalisme dengan Harmoni Pancasila tersebut, bertujuan untuk meredam radikalisme yang akhir-akhir ini sering terjadi di masyarakat. Peserta berasal dari kalangan dosen dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, serta masyarakat umum. Gerakan anti radikalisme terus digalakan untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) karena saat ini penyebaran paham radikalisme tidak hanya terjadi di antara masyarakat umum, melainkan telah masuk ke dalam lingkup dunia pendidikan seperti di lingkungan kampus. Dr. Yusuf Hanafi, S.Ag, M.Fil.I selaku Wakil Dekan III Fakultas Sastra (FS) UM yang menjadi salah satu pembicara dalam webinar, mengungkapkan bahwa pemuda yang berperan sebagai generasi emas bangsa, seringkali masih mencari jati dirinya sehingga menjadi ‘lahan subur’ untuk disusupi paham radikalisme. Hal tersebut perlu diatasi dengan ajaran agama yang bukan hanya secara tekstual, tetapi juga menggunakan disiplin ilmu yang mendukung seperti ilmu alam dan sosial. Selain itu, Yusuf juga menyoroti adanya paham radikalisme yang terdapat di lingkungan kampus, tempat berkumpulnya kaum intelektual serta diisi oleh banyak generasi muda. “Radikalisme yang ada di kampus dengan yang ada di masyarakat sama saja, tetapi paham radikalisme yang

28 | Komunikasi Edisi 332

ada di kampus akan lebih mengarah pada ideologi dan pemahaman agama secara tekstual, dengan pandangan lewat bingkai historis, seperti pada waktu kepemimpinan khalifah yang pernah berjaya dan agung pada masanya,” papar Yusuf. Sejatinya, paham radikalisme tidak dapat dihilangkan dari masa ke masa dan akan terus ada. Radikalisme yang berkembang jika tidak diekspresikan, tidak bisa ditindaklanjuti, begitulah yang sedang menerpa kampus. Sebuah paham dapat dikatakan sebagai bentuk radikalisme jika paham tersebut anti terhadap Pancasila, anti NKRI, cenderung menyalahkan seperti membid’ahkan dan memvonis banyak hal sebagai sesuatu yang sesat dan melenceng. Gerakan antiradikalisme harus terus ditegakkan karena merupakan suatu hal yang bersifat urgent. Oleh sebab itu, kita harus memupuk dan menumbuhkan jiwa toleransi, diiringi dengan perkembangan karakter yang moderat karena kita hidup dengan berbagai suku, agama, ras, dan pandangan yang berbeda-beda. Toleransi akan memudahkan kita untuk mencegah adanya radikalisme yang menyusup ke dalam jiwa kita maupun sekeliling kita. Di akhir wawancara, Yusuf memberikan pencerahan bahwa Pancasila berperan sebagai jimat sakti yang telah menaungi toleransi. Lihat Pancasila dari sisi dunia, bukan agama saja. Isi dan makna Pancasila dapat kita lihat sebagai sebuah kesatuan, tidak ada perpecahan di dalamnya. Berlian


dok. Komunikasi

dok. Komunikasi

Seputar Kampus

a!

dok. Pribadi

Penyampaiandimateri dari UM narasumber Orang-orang balik RAP

Himabo Gelar Webinar Goes to Campus

P

endidikan adalah tiket untuk memutus kemiskinan. Begitulah yang diutarakan oleh Sujito, dosen Universitas Negeri Malang (UM) membuka Webinar Goes to Campus 2021 yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Bojonegoro (Himabo) UM pada Minggu (24/01) lalu. Bertajuk Explore the Possibilities, Reach The Dream Universities, seminar yang dilakukan secara daring tersebut menghadirkan narasumber Fatma Dora Indriani, mahasiswa magister Technisce Universitat Berlin, Jerman dan Austin Fascal Iskandar, mahasiswa berprestasi utama program sarjana UM 2020. Sebanyak 201 peserta yang terdiri dari 175 peserta tingkat SMA dan 26 mahasiswa dari seluruh Indonesia dengan semangat mengikuti acara walau secara daring. Dalam acara tersebut, Fatma berbagi tips memanajemen waktu, tips dan trik lolos perguruan tinggi negeri, lulus 3,5 tahun dan cumlaude, serta menjadi mahasiswa berprestasi. Fatma menuturkan, dalam memanajemen waktu diperlukan strategi melakukan to do list atau melakukan hal-hal yang dilakukan berdasarkan

kepentingan dan prioritas, konsisten dan komitmen dalam menjalankan, merencanakan dan membuat jeda waktu untuk kegiatan penting dan mendesak, serta melakukan re-check dengan memastikan pekerjaan yang dilakukan sudah sesuai dan tidak terlewat. Lebih lanjut, dirinya mengingatkan pentingnya memiliki skill untuk keberhasilan karier dan menjalin jaringan di dalam maupun luar kampus. Mahasiswa magister Building Sustainability tersebut meminta para peserta yang merupakan calon mahasiswa untuk memahami konsep latihan soal seleksi PTN sehingga mengerti betul apa yang dikerjakan dan memetakan persaingan. Fatma juga mendorong peserta untuk selalu up to date dengan informasi dan memantau peluang jurusan yang diinginkan. Sementara pada sesi kedua, Fascal berbagi informasi seputar beasiswa dan istilah-istilah di perguruan tinggi. Mahasiswa teknik informatika tersebut juga menerangkan beberapa kesalahan umum yang dapat membuat gagal masuk perguruan tinggi. Webinar Goes to Campus Tahun 2021 merupakan yang pertama kalinya dilakukan secara daring. Sebelumnya acara serupa dengan tema yang berbeda pernah diselenggarakan secara langsung untuk

membantu peserta menentukan jurusan ketika mendaftar kuliah. Bila pada tahun sebelumnya Himabo memfasilitasi tes MBTI (Myers-Briggs Type Indicator), tahun ini organisasi daerah yang menghimpun mahasiswa UM domisili Bojonegoro tersebut, mengadakan kegiatan berbagi informasi seputar kehidupan kuliah dan beasiswa. Ketua pelaksana kegiatan, Rizky Mubarok menuturkan, kegiatan tersebut dilakukan bertujuan untuk memberikan berbagai informasi tentang perkuliahan. Sehingga, peserta dapat memanfaatkan peluang dan kesempatan, serta semakin yakin untuk meraih pendidikan di perguruan tinggi impiannya. “Informasi yang dimiliki peserta tentang perkuliahan bisa dibilang masih terbatas. Terlebih informasi tentang beasiswa seperti itu masih banyak yang belum mengetahui, padahal jenis beasiswa yang ada juga sangat banyak sekali,” jelas pengurus Divisi Penalaran Himabo tersebut. Lebih lanjut, mahasiswa jurusan Kimia tersebut berharap acara Webinar Goes to Campus 2021 dapat membantu peserta untuk persiapan kuliah, “khususnya untuk peserta dari Bojonegoro sendiri sehingga dapat mendukung kelajuan taraf pendidikan di Kabupaten Bojonegoro,” pungkasnya berharap. Diah

Tahun 42 Januari - Februari 2021 | |

29


Seputar Kampus

dok. Komunikasi

Video klip theme song cakrawala versi bahasa Jawa/Jerman

FS UM Rilis Theme Song Cakrawala Dua Bahasa

F

akultas Sastra (FS) Universitas Negeri Malang (UM) merilis dua buah lagu, theme song cakrawala berbahasa Jawa dan bahasa Jerman. Keduanya diunggah melalui kanal Youtube Sastra UM pada Selasa (05/01). Karya ini menjadi dua dari lima projek alih bahasa theme song cakarawala atau UM RAP.

Theme song versi bahasa Jawa disajikan lekat dengan iringan gamelan Jawa. Berbeda dengan versi induknya, unsur rap dihilangkan. “Proses alih bahasa lagu tertentu ke bahasa asing itu tidak bisa seperti kita translate biasa,” kata Dr. Yusuf Hanafi, S.Ag, M.Fil.I. Wakil Dekan III FS UM ini menuturkan karakter setiap bahasa berbeda. “Bisa kita bayangkan lagu rap, dibawa ke Jawa, apa Jawa itu bisa ngerap? Itu kan jadi pertanyaan,” tutur Dosen Sastra Arab ini. Meskipun begitu, adaptasi lirik tetap mengacu pada Confident, Active, Knowledgeable, Respectable, Adaptable, Achieving, Learning, Wise, dan Authentic. Konten ini disebut penggambaran jati diri UM sebagai exellence in learning inovation.

Rap dihadirkan pada theme song cakrawala versi bahasa Jerman. Twinky Andrean Trianantyas, pengisi vokal rap tidak menyangka jika dirinya ditunjuk sebagai salah satu talent. Twinky menuturkan awalnya hanya diminta untuk membantu menerjemahkan lirik. “Karena ini pertama kalinya aku take vocal, lumayan sulit dan banyak tantangannya,” ucap Twinky. Meskipun pengalaman baru, Twinky mengaku puas akan hasilnya. Awalnya theme song cakrawala bahasa Jerman dikonsep menjadi satu dengan versi bahasa Mandarin. Pasalnya, Prodi

30 | Komunikasi Edisi 332

Pendidikan Bahasa Jerman dan Pendidikan Bahasa Mandarin tergabung dalam jurusan yang sama, Jurusan Sastra Jerman. Namun terjadi perubahan rencana. “Rasanya nanti lebih kuat kesan bahasanya kalau berdiri sendiri, baik untuk yang Jermannya baik untuk yang Mandarin,” ujar Robby Yunia Irawan, S.Pd., M.Pd. Koordinator tim versi bahasa Jerman ini berharap theme song cakrawala dapat memperkuat branding UM dan inovasi bisa terus berkembang. “Barangkali nantinya ada yang tari mungkin, karena kita di sini juga punya jurusan seni tari,” kata Robby. Inisiasi projek ini awalnya digawangi oleh Prof. Dr. Nurul Murtadho, M.Pd., Ketua Senat FS UM. “Bagaimana theme song cakrawala yang berbahasa Indonesia ini go internasional?” kata Yusuf meniru ucapan Nurul. Menurut Yusuf, ketika go internasional, maka menjadi sebuah keniscayaan theme song ini dialih bahasa. “Maka dari sana Bu Dekan memerintahkan saya untuk mengalihbahasakan ke bahasa-bahasa yang dipelajari di Fakultas Sastra,” tutur Yusuf. aSaat ini dua dari lima theme song telah selesai. Versi bahasa Mandarin, bahasa Inggris, dan bahasa Arab masih dalam proses pengerjaan. “Sekarang prosesnya sudah pada tahap perekaman suara dan ini sudah selesai,” ujar Lukluk Ul Muyassaroh, S.Pd., MTCSOL, koordinator theme song versi bahasa Mandarin. Lukluk menyampaikan kesan Mandarin dihadirkan melalui penggunaan vokal perempuan, instrumen, dan video klip bernuansa Mandarin. Tidak ada musik rap dalam versi ini. Target selesai diperkirakan pada awal Februari. Irkhamin


Curhat

Komunikasi Asertif itu Perlu

dok. Komunikasi

Assalamualaikum w. w. Sobat Komunikan, saya sebenarnya adalah pribadi yang tidak enakan dengan orang-orang sekitar. Saya lebih suka mendengarkan orang lain bercerita ketimbang saya yang harus bercerita. Mungkin karena itu, teman-teman saya banyak yang mencurahkan isi hati mereka pada saya. Saya tidak keberatan jika sekadar mendengarkan, tapi kalau boleh jujur, ada kalanya ketika saya merasa tertekan atau sibuk dengan urusan saya, saya merasa sedang tidak ingin mendengarkan curhatan atau keluhan mereka. Sebaiknya apa yang bisa saya lakukan ketika perasaan itu kembali muncul? Terima kasih atas jawabannya.

ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

Wassalamualaikum w. w.

Waalaikumsalam wr. wb. Terima kasih atas kesediaan Ananda untuk mengomunikasikan apa yang Ananda pikirkan dan rasakan. Kemampuan mengkomunikasikan apa yang dipikirkan dan dirasakan sangatlah penting bagi setiap orang. Kemampuan mendengarkan cerita orang lain merupakan kelebihan yang dimiliki orang-orang tertentu. Yang dimaksud mendengarkan di sini bukan sekedar mendengarkan, tetapi juga berempati terhadap apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh orang yang bercerita. Keterampilan mendengarkan bukanlah hal yang mudah untuk dimiliki; perlu latihan dan

proses belajar. Ketika orang lain mau bercerita kepada Ananda mengenai permasalahan pribadinya, hal itu menunjukkan bahwa mereka memiliki kepercayaan tinggi kepada Ananda. Dan hanya dengan mendengarkan cerita mereka, mereka akan merasa lebih lega dibandingkan sebelumnya, walaupun permasalahannya belum tentu terselesaikan. Namun demikian, apabila Ananda memang sedang memiliki kesibukan atau urusan penting lainnya, Ananda juga berhak untuk mengutamakan urusan tersebut. Yang terpenting di sini adalah kemampuan mengkomunikasikannya. Ananda bisa menolak secara halus dengan

mengatakan bahwa Ananda bersedia mendengarkan cerita mereka di waktu lain, menyarankan mereka untuk curhat kepada yang lainnya, atau berkonsultasi kepada psikolog. Sebagai individu, kita adalah makhluk sosial yang harus bergaul dan peduli dengan orang-orang lain di sekitar kita. Namun demikian, kita tentunya tidak bisa hanya mengurusi dan menuruti keinginan orang lain. Kita juga memiliki aspirasi dan urusan pribadi. Jadi, tetaplah berusaha peduli dengan orang-orang di sekitar Ananda, namun pedulilah pula dengan diri Ananda sendiri. Semoga bermanfaat.

Jawaban oleh: Mochammad Sa'id , S.Psi,M.Si Dosen Fakultas Pendidikan Psikologi UM

Mahasiswa UM dapat mengirimkan tulisan berupa curahan hati (curhat) pada rubrik ini dengan space halaman A4 via email komunikasi@um.ac.id selambat-lambatnya tanggal 25 Maret 2021. Apabila nama asli tidak ingin dicantumkan, diperbolehkan untuk menggunakan nama inisial. Curhat Anda akan kami kirim ke ahlinya (dosen Fakultas Pendidikan Psikologi UM untuk mendapatkan jawaban. Tulisan curhat akan mendapat imbalan atau penghargaan yang sepantasnya.

31


Wisata

dok. Komunikasi

Pemandangan pantai yang ciamik

S

Pantai Padas Pecah: Surga Tersembunyi dari Malang

udah tak asing lagi jika Malang memiliki julukan “Ngalam Kipa”, julukan dari bahasa walikan khas Malang yang berarti “Malang Apik”. Julukan ini bukan tanpa alasan, hal ini karena Malang yang memiliki banyak wisata alam yang indah khususnya pantai. Tak heran jika keindahan alam tersebut menjadi populer di kalangan wisatawan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Salah satu wisata pantai yang eksotis di Malang adalah Pantai Padas Pecah. Pantai ini terletak di Desa Kedungsalam, Donomulyo, Kabupaten Malang, berdekatan dengan Pantai Ngeliyep. Tentu tidak ada habisnya membicarakan tempat wisata indah seperti ini. Keberadaannya yang jarang diketahui dan dikunjungi oleh wisatawan, membuatnya mendapat julukan “Surga Tersembunyi” yang ada di Malang. Kecantikannya dapat langsung Anda lihat ketika pertama kali menjajaki lokasinya. Hal pertama yang terbesit di pikiran Anda pastinya adalah kata indah dan menajubkan.

32 | Komunikasi Edisi 332

Pantai yang masih jarang pengunjungan ini, memang memiliki akses yang sedikit sulit. Keberadaannya yang tersembunyi dan minimnya penunjuk jalan merupakan salah satu alasan pantai ini jarang diketahui wisatawan. Namun, jangan berkecil hati soal keindahan yang ditawarkan oleh Pantai Padas Pecah. Keindahan alam yang disajikan tempat ini mampu membuat siapa saja yang berkunjung merasa betah. Kesejukan udara serta embusan angin laut yang sepoi-sepoi membuat pepohonan di sekitarnya seakan menyambut pengunjung. Hamparan pasir pantai yang luas berwarna putih dan lembut seolah menggoda wisatawan menginjakan kakinya untuk sekadar berjalan mengelilingi pantai atau bahkan berlarian di atasnya. Selain itu, deru ombaknya yang bersahabat cukup aman bagi wisatawan yang hendak berenang atau sekadar bermain air. Birunnya air laut berpadu dengan cerahnya langit di siang

hari menjadikan panorama pantai semakin ciamik. Ditambah lagi saat menjelang sore hari, ketika matahari mulai tenggelam membuat warna langit menjadi kemerahan dengan jernihnya air laut yang memantulkan cahaya langit, memberikan sajian pemandangan luar biasa yang tidak dapat terlupakan. Perjalanan menuju Pantai Padas Pecah sangat seru, loh. Untuk sampai di surga tersebunyi ini, Anda perlu menghabiskan waktu 40 menit berjalan kaki. Meski sedikit menguras tenaga, untuk sampai di pantai ini, perjalanan untuk sampai di Pantai Padas Pecah tidaklah membosankan. Diawali dengan memakirkan kendaraan yang Anda bawa di area pantai Ngeliyep, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki melewati Pantai Teluk Putri, Pantai Goa Pathuk Ilang, dan Wisata Gunung Kombang. Rasa lelah selama perjalanan terbayarkan ketika Anda melihat pantai lainnya selama perjalanan. Bagi Anda yang merasa kehausan


Wisata jalanan setapak yang dipenuhi tanah dan bebatuan. Meski di sekitar jalanan setapak terdapat pepohonan yang bisa dijadikan pegangan selama melewati jalanan terjal, Anda disarankan untuk tetap berhati-hati agar tidak terpeleset. Semakin Anda mendekati Pantai Padas Pecah, deru ombak dari pantai semakin terdengar jelas. Tentunnya hal ini akan membuat langkah kaki Anda semakin bersemangat untuk sampai di tempat tersebut. Sesampai ujung perjalanan, Anda akan disuguhkan panorama yang

spektakuler. Karang besar yang mengapit sisi kanan dan kiri pantai ini, menyambut pengunjung. Di sini, Anda juga bisa bermalam dengan mendirikan tenda, loh! Terdapat area camping yang cukup luas dan berada di dekat bibir pantai. Pada saat malam hari, kalian bisa merasakan ketenangan dan kenyamanan. Suasana keakraban akan semakin terasa ketika Anda bermalam dengan mengelilingi api unggun dan bernyanyi bersama sahabat atau keluarga, menghabiskan malam dengan bintang-bintang di langit dan

dok. Komunikasi

dok. Komunikasi

dan lapar, tidak perlu khawatir karena di sepanjang perjalanan menuju Pantai Padas Pecah terdapat warung-warung kecil yang menjajakan makanan dan minuman. Selama perjalanan, Anda disarankan untuk menggunakan sepatu atau sandal gunung yang nyaman demi menghindari lecet pada kaki. Hal ini dikarenakan Anda akan melewati jalanan berbatu yang sedikit menanjak. Selama perjalanan, Anda juga akan melewati lembah dan dua bukit. Jalanan yang sebelumnya landau dan beraspal akan segera berganti ke

Pemandangan indah pantai

ditemani dengan deburan ombak di pantai. Di pagi hari pun, Anda masih mendapatkan momen yang tidak kalah spesial untuk menyaksikan matahari terbit ditemani embusan angin pantai pagi hari. Suasana ini tentu dapat menyegarkan diri Anda yang sengaja menenangkan diri atau berlibur sejenak dari rutinitas perkerjaan. Jika Anda beruntung, Anda juga akan menemui beberapa biota laut di pantai yang masih asri ini. Beberapa biota laut seperti siput,

bulu babi, ikan kecil, kepiting kadang kala akan muncul ke permukaan dan terlihat jelas, apalagi ketika air laut sedang surut. Perlu diketahui bahwa Pantai Padas Pecah ini dibuka setiap harinnya pada pukul 08.00 hingga 17.00 WIB. Tiket masuknya seharga Rp15.000,00 dengan biaya parkir seharga Rp5.000,00. Murah meriah bukan? Anda bisa bermain dan menghabiskan waktu sepuasnya di pantai ini, bonus perjalanan pantai yang ciamik. Nah, bagi Anda yang

ingin selalu eksis di media sosial, tentunya perjalanan tanpa mengabadikan momen adalah hal yang kurang, bukan? Jangan khawatir soal itu karena Pantai Padas Pecah juga menawarkan spot foto yang Instagramable dan kekinian. Bermodal kamera andalan, Anda bisa mengabadikan setiap momen tak terlupakan selama perjalanan. Semakin penasaran, bukan? Yuk, jangan lupa mampir ke pantai ini ya! Izam Tahun 42 Januari - Februari 2021 | |

33


Rancak Budaya

ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

Jasad Kekasihku yang Mati di Bawah Kolong Jembatan

D

oleh Mochamad Ogi Sandria i bawah kolong jembatan, semua terasa gelap. Hanya ada aku dan kekasihku yang terkapar tak berdaya. Aku masih tidak bisa menerima kenyataan. Dia sama sekali tak bergerak. Aku tahu, dia sudah mati. Namun, tetap saja, aku tidak bisa meninggalkan dia sendirian di sini. *** Aku tidak bisa membayangkan, bagaimana manusia keparat itu melukai kekasihku. Hanya ada dendam serta sumpah serapah yang menyesaki dadaku saat itu. Ketika itu, kekasihku hendak menyeberang jalan. Ia sudah sangat berhati-hati. Sayangnya, ia terserempet oleh pengendara motor yang ugalugalan. Suasana saat itu masih sangat sepi sehingga tak banyak orang yang tahu insiden tersebut. Kekasihku mengalami luka yang cukup serius. Dengan langkah

34 | Komunikasi Edisi 332

tertatih-tatih, ia berjalan menuju ke tempat yang sepi dan mengasingkan diri dari keramaian. Dia tahu bahwa ajalnya sudah dekat dan itupun dia lakukan juga demi aku. Aku yakin, dia tidak ingin membuatku bersedih jika aku kehilangan dia. Sepanjang hari itu, aku sangat khawatir karena aku tidak dapat menemukan kekasihku. Padahal, biasanya kita selalu berdua. Kita biasa bermain-main di taman. Juga menelusuri jalanan di kota bersamasama. Semua tempat sudah kucari. Namun, tak ada satupun petunjuk di mana kekasihku berada. Berbekal insting sekaligus indera penciumanku yang cukup tajam, aku pun mengikuti sisa-sisa bau kekasihku. Awalnya, aku heran karena semakin aku mengikuti bau itu, aku malah semakin jauh dari keramaian. Firasatku sangat buruk. Aku takut terjadi apa-apa.

Ternyata benar, aku akhirnya menemukan dia. Kondisi kekasihku sangat mengenaskan, seperti yang kuceritakan tadi. Dia berada dalam kondisi yang kritis. Luka bekas kecelakaan tadi mungkin sudah terinfeksi parah. Kekasihku tak banyak bicara. Dia hanya diam dan sedikit tersenyum kepadaku seolah berpesan bahwa semua akan baikbaik saja. Meski berat untuk diterima, aku harus tegar setelah mengetahui hidup kekasihku tidak lama lagi. Dia sudah berada di ambang pintu kematian. Pada detik-detik terakhir itulah, aku menenaminya dan memeluk tubuhnya dengan hangat agar dia tidak takut menghadapi dinginnya kematian. Hari itu adalah hari paling menyakitkan dalam hidupku. Aku kehilangan kekasih yang sangat aku cintai. ***


Rancak Budaya

ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

Sekitar tiga hari telah berlalu, aku masih setia menemani kekasihku yang telah terbaring mati di bawah kolong jembatan ini. Aku tak ingin meninggalkannya terdiam sendiri, meskipun bau busuk sudah mulai tercium dari jasad kekasihku. Tiba-tiba, aku dikejutkan oleh kehadiran beberapa manusia asing yang berjalan pelan menghampiri kami berdua. Jauh dari lubuk hatiku yang terdalam, aku masih membenci mereka. Merekalah yang telah membuat kekasihku tiada. Perlahan, mereka menjulurkan tangan mereka ke arah kekasihku yang sudah mati. Dengan susah payah, aku berteriak kencang dan melawan mereka. Aku ingin menjaga kekasihku. Paling tidak, itu adalah tugas terakhirku saat ini. Aku berteriak kepada mereka dengan sangat kencang, “Jangan bawa kekasihku!” Mereka tidak menggubris perkataanku. Sepertinya, kata-kataku tidak sampai kepada mereka. Justru, mereka membicarakan hal yang tidak aku mengerti. Aku masih keras kepala dengan keputusanku. Namun, rasanya sangat mustahil melawan mereka, sementara aku hanya sendirian di tempat ini. Aku tak kuasa lagi melawan dan terpaksa membiarkan kekasihku dibawa oleh mereka. Karena iba, mereka juga ikut membawaku pergi. Aku masih terisak dengan tangisku dan hanya terdiam menatap kekasihku. Kami

berdua lalu dibawa masuk ke sebuah mobil hitam misterius. Dan aku hanya bisa pasrah. Kami pun sampai di sebuah tempat. Sebuah tanah kosong di dekat pekarangan rumah. Mungkin, rumah itu adalah milik salah satu dari para manusia itu. Mereka lalu menggali lubang dengan sebuah sekop. Sementara itu, aku terus merengek sambil dan berteriak kencang, “Jangan bawa pergi kekasihku!” Tetapi, mereka mendekapku dengan sangat erat sehingga pemberontakanku terasa sia-sia saja. Rasanya sangat pahit, ketika mereka mengubur jasad kekasihku di sana. Itu artinya, aku tidak dapat melihat dia lagi. Prosesi pemakaman itu pun akhirnya selesai. Tak lupa juga, mereka memberikan tanda pada makam itu dengan sebuah ranting kayu tua yang gugur berjatuhan di sekitar pekarangan itu. Lalu, mereka pun melepaskanku. Tentu saja, aku langsung berlari dan memeluk tanah pemakaman tersebut. Tangisku pecah tak keruan. Aku berusaha mengais tanah pemakaman itu dengan tangan mungilku yang lemah tak bertenaga. Hal itu mungkin akibat dari kesedihanku yang membuatku tidak bernafsu makan selama beberapa hari ini.

hal yang bisa kulakukan saat ini adalah mengunjungi makam kekasihku setiap sore menjelang petang. Hanya itulah caraku mengobati rasa rinduku kepada kekasihku. *** Pada suatu sore yang mulai menua, seorang anak kecil tengah bercanda ria bersama keluarganya di pekarangan rumah. Perhatian anak kecil itu tiba-tiba tertuju ke sebuah ranting kayu dan juga hewan mungil yang mengelus-elus tanah di sekitar ranting kayu tersebut. “Ayah, mengapa kucing itu selalu kemari dan duduk di samping ranting kecil itu?” tanya anak kecil itu polos. “Kucing itu baru kehilangan pasangannya beberapa hari yang lalu. Ayah sangat sedih waktu membawanya kemari,” jawab ayah anak kecil itu. Perlahan, aku mendekat ke arah mereka berdua setelah aku melakukan ritual rutinku. Mereka mengelus-elus kepalaku dengan lembut. “Meow…Meow..” kataku mengharap seekor ikan asin yang biasa mereka berikan kepadaku setiap aku kemari.

Sayangnya, usahaku sia-sia. Semua percuma karena yang kuperlukan saat Penulis adalah mahasiswa Jurusan Sastra Jerman sekaligus Juara 3 Kompetisi ini hanyalah keikhlasan untuk melepas Penulisan Cerpen majalah Komunikasi kekasihku pergi untuk selamanya. Satu

Tahun 42 Januari - Februari 2021 | |

35


Pustaka

Enola Holmes,

Detektif Muda Bayangan Sherlock Holmes oleh Faradina Izdhihari A Judul

: Enola Holmes

Sutradara

: Harry Bradbeer

Tahun Rilis

: 2020

ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

E

nola Holmes adalah film yang diangkat dari karya novelis Nancy Springer, sebuah karya hasil adaptasi dari Sherlock Holmes milik Sir Conan Doyle. Dilansir dari laman IMDB, Enola Holmes mendapat rating 6.7, sedangkan di Rotten Tomatoes, film ini mendapat rating tinggi, yaitu 92 persen. Film Enola Holmes ini berlatar waktu 1884 di Britania Raya, tepatnya di daerah Bedfordshire, Luton Hoo. Gaya berpakaian Abad ke-19 yang dikenakan para pemainnya membuat kesan klasik film ini makin memikat. Film ini berkisah tentang Enola, seorang gadis berambut cokelat dan keriting. Sejak kecil gadis malang ini tinggal berdua saja dengan ibunya. Ayahnya sudah meninggal dan kedua kakaknya bekerja dan tinggal di luar kota. Ibu Enola mengajarinya banyak hal yang berbeda dengan yang diajarkan pada gadis seumurannya. Ia diajari sains, olahraga, hingga memecahkan teka-teki. Berkat didikan ibunya, Enola dapat membaca semua buku koleksi perpustakaan rumahnya. Tak hanya itu perbedaan Enola dengan gadis lainnya. Alin-alih memakai gaun yang cantik dan mewah, ia lebih merasa nyaman mengenakan pakaian pria. Konflik di film ini terjadi ketika ibunya tiba-tiba menghilang dan meninggalkan Enola sendirian tepat saat ia berulang tahun yang ke-16. Hal itu membuat kedua kakaknya, Sherlock Holmes dan Mycroft Holmes, pulang ke rumah. Kakak pertamanya, Mycroft Holmes membuat banyak aturan yang mengekangnya. Enola memutuskan untuk melarikan diri dari rumah untuk menghindari rencana kakaknya yang akan menyekolahkannya di sekolah perempuan. Ketika gadis berumur 16 tahun ini berhasil melarikan diri, ia bertemu dengan pemuda yang seumuran dengannya. Bukannya membantu menyelesaikan masalah, pemuda itu justru menambah masalah baginya. Namun, Enola bukan gadis yang mudah menyerah. Ibunya mengajarkan banyak hal padanya. Termasuk terus berusaha dan tidak menyerah. Di laman IMDB juga dikabarkan bahwa film yang disutradarai oleh Harry Bradbeer ini telah sukses menduduki peringkat ke-9 dalam Top 50 Adventure Movies and TV Shows 2020. Meskipun merupakan film petualangan, film ini dapat juga dikategorikan sebagai film Children & Family yang dapat ditonton berbagai kalangan, dari

36 | Komunikasi Edisi 332

yang muda sampai tua. Kehadiran Millie Bobby Brown dan Henry Cavill sebagai pemeran utama dalam film ini menjadi daya pikat tersendiri bagi penonton film. Millie yang berperan sebagai Enola telah dikenal dari sebuah serial di Netflix yang berjudul Stranger Things. Akting Millie cukup berhasil menghidupkan karakter yang ia perankan. Gayanya yang enerjik dan terlihat lebih urakan dari kedua kakaknya yang rapi, membuatnya berhasil menjadi sentral. Henry Cavill yang berperan sebagai Sherlock Holmes adalah bintang yang sukses berperan dalam Superman di DC Universe. Performa aktingnya tidak diragukan lagi. Karakter yang dimainkannya sempat membuat beberapa pencinta Holmes kecewa karena karakternya tidak sesuai dengan Sherlock. Namun, kembali lagi, film ini tidak menceritakan Sherlock Holmes. Kedua aktor sukses itu membuat film “Enola Holmes” sangat ramai diperbincangkan di media sosial. Meskipun dianggap sebagai film yang cukup menghibur, film ini cukup menuai kontroversi. Film ini menghapus beberapa adegan penting dari novel aslinya. Beberapa hal yang ada di novel dan film cukup berbeda. Inilah yang membuat para pencinta Holmes yang telah membaca novelnya merasa tidak puas dengan hasilnya. Film yang menjanjikan adanya misteri, nyatanya sisi misteri dalam film ini gagal menghadirkan ‘ketegangan’. Penonton juga merasa kecewa karena karya yang seharusnya menjadi serial, ternyata dijadikan sebuah film. Dampaknya, konfliknya menjadi terlalu cepat, berakhir tanpa penjelasan yang jelas, dan beberapa adegan terkesan terburu-buru. Secara keseluruhan, film ini dikemas cukup menarik dengan berbagai pesan yang disampaikan kepada penonton. Salah satunya adalah bagaimana cara kita untuk menentukan jalan hidup kita sendiri dan mengejar sesuatu yang menjadi impian kita. Jangan biarkan orang lain yang menentukannya. Tak hanya itu, film ini juga memuat unsur feminis yang menyuarakan kesetaraan gender. Dengan konflik yang cukup ringan dan tidak membuat pusing, film ini sangat cocok untuk ditonton saat bersantai. Penulis adalah mahasiswa Jurusan Sastra Inggris dan Juara 3 Kompetisi Penulisan Pustaka majalah Komunikasi


Rancak Budaya

Kata-Kata oleh Iqbal Abdul Rahman Rifky //1//

//4//

Untuk pemuja purnama, yang rajin membacakan sajak-sajak cinta saat munculnya. Aku menitipkan pesan, pada tiap untaian sajak-sajakmu. Beritahu purnama agar jangan bersinar di bawah kekasihku.

Pada akhir purnama, aku selalu berdoa. Semoga kau selalu hangat dalam pelukan kata-kata. Kata-kata yang selalu hangat. Menjagamu dalam tiap tidurmu, kata-kata yang manja, kata-kata yang setia.

//2//

//5//

Ada rindu dalam setiap pancaran sinar-sinar temaram, kasih saling

Akhirnya, kata-kata akan

berkaitan pada tiap tubuh yang terjamah. Tubuhmu yang tak terjamah, semoga dijaga oleh katakata. //3// Jika kata-kata sudah menjagamu, kembalikan. Titipkan pada sinar temaram purnama yang akan menunggumu menitipkan katakata. Menunggumu di atas sana.

menjagamu. Setialah pada katakata, bukan sajak-sajak cinta, hanya kata-kata karena bagiku, kata-kata dan jiwamu adalah segalanya.

Penulis adalah mahasiswa Jurusan Teknik Elektro sekaligus Juara 2 Kompetisi Penulisan Puisi majalah Komunikasi

ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

Tahun 42 Januari - Februari 2021 | |

37


Nama

: Sandra Ardiansyah

Fak/Jur

: Sastra/ Seni dan Desain

Seluruh civitas akademika UM dapat mengirimkan karya berupa komik dengan tema bebas dalam bentuk soft file yang dikirim langsung ke Kantor Redaksi Majalah Komunikasi Graha Rektorat Lantai II atau via email: komunikasi@um.ac.id selambat-lambatnya tanggal 25 Maret 2021 disertai identitas diri (nama, fakultas, jurusan, dan nomor HP).

38 | Komunikasi Edisi 332

35


Embun sering meninggalkan ilalang. Namun,diam-diam embun akan kembali pada ilalang dan menghilang ketika surya mulai bersinar. Begitu seterusnya, kamu juga datang dan pergi.

Nama : Muchammad Izam Masroir Fak/Jur : FIS/Sejarah Lokasi : Talangagung, Kabupaten Malang

Dirikan pilar-pilarmu, tegakkan dan kuatkan! Pilar dari doa, semangat, dan kerja kerasmu. Bangun pribadi yang pantang menyerah untuk meraih kesuksesan. Nama : Agustin Rahayu Intan Berlianti Fak/Jur : FIS/Sejarah Lokasi : Situs Sejarah Tegalsari

Kita memandang langit yang sama tetapi mengapa rasanya berbeda? Tunggu, ternyata bukan karena langitnya. Kita memang tidak sama, tidak akan pernah. Nama Fak/Jur Lokasi

: Wafiq Azizah : FMIPA/Matematika : Ngantang, Malang, Jawa Timur

Manusia, diam dan dengarkan. Alam lelah, alam marah. Mau seluas apa lagi ciptaan yang kau bangun? Mau seberapa banyak lagi dosa yang kau tenun? Nama : Nisrina Nur Yazida Fak/Jur : Teknik/Teknik Sipil Lokasi : Apartemen Gunawangsa Superblock, Gresik

Seluruh civitas academica UM dapat mengirimkan karya fotografi dengan tema dan tempat bebas dalam bentuk soft file yang dikirim langsung ke Kantor Redaksi Majalah Komunikasi Gedung Graha Rektorat Lantai II UM atau via email: komunikasi@um.ac.id selambatlambatnya tanggal 25 Maret 2021 disertai lokasi foto dan identitas diri (nama, fakultas, jurusan, dan nomor HP). Foto yang dimuat mendapat imbalan atau penghargaan yang sesuai.


Redaksi menerima tulisan reportase dengan panjang tulisan 1 halaman A4 font Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5 dikirim maksimal dua hari setelah pelaksanaan kegiatan ke email komunikasi@um.ac.id. Naskah yang layak akan dimuat di Komunikasi online dan mendapat imbalan atau penghargaan yang sesuai


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.